Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

PENGANTAR METODE PELAKSANAAN DAN


PEMBONGKARAN KONSTRUKSI

NAMA : 216 213 140


STAMBUK : 218 213 200
KELAS : 218 213 210

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2020/2021
A. 4 METODE PEMBONGKARAN KONSTRUKSI
1. Implosion

Implosion adalah metoda pembongkaran dengan cara meledakkan gedung. Biasanya,


para pekerja akan meletakkan sejumlah peledak di titik-titik penting dalam struktur
bangunan. Butuh perhitungan yang matang terkait posisi bahan peledak, jenis bahan peledak
dan waktu ledakan. Tujuannya agar sisa bangunan yang jatuh mengarah ke area aman.
Biasanya, teknik ini dipakai di perkotaan dengan jarak antar bangunan yang dekat.
2. High Reach Arm

Ini adalah salah satu metoda tradisional dalam urusan pembongkaran gedung. Biasanya
alat yang digunakan adalah ekskavator, tank dan alat berat lainnya. Alat perusak utama
ditempel alat berat, seperti palu, pengeruk dan penghancur. Beberapa alat berat sudah
dilengkapi dengan 'senjata' untuk menghancurkan beton keras, baja dan campuran material
bangunan. Namun penggunaan alat berat membutuhkan skill tinggi dan perhitungan cermat.
Bila sembarangan, bangunan yang roboh bisa menimpa ekskvator tersebut.
3. Crane dan Bola Besi

Penggunaan crane dan bola besi sudah digunakan sejak lama untuk membongkar sebuah
bangunan. Crane akan berfungsi semacam pengayun untuk menggerakkan bola besi saat
menghancurkan tembok. Bola besi tersebut memiliki berat sekitar 6 ton dan mampu
menghancurkan apa pun di struktur bangunan.

Sayangnya, cara ini butuh kecermatan tinggi. Operator yang mengatur crane dan bola
besi harus berpengalaman tak boleh sembarangan. Sangat penting untuk memperhatikan
waktu dan kualitas ayunan supaya pembongkaran berjalan efektif.

Saat ini, cara bola besi ini mulai ditinggalkan karena kerap menimbulkan bunyi yang
bising, getaran dan debu yang pekat.

4. Digerogoti dari Dalam

Salah satu cara yang lebih halus dan ramah lingkungan dalam membongkar gedung
ditunjukkan oleh sebuah perusahaan Jepang Taisei saat membongkar The Grand Prince Hotel
Akasaka di Tokyo, Jepang. Gedung hotel yang awalnya setinggi 40 lantai itu berkurang
setengahnya dalam waktu setahun.

TECOREP mengembangkan cara baru menghancurkan sebuah gedung tanpa perlu suara
bising dan sampah material yang berlebihan. Tak hanya itu, TECOREP juga mendaur ulang
energi yang ada pada bangunan-bangunan tersebut.

Caranya, para pekerja mengaplikasikan balok baja di lantai teratas. Mereka menggunakan
15 jack hidrolik dan beberapa teknologi lain sehingga bisa mengenyahkan 1 lantai sekaligus
dalam 1 waktu. Menggunakan prinsip katrol, sampah materialnya didaur ulang menjadi
energi listrik untuk penerangan dan sistem ventilasi.

Anda mungkin juga menyukai