Anda di halaman 1dari 4

Bangunan Penunjang Dalam Perencanaan Tata Letak

Bangunan penunjang dalam perencanaan tata letak ialah bangunan yang bersifat
sementara yang akan menunjang dalam kegiatan pelaksanaan tata letak lapangan yang
nantinya akan dibongkar kembali ketika pelaksanaan tata letak lapangan telah selesai.
1. Pagar pembatas: dipergunakan untuk membatasi lokasi proyek dengan lingkungan
luar proyek, sebagai pengamanan lokasi proyek, digunakan untuk menjaga keindahan
serta sebagai identitas suatu penyedia jasa. Jenis pagar pembatas terbagi 2 yaitu pagar
tertutup dan pagar pembatas terbuka.
2. Kantor Proyek: berfungsi sebagai tempat pemberian tugas kepada kontraktor,
konsultan ataupun sub kontraktor. Biasanya dilengkapi dengan ruang rapat, ruang
direksi, ruang teknik, tempat ibadah, wc, dapur, dan gudang. Jika lahan proyek
memungkinkan bisa juga ditambahkan dengan ruangan K3, klinik dan juga terdapat
lahan parkir. Sebaiknya lokasi kantor proyek berdekatan dengan lokasi proyek dan
berada di dekan pintu masuk proyek dan juga dekat dengan tempat parkir sehingga
memudahkan untuk keluar masuk proyek.
3. Pos keamanan: berfungsi sebagai tempat pemantau keadaan proyek dan juga kantor
petugas keamanan. Diletakkan di pintu masuk proyek agar memudahkan dalam
mencatat kendaraan yang keluar dan masuk proyek dan tamu yang datang.
4. Klinik: klinik digunakan untuk pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan yang
tidak diinginkan. Didalam klinik terdapat alat-alat untuk melakukan pertolongan
pertama dan dijaga oleh seorang dokter proyek atau staff K3
5. Barak Pekerja dan kantin: digunakan untuk tempat peristirahatan dan tempat
menginap para pekerja dan juga tempat untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti
makan dan minum. Tujuannya adalah untuk mencegah keterlambatan datang kelokasi
proyek, memberikan waktu yang cukup untuk beristirahat, sehingga berdampak
langsung dalam produktivitas kerja pekerja.
6. Gudang : berfungsi untuk menyimpat material-material yang akan digunakan pada
proses pelaksanaan. Gudang tertutup digunakan untuk menyimpan material yang tidak
tahan terhadap cuaca dan bernilai ekonomis tinggi. Sedangkan gudang terbuka/
tempat penyimpanan digunakan pada material yang cukup tahan terhadap cuaca.
7. Lab : berfungsi untuk pengendalian mutu bahan material yang akan digunakan.
8. Sarana sanitasi: seperti kamar mandi / wc, ditempatkan pada direksi kit, barak kerja,
dan disekitar pusat lokasi kerja.

9. Area parkir: Parkir mobil dan motor ditempatkan dilokasi yang mudah dipantau dan
dengan penjagaan petugas.
10. Car Wash : Car wash ditempatkan disebelum pintu gerbang proyek agar kendaraan
pribadi ataupun alat berat yang keluar dari proyek tidak meninggalkan kotoran dijalan
raya.

Dasar Pertimbangan Tata Letak


Dalam menyusun tata letak yang baik, perlu diketahui faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Sofjan Assauri (2004;61)
adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan
a. Besar dan berat poroduk tersebut apabila produknya besar dan berat maka
memerlukan handling yang khusus sehingga memerlukan ruang yang luas
untuk bergerak. Sedangkan apabila produknya kecil dan ringan, handling akan
lebih mudah, dan ruangan bergeraknya tidak terlalu besar.
b. Sifat dari produksi tersebut yaitu apakah mudah pecah atau tidak, mudah rusak
atau tahan lama.
2. Urutan produksinya. Faktor ini penting terutama bagi product layout, karena
product layout penyusunannya didasarkan pada urutan-urutan produksinya.
3. Kebutuhan akan ruang yang cukup luas.
4. Peralatan atau mesin-mesin itu sendiri. Jika mesin-mesinnya berat maka
diperlukan lantai yang kokoh.
5. Maintenance dan replacement. Mesin-mesin harus ditrempatkan sedemikian rupa
sehingga maintenancenya mudah dilakukan dan replacement-nya juga mudah.
6. Adanya keseimbangan kapasitas. Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan
terutama dalam product layout, karena mesin-mesin diatur menurut urutannya.
7. Minimum movement. Dengan gerak yang sedkit, maka biaya akan lebih rendah.
8. Aliran dari material. Flow ini dapat digambarkan, yaitu merupaka arus yang harus
diikuti oleh produknya pada waktu dia dibuat, gambar mana yang sangat penting
bagi perencanaan lantai, atau ruangan pabrik.
9. Employee area. Tempat kerja harus cukup luas, sehingga tidak mengganggu
keselamatan dan kesehatan serta kelancaran produksi.
10. Service area (seperti kantin, toilet, tempat parkir mobil, dll). Service area diatur
sedemikian rupa sehingga dekat dengan tempat kerja.
11. Waiting area. Yaitu untuk mencapi flow material yang optimum, maka harus
diperhatikan tempat-tempat dimana kita harus menyimpan barang-barang disaat
menunggu proses selanjutnya.
12. Plant climate. Udara disekitar lokasi juga perlu diperhatikan.
13. Flexibility, perubahan-perubahan dari produk atau proses atau mesin-mesin dan
sebagainya hampir tidak dapat dihindarkan, karena sesuai dengan perkembangan
teknologi dan perubahan-perubahan kecil yang terjadi tidak memerlukan biaya
yang tinggi.

Dalam menempatkan peralatan pabrik, tata letak alat proses, penyimpanan bahan
baku dan produk atau gudang, transportasi, laboratorium,kantor harus disusun
sedemikian rupa sehingga diperoleh koordinasi kerja yang efisien.
1. Pemilihan lokasi memungkinkan untuk melakukan perluasan pabrik di masa yang
akan datang.
2. Tata letak alat-alat pabrik disusun secara sistematis sehingga pengoperasian,
pengawasan dan perbaikan mudah dilakukan.
3. Distribusi sarana penunjang (utilitas) yang tepat dan efisien.
4. Memberikan kebebasan bergerak yang cukup leluasa diantara peralatan yang
menyimpan bahan- bahan berbahaya.
5. Buangan proses tidak mengganggu operasi pabrik, lingkungan dan masyarakat
sekitarnya.
6. Aspek keselamatan kerja yang lebih terjamin.
7. Pengaturan jalan, bangunan, dan tata lingkungan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai