Dosen Pembimbing :
HENNI PRAMASARI, SPd., MPd.
Disusun oleh :
ADJIE HARVA RIZKI (061740111721 / 2PJJ B)
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati
indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda
Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.
Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang kami beri judul pengembangan konstribusi islam dalam peradaban dunia
sebagai tugas mata kuliah Pendidikan agama islam. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Inggris dosen pengajar Henni Pramasari, SPd,. MPd.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini
tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.
Penulis
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan
kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari dua bagian
utama, yaitu : material penutup atap dan rangka atap. Penutup atap didukung oleh struktur rangka
atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke
dalam pondasi melalui kolom dan balok.
Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Rangka atap
adalah tulang punggung dalam satu konstruksi atap, karena tanpa ikatan rangka, atap tidak ada
artinya. Terbentuknya model atap tergantung pada susunan rangka yg dibentuk. Jadi peranan
rangka atap adalah faktor yg paling menentukan pada suatu bangunan, karena rangka atap itu
adalah tempat melekatnya atau bertumpunya material penutup atap. Fungsi rangka atap adalah:
1. Menahan beban angin
2. Tumpuan utama penyusunan atap
3. Menampung hawa panas dari matahari sebelum masuk ke ruang dibawahnya
Kekuatan sebuah atap sangat tergantung pada jenis material rangka yg digunakan, jenis-
jenis material rangka atap adalah:
Material Alam
1. Rotan
Adalah material alam yang banyak kita jumpai di daerah pegunungan. Umumnya dipakai
pada bangunan kecil seperti ruang penyimpanan gandum.
2. Bambu
Banyak kita jumpai pada rumah adat dengan menggunakan atap rumbia sebagai
penutupnya.
3. Kayu
Material yang paling banyak digunakan saat ini adalah kayu. Selain kekuatannya, kayu
juga tahan lama dan tahan terhadap angin. Kayu juga mudah dibentuk sesuai selera.
Material Industri
1. Beton
Digunakan pada konstruksi dengan memikul beban berat diatasnya dan juga pada
bentangan panjang
2. Baja
Banyak digunakan pada bangunan dengan bentang yang cukup besar seperti pada
bangunan industri dan aula.
3. Baja ringan (Truss)
Dengan kemajuan teknologi saat ini, jenis material yang satu ini terus diminati oleh orang
banyak termasuk pada perumahan. Selain ringan, jenis ini juga anti rayap dan tahan
korosi.
Dewasa ini, bahan kayu sudah semakin susah, kayu yang mempunyai kualitas bagus
sudah jarang ditemukan. Untuk material industri seperti beton dan baja pun harganya sangat
tinggi, selain itu juga dengan berat per-m2 yang cukup signifikan membuat struktur bangunan
keseluruhan menjadi mahal. Akhirnya, dipilihlah material rangka atap yg terbuat dari baja ringan
(truss). Penggunaan istilah baja high-tensile G550 (Baja Hi-Ten) untuk membedakan dengan
baja konvensional.
RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Rangka atap baja ringan adalah sebuah perkembangan teknologi terbaru struktur atap
menggunakan konstruksi baja yang kuat tetapi ringan, kita tahu sebelumnya bahwa yang
namanya baja itu identik dengan berat dan ukuran yang besar namun seiring perjalanan waktu
maka munculah teknologi baja ringan sehingga banyak menarik masyarakat untuk
menggunakanya. Baja yang digunakan adalah jenis cold rolled coil (CRC) dengan bentuk profil
seperti huruf C atau O. berikut ini beberapa uraian mengenai rangka atap baja ringan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ring balk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan
dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ring balk, jika ring balk tidak rata.
Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ring balk
menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat
mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.
Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ring balk
Contoh sistem tumpuan Wall-Plate : Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 , diikat dengan
grip segitiga
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:
a. Langkah 1: Persiapan kerja
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian
(lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong,
gergaji besi, palu, dan sebagainya.
b. Langkah 2: Leveling dan marking
1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda.
c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
2. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate,
berdasarkan gambar kerja.
3. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan
mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri,
sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
4. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan
benang dan lot (unting-unting).
5. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah
screw 12 – 14 x 20 HEX.
14. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm.
outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
Contoh hasil pemasangan outrigger dengan sistem overhang
Catatan: Beban diterima oleh reng tunggal, dan pada bagian tepi/ujung ditumpu oleh
C.75x0.75
15. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120
cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan
di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket
yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk
memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan
setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat
difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya.
Sambungan ceilling battens atau top span overlap (40 cm) dengan perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun
sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar.
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
jurai dan rafter.
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup
atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok