Anda di halaman 1dari 8

Salah satu penyebab parahnya dampak gempa bumi di Lombok adalah struktur bangunan yang

tidak memenuhi standar aman gempa bumi. Hal tersebut membuat setidaknya 67.875 bangunan
runtuh dan menimpa ratusan korban.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG, Siti Hidayati, mengungkapkan
sejumlah rekomendasi teknis berdasarkan hasil kajian terhadap dampak gempa di Lombok Utara
dalam sepekan terakhir. Salah satunya, bangunan harus memiliki konstruksi tahan gempa.

Oleh itu, kini para pengembang perlu memperhatikan struktur bangunan tahan gempa ketika
mendesain sebuah bangunan. Berikut ini sepuluh teknologi yang dapat diterapkan untuk
mendesain bangunan tahan gempa.

1. Fondasi bangunan melayang

Fondasi menjadi hal penting dalam bangunan tahan gempa - EKRUT

Konsep bangunan seperti ini membuat bangunan mampu “mengapung” di atas pondasi berupa
bantalan karet timbal. Bantalan ini mengandung inti timah padat yang dibungkus dalam lapisan
karet dan baja.

Pelat baja berfungsi untuk menempelkan bantalan ke bangunan dan pondasinya. Sehingga ketika
terjadi gempa, fondasi bangunan memang akan bergerak, tapi tidak memindahkan struktur
bangunan di atasnya. 

2. Peredam getar
Peredam getar merupakan salah satu teknologi yang diterapkan dalam bangunan tahan gempa - EKRUT

Peredam getar merupakan teknologi yang biasa dijumpai di mobil. Namun, kini peredam getar
juga bisa digunakan untuk mendirikan bangunan bangunan. Peredam getar akan memperlambat
dan mengurangi besarnya getaran dengan memutar energi kinetik dari suspensi yang memantul. 

3. Pendulum

Teknologi bangunan tahan gempa yang sering dijumpai pada pencakar langit adalah pendulum - EKRUT

Solusi lain untuk menahan goyangan gempa, terutama bagi gedung pencakar langit, adalah
dengan menggunakan kabel baja yang mendukung massa serta cairan peredam di antara massa
dan bangunan.
Apply to high quality jobs only at E K R U T
REGISTER NOW

Saat gempa terjadi, pendulum akan bergerak ke arah yang berlawanan dan menghamburkan
getaran gempa. Teknologi pendulum ini didesain untuk melawan resonansi dan meminimalkan
respons dinamis dari struktur bangunan.

4. Sekring

Konsep sekring pada listrik bangunan tahan gempa dapat membatasi goyangan gempa - EKRUT

Peneliti dari Stanford University dan University of Illinois telah bereksperimen dengan konsep
sekring pada listrik untuk membangun gedung tahan gempa. Mereka menggunakan kabel
vertikal yang mampu menjangkau bagian atas setiap gedung dan membatasi goyangan gempa. 

Tak hanya itu, kabel ini juga memiliki kemampuan untuk menarik kembali struktur bangunan
hingga tegak ketika gempa reda. Selain itu, komponen lainnya adalah sekering baja yang dapat
diganti. Besi dari sekering ini mampu menyerap energi seismik sebagai batuan bangunan dan
dapat diganti relatif cepat.

5. Dinding bergoyang
Dinding bergoyang menjadi salah satu teknologi yang membantu keamanan bangunan di wilayah gempa - EKRUT

Dinding bergoyang dikombinasikan dengan isolasi dasar, bisa menjamin keamanan bangunan di
wilayah gempa. Batuan dari dinding bergoyang di permukaan tanah berfungsi mencegah beton di
dinding dari kecacatan permanen.

Untuk menghadirkan teknologi ini, para insinyur menggunakan dua tingkat bangunan dengan
baja dan menggunakan sistem post-tensioning. Dengan sistem post-tensioning, tendon baja
mampu begerak seperti karet gelang yang dapat direntangkan oleh dongkrak hidrolik, untuk
meningkatkan kekuatan tarik dari dinding.

6. Selubung seismik
Saat gelombang gempa mendekat, cincin selubung seismik akan menahannya-EKRUT

Beberapa ilmuwan telah membuat selubung seismik untuk membuat bangunan seolah tak terlihat
oleh gelombang pada permukaan tanah. Selubung ini dibuat dari seratus cincin plastik konsentris
yang terkubur di bawah fondasi bangunan. Saat gelombang gempa mendekat, gelombang akan
memasuki salah satu cincin di dasar dan gelombang akan terjebak oleh cincin-cincin tersebut.

Dengan teknologi ini, gelombang gempa tidak dapat memberikan energi ke bangunan, melainkan
hanya melewati fondasi bangunan dan muncul di sisi lain permukaan tanah.

7. Material paduan memori

Banyak insinyur bereksperimen dengan material pengganti baja dan beton konvensional - EKRUT
Untuk menahan getaran gempa yang besar, banyak insinyur yang bereksperimen dengan material
pengganti konstruksi baja dan beton konvensional.

Material tersebut merupakan perpaduan titanium, nikel, atau nitinol, yang menawarkan elastisitas
mulai dari sepuluh hingga 30 persen daripada baja dan mampu menurunkan tingkat kerusakan
bangunan akibat gempa.

8. Serat karbon

Insinyur dan produsen bahan bangunan mencoba menghasilkan pembungkus plastik berserat - EKRUT

Untuk menciptakan struktur bangunan yang lebih tahan gempa, para insinyur dan produsen
bahan bangunan mencoba menghasilkan pembungkus plastik berserat.

Mereka mencampurkan serat karbon dengan polimer yang mengikat, seperti epoxy, poliester,
vinil ester, atau nilon, untuk menciptakan bahan komposit yang ringan, tetapi sangat kuat.

9. Biomaterial
Bahan-bahan konstruksi dikembangkan dari kemampuan kerang dan benang laba-laba - EKRUT

Para insinyur juga mendapat inspirasi membuat bangunan tahan gempa dari kerang laut.
Ternyata, kerang laut mampu menyerap goncangan dan membuang energinya ketika sebuah
gelombang datang. 

Selain kerang, inspirasi juga datang dari benang laba-laba yang kaku ketika ditarik, kemudian
lentur, dan menjadi kaku lagi. Respons kompleks dari benang laba-laba ini membuat jaring laba-
laba menjadi dinamis di bawah tekanan yang berat. Kini, para insinyur perlu mengembangkan
bahan-bahan konstruksi yang mampu meniru kemampuan kerang dan benang laba-laba.

10. Tabung karton


Kardus dapat menjadi bahan konstruksi bangunan yang kokoh - EKRUT

Kardus pun bisa menjadi bahan konstruksi bangunan yang kokoh dan tahan lama. Mengapa
demikian? Sebab, dengan sifatnya yang ringan dan fleksibel, struktur tersebut dapat menahan
guncangan gempa lebih baik daripada beton. Meskipun bisa runtuh, kemungkinan untuk
menimbun orang yang berada di dalam pun lebih kecil karena bahannya yang ringan.

Anda mungkin juga menyukai