Anda di halaman 1dari 8

International Civil Engineering Conference "Towards Sustainable Civil Engineering Practice"

Surabaya, August 25-26, 2006

PERENCANAAN RUMAH PREFABRIKASI TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM


RANGKA BAJA RINGAN DENGAN DINDING PAPAN SERAT SEMEN (RUKOM)
Design of Seismic Resistant Prefabricated House Using Lightweight Steel Frame System and
Cemented Fiber Wall

Nathan MADUTUJUH1

ABSTRAK: Indonesia sebagai suatu negara berkembang dengan populasi yang besar, dan berada
pada area gempa aktif, memerlukan rumah yang dapat memenuhi kriteria antara lain: sederhana dan
mudah dibangun, tidak memerlukan pekerja atau peralatan khusus, berbiaya rendah, mudah dipelihara,
dapat menjaga mutunya sendiri, dan sanggup menahan beban gempa dan beban angin sedang. Untuk
meminimalkan kerusakan lingkungan karena pembangunan rumah, rumah ini juga harus dapat
menahan cuaca tropis, dapat dengan mudah diperbaiki setelah gempa, dan menggunakan material yang
ramah lingkungan. Setelah gempa di Jogja baru-baru ini, disadari pula bahwa penggunaan material
yang ringan adalah sangat penting untuk mengurangi korban jiwa. Untuk memenuhi keperluan diatas,
suatu sistem baru (RUKOM) rumah prefabrikasi tahan gempa yang menggunakan komponen profil
baja ringan dan papan serat semen akan dibahas dalam paper ini.

ABSTRACT: Indonesia as a developing country with large number of population, and located in
active earthquake zone, needs housing that has the following criterias: simple and easy to construct,
not needing skilled workers or special equipments, low-cost, easy to maintain, self quality control, and
able to resist earthquake and moderate wind load. In efforts to minimize ecological damages due to
house development, the houses should also be able to stand tropical weather, easy to repair after
earthquake, and using eco-friendly material. After recent Jogja's earthquake, it was realized also that
the use of light material is very important to minimize casualties. To fulfill above requirements, a new
prefab earthquake resistant house system (RUKOM) utilizing cold- formed steel and fiber cement
board will be discussed in this paper.

KEYWORDS: Prefab house, Cold-formed steel, Fiber cement board, GRC Board, Aseismic house
design

1. LATAR BELAKANG

Sebagai negara dengan penduduk besar Indonesia memerlukan jutaan unit rumah setiap tahunnya,
terutama rumah sederhana. Tidak banyak perhatian terhadap teknologi bangunan rumah sederhana ini,
padahal ada begitu banyak kendala teknis dan nonteknis yang ada. Contohnya, proses rekonstruksi di
Aceh dan Nias mengalami hambatan cukup berarti karena adanya kelemahan dari beberapa sistem
rumah yang digunakan. Beberapa keunggulan dan kelemahan dari sistem rumah yang ada antara lain:

a. Sistem Balok-Kolom-Dinding Bata


− Pekerjaan harus dilakukan di lapangan

1
Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic
Parahyangan University, Bandung, INDONESIA. E-mail: nathan@bdg.centrin.net.id

9
MADUTUJUH

− Kontrol kuantitas dan kualitas sangat sulit


− Mutu sangat tergantung kualitas tukang
− Kebutuhan pemakaian kayu sangat banyak, namun mutu tidak seragam
− Kecepatan pemasangan sangat lambat
− Tampilan akhir dapat dibuat rata karena adanya lapisan plesteran
− Finishing memakan waktu lama dan mahal
− Kekuatan terhadap gempa sangat tergantung pendetailan dan mutu bahan

b. Sistem Pracetak Beton


− Kekuatan baik dan mutunya dapat dipertahankan (karena pracetak)
− Komponen kolom dan balok sangat berat (> 150kg)
− Memerlukan alat angkat khusus (minimal Takel)
− Proses pencetakan komponen membutuhkan waktu untuk pengeringan (Curing)
− Transportasi komponen ke lapangan agak sulit karena berat
− Beban gempa yang diterima lebih besar (karena berat)
− Permukaan sebelah dalam biasanya tidak rata

c. Sistem Drywall dengan Rangka Baja ringan


− Kekuatan terhadap gempa cukup baik karena ringan
− Ringan dan mudah dikerjakan
− Rangka dibuat dulu, baru ditutup dengan serat semen
− Pembuatan rangka secara 3D agak rumit, dan memerlukan waktu dan pekerja ahli
− Daktilitas struktur rendah dan sukar diprediksi, dengan nilai R sekitar 1.8-2.2 [1]
− Permukaan luar dan dalam lebih rata
− Dinding tidak tahan benturan benda keras
− Karena ringan, pengangkuran harus cukup agar tidak terangkat karena angin

Dari Gempa Nias dan Jogja, kita mendapati bahwa sebagian besar korban disebabkan karena tertimpa
atap dan tembok rumahnya sendiri, yang umumnya dibangun tanpa mengikuti standar pendetailan
untuk gempa. Dengan demikian, penggunaan material berbobot ringan sangat membantu
mencegah/mengurangi korban jiwa akibat gempa di kemudian hari.

2. DESKRIPSI MASALAH

Dalam pembangunan rumah rakyat tahan gempa ini dapat ditemukan beberapa masalah:
a. Rumah harus tahan gempa, angin, hujan, dan sinar matahari
b. Korban jiwa terbanyak adalah karena tertimpa tembok dan atap rumah sistem tembok
c. Ratusan ribu rumah harus dibangun dalam waktu singkat
d. Pekerja trampil yang tersedia untuk pembangunan ribuan rumah tidak mencukupi
e. Sukar untuk mengatur dan menjaga kualitas pembangunan ribuan rumah sekaligus
f. Kualitas dan harga material kayu dan agregat sangat variatif.
g. Peralatan khusus dan mesin pengangkat berat sangat terbatas
h. Pendekatan berbasis masyarakat lebih diutamakan (bangun sendiri secara gotong royong)

3. RUMAH TAHAN GEMPA

Untuk mengurangi bahaya gempa, ditinjau dari analisis struktur, besarnya gaya gempa yang dipikul
suatu bangunan dapat dikurangi dengan cara:
a. Mengurangi massa (berat) bangunan
− Dengan menggunakan material ringan
− Dengan menggunakan material komposit berongga
− Dengan mengurangi berat rangka dan penutup atap

10
International Civil Engineering Conference "Towards Sustainable Civil Engineering Practice"

b. Membuat bangunan fleksibel


− Menggunakan sistem portal daripada sistem dinding
− Menggunakan material yang ringan tapi kuat
c. Meningkatkan daktilitas bangunan
− Menggunakan sambungan daktail
− Menggunakan konsep balok lemah – kolom kuat
− Membuat komponen struktur dengan kuat geser lebih dari kuat lentur
d. Memisahkan bangunan dengan base isolation system
− Menggunakan elastomeric bearing -> baik untuk gempa horizontal
− Menggunakan Elastic Helical Spring (Baja) -> baik untuk gempa vertikal

Selanjutnya, untuk mengurangi korban akibat bencana gempa, maka perencanaan rumah juga harus
memperhitungkan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Aman terhadap penghuninya, sehingga ketika runtuh tidak mengakibatkan korban jiwa
b. Dapat dengan mudah diperbaiki (secara jangka panjang akan ekonomis, pada daerah
gempa berulang / sesar aktif)
c. Dapat bertahan lama (kekuatan tidak merosot dimakan usia)
d. Mudah dikontrol kualitasnya

4. RUMAH PREFAB SISTEM RUKOM

Dengan mempelajari material modern yang tersedia di Indonesia, keadaan masyarakat Indonesia,
kualitas tukang, dan bahaya gempa yang ada, maka suatu sistem bangunan tahan gempa yang baru,
bernama RUKOM (Rumah Komponen), telah dirancang. Pada dasarnya, sistem Rumah RUKOM ini
terdiri dari rangka baja ringan [4] dibungkus dengan Fiber cement board [3] (Papan serat semen
menggunakan serat gelas atau serat selulosa non-asbestos), namun rangka baja ringannya disusun
terlebih dulu menjadi panel balok dan kolom (Gbr. 3 dan 5), yang kemudian disusun lagi menjadi
portal yang daktail (Gbr. 1) dengan sambungan baut diameter 10mm dan 12mm. Ruang antar kolom
kemudian dapat diisi dengan partisi dinding biasa.

Rangka baja ringan yang digunakan adalah profil C (lip channel) dengan tebal 0.5-1.2 mm, tergantung
kebutuhan bentang. Profil ini banyak tersedia dipasaran, dan biasa digunakan untuk rangka atap baja
ringan. Untuk penutup panel dan dinding, digunakan papan serat semen. Papan ini terbuat dari
campuran pasir, semen dan serat selulosa yang kuat dan aman untuk kesehatan. Kekuatannya
mencapai K-170 [3]. Tersedia dalam ketebalan 4mm, 6mm dan 8mm, dan sudah diproduksi di
Indonesia. Papan serat semen ini ditempelkan ke profil C dengan baut Self-Screw diameter 4.8mm
yang biasa digunakan untuk rangka batang baja ringan. Papan serat semen ini memiliki beberapa sifat:
kuat tekannya tinggi, mudah dipotong dengan pisau potong keramik biasa, permukaan sangat halus
(biaya finishing mudah), tahan air dan tidak mudah retak, tidak perlu di finishing langsung (delayed
finishing, dapat mengatur tahapan pelaksanaan dan pembiayaaan konstruksi yang fleksibel).

Dengan konfigurasi ini, didapatkan beberapa keuntungan:


1. Kapasitas penampang dapat diatur sesuai bentang, dengan merubah-ubah tebal profil dan tebal
papan serat semennya.
2. Daktilitas dari portal dapat diatur dengan mengubah diameter baut serta pengaku vertikal di
ujung balok dan kolom
3. Komponen Panel balok dan kolom sangat ringan, 25-35 kg/panel @ 3m, dapat diangkat oleh 1
orang saja
4. Instalasi mudah, karena cukup menghubungkan balok dan kolom dengan baut, dengan
bantuan kunci pas dan obeng
5. Rangka dapat berdiri sendiri (Self-supported) sebelum panel dinding dan atap dipasang
6. Panel balok dan kolom dapat dibuat di pabrik atau di lapangan (padat karya)

11
MADUTUJUH

7. Kualitas dapat dengan mudah dikontrol, resiko kecurian atau pengurangan jumlah dan mutu
bahan sangat kecil (What you order is what you get)
8. Dapat diadaptasi untuk rumah kecil, rumah sedang, sampai sekolah
9. Karena material rangka dan papan serat semen tahan air, dapat dibangun dalam segala cuaca
10. Sistem pondasi konvensional atau pracetak dapat digunakan
11. Bersifat Knock-down, dapat dibongkar pasang tanpa merusak, pindah ke daerah bencana lain
12. Lebih cepat dari membangun rumah penampungan sementara (bedeng), satu rangka rumah
dapat dipasang dalam 1 hari dengan 4 pekerja biasa.

Namun ada juga kerugian dari sistem ini, yaitu:


1. Daya dukung vertikal sedang, sehingga rangka dan penutup atap harus ringan
2. Panel dinding sedikit lebih mudah dibongkar pencuri
3. Pintu tidak dapat rata dinding tepi (ada panel kolom selebar 30cm)
4. Untuk dinding panjang, ada tonjolan panel kolom setiap 3 atau 4 m

Rumah Rukom dapat dibuat dalam berbagai cara:


1. Panel balok dan kolom dibuat dipabrik kemudian dipasang di lapangan dengan alat sederhana
2. Panel dapat juga sekaligus dibuat dan dipasang di lapangan, dimana hanya diperlukan bor
listrik dan alat pemotong keramik, sehingga cocok untuk projek padat karya atau
pembangunan berbasis masyarakat.

Gbr. 1. Portal Dasar Rukom Gbr. 2. Bangunan T.36 Gbr. 3. Potongan Panel

Gbr. 4. Bangunan Sekolah Dasar dengan Sistem Rukom

Penampang Komposit

Sifat Penampang komposit (Gbr. 3) dihitung dengan cara mengkonversi pelat penutup serat semen
menjadi pelat baja dengan menggunakan tsekivalen sebagai berikut (Jumlah sekrup dianggap mencukupi
untuk penampang berperilaku komposit):

tsekivalen = (Ec/Es)×tc (1)

Dengan, Ec = modulus elastisitas beton, Es = modulus elastisitas baja, tc = tebal papan serat semen,
dan ts = tebal baja ekivalen.

12
International Civil Engineering Conference "Towards Sustainable Civil Engineering Practice"

Dengan penampang komposit maka inersia totalnya meningkat sampai 70× (lihat tabel perhitungan),
dan kemungkinan tekuk lokal dapat dikurangi, sehingga daya dukung meningkat secara signifikan dan
kekuatan penampang dapat dipergunakan semaksimal mungkin.

Panel Balok dan Kolom

Panel Balok (Gbr. 5) terdiri dari rangka C yang dibentuk menjadi rangka batang, dengan pengaku
batang vertikal dan papan serat semen. Pada ujung kiri dan kanan balok ditambahkan dua pengaku
vertikal supaya tidak terjadi keruntuhan geser lebih dahulu sebelum keruntuhan lentur. Panel balok ini
dapat menahan gaya aksial, geser dan lentur, pada arah kuat. Profil C diletakkan pada posisi tidur
(sumbu lemah). Untuk memudahkan pemasangan baut penghubung dengan panel kolom, satu sisi
panel balok sekrupnya tidak dipasang semua, akan dibuka di lapangan, lalu dipasang lagi setelah
pemasangan baut. Panel balok direncanakan memiliki Panjang 2.4m, 3.0m dan tinggi 30-40cm, dan
menggunakan profil dengan tebal 0.5-1.2mm, tergantung bentang.

Gbr. 5. Komponen Panel Rukom, Tipikal Balok dan Kolom

Pemakaian papan serat semen memberikan efek pengaku lateral pada profil bajanya, sehingga
kemungkinan untuk terjadi tekuk lokal dan tekuk distorsi dapat dikurangi. Perhitungan kapasitas
penampang balok dilakukan sebagai berikut (metode Load and Resistant Factor Design / LRFD):

1. Kapasitas Tarik (dianggap hanya profil baja saja yang bekerja)


T = 0.80 × 2 × As × Fy (2)
dimana: T = kapasitas tarik, As = luas 1 profil C, Fy = tegangan leleh baja C

2. Kapasitas Geser (dianggap hanya beton saja yang bekerja)


V = 0.60 × 2 × Hb × tc × Fv (3)
dimana: V = kapasitas geser, Hb = Tinggi balok, tc = Tebal 1 papan serat semen dan
Fv = Kapasitas geser serat semen = (1/6)×√fc’ dalam MPa

13
MADUTUJUH

Karena kapasitas geser kurang memadai, terutama pada daerah ujung balok dan kolom, diberikan
tambahan profil pengaku tegak lurus, sejauh Hb/2, untuk meningkatkan kapasitas gesernya. Dengan
adanya semacam tulangan geser ini, maka kuat geser akan jauh lebih besar dari kuat lentur, dan profil
pada bagian ujung akan dapat mendisipasikan energi gempa dengan lebih baik.

3. Kapasitas Tekan

Dalam menghitung kapasitas tekan, kontribusi serat semen hanya sebatas sebagai
pengaku terhadap panel komposit saja (mengurangi kelangsingan). Ditinjau 4 keadaan [1,2]:
1. Tekuk global pada arah kuat (sejajar bidang panel), Lu = Lbalok
2. Tekuk global pada arah lemah (tegak lurus bidang panel), Lu = Lbalok
3. Tekuk lokal profil pada arah lemah profil, jarak Lu = jarak sekrup
4. Tekuk lokal profil pada arah kuat profil, jarak Lu = Lbalok, diperkaku dengan kontribusi
pelat serat semen penutup.
Dari empat keadaan ini diambil kapasitas tekan minimumnya.

4. Kapasitas Lentur

Pada keadaan lentur, profil atas tertekan dan profil bawah tertarik. Karena gaya tarik
dan tekan harus sama, dan yang menentukan biasanya adalah kapasitas tekan, maka
dicari kapasitas tekan profil atas dari dua keadaan:
1. Profil atas tertekuk lokal pada bidang panel (sumbu lemah profil), dengan panjang
tidak terkekang (Lu) = jarak sekrup, efek papan serat semen tidak ada
2. Profil atas tertekuk lokal pada bidang tegak lurus panel (sumbu kuat profil),
dengan Lu = Lbalok, tapi dengan memperhitungkan efek pengaku fiber cement setinggi 2
kali lebar flens profil atas.

Panel Kolom (Gbr. 5) secara prinsip mirip dengan panel balok, kecuali panjangnya yang disesuaikan
dengan tinggi plafond, yaitu 3.0m. Panel kolom ini dapat menahan gaya aksial, geser dan lentur, pada
arah kuat. Profil C diletakkan tidur (sumbu lemah). Panel kolom ini memikul beban aksial dan beban
momen dari portal pada arah bidangnya, yaitu arah kuat panel, sedangkan momen pada arah lemah
kolom dianggap dipikul oleh kolom lainnya.

Analisis Beban Gempa

Panel Dinding Rukom dirancang untuk bekerja sebagai suatu portal daktail yang menahan beban
gempa pada bidangnya. Beban gempa tegak lurus bidang dipikul oleh portal lain yang tegak lurus
juga. Dari hasil analisis beban gempa, didapatkan bahwa dengan menggunakan ukuran profil
C76×35×10×0.6 dan tebal serat semen board 6.0 mm, portal sudah mampu untuk menahan beban
vertikal 500 kg/m (dari rangka + atap) dan beban gempa pada zone 6 dengan asumsi nilai R = 4 (cukup
konservatif untuk portal). Bidang Momen portal Rukom tanpa dinding pengisi dan dengan dinding
pengisi adalah sebagai berikut:

Pengaruh dinding pengisi

Dari hasil analisis (Gbr. 6,7) terlihat bahwa portal dapat memikul beban gempa sedang namun masih
belum dapat memikul beban gempa besar kalau berdiri sendiri. Karena itu dalam perhitungan
kapasitas suatu portal Rukom, kekuatan dinding juga dimodelkan sebagai kolom ekivalen pemikul
beban gravitasi (Gbr.7), dan sebagai bracing strut and tie terhadap beban gravitasi (tergantung detail
penggambarannya).

14
International Civil Engineering Conference "Towards Sustainable Civil Engineering Practice"

Gbr. 6. Bidang Momen Portal tanpa Wall Gbr. 7. Bidang Momen Portal dengan Wall
akibat gempa akibat gempa

Sistem Sambungan Daktail

Sambungan pada RUKOM menggunakan baut agar mudah dalam pemasangan dan bersifat daktail.

Gbr. 8. Sambungan Balok-Kolom Gbr. 9. Sambungan Pondasi Gbr. 10. Sambungan Portal
(Tampak atas)

Sambungan Balok-Kolom dan Kolom-Pondasi

Balok dan kolom disambung dengan baut dengan cara membuka sisi panel bagian dalam yang belum
dipasang semua sekrupnya, lalu baut pengikat balok-kolom, kolom-pondasi dan wall stud dipasang,
dan sisi panel ditutup kembali (Gbr. 8). Untuk sambungan kolom-Pondasi, setiap kaki kolom
diberikan angkur D12 sebanyak 2 buah (Gbr. 9). Untuk memudahkan pemasangan, balok
pengikat/sloof dibiarkan berlubang sebagian pada daerah kaki kolom. Setelah angkur kolom dipasang,
maka lubang dapat dicor dengan grouting.

Sambungan antara Portal


Di sini terlihat bahwa pada daerah pertemuan portal ada kolom rangkap. Kolom-kolom ini
dihubungkan dengan pelat siku L60×60×4 (untuk sambungan dua kolom) atau pelat U90×90×4
(untuk sambungan tiga kolom) dengan baut diameter 10mm-12mm pada ujung bawah, atas dan
tengah. Kolom-kolom yang bertemu tidak didisain untuk bekerja dalam kesatuan. Penggunaan kolom
T dan L juga dihindari dengan alasan untuk kemudahan perakitan dan transportasi panel kolom. Pada
sisi atas balok, di daerah sudut pertemuan dua atau tiga wall, digunakan bracing pengaku sebagai
elemen pembagi gaya horisontal (diafragma).

5. SEGI MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Karena bahan yang digunakan, RUKOM bersifat tahan air dan api [3,4]. Hanya saja instalasi pipa dan
kabel listrik tidak dapat dilakukan dengan cara dilubangi karena mungkin akan merusak komponen

15
MADUTUJUH

kolom dan balok yang bersifat struktural. Untuk itu pipa dan jalur kabel dapat dipasang sewaktu
memasang dinding [4].

Gbr. 11 Rangka Rukom T.36 Gbr. 12. Rumah Contoh Rukom T.36 (Jogja)

6. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai Rumah Prefab sistem RUKOM ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem RUKOM bersifat tahan gempa karena menggunakan material ringan, dan terdiri dari
portal daktail yang memiliki mekanisme penyebaran energi yang baik. Dengan demikian nilai
daktilitas R dari struktur dapat ditingkatkan sehingga besarnya beban gempa dapat direduksi
2. Daya dukung dan perilaku dari komponen panel balok dan kolom dapat direkayasa sesuai
kebutuhan beban dan bentang namun proses fabrikasi dan konstruksinya tetap sederhana
3. Sistem RUKOM ini mudah dipelajari, diproduksi dan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri,
baik untuk pembangunan rumah sendiri atau pembangunan secara massal.

7. DAFTAR PUSTAKA

1. Wei Wen Yu, Design of Cold Formed Steel Structures, John Wiley and Sons, New York, 2000
2. Schaefer, B.W. , Progress on the Direct Strength Method, Proceeding 16th Int’l Spec. Conf. on
Cold-Formed Steel Structures, Orlando, Florida, 2002, p.647-662
3. Indo-Siam Concrete, Spesifikasi Teknis Fiber Cement Board, Jakarta, 2005
4. Jayaboard, Spesifikasi Teknis Wall-Stud and Wall-Track, 2005

16

Anda mungkin juga menyukai