Anda di halaman 1dari 42

MATA KULIAH : FORENSIK BANGUNAN GEDUNG

KODE MK : 19B12D703
SEMESTER : ANTARA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
ANDINI ANGREANI IRWAN 1921152006
NURMAGHFIRAH 1921152025
ASRIYANTI
HUSNUL KHATIMAH BASRI 1921152049

TSBG 01/A

TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG


PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah adalah sesuatu bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena
rumah merupakan kebutuhan primer bagi mansia sebagai tempat berlindung manusia dari
berbagai gangguan dari luar, selain itu kalau kita lihat dari beberapa pengertian rumah juga
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian tempat manusia melangsungkan kehidupannya.
Suatu proses perencanaan sudah sewajarnya seorang perencana bangunanan hendaknya
mempertimbangkan salah satu aspek pada tahap pasca konstruksi yaitu aspek pemeliharaan.
Kenyamanan bagi penghuninya merupakan persyaratan yang harus dipenuhi selama bangunan
difungsikan. Tingkat kemudahan pemeliharaan sebuah bangunan secara signifikan akan
mempengaruhi besarnya biaya pemeliharaan setiap tahunnya. Setiap bangunan akan mengalami
penurunan kondisi selama umur layanan disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena
pengaruh lingkungan, struktur bangunan, penggunaan dari bangunan itu sendiri dan lain
sebagainya. Untuk menjaga agar bangunan tersebut tetap dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya maka diperlukan pemeliharaan. Pemeliharaan bangunan didahului oleh kegiatan
pemeriksaan kerusakan bangunan dan melakukan hipotesa kerusakan yang selajutnya untuk
menetapkan jenis pemeliharaan atau rekonstruksi perbaikan terhadap bangunan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian kerusakan bangunan lebih banyak diakibatkan faktor kesalahan
manusia (human error) dibandingkan dengan pengaruh bencana. Melalui kemajuan teknologi,
dewasa ini perbaikan bangunan dapat dilakukan dengan berbagai alternatif yang sangat lugas,
tergantung pada tingkat kerusakan yang dialami dan tujuan perbaikan. Dari hal-hal yang telah
dikemukakan diatas penulis ingin menganalisa sejauh mana kelayakan bangunan untuk
difungsikan kembali tanpa harus merubuhkan.
Kegagalan atau kerusakan bangunan terkait dengan tidak berfungsinya bangunan
sebagaimana rencananya, kegagalan terhadap keamanan dan kegagalan terhadap fungsi dari
bangunan. Bangunan tersebut secara alami mengalami penurunan kualitas seiring dengan
bertambah usianya, dan ini dapat diartikan dengan berkurangya tingkat keamanan dan
kenyamanan. Pertambahan usia bangunan bukan hanya satusatunya faktor yang menurunkan
kualitas bangunan. Tidak jarang dijumpai bahwa bangunan mengalami kerusakan atau tingkat
kenyamanan berkurang tidak lama setelah difungsikan. Beberapa faktor yang menimbulkan
kerusakan pada bangunan antara lain disebabkan oleh: bencana alam (Gempa, angin kencang,
tanah longsor, tsunami); kebakaran, kesalahan perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan
selama proses pembangunan, serta pengubahan fungsi dan penggunaan selama masa
penggunaan.
1.2. Maksud dan Tujuam
1.2.1. Maksud
Maksud dari kegiatan audit ini adalah :
a. Memberikan informasi dan volume jenis kerusakan;
b. Memberikan informasi tentang hipotesis penyebab kerusakan;
c. Memberikan informasi tindakan pemeliharaan yang harus dilakukan.
1.2.2. Tujuan
Tujuan kegiatan ini sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi bangunan sebagai
dasar untuk menentukan prioritas perbaikan.

1.3. Ruang Lingkup Penelitian


Rumah Sederhan di jalan toddopulli dan bangunan dari internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Forensic Engineering
Forensic Engineering adalah seseorang atau team yang harus sesuai dengan bidangnya
seperti teknik struktur, teknik geoteknik, teknik hidro, teknik transportasi dan lain sebagainya
yang mampu memberikan saran-saran perbaikan. Oleh karena itu agar dapat diperoleh dan
diketahui penyebab suatu kerusakan bangunan ataupun sturktur konstruksinya maka perlu
dikembangkan suatu bidang ilmu yang tampaknya sangat diperlukan diamasa-masa mendatang
yaitu Teknik Forensic dan repair pada bangunan dan konstruksi bangunan yang disebabkan oleh
kerusakan akibat bencan alam murni ( natural disaster ) atau kerusakan diakibatkan oleh tangan
manusia (artificial disaster ).

2.2. Tujuan Forensik Engineering


Tujuan bidang ilmu Forensic ini adalah untuk membuka wawasan pemerintah, masyarakat,
praktisi dalam bidang asuransi, lembaga pengambil keputusan dalam permasalahan yang terjadi
berdasarkan teknik Forensic.

2.3. Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan


Bangunan sejak awal perencana, pelaksana hingga masa pemakaiannya berkemungkinan untuk
mengalami kerusakan akibat beberapa faktor :
2.3.1. Faktor Umum Bangunan
Dengan bertambahnya usia bangunan terjadi penurunan kualitas dan kemampuan untuk
menahan beban, bila tidak dilakukan pemeliharaan secara teratur, maka secara singkat
dapat dikatakan bahwa kerusakan bangunan tergantung pada waktu (time dependent).
Penurunan kualitas dapat dipengaruhi oleh gaya yang bekerja dari luar atau dari dalam
komponen itu sendiri. Pengaruh gaya dalam bentuk jangka panjang dapat menimbulkan
proses rangkak ( Creep ), getaran yang terjadi dapat menimbulkan kelelahan atau fatigue,
pengaruh radiasi matahari dan hujan silih berganti dapat menimbulkan dekarbonisasi pada
bahan bangunan, pengaruh gaya gempa dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen
non struktural dan struktural.

2.3.2. Faktor Kondisi tanah dan Air Tanah


Penempatan seluruh bangunan berdiri diatas tanah, kecuali bangunan tradisional yang
dikenal bangunan panggung atau rumah diatas air yang sering dengan pondasi tapak. Sifat
tanah berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya walaupun dalam satu lokasi yang
sekecil apapun prilaku tanahpun berbeda, perbedaan tanah tersebut akibat mekanisme
pembentukannya. Bila hendak mendirikan bangunan harus dilakukan penelitian yang
intensif untuk mendapat sifat fisis dan mekanisnya. Semua ini tujuan untuk memilih
pondasi yang tepat untuk bangunan tersebut sehingga penurunan yang terjadi dapat
dihindari terutama sekali penurunan tidakseragam (differential settlement) yang
menimbulkan tegangan ekstra pada komponen bangunan lain. Air tanah juga dapat
memberikan permasalahan pada bangunan. Ada beberapa pengaruh akibat air tanah yang
tinggi antara lain : pelumutan, perembesan pada komponen bangunan dan dapat
mengangkat akibatnya terjadi tekanan pada dinding atau lantai basement terjadinya daya
angkat (up lift) dan ketika terjadi perubahan kadar air tanah akibat perubahan musim.
Tanah dengan kemampuan mengambang (swelling) dan menyusut (shrinkage) sangat
tinggi dapat menimbulkan tegangan ekstra yang besar terhadap komponen struktur bawah
(Sub Structure Component).

2.3.3. Faktor Angin


Angin sangat dibutuhkan manusia dalam kehidupan namun angin dapat juga merupakan
ancaman bagi manusia, angin kencang sering mengakibatkan kerusakan pada bangunan.
Untuk itu pula perlu diketahui prilaku angin disuatu daerah dan diperhitungkan terhadap
bangunan dengan bentuk tertentu dan bangunan dengan ketinggian tertentu, angin dapat
menimbulkan daya isap ataupun daya tekan dan juga pada bangunan asimetris dapat
mengakibatkan efek gaya punter / torsi (torsion).

2.3.4. Faktor Gempa


Gempa sebagaimana angin merupakan fenomena alam yang akan terjadi pada tempat dan
waktu tertentudan dapat berulang pada lokasi yang sama dengan periode ulang tertentu.
Pergerakan kulit bumi biasanya terjadi secara mendadak yang diakibatkan terlepasnya
energy yang ditahan oleh kulit bumi yang saling bergesekan atau berbenturan. Energi yang
dilepaskan dapat merambat keseluruh penjuru dengan kecepatan rambat tergantung pada
kedalaman dan jarak gempa serta kondisi tanah dimana bangunan didirikan. Selain hal
tersebut kerusakan pada struktur tergantung pada jenis dan kualitas bangunan.

2.3.5. Faktor Longsor


Tanah longsor dapat terjadi akibat beberapa dampak seperti : banjir, curah hujan yang
tinggi, erosi tanah, pembebanan bangunan, getaran kendaraan beban, gempa dan lain-lain.
Peristiwa longsor dapat terjadi dimana saja bila keseimbangan daya dukung tanah
terganggu akibat hal-hal tersebut diatas.

2.3.6. Faktor Petir


Di beberapa daerah di Indonesia petir merupakan jenis bencana alam yang sering terjadi.
Sembaran petir sering mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan pada bangunan serta
peralatan listrik dalam bangunan.

2.3.7. Faktor Kualitas Bangunan


Suatu bangunan terbentuk dan tersusun dari berbagai macam dan jenis bahan, apakah
bahan alami atau bahan buatan, sehingga kualiatas dari masing-masing bahan yang
digunakan jelas. Pemilihan kualitas dari bahan bangunan yang dipakai harus ditentukan
dari berdasarkan tujuan pengguna yaitu apakah bangunan sementara atau bangunan
permanen atau bangunan dengan spesifik tertentu seperti tahan terhadap zat reaktif, tahan
terhadap kebakaran dan sebagainya

2.3.8. Faktor Hama


Rayap adalah fauna jenis serangga yang paling banyak mengakibatkan kerusakan pada
bahan kayu, terutama sekali menyerang kayu yang tidak diawetkan dengan membuat
sarang didalam tanah dan berkumpul dalam koloni yang besar. Serangan pada bahan kayu
sering tidak terlihat dan baru disadari bila bahan telah mengalami kerusakan berat.
Kemampuan rayap untuk menghancurkan bahan kayu sangat dahsyat, koloni rayap dengan
60.000 anggota mampu menghabisi kayu pinus berukuran 40 m x 2 x 4 cm selama 118 s.d
157 hari. Sedangkan dengan berkoloni 1-2 juta ekor akan menghabiskan kayu 1 m3
diperlukan waktu 9.000 s.d 21.000 hari bila penyerang berasal dari 1 koloni saja.

2.3.9. Faktor Kualitas Perencanaan


Daya tahan suatu bangunan sangat ditentukan berbagai unsure yang mungkin
mempengaruhi atau pemilihan bahan yang digunakan. Berdasarakan hal tersebut maka
dilakukan berbagai asumsi ataupun pendekatan yang diperlukan dalam proses penentuan
beban-beban yang mungkin bekerja. Selanjutnya berdasarkan beban yang mungkin bekerja
dilakukan analisis kekuatan-kekuatan dengan asumsi-asumsi mekanika struktur yang
dianggap sesuai. Tidak jarang ditemukan bangunan yang mengalami kerusakan akibat
kelalaian manusia yang kurang tepat dalam mengambil asumsi atau pendekatan yang
seharusnya diperhitungkan akan mempengaruhi bangunan. Untuk itu perlu dipahami
secara jelas oleh perencana bahwa karakteristik suatu wilayah, bahan bangunan yang akan
dipakai dan philosopi mekanika struktur yang tepat perlu dipertimbangkan dengan matang
sebelum menentukan pilihannya dalam perencanaan. Kesalahan-kesalahan dalam
penentuan asumsi-asumsi akan mengakibatkan kerusakan bangunan.

2.3.10. Faktor Kesalahan Perencana


Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada bangunan yang mengalami kerusakan,
banyak diantaranya yang kesalahan dalam pelaksanaan. Kesalahan ini karena para pelaku
pembangunan seperti pengawas dan pelaksana tidak melaksanakan secara tepat sesuai
aturan yang telah direncanakan dalam spesifikasi oleh perencana, masalah lain
ketidakmampuan pelaksana yang kurang dalam memahami teknologi yang harus
digunakan dalam pelaksanaan.

2.3.11. Faktor Perubahan Fungsi


Sering dijumpai suatu bangunan berubah fungsi dari fungsi awalnya seperti bangunan
perumahan menjadi bangunan perkantoran ataupun bangunan industry ataupun bangunan
yang direncanakan dua tingkat menjadi bangunan tiga tingkat. Semua ini akan mengubah
asumsi dasar perencanaan semula. Perubahan ini semua akan mempengaruhi terhadap
beban yang bekerja dan selanjutnya akan mempengaruhi stabilitas atau usia layan
bangunan.

2.3.12. Faktor Kebakaran


Kebakaran dapat terjadi kapan dan dimana saja, sehingga peristiwa ini dapat terjadi pada
semua jenis dan kualitas bangunan. Berdasarkan teori kebakaran dapat terjadi bila terdapat
3 unsur yaitu :
1) Benda/bahan bakar
2) Sumber panas dan
3) Oksigen
Kebakaran terjadi bila ketiga unsur sumber penyebab api tersebut mencapai titik nyala.
Kebakaran dapat terjadi akibat peristiwa alam seperti sambaran petir atau dampak bencana
gempa. Tetapi berdasarkan penelitian pada umumnya kebakaran karena kesalahan
manusia.
2.4. Jenis Dan Tipe Kerusakan
Jenis kerusakan yang terjadi pada bangunan sangat bervariasi, tergantung pada penyebab
kerusakan yang mempengaruhi. Dari setiap klasifikasi jenis kerusakan, masih dapat dibedakan
atas berapa penyebab. Dari satu penyebab kerusakan masih dapat menghasilkan lebih dari satu
tipe kerusakan, maka secara kelompok besar dapat dibagi beberapa tipe kerusakan menurut
Syafei Amri, 2006 :
1) Kerusakan komponen arsitektur
2) Kerusakan komponen atas (Upper Structure) dan struktur bawah (Sub Structure )
3) Kerusakan komponen mekanikal dan elektrikal

Menurut Skempton dan Mc Donald 1956; Bromhead 1984; Boscardin & Cording 1989; Fed &
Carper 1997 type kerusakan adalah sebagai berikut :

1) Kerusakan arsitektural
Tipe kerusakan ini sangat berkaitan dengan retak-retak pada bangunan gedung, lantai dan
cat penutup. Retakan pada plester dinding > 0,5 mm lebar, retak pada dinding pasangan
batu > 1 mm lebar, perlu dipertimbangkan sebagai nilai ambang untuk bangunan
berpenghuni ( Burland dkk, 1997 ).
2) Kerusakan fungsional
Berkaitan dengan penggunaan bangunan (pintu dan jendela macet, retakan dinding luas dan
plester berjatuhan, dinding atau lantai miring). Gerakan tanah dapat sebagai penyebab
kerusakan ini.
3) Kerusakan structural
Merupakan kerusakan yang berkaitan dengan stabilitas bangunan ( runtuh dalam
mendukung beban ), termasuk kerusakan total dari struktur.
4) Kerusakan tersembunyi,
Berkaitan dengan tidak dapat dilihat secara visual. Misalnya penurunan mutu material
pekerjaan. Hal ini baru dapat diketahui kalau ada review design, uji standar bahan, dan lain-
lain. Contoh pengaruh piping, creep yang terjadinya dalam waktu cukup lama dan sulit
untuk diteksi ( Greenspan dkk, 1989 ).
5) Kerusakan yang terjadi berkaitan dengan membengkaknya biaya, biaya yang
dikeluarkan terlalu besar untuk kegiatan pekerjaan tersebut, kegagalan menyelesaikan
pekerjaan proyek tepat waktu. Tampak kegagalan struktur geoteknik dapat masuk
kerusakan fungsional dan struktural, namun tidak menutup kemungkinan pada kerusakan
tersembunyi ( latent ) dan membengkaknya biaya.
6) Keperluan Ahli
Dari kondisi kerusakan yang terjadi perlu dicari penyebab kerusakan, siapa yang
bertanggung jawab, apakah dapat diajukan kepengadilan, ganti rugi yang menjadi korban.
Oleh karena itu dibutuhkan seorang Ahli sesuai dengan bidan keahliannya guna
memberikan jawaban tentang sebab terjadinya kerusakan akibat bencana, atau sebab-sebab
lain, dan siapa yang bertanggung jawab, serta memberikan rekomendasi penanggulangan
atau perbaikannya. Ahli ini harus mempunyai pengalaman, keahlian dalam bidangnya atau
dikeanal sebagai Ahli Teknik Forensic (Foren-sic Engineer). Seorang Forensic Engineer
mempunyai tugas :
1) Menyelidiki kerusakan, kekurangan atau keruntuhan suatu konstruksi,
2) Menentukan penyebab masalah tersebut (kerusakan, keruntuhan dsb),
3) Dalam banyak kasus memberikan rekomendasi tentang perbaikannya,
4) Menentukan siapa yang harus bertanggung jawab akan kerusakan atau kemunduran
suatu konstruksi.

Menurut ASCE (Greespan dkk, 1989) kualifikasi seorang Forensic Engineer adalah :

1) Seorang expert dalam bidangnya,


2) Mempunyai pengetahuan yang seksama pada subject yang diselidiki,
3) Pengetahuan sebagai expert dapat juga bagi ahli teknik yang berpengalaman di
bidangnya,
4) Bila subject yang diselidiki tidak sesuai dengan bidangnya, pekerjaan tersebut harus
ditolak,
5) Dan perlu dihindari sebagai seorang Forensic Engineer adalah konflik kepentingan,
prasangka, pembelaan (Carper, 1989)
6) Seorang Forensic Engineering (FE) harus sampai pada final konklusi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
PELAKSANAAN
4.1 Gambaran Umum
Gambaran umum Bangunan Rumah Seerhana dideskripsikan sebagai berikut :
1 Nama Objek : Bangunan Rumah Sederhana
.
2 Fungsi Objek : Tempat Tinggal
.
3 Alamat Objek : Jl.
.

4.2 Metode Pengumpulan Data


FORMULIR
FORMULIR PEMERIKSAAN CEPAT KERUSAKAN RUMAH DINDING TEMBOK
A. Diskripsi Bangunan yang Diperiksa :
1. Nama Pemilik :
2. Alamat :
3. Koordinat GPS :
a. Lintang :
b. Bujur :
c. Elevasi : Sketsa denah
4. Telepon Pemilik :
5. Sistem Struktur : [Ya] Rumah Dinding Tembok Terkekang (confined masonry)
: [Ya] Rumah Dinding Tembok [ ] Rumah dinding tembok rangka
kayu
6. Gambaran Lokasi :
[Ya] Risiko Rendah [ ] Risiko Longsor [ ] Ground Failure [ ] Risiko Tsunami
[ ] Risiko Likuifaksi
7. Kerusakan yang terjadi :
a. Kondisi umum [Ya] Tegak [ ] Miring (> 1° ada indikasi miring)
b. Kerusakan Stuktur
i. Fondasi indikasi penurunan > 5 cm [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
ii. Dinding (retak > 6mm) [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
iii. Rangka pengekang dinding (retak > 1mm) [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
Atau Rangka kayu (rusak/patah)
iv. Rangka atap (bergeser/patah) [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
c. Non struktur
i. Plafond [ ] Tidak rusak [Ya] rusak
ii. Penutup atap [ ] Tidak rusak [Ya] rusak
iii. Pintu/Jendela [ ] Tidak rusak [Ya] rusak
iv. Lantai atau lainnya [ ] Tidak rusak [Ya] rusak

B. Kesimpulan Kategori Kerusakan


[ ] Tidak rusak [Ya] Rusak ringan [ ] Rusak sedang [ ] Rusak berat

Kriteria kategori kerusakan ambil kondisi


1. Bangunan miring global > 1° : Kerusakan berat, skip semua tahap pemeriksaan
2. Kerusakan Struktur :
a. Salah satu kriteria atau lebih “ > 50%” : Rusak berat
b. Salah satu kriteria atau lebih “ 30 – 50 %” : Rusak sedang
c. Salah satu kriteria atau lebih “ < 30%” : Rusak ringan
d. Keretakan dinding < 6 mm dan atau retak rangka < 1 mm : Rusak ringan
e. Kerusakan rangka atap > 50 %, kriteria lainnya < 50 %, maka kesimpulan rusak sedang
3. Kerusakan non struktur :
a. Salah satu kriteria atau lebih “rusak” : Rusak ringan
b. Semua “tidak rusak” : tidak rusak
Waktu Pemeriksaan Petugas Pemeriksaan 1 Petugas Pemeriksaan
2
Hari/Tanggal 23 Juli 2022 Nama : Husnul Khatimah Basri
Jam 10.00 Instansi : Universitas Negeri
WITA Makassar
Catatan tambahan : Tanda
Tangan
FOTO – FOTO

Tampak Depan Tampak Belakang

Tampak Samping Kanan Tampak Samping Kiri

Tampak Bagian Dalam Tampak Bagian Dalam

Detail Kerusakan Detail Kerusakan


Detail Kerusakan Detail Kerusakan

Detail Kerusakan Detail Kerusakan

Detail Kerusakan Detail Kerusakan


DETAIL KERUSAKAN PADA BAGIAN BANGUNAN
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 23 Juli 2022
Lokasi : Perumahan Citra Indah City, Jonggol – Bogor (online)
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Pintu dan Jendela
No. Kompone Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi Perbaikan
n Kerusakan (cm) Kerusakan
1.

Kusen dan Pelapukan pada Kusen sering Diganti kusen


daun pintu sebagian besar 180x70 terkena rembesan dan daun pintu
Pintu mengalami kusen dan bagian air yang baru
pelapukan bawah daun pintu
2.

Kaca terlepas dari


Rusak kusen dan kusen Tidak dilakukan Diganti dengan
Jendela total sudah dimakan 75x130 perawatan yang kusen dan kaca
oleh rayap tepat pada jendela yang baru
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 23 Juli 2022
Lokasi : Perumahan Citra Indah City, Jonggol – Bogor (online)
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Dinding
No. Komponen Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi
Kerusakan (cm) Kerusakan Perbaikan
1.
Kerusakan terjadi Dimungkinkan
di sebagian terjadi karena
dinding, cat kontak langsung Pengupasan
Lembap, pelapis dinding 120x85 antara dinding dan lapis permukaan
Dinding berjamur, terlihat seperti air hujan sehingga kemudian di
berlumut melepuh karena dinding jenuh. lapisi ulang
lembab dan proses pembuatan dengan cat.
berjamur yang kurang baik,
material yang
kurang baik
2.
Kerusakan terjadi Dilakukan
Spalling yang karena diakibatkan pengecatan
terjadi pada oleh faktor ulang pada
Dinding Cat dinding tidak 15x11x0,2 kelembaban, hal bagian yang
terkelupas cukup berat ini bisa terjadi terkelupas dan
karena memiliki karena rembesan memperbaiki
volume yang air dari atap yang atap yang
tidak terlalu besar bocor. menyebabkan
rembesan air.
3.

Disebapkan Dilakukan
Terdapat lubang karena bekas penambalan
Dinding Berlubang pada dinding 8x8x3 instalasi listrik pada dinding
bekas instalasi yang sudah tidak dan finishing
listrik terpakai lagi dengan cat
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 23 Juli 2022
Lokasi : Perumahan Citra Indah City, Jonggol – Bogor (online)
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen :Keramik Dan Tegel
No. Kompone Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi Perbaikan
n Kerusakan (cm) Kerusakan
1.
Pengisian adukan Melakukan
kurang merata dan pembongkaran
sempurna dan dan mengisi
Terjadi keretakan mengakibatkan dengan adukan
Keramik Retak pada beberapa - rongga yang yang pas dan
bagian keramik. membuat bagian tepi diberi jarak antar
menjadi mudah retak keramik dan
jika terjadi beban diberi nat dengan
yang tidak bisa sempurna
ditahanya
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 23 Juli 2022
Lokasi : Perumahan Citra Indah City, Jonggol – Bogor (online)
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Balok Atap
No. Kompone Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi Perbaikan
n Kerusakan (cm) Kerusakan
1.

Genteng sudah Mengganti


Genteng Genteng sudah tua tua dan terkena genteng engan
Atap retak sehingga mudah sinar matahari yang baru.
retak. - dan hujan terus
menerus
sehingga
mudah retak.
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 23 Juli 2022
Lokasi : Perumahan Citra Indah City, Jonggol – Bogor (online)
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Plafond
No. Komponen Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi
Kerusakan (cm) Kerusakan Perbaikan
1.
Jamur dan bekas Menutup atap
rembesan air yang bocor
terlihat cukup kemudian
Penutup Berlubang Penutup plafond - parah dan tidak mengganti
plafond runtuh. sedap untuk penutup plafnd
dipandang, dengan material
ditambah lagi ada baru.
lubang di sekitr
bercak rembesan
FORMULIR
FORMULIR PEMERIKSAAN CEPAT KERUSAKAN RUMAH DINDING TEMBOK
A. Diskripsi Bangunan yang Diperiksa :

8. Nama Pemilik :
9. Alamat :
10. Koordinat GPS :
d. Lintang :
e. Bujur : Sketsa denah
f. Elevasi :
11. Telepon Pemilik :
12. Sistem Struktur : [Ya] Rumah Dinding Tembok Terkekang (confined masonry)
: [Ya] Rumah Dinding Tembok [ ] Rumah dinding tembok rangka
kayu
13. Gambaran Lokasi :
[Ya] Risiko Rendah [ ] Risiko Longsor [ ] Ground Failure [ ] Risiko Tsunami
[ ] Risiko Likuifaksi
14. Kerusakan yang terjadi :
d. Kondisi umum [Ya] Tegak [ ] Miring (> 1° ada indikasi miring)
e. Kerusakan Stuktur
v. Fondasi indikasi penurunan > 5 cm [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
vi. Dinding (retak > 6mm) [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
vii. Rangka pengekang dinding (retak > 1mm) [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
Atau Rangka kayu (rusak/patah)
viii. Rangka atap (bergeser/patah) [Ya] <30% [ ] 30-50% [ ] >50%
f. Non struktur
v. Plafond [ ] Tidak rusak [Ya] rusak
vi. Penutup atap [ ] Tidak rusak [Ya] rusak
vii. Pintu/Jendela [ ] Tidak rusak [Ya] rusak
viii. Lantai atau lainnya [ ] Tidak rusak [Ya] rusak

C. Kesimpulan Kategori Kerusakan


[ ] Tidak rusak [Ya] Rusak ringan [ ] Rusak sedang [ ] Rusak berat

Kriteria kategori kerusakan ambil kondisi


4. Bangunan miring global > 1° : Kerusakan berat, skip semua tahap pemeriksaan
5. Kerusakan Struktur :
f. Salah satu kriteria atau lebih “ > 50%” : Rusak berat
g. Salah satu kriteria atau lebih “ 30 – 50 %” : Rusak sedang
h. Salah satu kriteria atau lebih “ < 30%” : Rusak ringan
i. Keretakan dinding < 6 mm dan atau retak rangka < 1 mm : Rusak ringan
j. Kerusakan rangka atap > 50 %, kriteria lainnya < 50 %, maka kesimpulan rusak sedang
6. Kerusakan non struktur :
c. Salah satu kriteria atau lebih “rusak” : Rusak ringan
d. Semua “tidak rusak” : tidak rusak

Waktu Pemeriksaan Petugas Pemeriksaan 1 Petugas Pemeriksaan 2


Hari/ 23 Juli 2022 Nama : Husnul Khatimah Basri
Tanggal
Jam 10.00 Instansi : Universitas Negeri
WITA Makassar
Catatan tambahan : Tanda
Tangan
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 11 Juli 2022
Lokasi : Jl. Toddopulli
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Kolom
No. Komponen Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi Perbaikan
Kerusakan (cm) Kerusakan
1.
Spalling pada kolom Keusakan terjadi karena Patching atau
tersebut tergolong diakibatkan oleh faktor perbaikan secara
material yaitu terjadinya
Kolom Spalling ringan karena tidak 100x0,2x10 degradasi material beton manual dengan
struktur sampai terlihat eksisting akibat kualitas melakukan
tulangan kolom beton yang telah rapuh penempelan
tersebut dan terletak dan selalu dalam kondisi mortar secara
lembab
di tengah kolom manual

2.
Dimungkinkan
Terjadi retakan yang terjadi karena suhu, Dilakukan
Kolom Retak tidak cukup lebar proses pembuatan patching karena
namun memanjang 0,1x250 yang kurang baik, keretakan yang
struktur
mulai dari dasar kolom material yang kurang terjadi tidak
hingga pertengahan
baik dan cara cukup lebar
dinding
penulangan
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 11 Juli 2022
Lokasi : Jl. Toddopulli
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Pintu dan Jendela
No. Komponen Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi Perbaikan
Kerusakan (cm) Kerusakan
1.

Kusen dan Pelapukan pada Kusen sering Diganti kusen


daun pintu sebagian besar 180x70 terkena rembesan dan daun pintu
Pintu mengalami kusen dan bagian air yang baru
pelapukan bawah daun pintu
2.

Kaca terlepas dari


Rusak kusen dan kusen Tidak dilakukan Diganti dengan
Jendela total sudah dimakan 75x130 perawatan yang kusen dan kaca
oleh rayap tepat pada jendela yang baru
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 11 Juli 2022
Lokasi : Jl. Toddopulli
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Dinding
No. Kompone Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi
n Kerusakan (cm) Kerusakan Perbaikan
1.
Kerusakan terjadi Dimungkinkan
di sebagian terjadi karena
dinding, cat kontak langsung Pengupasan
Lembap, pelapis dinding 100x75 antara dinding dan lapis permukaan
Dinding berjamur, terlihat seperti air hujan sehingga kemudian di
berlumut melepuh karena dinding jenuh. lapisi ulang
lembab dan proses pembuatan dengan cat.
berjamur yang kurang baik,
material yang
kurang baik
2. Kerusakan terjadi
Spalling yang karena diakibatkan
terjadi pada oleh faktor material Dilakukan
Dinding Spalling dinding tidak 12x10x0,3 yaitu terjadinya patching karena
cukup berat degradasi material keretakan yang
karena memiliki semen akibat terjadi tidak
volume yang tidak kualitas yang telah cukup lebar
terlalu besar rapuh dan selalu
dalam kondisi
lemba
3.

Disebapkan Dilakukan
Terdapat lubang karena bekas penambalan
Dinding Berlubang pada dinding 8x8x3 instalasi listrik pada dinding
bekas instalasi yang sudah tidak dan finishing
listrik terpakai lagi dengan cat

4.
Kerusakan terjadi
Spalling yang karena diakibatkan
terjadi pada oleh faktor material Dilakukan
dinding tidak 50x30 yaitu terjadinya patching karena
Dinding Spalling cukup berat degradasi material keretakan yang
karena memiliki semen akibat terjadi tidak
volume yang tidak kualitas yang telah cukup lebar.
terlalu besar rapuh dan selalu
dalam kondisi
lembab
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 11 Juli 2022
Lokasi : Jl. Toddopulli
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Instalasi listrik dan Instalasi air
No. Komponen Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi
Kerusakan (cm) Kerusakan Perbaikan
1.

Kilometer
listrik

2.
Menjaga neter
Kebocoran pada air agar tidak
Meteran saluran pipa tertimbun,
Instalasi PDAM - disebapkan oleh jangan biarkan
air rusak pemasangan pipa meter air
kurang bagus dan terhalang
tekanan air yang benda keras,
cukup besar. selalu cek stand
meter setiap
bulan.
3. Kebocoran yang
terjadi pada Lilitkan
Kebocoran Kebocoran pada sambungan antara solatape pipa
Instalasi pada keran sambungan atara - keran dan pipa ini pada drat keran
air air pipa air dan dapat disebapkan secara merata,
keran. oleh drat pipanya minimal dua
tidak sama/tidak kali lilitan.
bisa rapat.
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 11 Juli 2022
Lokasi : Jl. Toddopulli
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen :Keramik Dan Tegel
No. Kompone Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi Perbaikan
n Kerusakan (cm) Kerusakan
1.
Pengisian adukan Melakukan
kurang merata dan pembongkaran
sempurna dan dan mengisi
Terjadi keretakan mengakibatkan dengan adukan
Keramik Retak pada beberapa - rongga yang yang pas dan
bagian keramik. membuat bagian tepi diberi jarak antar
menjadi mudah retak keramik dan
jika terjadi beban diberi nat dengan
yang tidak bisa sempurna
ditahanya
2.
Pemasangan awal Melakukan
yang kurang baik, pembongkaran
komposisi adukan dan mengisi
Keramik Pecah Keramik pecah - yang tidak pas, dan dengan adukan
pada bagian tepi. semen pengisi tidak yang pas dan
sempurna terjadi diberi jarak antar
rongga yang tidak tegel dan diberi
kuat menahan nat.
beban
3. Karena keramik Mengganti
tertimpa oleh beban dengan tegel
yang berlebih yang baru
Keramik pecah ketika memindah dengan kualitas
Keramik Pecah pada bagian tepi. - meja/kursi dibagian baik dan mengisi
tepi pada dengan nat yang
sambungan nat sempurna
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 11 Juli 2022
Lokasi : Jl. Toddopulli
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Balok Atap
No. Komponen Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi
Kerusakan (cm) Kerusakan Perbaikan
1.

Balok gording Mengganti


Balok gording dimakan oleh balok gording
Balok Dimakan dimakan oleh rayap karena dengan jenis
gording rayap rayap dan - faktor usia dan kayu yang
mengalami kwalitas kayu lebih bagus
pelapukan, kurang bagus. atau diganti
dengan besi
hollow.
2.

Balok atap sudah Mengganti


Seng dan Balok sudah tidak dimakan oleh rangka atap dan
Atap balok mampu menahan rayap dan semg dengan
atap beban sehingga - mengalami material yang
runtuh struktur atap pelapukan baru.
runtuh.
No. Form : 1 (satu)
Surveyor : Kelompok III
Hari : Senin / Selasa / Rabu / Kamis / Jumat / Sabtu / Minggu
Tanggal : 11 Juli 2022
Lokasi : Jl. Toddopulli
Prodi : Teknik Sipil Bangunan Gedung
FORMULIR SURVEY FORENSIK BANGUNAN
Nama Komponen : Plafond
No. Komponen Kerusakan Deskripsi Dimensi Gambar Hipotesis Solusi
Kerusakan (cm) Kerusakan Perbaikan
1.

Rangka plafond
runtuh akibat Memperkuat
Rangka Runtuh Rangka plafond - sambungan pada sambungan
plafond runtuh rangka plafong rangka plafond.
kurag kuat.
2. Jamur dan bekas Menutup atap
rembesan air yang bocor
terlihat cukup kemudian
Penutup Berlubang Penutup plafond - parah dan tidak mengganti
plafond runtuh. sedap untuk penutup plafnd
dipandang, dengan material
ditambah lagi ada baru.
lubang di sekitr
bercak rembesan
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai