Suatu kota atau wilayah yang sudah sedemikian padat dan tidak mungkin lagi berkembang ke
arah horisontal, padahal kebutuhan akan tempat tinggal dan tempat kerja masih terus bertambah.
Maka satu-satunya alternatif adalah pengembangan ke arah vertikal. Dalam realisasinya,
pengembangan ke arah vertikal ini diwujudkan dalam bentuk bangunan gedung-gedung
bertingkat. Bangunan bertingkat adalah suatu sistem yang mempunyai lapis lantai lebih dari satu,
umumnya bertingkat ke atas walaupun ada juga yang bertingkat ke dalam tanah.
Ditinjau dari ketinggian gedung dan spesifikasi perancangan dan syarat-syarat, bangunan
bertingkat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Bangunan bertingkat rendah (Low rise building) : mempunyai 3-4 lapis lantai atau ketinggian +
10m.
2. Bangunan bertingkat tinggi (High rise building) : mempunyai lapis lantai lebih dari 4 dan
ketinggian lebih dari 10m.
Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan, yaitu :
Estetika
: mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat memberikan rasa aman
bangunan yang memadai sehingga bangunan awet dan mempunyai umur pakai yang panjang.
Beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam perancangan dan analisis bangunan bertingkat
adalah :
1. Tahap Arsitektural
Penggambaran denah semua lantai tingkat, potongan, tampak, perspektif, detail, fasilitas gedung,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bestek (Rencana Kerja dan Syarat/RKS).
2. Tahap Struktural
Menghitung beban-beban yang bekerja, merencanakan denah portal untuk menentukan letak
kolom dan balok utamanya, analisis mekanika untuk pendimensian elemen struktur dan
penyelidikan tanah untuk perencanaan pondasinya.
3. Tahap Finishing
Memberikan sentuhan akhir untuk keindahan dan melengkapi gedung dengan segala fasilitas
alat-alat mekanikal elektrikal, sebagai bentuk pelayanan kepada penghuninya.
Untuk mengetahui jumlah lantai tingkat dan nomor urut tingkatnya, maka pada masingmasing lantai diberi nomor urut sebagai berikut :
-
Basement
: ruang di bawah lantai 1 dalam tanah, umumnya digunakan sebagai tempat parkir,
Lantai 1 (ground floor) : lantai dasar, terletak di atas tanah dan langsung berhubungan dengan
halaman, diberi peil + 0.00
Atap (roof) : puncak bangunan, berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dan penghuninya
Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat
bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Rangka bangunan untuk bangunan bertingkat
sederhana atau bertingkat rendah, umumnya berupa struktur rangka portal (frame structure).
Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan balok yang merupakan rangkaian yang
menjadi satu kesatuan yang kuat.
Kolom portal harus dibuat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolomkolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat
kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak
sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin keatas boleh makin kecil. Perubahan
dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai agar pada satu lajur kolom mempunyai
kekakuan yang sama.
Balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari
plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah
jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan Momen, Gaya vertikal dan Gaya
horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, dibagian pangkal pada pertemuan dengan kolom
boleh ditambah tebalnya.
Rangka portal harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya terhadap beban-beban
sebagai berikut :
-
:M+H
Pembebanan sementara
: (M + H) + A
Atau
Pembebanan khusus
: (M + H) + K
Atau
: (M + H) + A + K
Atau
: (M + H) + G + K
Untuk merencanakan dan menghitung kekuatan suatu konstruksi bangunan dipakai pembebanan
tetap yang terberat. Setelah diproses ukuran dari konstruksi portalnya berdasarkan tegangan ijin
bahan, langkah selanjutnya adalah mengadakan hitungan kontrol terhadap beban sementara atau
beban khusus, dipilih pengaruh mana yang lebih membahayakan konstruksi. Apabila pada
hitungan kontrol ternyata konstruksi tidak aman terhadap beban sementara, maka ukuran
konstruksi tersebut harus diperbesar lagi. Jadi suatu konstruksi bangunan harus aman dan mampu
mendukung beban tetap, beban sementara dan atau beban khusus.
Pengertian Beban :
-
Beban mati adalah berat dari semua bagian bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala unsur
tambahan, pekerjaan pelengkap (finishing), serta alat atau mesin, yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari rangka bangunannya.
Beban hidup adalah berat dari penghuni dan atau barang-barang yang dapat berpindah, yang
bukan merupakan bagian dari bangunan. Pada atap, beban hidup termasuk air hujan yang
tergenang.
Beban angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya, karena adanya selisih
tekanan udara (hembusan angin kencang).
Beban gempa adalah besarnya getaran yang terjadi di dalam struktur rangka bangunan akibat
adanya gerakan tanah oleh gempa, dihitung berdasarkan suatu analisa dinamik.
Beban khusus adalah beban kerja yang berasal dari adanya selisih suhu, penurunan pondasi,
susut bahan, gaya rem dari kran, getaran mesin berat.
Rangka portal untuk bangunan bertingkat rendah, umumnya dibuat dari bahan konstruksi beton
bertulang. Bahan beton merupakan konstruksi yang kuat menahan gaya desak, sedang tulangan
baja mampu menahan gaya tarik, jadi bahan beton bertulang merupakan konstruksi bangunan
yang mampu menahan gaya desak dan gaya tarik, yaitu gaya-gaya yang bersifat merusak pada
konstruksi. Selain itu beton bertulang juga merupakan konstruksi tahan gempa, tahan api,
merupakan bahan yang kuat dan awet yang tidak perlu perawatan dan dapat berumur panjang.
Langkah-langkah dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat adalah :
Hitungan mekanika : pada tahap ini ditentukan besarnya beban yang bekerja, kemudian dengan
dasar gambar konstruksi dan metoda hitungan yang berlaku, dicari besarnya momen, gaya
lintang dan gaya geser akibat beban tetap.
Perencanaan konstruksi : misal akan dipakai konstruksi beton bertulang, maka dengan
berdasarkan tegangan ijin bahan dan hasil hitungan mekanika, dapat ditentukan dimensi dari
struktur beton dan tulangannya.
Kontrol gaya gempa : pada tahap beban sementara ini dilakukan kontrol hitungan dari hasil
dimensi struktur yang sudah didapat, agar nantinya struktur betul-betul mempunyai konstruksi
yang mantap, aman dan stabil.
Untuk membuat bangunan lebih tahan tehadap gempa tidak harus selalu memperbesar dimensi
dari elemen-elemen strukturnya. Hal ini justru akan membuat bangunan menjadi berat dan tidak
menguntungkan terhadap gaya gempa, sebab makin berat suatu bangunan akan makin besar dia
menyerap
gaya
gempa
1. Kayu
2. Beton dan
3. Baja.
Plat lantai dari baja umumnya hanya untuk bangunan gedung, bengkel atau bangunan khusus
yang dapat dipesan jadi dari suatu perusahaan baja atau bengkel besi, tidak dibicarakan dalam
posting ini.
1. Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan
yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas. Ukuran lebar papan umumnya 20-30cm.
Tebal papan dapat dipilih ukuran 2-3cm, dengan jarak balok-balok pendukung antara 60-80cm.
Ukuran balok berkisar antara 8/12, 8/14, 10/14, untuk bentangan 3-3,5m. Balok-balok kayu ini
dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok beton.
Beberapa keuntungan dan kerugian plat lantai dari kayu :
Keuntungannya :
-
Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
mengganggu penghuni di lantai bawahnya
Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya cocok
untuk bangunan yang terlindung
Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap sekurangkurangnya 7cm;
Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja sedang;
Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah;
Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua
kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi
baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis kedap air
dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.
Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :
Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc
Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar,
untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan
plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah
tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi besar
dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
Beban hidup (untuk rumah tinggal)
= 0,200 t/m2
= 0,250 t/m2
= 0,018 t/m2
Berat tegel+perekat
= 0,120 t/m2
Berat plafon+penggantung
= 0,020 t/m2
= 2,4
t/m3
(elemen pembebanan selengkapnya dapat dilihat pada buku : Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Gedung, 1983)
Tangga adalah jalur yang bergerigi (mempunyai trap-trap) yang menghubungkan satu lantai
dengan lantai diatasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai
tingkat. Letak tangga harus dibuat agar mudah dilihat dan dicari oleh orang yang akan
menggunakannya. Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain, agar orang yang naik
turun tangga tidak mengganggu aktifitas penghuni yang lain. Apabila tangga dimaksudkan juga
sebagai jalan darurat, sebaiknya direncanakan dekat dengan pintu keluar, agar bila terjadi
bencana (kebakaran, gempa) penghuni di lantai atas dapat turun langsung ke luar menuju ke
halaman.
BAGIAN DARI TANGGA :
-
Pondasi tangga
Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tangga tidak mengalami penurunan, pergeseran, maka di
bagian pangkal tangga bawah harus diberi pondasi. Pondasi tangga dapat berupa pasangan batu
kali, beton bertulang atau kombinasi kedua bahan. Pada lantai tingkat, di bawah pangkal tangga
harus diberi balok anak sebagai pengaku plat, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang
besar.
Ibu tangga
Ibu tangga merupakan bagian konstruksi pokok yang berfungsi mendukung anak tangga. Ibu
tangga dapat merupakan konstruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunannya, tapi boleh
juga dibuat terpisah, tergantung cara mana yang dianggap paling menguntungkan.
Anak tangga
Anak tangga adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk bertumpunya telapak kaki. Anak
tangga dipasang secara teratur, agar enak dan aman dilalui, bentuk dan lebar serta selisih tinggi
masing-masing anak tangga harus dibuat sama. Anak tangga dapat dibuat secara menerus
bersambungan dari bawah sampai atas. Bila menghendaki variasi bentuk lain, anak tangga dapat
juga dibuat secara terpisah dengan bentuk sesuai selera.
Pagar tangga
Pagar tangga adalah pelindung di samping sisi tangga untuk melindungi agar orang tidak
terpelosok jatuh. Pada sisi tangga yang berbatasan langsung dengan tembok tidak perlu dipasang
pagar tangga, tapi di sisi lain yang bebas harus diberi pagar.
Pegangan tangga
Pegangan tangga adalah batang yang dipasang sepanjang anak tangga untuk bertumpunya
tangan, agar orang yang naik turun tangga merasa lebih aman. Pegangan tangga dipasang
bertumpu pada tiang-tiang pagar tangga. Untuk menahan dorongan orang pada pegangan tangga,
maka tiang-tiang ini harus ditanam kuat pada anak tangga atau ibu tangga, agar tidak mudah
roboh ke samping. Tinggi pegangan tangga dibuat 80cm diukur dari permukaan anak tangga.
-
Bordes
Bordes adalah plat datar diantara anak-anak tangga, berguna sebagai tempat untuk memberi
kesempatan orang yang naik tangga beristirahat sejenak. Bordes dipasang pada tangga lurus yang
terlalu panjang atau pada sudut sebagai tempat peralihan arah tangga yang berbelok. Bordes
dapat dibuat lebih dari satu, apabila arah beloknya tangga lebih dari dua kali. Lebar bordes untuk
bangunan rumah tinggal cukup dibuat 80-100cm, untuk bangunan umum dibuat lebar 120200cm.
HITUNGAN TANGGA :
Untuk membuat tangga tidak dapat asal jadi saja, atau dibuat sesuai selera tanpa memperhatikan
segi-segi teknisnya. Tangga harus dibuat sedemikian, sehingga memberi kemudahan, kenikmatan
dan rasa aman bagi orang yang melaluinya. Untuk ini perlu diberikan beberapa syarat dan
hitungan dalam merencanakan tangga.
Ukuran lebar ini adalah ukuran bersih, jadi lebar ruang tangga yang dibutuhkan masih harus
ditambah tebal pagar tangganya. Pada sisi yang berbatasan dengan dinding ditambah dengan
tempat untuk pegangan tangga.
-
2t + l
= 60 - 65cm
lebar pijakan
Contoh Hitungan :
Misal selisih tinggi lantai = 320cm
Dicoba
: t = 16cm
l = 26cm
Masukkan rumus :
2t + l = 2.16 + 26 = 58 < 60, tangga terlalu landai, melelahkan.
Dicoba
: t = 20cm
l = 28cm
Masukkan rumus :
2t + l = 2.20 + 28 = 68 > 65, tangga terlalu curam, cepat melelahkan.
Dicoba
: t = 18cm
l = 28cm
Masukkan rumus :
2t + l = 2.18 + 28 = 64, boleh dipakai.
Jumlah anak tangga = (selisih tinggi lantai / t) - 1
= 320 / 18 1 = 17,778 1 = 16,778 buah ~ 17 buah
-
Konstruksi tangga
Selain harus dibuat indah dan enak, tangga juga harus mempunyai konstruksi yang kuat dan
stabil. Tangga merupakan jalan penghubung ke lantai tingkat, jadi kerusakan pada tangga berarti
menutup jalan ke atas, hal ini jelas akan mengganggu aktifitas penghuni di lantai atas.
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983, beban pada tangga diambil
lebih besar daripada beban pada lantai tingkat, hal ini dapat dimaklumi, karena orang berdesakdesak lebih banyak pada saat naik dan turun tangga.
Untuk bangunan rumah tinggal diambil
: 250 kg/m2
: 300 kg/m2
Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, hanya kerugiannya bila
terjadi penurunan pada bangunan akan menyebabkan perubahan sudut kemiringan tangga. Bila
konstruksi tangga dibuat terpisah secara struktural dengan rangka bangunannya, dapat dibuatkan
pondasi sendiri, rangka tangga tidak menempel pada dinding, tapi diberi sela + 5cm.
Plesteran keras 1semen : 2pasir, yang dibuat kasar agar tidak licin
Diatasnya dapat dipakai untuk ruangan serba guna, seperti gudang, jemuran, bak air.
Konstruksi atap yang menjadi satu dengan rangka portalnya, menambah sifat kaku dari
bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya horisontal, oleh angin atau gempa.
Karena tahan api, maka dapat mencegah menjalarnya api yang datang dari arah atas kedalam
ruangan dibawahnya.
ATAP SUDUT :
Atap sudut atau atap bersudut adalah suatu bentuk atap yang mempunyai kemiringan, sehingga
membentuk suatu sudut dengan rangka bangunannya. Ditinjau dari besarnya sudut kemiringan,
atap sudut dapat dibagi menjadi dua, yaitu : atap landai dan atap runcing.
Atap landai dapat menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar, seperti seng
gelombang atau asbes. Untuk membentuk sudut kemiringan atap, dapat dibuat konstruksi rangka
batang (kuda-kuda) dari kayu atau baja. Karena landai, maka tekanan angin yang diterima hanya
kecil saja, hal ini akan menguntungkan terhadap kestabilan konstruksi.
Atap runcing dapat memberi kesan megah dan anggun terhadap bangunannya. Pembuatan rangka
atap membutuhkan batang lebih banyak dan luas, bidang atapnya juga lebih besar dibandingkan
atap landai, jadi harga per satuan luas atap menjadi lebih mahal juga. Pengaruh tekanan angin
pada bidang atap dan pengaruh gaya gempa terasa lebih besar, maka ukuran konstruksi pada
rangka bangunannya harus juga diperhitungkan adanya momen guling oleh angin dan atau
gempa.
Makin tinggi tempat dari muka tanah, makin besar pula tekanan anginnya, maka untuk mencegah
agar atap tidak terbang dihembus angin, dalam memasang kuda-kudanya tidak boleh hanya
diletakkan begitu saja, tapi harus diangker kuat atau dibegel pada kolom pendukungnya.
BAGIAN VI : SANITASI
Sanitasi adalah suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin
agar keadaan didalam rumah selalu bersih dan sehat. Usaha ini harus ditunjang oleh adanya
penyediaan air bersih yang cukup dan pembuangan air kotoran yang lancar. Air minum harus
memenuhi persyaratan sebagai air minum yang berguna untuk kebutuhan hidup manusia,
seperti : minum, masak, cuci, menyiram, dalam arti air harus sehat, jernih, bersih dari kuman
penyakit dan kotoran lain, tidak mengandung zat kimia aktif, tidak bau dan tidak ada rasa.
Kebutuhan air bersih dapat diambilkan dari PAM atau sumur yang dibuat sendiri. Pada bangunan
bertingkat diperlukan pompa air untuk menaikkan air dari sumber di bawah ke bak atas yang
kemudian akan mendistribusikan ke lantai bangunan yang membutuhkan. Aliran air dari bak atas
ke lantai bangunan akan berjalan secara gravitasi, artinya air mengalir karena ada beda tinggi,
oleh karena itu letak bak air atas harus lebih tinggi 3m atau lebih, dari tinggi lantai tingkat yang
tertinggi, agar air masih dapat mengalir ke semua lantai tingkat. Air kotor adalah air bekas pakai
yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan
wabah penyakit. Alat pembuangan air kotor dapat berupa : kamar mandi, wastafel, kran cuci, wc
dan dapur. Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama-sama dengan air dari WC maupun
dari dapur, jadi masing-masing harus dibuatkan pipa-pipa pembuang sendiri. Semua pipa dari
WC harus masuk lebih dahulu ke bak septiktank, untuk proses penghancuran kotoran, kemudian
baru boleh disalurkan ke sumur resapan atau riol kota bersama-sama air dari kamar mandi, dapur
dan kran-kran cuci.
Diameter pipa pembuang dari kamar mandi lantai tingkat adalah 3 (7,5cm). Pipa pembuang dari
WC harus 4 (10cm) atau lebih. Sedangkan pipa dari dapur boleh dipakai diameter 2 (5cm).
Pipa-pipa pembuang dapat diletakkan pada satu Shaft (lubang yang menerus yang disediakan
untuk tempat pipa air bersih dan pipa air kotor pada bangunan bertingkat, agar memudahkan
kontrol). Bila tidak ada shaft, pipa-pipa dapat dipasang didalam kolom-kolom beton dari atas
sampai bawah. Setelah sampai bawah, semua pipa/saluran pembuang air kotor harus merupakan
saluran tertutup di dalam tanah, agar tidak menyebarkan bau yang tidak sedap dan mencegah
tersebarnya bibit penyakit.
Dibawah lantai tingkat, semua pipa sanitasi diberi lubang kontrol, yang sewaktu-waktu dapat
dibuka bila terjadi kemacetan aliran air buangan. Lubang kontrol berupa ujung pipa yang ditutup
dengan penutup yang dapat dibuka secara mudah. Kebocoran pada saluran pembuang di lantai
atas, akan sangat mengganggu dan merugikan penghuni di lantai bawahnya. Untuk mencegah hal
ini, sebaiknya semua pipa pembuang diuji dulu kerapatannya, sebelum ditutup dengan tegel, agar
tidak terjadi pekerjaan pembongkaran lantai yang sudah jadi. Pada bangunan tingkat, sebaiknya
letak kamar mandi/wc dibuat lurus vertikal ke atas, sehingga bila terjadi kebocoran yang tidak
diinginkan, air bocoran dapat terkonsentrasi di sekitar kamar mandi saja, sehingga lebih mudah
untuk mengadakan perbaikan. Semua lantai untuk kamar mandi/wc harus dibuat kedap air dan
letaknya harus lebih rendah dari lantai ruangan lain untuk memungkinkan dapat dipasang pipapipa pembuang.
tidak ada plafon, pipa listrik harus ditanam dalam beton. Semua pipa dipasang lengkap sebelum
betonnya dicor, untuk memudahkan penarikan kabel listriknya nanti.
2. Penangkal Petir
Sebuah benda yang menjorok tinggi dibanding benda-benda disekitarnya, akan lebih besar
kemungkinan disambar petir, demikian pula pada bangunan bertingkat. Untuk melindungi
bangunan dan penghuninya dari sambaran petir, maka pada bangunan bertingkat sangat perlu
dipasang alat penangkal petir yang dipasang pada bagian atap yang tertinggi. Pemasangan
penangkal petir ini juga dilaksanakan oleh perusahaan instalatir listrik yang telah mendapat
rekomendasi PLN. Tiang penerima petir yang dipasang di atas atap harus dihubungkan ke tanah
oleh kabel yang ditanam sampai mencapai air tanah terendah. Setinggi 2 meter diatas permukaan
tanah, kabel ini harus dibungkus dengan pipa untuk mencegah penyebaran aliran petir yang dapat
membahayakan orang yang lewat didekatnya.
Ada dua jenis alat penangkal petir yang ada di pasaran, yaitu :
-
Alat penangkal petir biasa, dapat dikerjakan oleh instalatir pada umumnya. Bersifat hanya
menerima bila ada petir yang menghampiri gedung tersebut.
Alat penangkal petir radioaktif, untuk pemasangannya harus ada rekomendasi dari Batan (Badan
Atom Nasional). Bersifat menangkap bila ada petir disekitar gedung tersebut dalam radius
tertentu.
3. Pompa Air
Alat ini untuk menaikkan air ke atas ke bak penampung yang dipasang lebih tinggi dari
ketinggian lantai tingkat, agar air nantinya dapat mengalir ke semua lantai tingkat. Pompa pada
umumnya mempunyai daya dorong lebih besar dibandingkan daya hisapnya, oleh karena itu
pompa lebih banyak dipasang di dekat permukaan air dari sumber yang akan diambil. Setiap
pompa mempunyai spesifikasi dan kekuatan yang berbeda. Untuk memilih pompa, harus diukur
lebih dahulu kedalaman air yang akan dihisap dan ketinggian bak penampung yang akan
disuplai.
4. Alat Komunikasi dan AC
Pelengkap gedung lain yang dapat menunjang aktifitas penghuni, antara lain : telepon yaitu alat
komunikasi antara ruang didalam gedung maupun komunikasi dengan pihak di luar gedung. Alat
ini sangat membantu dalam efisiensi kerja, menghemat waktu dan tenaga untuk berjalan ke sana
ke mari. AC (Air Conditioner) yaitu alat untuk menyejukkan dan memberikan udara segar di
dalam ruangan, maksudnya agar penghuni merasa betah dan tidak cepat lesu/letih dalam bekerja.
Untuk memasang AC perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
-
Harus dicegah sebanyak mungkin masuknya sinar matahari ke dalam ruangan, misalnya
menggunakan tirai penahan matahari (Sunscreen) atau kaca riben;
Plafon dibuat cukup rendah, agar volume ruang yang didinginkan tidak terlalu besar;
Dalam ruangan sebaiknya menggunakan bahan-bahan interior yang dapat menyimpan dingin
dalam waktu lama;
Untuk menjaga kesejukan dan kesegaran udara dalam ruang, disarankan tidak merokok atau
membuat asap, debu, di dalam ruangan ber AC;
Ruangan ber AC harus selalu dalam keadaan tertutup untuk menjaga kondisi kesegaran dan
kesejukan udara dalam ruang selalu kontinyu dan stabil temperaturnya.
AC dapat dipasang secara : Sentral AC dan Lokal AC. Sentral AC hanya dibutuhkan satu unit
mesin pendingin untuk mensuplai hawa dingin ke seluruh ruangan. Lokal AC hanya dipakai dan
dipasang pada tiap ruangan, jadi kalau hanya satu ruang yang membutuhkan AC, cukup
dihidupkan AC pada ruang tersebut saja, ini jelas akan menghemat pemakaian tenaga listriknya.