Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ POLA ALIRAN BAHAN PROSES PRODUKSI“

MATA KULIAH TEKNIK DESAIN DAN TATA LETAK INDUSTRI


PENGOLAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN

SEMESTER IV

Dosen Pengampu:
Sutrisno, A.Pi., M.Si.

Oleh :
HOFIYAH
(20.4.02.071)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO
2022
1

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tata letak pabrik atau bisa disebut juga dengan tata letak fasilitas dapat diartikan
sebagai tata cara bagaimana membuat suatu rancangan pabrik dengan pengaturan
fasilitas-fasiltas yang terencana, sehingga akan menghasilkan kegiatan produksi yang
lancar dan aman. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pemanfaatan luas area dalam
pembuatan layout yang dipergunakan untuk penempatan mesin atau fasilitas lainnya
yang berkaitan dengan produksi. Kelancaran dalam pemindahan suatu material juga
salah satu bentuk dari petingnya perancangan tata letak fasilitas. Perencanaan yang
baik juga dapat menentukan efesiensi dalam bentuk proses produksi, aliran material
yang menyebabkan kesuksesan kerja dalam suatu industri (Wignjoesoebroto, 2009).

1.2 Tujuan
Dalam tata letak fasilitas tentu tidak hanya memikirkan bagaimana cara merancang
pabrik yang paling baik tanpa mengetahui tujuan dari perancangan tata letak fasilitas
tersebut. Maka dari itu untuk merancang suatu pabrik perlu mengetahui tujuannya
(Wignjoesoebroto, 2009). Permasalahan tata letak fasilatas juga berkaitan dengan
menemukan pengaturan dari masing-masing departemen dengan persyaratan area yang
tidak sama dalam mesin atau fasilitas (Amir J. Khan, D.J. Tidke, 2013).
1. Memanfaatkan area yang ada.
2. Menyederhanakan atau meminimumkan pemindahan bahan (material handling).
3. Mempersingkat proses manufaktur.
4. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan
5. Mengurangi persediaan setengah jadi.
6. Memelihara pemakaian tenaga kerja seefektif mungkin.
7. Menciptakan suasana kerja yang memberikan kenyamanan, kemudahan, dan
keselamatan karyawan selama bekerja.
2

II.PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pola Aliran Bahan


Pola aliran akan berdasarkan pada keseluruhan pola dalam aliran produksi dari awal
proses produksi (penerimaan bahan baku) sampai dengan proses akhir (produk jadi).
Secara umum Pola aliran bahan akan dapat dikelompokan dalam dua tipe yaitu pola
aliran bahan untuk proses produksi dan pola aliran bahan untuk proses perakitan.
Pola aliran bahan akan tergantung pada beberapa faktor sbb : Area luasan yang
tersedia, Dimensi dari lantai yang tersedia, Luas area yang diperlukan untuk setiap
fasilitas produksi, hal sebagi dasar pengembangan perencanaan tata letak fasiltas
harus mempertimbangkan :
 1. Analisa Produk Menganalisa macam dan jumlah produk yg harus dibuat dengan
menggunakan pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis.
 2. Analisa Proses Menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produksi yg
telah ditetapkan utk dibuat.
 3. Sigi dan Analisa Pasar Mengidentifikasi macam dan jumlah produk yg
dibutuhkan oleh konsumen. Informasi ini digunakan utk menentukan kapasitas
produksi yg berikutnya dapat memberi keputusan tentang banyaknya mesin dan
fasilitas produksi yg diperlukan.
 4. Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipment dan Luas Area yg
Dibutuhkan Dengan memperhatikan volume produk yg akan dibuat, waktu standard,
jam kerja dan efisensi mesin maka jumlah mesin dan fasilitas yg diperlukan (juga
operator) dapat dihitung. Utk selanjutnya luas area, stasiun kerja, kebutuhan area,
jalan lintasan dapat di tentukan agar proses berlangsung dengan lancer

 5. Pengembangan Alternatif Tata Letak Sebelum menentukan tata letak terbaik yg


harus dipilih, terlebih dahulu dilakukan pengembangan alternatif dengan
mempertimbangkan :

• Analisa ekonomi yg didasarkan macam tipe layout yg dipilih

• Perencanaan pola aliran material yg hrs berpindah dari satu proses ke proses
berikutnya

• Pertimbangan yg terkait dengan luas area, kolom bangunan, struktur organisasi dll

• Analisa aliran material dengan memperhatikan volume, frekwensi dan jarak


perpindahan material shg diperoleh total biaya yg paling minimum

 6. Perancangan Tata Letak Mesin dan Departemen Dalam Pabrik

Hasil analisa thd layout dipakai sebagai dasar pengaturan fasilitas fisik dari pabrik dan
pengaturan departemen penunjang.
3

2.2 Perencanaan Pola Aliran Bahan


Perencanaan Pola aliran bahan dikelompokan menjadi empat tipe yaitu :

A. Product Planning Layout

 • Pola Aliran untuk proses produksi satu atau beberapa variasi produk yang similar
dalam jumlah atau volume yang besar (Produksi Massal).
 • Mesin dan fasilitas disusun menurut prinsip “machine after machine”
 • Produk dikerjakan sampai selesai didalam departemen tsb tanpa harus berpindah
ke departemen lainnya.
 • Proses perpindahan bahan dapat diatur lebih mudah agar menjadi lebih pendek
dan proses pegawasan aktivitas produksi juga lebih mudah.

B. PROCESS PLANNING LAYOUT

 • Mesin dan peralatannya ditempatkan menurut kesamaan proses atau fungsi kerja
mesin. Misal : kelompok mesin frais, kelompok mesin stamping, dll
 • Umumnya dipergunakan memproduksi produk yang prosesnya bervariasi atau tidak
standard.
 • Umumnya jumlah produk yang dihasilkan sedikit dengan type atau model produk
yang bervariasi pula.
4

C. PRODUCT FAMILY LAYOUT

 • Semua produk atau komponen dikelompokkan berdasarkan kemiripan proses


produksi dan ditempatkan dalam sebuah “manufacturing cell”
 • Didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen (product family)
berdasarkan kesamaan proses secara umum ataupun khusus.
 • Penyusunan mesin berdasarkan proses dari masing-masing kelompok produk.
 • Aliran bahan akan lebih pendek dan lancar
 • Mesin berfungsi banyak atau general purpose banyak dipergunakan pada type
layout ini

D. FIXED MATERIALS LOCATION LAYOUT

 Material atau Komponen utama akan tinggal tetap pada suatu lokasi dan fasilitas
kerja (mesin, tools), manusia dan komponen pelengkap akan bergerak mendekati
material atau komponen utama.
 • Perpindahan material dapat dikurangi sependek mungkin.
 • Fleksibilitas kerja sangat tinggi karena fasilitas-fasilitas produksi dapat
diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan – perubahan dalam rancangan
produk.
5

2.3 Pola Aliran untuk Proses Produksi


1. Straight Line atau pola aliran lurus ( I Flow)

Pola aliran ini berdasarkan garis lurus yang digunakan jika proses produksi
berlangsung singkat, relatif sederhana, dan hanya mengandung sedikit komponen
atau beberapa peralatan produksi

2. Serpentine atau zig-zag (S Flow)

Pola aliran ini diterapkan jika lintasan lebih panjang dibandingkan dengan luasan
area yang tersedia. Aliran material akan dibelokkan untuk menambah panjangnya
garis aliran yang ada dan secara ekonomi. Hal ini akan dapat mengatasi segala
keterbatasan area dan ukuran bangunan pabrik yang ada.

3. Pola aliran menyerupai huruf “U” (U Flow)

Pola aliran ini diterapkan jika akhir proses produksi berada pada lokasi yang sama
dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas
transportasi dan pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju
pabrik.
6

4. Circular (O Flow)

Pola aliran ini dapat diterapkan jika diharapkan untuk mengembalikan material
produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik digunakan
apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi
direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik bersangkutan.

5. Odd Angle

Pola aliran ini tidak begitu dikenal dibandingkan dengan pola-pola aliran yang lain.
Odd Angle memberikan lintasan pendek dan terutama akan terasa manfaatnya untuk
area yang kecil. Pola ini sangat baik digunakan untuk kondisi-kondisi seperti:
i. Apabila tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang pendek
di antara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.
ii. Apabila proses material handling dilaksanakan secara mekanis.
iii. Apabila keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa
tidak dapat diterapkan.
iv. Apabila dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas
produksi yang ada.
7

III.PENUTUP

KESIMPULAN

Masalah yang tampak adalah sering terjadinya cross movement (gerakan


memotong), serta tidak adanya pola aliran bahan yang jelas pada lantai produksi. Dimana ini
akan mempengaruhi jarak perpindahan material yang tidak efektif dengan semakin
panjangnya jarak perpindahan dari komponen. Untuk itu dilakukan perbaikan dengan
merancangan ulang layout pabrik serta pola aliran bahan. Yang diharapkan mampu
mengurangi atau meniadakan proses cross movement serta mengurangi jarak perpindahan
komponen.
8

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, H. (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu

.Wignjosoebroto, S. (2003). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Baha. Surabay: Guna

Widya. Shewale, P. P., Shete, M. S., & Sana, P. D. (2012). Improvement In Plant Layout
Using Systematic Layout Planning (SLP) For Increasea Productivity. International
Journal of Advanced Engineering Research and Studies;Volume I;Issue III .

Anda mungkin juga menyukai