Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI BANGUNAN

“PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BANGUNAN”

Oleh :

Nadya Titania Alphina Wekoila

E1B116046

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BANGUNAN

Teknologi bangunan dapat diartikan sebagai desain teknis dan keahlian


yang digunakan dalam dalam proses perancangan dan pembangunan suatu desain
bangunan yang berfungsi untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
faktor-faktor desain bangunan sehingga menghasilkan suatu desain arsitektur yang
efektif dan efisien. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
pengaruh yang besar di dalam kehidupan manusia, begitu pula di dunia
arsitektural. Perilaku manusia yang cenderung mengikuti perkembangan zaman
juga ikut mempengaruhi keiinginan mereka untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas
yang berteknologi tinggi dan mempermudah aktifitas pengguna. Bahan dan
teknologi terbarukan menghasilkan tantangan desain baru dan metode konstruksi
yang mengikuti perkembangan zaman. Teknologi bangunan terkait dengan
berbagai elemen bangunan, baik dari struktur dan konstruksi, bahan material,
metode, hingga pada aplikasi yang digunakan dalam proses desain bangunan.

A. Perkembangan Teknologi Struktur dan Konstruksi


Kemajuan ilmu dan teknologi dalam bidang struktur dan konstruksi
mempunyai keterkaitan dengan kemajuan teknologi bahan bangunan,
kemajuan teknologi produksi komponen struktur dan peralatan konstruksi,
serta kemajuan teknik analisa struktur maupun rekayasa konstruksi.
Sejarah perkembangan struktur bangunan dapat dijelaskan melalui
perubahan-perubahan sistem struktur dari desain yang digunakan oleh Mesir
dan Yunani kuno hingga penggunaan sistem struktur canggih yang digunakan
saat ini. Perubahan dari bentuk struktur bangunan berhubungan erat dengan
penggunaan material, teknologi konstruksi, pengetahuan perencana pada
perilaku struktur atau analisis struktur, hingga keterampilan pekerja
konstruksinya.
Jika dilihat dari struktur yang terdapat pada bangunan Yunani kuno,
bangunan - bangunan yunani kuno lebih banyak menggunakan kolom batu
dengan penampilan yang lebih halus. Untuk jenis struktur bangunan yang
berada di mesir kuno lebih banyak menggunakan batu - batu untuk
membangun kuil – kuil. Sedangkan untuk struktur yang berada di Roma, para
teknisi Roma sering menggunakan struktur berbentuk lengkung secara luas.
Seperti yang sering ditemui bangunan bertingkat pada coliseum, terowongan
air, dan jembatan.

Selama periode Gothic banyak bangunan - bangunan katedral megah


seperti Chartres dan Notre Dame, bentuk lengkung diperhalus dengan hiasan -
hiasan yang banyak dan berlebihan, bentuk-bentuk yang ada menjadi semakin
lebar. Ruang - ruang atap dengan lengkungan tiga dimensional juga
ditunjukan pada konstruksi atap-atap bangunan katedral. Dengan
menggunakan bahan batu yang melengkung atau yang biasa di sebut flying
buttresses, yang digunakan bersama dengan tiang - tiang penyangga dari
kolom batu yang tebal atau dinding yang menyalurkan gaya dari kubah atap
ke tanah.
Walaupun istana - istana dan katedral megah didirikan beberapa abad
di Eropa, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada teknologi
konstruksi, hingga diproduksinya besi tuang sebagai bahan komersial pada
pertengahan abad ke-18. Bahan - bahan besi ini memudahakan ahli teknik
untuk mendesain bangunan yang sederhana tetapi dengan balok - balok yang
kuat, dan juga kolom penampang yang solid. Hal ini memungkinkan desain
struktur yang ringan dengan bentang yang lebih panjang dan bukaan - bukaan
yang lebih lebar.
Pada masa awal penggunaan kostruksi kayu, pemanfaatan kayu
sebagai bahan konstruksi bangunan sederhana dibuat dengan kayu pohon
secara utuh, kayu gelondongan maupun ranting yang disusun dan diikat
dengan perhitungan tertentu. Sementara kegunaan kayu sebagai bahan
konstruksi bangunan berlantai banyak ataupun berbentang lebar ditemukan
pada tahun 120 Masehi di wilayah yang memiliki hutan tropis dan sub tropis.
Seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, dimana manusia mulai
memikirkan dan mempertimbangkan metode dan prosedur pemanfaatan kayu
yang antara lain harus memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam
beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan;
mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya;
serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan
pemakainnya dalam konstruksi.
Setelah mengalami perjalanan panjang akhirnya ditemukan sistem
konstruksi gabungan seperti komposit, struktur tabung baja yang diisi dengan
beton yang merupakan gabungan dari beberapa sistem struktur dan bahan
yang berbeda membentuk suatu struktur baru, yang memanfaatkan
kelebihan/keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing sistem struktur dan
bahan pembentuknya.

Penerapan konstruksi gabungan pada umumnya dimaksudkan untuk


mendapatkan keuntungan dari segi ekonomis (biaya) dan efisiensi dalam
pelaksanaan kontruksi serta mencapai daktilitas yang besar. Karena sistem
gabungan ini mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan sistem
konvensional dari segi kekuatan, kekakuan daktilitas, redaman terhadap
beban dinamik gempa serta kemudahan dalam pelaksanaan kontruksi
sehingga hemat dalam biaya dan waktu, maka sistem gabungan ini sering
dipakai untuk pembangunan gedung bertingkat tinggi (seperti : gedung
pertokoan, hotel, dan perumahan/aparteman).
Terdapat beberapa teknologi struktur dan konstruksi bangunan yang
digunakan sebagai teknologi tahan gempa, diantaranya :
1. Pendulum
Teknologi bangunan tahan gempa yang sering dijumpai pada
pencakar langit adalah pendulum. Solusi lain untuk menahan goyangan
gempa, terutama bagi gedung pencakar langit, adalah dengan
menggunakan kabel baja yang mendukung massa serta cairan peredam di
antara massa dan bangunan. Saat gempa terjadi, pendulum akan bergerak
ke arah yang berlawanan dan menghamburkan getaran gempa. Teknologi
pendulum ini didesain untuk melawan resonansi dan meminimalkan
respons dinamis dari struktur bangunan.

2. Dinding bergoyang

Selain itu, dinding bergoyang menjadi salah satu teknologi yang


membantu keamanan bangunan di wilayah gempa. Dinding bergoyang
dikombinasikan dengan isolasi dasar, bisa menjamin keamanan bangunan
di wilayah gempa. Batuan dari dinding bergoyang di permukaan tanah
berfungsi mencegah beton di dinding dari kecacatan permanen. Untuk
menghadirkan teknologi ini, para insinyur menggunakan dua tingkat
bangunan dengan baja dan menggunakan sistem post-tensioning. Dengan
sistem post-tensioning, tendon baja mampu begerak seperti karet gelang
yang dapat direntangkan oleh dongkrak hidrolik, untuk meningkatkan
kekuatan tarik dari dinding.
3. Selubung seismic
Saat gelombang gempa mendekat, cincin selubung seismik akan
menahannya. Beberapa ilmuwan telah membuat selubung seismik untuk
membuat bangunan seolah tak terlihat oleh gelombang pada permukaan
tanah. Selubung ini dibuat dari seratus cincin plastik konsentris yang
terkubur di bawah fondasi bangunan. Saat gelombang gempa mendekat,
gelombang akan memasuki salah satu cincin di dasar dan gelombang
akan terjebak oleh cincin-cincin tersebut.

Dengan teknologi ini, gelombang gempa tidak dapat memberikan energi


ke bangunan, melainkan hanya melewati fondasi bangunan dan muncul
di sisi lain permukaan tanah.

4. Material paduan memori


Banyak insinyur bereksperimen dengan material pengganti baja dan
beton konvensional Untuk menahan getaran gempa yang besar, banyak
insinyur yang bereksperimen dengan material pengganti konstruksi baja
dan beton konvensional.
Material tersebut merupakan perpaduan titanium, nikel, atau nitinol, yang
menawarkan elastisitas mulai dari sepuluh hingga 30 persen daripada
baja dan mampu menurunkan tingkat kerusakan bangunan akibat gempa.

5. Base Isolation
Penggunaan base isolation sebenarnya bukan alat dengan teknologi
tinggi, dasarnya menggunakan fleksibilitas seperti karet, maka dari itu
base isolation sering disebut bantalan karet. Alat ini sangat ampuh untuk
meredam getaran gempa sehingga struktur bangunan tetap terjaga.

Bantalan karet ini biasanya diterapkan di antara bagian pondasi


bangunan. Bagian atas dan bawah base isolation dilapisi lempengan baja
dengan tujuan untuk menambah tingkat kekakuan pada karet, dengan
begitu penurunan yang terjadi akibat tumpuan bangunan di atas bantalan
karet tidak terlalu besar.Dengan adanya bantalan karet ini maka
bangunan bisa bergerak fleksibel ketika gempa secara horizontal.
Bantalan karet mampu menahan daya reaksi sebesar 70% karena secara
alami dapat bergerak secara fleksibel dan mampu menyerap energi yang
dihasilkan oleh gempa.

6. Early Warning System Gempa


Selain memasang berbagai alat untuk meredam gempa, dibutuhkan juga
suatu teknologi yang mampu “bertindak” secara langsung ketika terjadi
gempa. Early Warning System Gempa merupakan teknologi berupa
instrument yang terhubung dengan seluruh sistem di dalam gedung.
Ketika gempa terjadi, sistem akan mematikan semua listrik secara
otomatis (lift, lampu, cctv, escalator, dll). Kemudian akan dibunyikan
alarm sebagai warning atau peringatan bahwa sedang ada gempa
sehingga para penghuni gedung bisa langsung menyelamatkan diri.

Early Warning System menggunakan teknologi berupa sensor yang


dipasang di beberapa titik pada struktur gedung. Sensor yang terhubung
dengan program AI (Artificial Intelligence) akan mempelajari kondisi
sekitar dengan menganalisa getaran, sehingga sensor bisa membedakan
antara getaran yang ditimbulkan dengan sengaja (kendaraan, alat berat,
dll) dengan getaran gempa bumi.

B. Perkembangan Teknologi Bahan Material


Material bangunan adalah komponen penting yang ada dalam sebuah
bangunan baik itu sebagai bahan utama konstruksi ataupun sebagai bahan
penunjang konstruksi. Dengan kata lain keberadaan suatu bangunan sangat
berkaitan erat dengan satu atau banyak jenis material bangunan. Penggunaan
material bangunan dalam desain arsitektur memberikan kontribusi pada
pencitraan bangunan itu sendiri. Para perancang, pengguna hingga pengamat
bangunan senantiasa akan memberikan apresiasi yang beragam terkait dengan
material yang tersusun menjadi bentuk arsitektur. Sulistijowati (1991),
memaparkan bahwa salah satu aspek yang menjadi kriteria pengelompokan
(tipologi) suatu bangunan dapat di klasifikasikan berdasarkan langgam,
tekstur ataupun jenis material bangunan. Teknologi membuat peradaban
manusia berangsur-angsur berubah, pengetahuan tentang bahan bangunan
semakin betambah, semakin ditemukan formula2 baru, semakin beragam
jenis material yang bisa diproduksi manusia. Material bangunan terus
berkembang seiring dengan peradaban manusia. Perkembangan tersebut
tentunya membawa dampak kepada adanya fenomena perubahan dalam
desain maupun bentuk sebuah bangunan arsitektur.
1. Material Batu
Material Batu Batu adalah bahan bangunan tertua yang dikenal
manusia. Peradaban batu diperkirakan sudah ada sejak 4.000 juta tahun lalu.
Penggunaan batu oleh manusia dalam struktur bangunan Mesir kuno dan
Yunani merupakan salah satu rekaman yang bisa dicatat sebagai salah satu
bagian dari kehidupan berbahan anorganik. Karena batu memiliki unsur yang
berkristal, maka batu memiliki batasan kemampuan dalam menopang beban
tertentu. Dengan alasan inilah maka pembangunan bangunan batu dimasa
awalnya mencari cara untuk berupaya agar batu dapat memiliki ketahanan
yang maksimal. Formasi bentuk yang umum dan paling ringan dan sederhana
yang digunakan dalam bangunan batu adalah dengan menumpukkan batu
diatas tanah datar kemudian disusun secara bersilangan hingga membentuk
beberapa elemen berupa kolom dan dinding.

2. Kayu
Kayu yang merupakan bahan alami dari batang pohon memiliki
manfaat yang luar biasa bagi berbagai macam kebutuhan manusia. Salah satu
manfaat yang digunaan manusia adalah penggunaan kayu sebagai bahan
bangunan baik untuk bahan konstruksi, ornamen hingga asesories, perkakas,
dan lain sebagainya. Sebagai bahan bangunan, bukan bahan konstruksi,
penggunaan kayu telah ditemukan antara tahun 665 s/d 57 SM SM.
Penggunaan konstruksi sederhana mulai diterapkan disebuah dinasti di
Jepang dimana secara umum arsitektur jepang yang masih berhubungan
dengan arsitektur korea memiliki kesamaan hubungan kepercayaan. Beberapa
bentuk yang digunakan dimasa itu adalah digunakan pada bangunan Kuil,
Kedai Minum Teh, Budhist Temple dan tempat peribadatan agama Shinto.
3. Batu Bata
Batu bata adalah bahan bangunan campuran yang pertama kali
digunakan oleh manusia. Ada banyak alasan mengapa batu bata telah
bertahan dibuat dan digunakan sejak zaman Mesir. Secara ekonomi batu bata
memiliki harga yang relatif murah dan terjangkau, bahan baku pembuatannya
pun sangat mudah diperoleh, mudah diproduksi dengan jumlah banyak
dengan standard yang sama, memiliki kemampuan sebagai bahan bangunan
yang tahan lama dan juga sebagai bahan pelapis insulasi. Yang lebih penting
dari itu adalah bahwa bahan material bangunan ini menjadi semakin dekat
hubungannya dengan seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat berstrata
bangsawan maupun strata paling bawah. Semua manusia mampu membuat
tempat tinggalnya dengan mudah, murah dan efisien dengan skala yang lebih
proporsional seukuran kebutuhan manusia.
4. Besi
Pemanfaatan besi pada bangunan masih sebatas pada keperluan
pelengkap ataupun peralatan bangunan. Tercatat penggunaan material besi
masih sebatas sebagai bahan perlengkapan pintu dan jendela sepeti engsel,
kunci dan railing tangga atau balkon dsb (ironmongery) hingga abad 17.
Sementara penggunaan besi pada konstruksi bangunan dimulai pada akhir
abad 17.
5. Beton
Pada tahun 1756, Seorang insinyur asal inggris, John Smeaton
berhasil membuat beton modern (semen hidrolik) dengan menambah
campuran kimia agregat dan memcampur serbuk batu bata ke dalam semen.
Pada tahun 1824 seorang penemu dari Inggris. Joseph Aspdin menciptakan
semen buatan dengan cara membakar batu cadas dengan tanah liat sekaligus.
Proses pembakaran mengubah partikel kimiawi dari material tersebut
sehingga menghasilkan campuran semen yang lebih kuat dari jenis semen
biasa. Bahan campuran lain selain semen dalam beton adalah agregat.
Agregat terdiri atas pasir, pecahan batu kali, kerikil, abu, tanah liat yang
dibakar. Agregat yang halus biasanya digunakan untuk diterapkan pada
konstruksi lantai (slab) atau untuk menghasilkan permukaan beton yang
halus. Sementara agregat yang kasar digunakan untuk konstruksi beton masif.
Beton yang dilengkapi dengan batangan besi disebut sebagai beton bertulang.
Jenis beton bertulang ini dikembangkan pada tahun 1849 oleh Joseph Monier,
dan mendapatkan hak paten pada tahun 1867. Hingga saat ini bahan
bangunan beton banyak digunakan untuk membuat konstruksi bangunan
dengan berbagai macam bentuk.

Beton Precast
6. Kaca
Kaca alami sudah aja sejak awal kehidupan, berbentuk batuan yang meleleh
karena fonomena suhu tinggi yang dipengaruhi oleh proses vulkanik, petir
dan juga meteor. Lalu berangsur-angsur mendingin. Obyek kaca yang buatan
manusia pertama kali umumnya berentuk manik-manik kaca non transparan
ditemukan di Mesir dan Mesopotamia Timur pada sekitar tahun 3500 SM.
Seiring perkembangan zaman, kini bahan kaca sudah semakin kaya, berbagai
bentuk dan model sudah menghiasi gedung dan bangunan bangunan pencakar
langit maupun bangunan berbentang lebar, bahkan saat ini kaca sudah
dilengkapi dengan kemampuan dirinya untuk menjadi bahan penampung
energy matahari dengan panel panel surya yang telah ditanamkan dalam kaca.

BAHAN MATERIAL TERBARUKAN


1. Pelat Dasar yang Lebih Ringan 70 Persen
Para peneliti di Department of Architecture at ETH Zurich telah
mengembangkan elemen lantai beton yang tidak memerlukan tulangan
baja dan 70 persen lebih ringan dari lantai beton konvensional. Rahasia
penurunan berat terletak pada pelat melengkung dan berbentuk
geometris, yang didasarkan pada teknik bangunan lama kubah di
katedral.
Pelat penyangga elemen lantai hanya setebal dua sentimeter dan
tidak memerlukan baja tulangan karena bentuknya. Untuk mengurangi
biaya dalam produksi elemen, perusahaan tidak bekerja dengan cetakan
seperti biasa, tetapi dengan pencetakan 3D. Namun, unsur-unsur itu tidak
terbuat dari beton, tetapi dari pasir dikombinasikan dengan pengikat
khusus.
2. Lapisan Akustik yang Tidak Terlihat
Meskipun banyak solusi akustik melayani tujuan mereka, mereka
seringkali tidak dapat memenuhi persyaratan estetika arsitektur. Sistem
BASWA yang sangat inovatif dan diproduksi secara berkelanjutan
menyelesaikan masalah ini dengan solusi akustik yang bijaksana dan
tidak terlihat.

Bahan bangunan inovatif ini menciptakan langit-langit yang benar-


benar halus yang sangat aktif secara akustik dan menyaring gaung apa
pun. Bahkan permukaan bundar atau melengkung dapat dilapisi dengan
itu tanpa masalah suara-menyerap. Dibandingkan dengan solusi
konvensional, sistem ini menawarkan keuntungan signifikan lebih lanjut
dengan digabungkan dengan pendingin langit-langit.

3. Carbon concrete
Carbon concrete atau beton karbon material komposit baru (textile
concrete) memiliki potensi untuk merevolusi seluruh arsitektur. Bahan
berkinerja tinggi ini merupakan kombinasi dari beton dan serat karbon.
Material tersebut diklaim lebih kuat dengan daya tahan lebih lama, serta
lebih ringan daripada beton konvensional.
Adapun beberapa keuntungan yang paling menonjol dari material ini
adalah:
 Karbon tidak berkarat. Oleh karena itu, berbeda dengan beton
bertulang, tidak diperlukan lapisan beton tebal untuk melindungi
karbon. Konsumsi pasir dan emisi CO2 yang terkait dengan produksi
beton bertulang dapat dikurangi secara signifikan.
 Bahan bangunan dapat diproduksi dari bahan apa saja yang
mengandung karbon. Misalnya, para peneliti saat ini
menggunakan lignin, produk limbah yang dihasilkan selama
produksi kayu.
 Kapasitas dukung beban dengan karbon lima hingga enam kali lebih
tinggi dibandingkan dengan beton bertulang.
 Versi karbon empat kali lebih ringan dan juga memiliki masa pakai
yang jauh lebih lama.
 Biaya beton karbon nampak sangat tinggi sekitar dua puluh euro
dibandingkan dengan beton bertulang satu euro per kilogram.
Namun, jika penghematan bahan sekitar 75 persen dan umur
panjang, kekuatan dan ketahanan korosi bahan diperhitungkan, maka
biaya diimbangi.

4. Beton dari Kayu (Wood Concrete) untuk Bangunan Perumahan dan


Kantor

Inovasi lebih lanjut dalam bidang produksi beton baru-baru ini


dipresentasikan oleh para peneliti dari program penelitian Swiss
“Resource Wood” (NRP 66) menggunakan bahan bangunan inovatif dan
berkelanjutan “Wood Concrete“. Kandungan kerikil dan pasir diganti
dengan kayu yang ditumbuk halus, yaitu serbuk gergaji dicampur ke
dalam semen, bukan batu kecil. Dalam beberapa campuran, bahan
bangunan memiliki proporsi volume lebih dari 50 persen kayu. Ini
membuatnya secara signifikan lebih ringan dari beton konvensional.
C. Perkembangan Teknologi Digital
Perkembangan teknologi memang memiliki manfaat dan dampak
positif secara luas. Dalam dunia arsitektur, teknologi makin lama makin
memegang peranan penting dan makin memudahkan, khusunya dalam tahap
mendesain bangunan. Melalui teknologi, para ahli desain atau arsitek dapat
membuat konsep bangunan hingga tampak realistis. Pada awal
perkembangan, teknologi hanya berperan sebagai alat bantu menghitung
biaya, kebutuhan konstruksi dan semacamnya kemudian berkembangnya
komputer generasi baru yang makin memiliki banyak manfaat untuk kegiatan
desain bangunan.

Untuk menggambar desain bangunan, arsitek di Indonesia saat ini


sudah sangat jarang menggunakan mesin gambar. Mesin gambar manual yang
cukup rumit hari ini sudah tergantikan software komputer yang lebih cepat
dan efektif. Para pengembang software berlomba-lomba menciptakan
program untuk memudahkan para perancang seperti arsitek dalam
mewujudkan gagasannya baik dalam bentuk 2D maupun 3D plus animasi.
1. Sketch Up
Software ini banyak digunakan oleh arsitek maupun desainer interior
dalam mengerjakan proyek. Sketch Up memungkinkan pengguna dengan
cepat dan mudah membuat desain bangunan dalam bentuk 3D. Meskipun fitur
yang tidak terlalu canggih seperti seperti perangkat lunak lain, namun Sketch
Up disukai berkat bantuan sumber daya model 3D online yang bisa diakses
secara gratis.
Dengan kehadiran Plugin tambahan pada sketchup, kini perangkat
lunak ini menjadi salah satu aplikasi favorit para arsitek. Sketch Up juga bisa
dipadukan dengan perender Vray yang bisa membuat hasil modeling terlihat
begitu realistis dengan efek material dan pencahayaan yang mendekati asli.

2. Archicad
Sebuah perangkat lunak all-in-one (satu untuk semua) yang dapat
digunakan dalam mengerjakan proyek-proyek 2D maupun 3D. Dapat
digunakan oleh desainer pemula dan mahasiswa arsitektur. Software ini
sangat mudah dipakai. Dengan hanya satu aplikasi ini, desainer pemula dan
arsitek dapat dengan mudah memaksimalkan kinerja dalam menggambar.
Archicad juga memiliki hampir semua fitur aplikasi yang tidak
dimiliki perangkat lunak lain. Namun yang paling penting yang dimiliki
Archicad adalah efisiensi dalam merancang. Selain itu, software ini juga
banyak digunakan dalam biro arsitek di luar negeri karena efisien dan cepat.
Hasil kerja yang sinkron antara 2D dan 3D yang sulit dikerjakan aplikasi lain.

3. CAAD
CAAD meruapakan software yang biasa digunakan oleh para arsitek
profesional dalam mendesain, karena software ini sangat cocok dan mampu
memenuhi kebutuhan para arsitek profesional. Disamping itu, juga karena
efisiensi dan kelebihan-kelebihan lain yang tidak dimiliki software
pesaingnya. Salah satunya dalam menggambar detail yang rumit dengan
akurasi yang tinggi serta terukur. Gambar yang dihasilkan sangat teliti dan
detail, sehingga bisa langsung diproduksi di lapangan.

4. Revit Architecture
Produk Autodesk yang satu ini dapat dikatakan sebagai produk
gabungan dari AutoCad dan 3dMax, karena Produk ini bisa membuat
tampilan 2D dan 3D secara bersamaan. dengan fasilitas gabungan tersebut,
maka Revit memiliki tingkat kecepatan dalam kinerja lebih tinggi dari yang
lainnya, Namun untuk masalah Detailling tergantung dari pemakai. untuk
rendering dalam revit tidak terlalu bagus, sehigga kebanyakan dari mereka
(pengguna) selalu meng-eksport hasil produk 3D revit tersebut kedalam
3dmax untuk menghasilkan produk animasi yang baik.

5. 3D Studio Max
3DS Max sejatinya adalah program untuk membuat modeling 3D
super detail dan realistik. Meskipun fungsi utamanya bukan hanya pada
bidang arsitektur, namun hasil 3D yang maksimal membuat para perancang
menggunakannya. 3DS Max juga merupakan salah satu paket perangkat
lunak yang paling luas digunakan sekarang ini, karena beberapa alasan seperti
penggunaan platform Microsoft Windows, kemampuan mengedit yang serba
bisa untuk animasi, modelling, rendering, dan games serta plugin untuk
desain arsitektur yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.arsitur.com/2018/07/5-software-populer-untuk-arsitek-
indonesia.html

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/328

https://papua.bisnis.com/read/20171215/465/718107/arsitektur-efisien-dengan-
teknologi

http://basicarsitek.blogspot.com/2019/01/mengenal-ilmu-struktur-bangunan-
dan.html

https://media.neliti.com/media/publications/167318-ID-bahan-bangunan-dalam-
peradaban-manusia-s.pdf

https://testindo.com/article/441/struktur-bangunan-tahan-gempa

Anda mungkin juga menyukai