Waskita Karya
Kelompok 4 :
Dosen Pembimbing :
Universitas Pancasila
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia konstruksi setiap tahunnya mengalami perkembangan baik dalam metode
pelasanaan ataupun material bahan konstruksi. Pembangunan infrastruktur dan bangunan
gedung massif dilakukan di kota-kota besar. Selain untuk pemenuhan sarana dan
prasarana, pembangunan dilakukan untuk parameter kemajuan suatu Negara.
Banyaknya pembangunan tidak berbanding lurus dengan lahan yang tersedia. Lahan
yang tersedia semakin lama semakin berkurang, namun pembangunan (khususnya gedung)
masih terus dilaksanakan sehingga keterbatasan lahan menjadi hambatan yang perlu
diperhatikan sebelum membangun suatu bangunan.
Untuk itu, karena keterbatasan lahan yang tersedia juga telah tercapainya umur
bangunan atau sebab-sebab lainnya dalam dunia konstruksi dikenal dengan istilah
pembongkaran gedung. Berdasarkan undang-undang No. 28 Tahun 2002 Pembongkaran
Gedung ialah kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau sebagian bangunan
gedung, komponen, bnahan bangunan, dan atau sarana dan prasarana lainnya.
Pembongkaran bangunan gedung meliputi kegiatan penetapan pembongkaran dan
pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung, yang dilakukan dengan mengikuti kaidah-
kaidah pembongkaran secara umum serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan hal tersebut, bangunan gedung PT. Waskita Karya yang terletak pada
wilayah padat bangunan akan dibongkar dengan alasan umur bangunan dan pembaharuan
fungsi bangunan yang akan dilakukan dengan metode pembongkaran bangunan gedung
yang tepat.
2.1. Pengantar
Berdasarkan Undang-undang No.28 Tahun 2002 Pembongkaran Gedung adalah kegiatan
membongkar atau merobohkan seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan
bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya. Pembongkaran bangunan gedung meliputi
kegiatan penetapan pembongkaran dan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung,
yang dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah pembongkaran secara umum serta
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2. Identifikasi Pembongkaran
Beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan pembongkaran suatu bangunan
sebagai berikut :
2.2.1. Tidak layak fungsi dan tidak dapat diperbaiki
Kriteria tidak laik fungsi ini salah satunya dapat dilihat atau dinilai dari ada atau tidaknya
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagaimana yang telah di atur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 25 Tahun 2007 Tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan
Gedung. Beberapa syarat teknis untuk mendapatkan SLF adalah sebagai berikut:
Bangunan Gedung memiliki konstruksi, peralatan serta perlengkapan mekanikal
elektrikal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
Memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan pada
struktur, peralatan dan perlengkapan bangunan gedung.
Adapun kriteria bangunan tidak dapat diperbaiki apabila bangunan tersebut jika
diperbaiki memerlukan pembiayaan yang lebih tinggi dan tidak dapat memeberikan manfaat
sebesar biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan perbaikan.
2.2.2. Dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan gedung atau dampak terhadap
lingkungan
Pada bagian ini yang dimaksud bangunan memiliki dampak yang membahayakan baik
terhadap pengguna maupun terhadap lingkungan apabila ketika suatu bangunan tersebut
dimanfaatkan dapat menimbulkan kerugian dari segi pengguna bisa jadi abngunan tersebut
memilki konstruksi yang kurang kuat sehingga sewaktu-waktu dapat mencelakakan yang
mengakibatkan cidera pada pengguna, sedangkan dampak terhadap lingkungan lebih
disebabkan karena fungsi dari suatu bangunan tersebut, sebagai contoh apabila terdapat
bangunan yang memiliki fungsi sebagai bangunan industri yang berada pada kawasan
persawahan, sehingga hasil dari kegiatan yang berada di dalam bangunan gedung tersebut
dapat mencemari lingkungan sekitar.
2.2.3. Tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB)
IMB merupakan salah satu syarat penting berdiriya suatu bangunan, apabila bangunan
tersebut tidak memilki IMB maka dapat diragukan dari segi legalitas berdirinya suatu
bangunan tersebut.
2.2.4. Sebab-sebab lainnya
Sebab-sebab lainnya dapat dipengaruhi oleh factor internal ataupun eksternal
seperti pergantian kepemilikan gedung, pergantian alih fungsi lahan dan lain
sebagainya.
o Dengan adanya baja di bagian atas gedung, bisa mengurangi bising dan
debu secara signifikan. Polusi debu berkurang hingga 90%, sehingga
dampak buruk terhadap lingkungan sangat kecil
BAB III
DATA TEKNIS
Luas Gedung :
Struktur Gedung :
PEMBAHASAN
4.1. Analisis
1. Daerah sekitar Gedung banyak terdapat bangunan Gedung perkantoran dan
pemukiman.
2. Gedung terletak dipinggir jalan Arteri.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil Analisa di lapangan, pembongkaran untuk bangunan Gedung PT Waskita Karya
dapat disimpulkan :
1. Pembongkaran menggunakan metode Tradisional dengan alat excavator long arm.
2. Waktu pembongkaran dilakukan selama 5 bulan
3. Rencana anggaran biaya yang diperlukan sebesar ……………………….
5.2. Saran
1. Karena lokasi Gedung terletak di dekat jalan arteri dan Gedung perkantoran maka
sebaiknya pembongkaran dilakukan pada malam hari.
2. Dalam pemilihan metode pembongkaran yang tepat maka sebaiknya dilakukan
dengan melihat kondisi Gedung dan sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA