SEMESTER IV
Dosen Pengampu:
Sutrisno, A.Pi., M.Si.
Oleh :
HOFIYAH
(20.4.02.071)
I.PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dalam tata letak fasilitas tentu tidak hanya memikirkan bagaimana cara merancang
pabrik yang paling baik tanpa mengetahui tujuan dari perancangan tata letak fasilitas
tersebut. Maka dari itu untuk merancang suatu pabrik perlu mengetahui tujuannya
(Wignjoesoebroto, 2009). Permasalahan tata letak fasilatas juga berkaitan dengan
menemukan pengaturan dari masing-masing departemen dengan persyaratan area yang
tidak sama dalam mesin atau fasilitas (Amir J. Khan, D.J. Tidke, 2013).
1. Memanfaatkan area yang ada.
2. Menyederhanakan atau meminimumkan pemindahan bahan (material handling).
3. Mempersingkat proses manufaktur.
4. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan
5. Mengurangi persediaan setengah jadi.
6. Memelihara pemakaian tenaga kerja seefektif mungkin.
7. Menciptakan suasana kerja yang memberikan kenyamanan, kemudahan, dan
keselamatan karyawan selama bekerja.
2
II.PEMBAHASAN
• Perencanaan pola aliran material yg hrs berpindah dari satu proses ke proses
berikutnya
• Pertimbangan yg terkait dengan luas area, kolom bangunan, struktur organisasi dll
Hasil analisa thd layout dipakai sebagai dasar pengaturan fasilitas fisik dari pabrik dan
pengaturan departemen penunjang.
3
• Pola Aliran untuk proses produksi satu atau beberapa variasi produk yang similar
dalam jumlah atau volume yang besar (Produksi Massal).
• Mesin dan fasilitas disusun menurut prinsip “machine after machine”
• Produk dikerjakan sampai selesai didalam departemen tsb tanpa harus berpindah
ke departemen lainnya.
• Proses perpindahan bahan dapat diatur lebih mudah agar menjadi lebih pendek
dan proses pegawasan aktivitas produksi juga lebih mudah.
• Mesin dan peralatannya ditempatkan menurut kesamaan proses atau fungsi kerja
mesin. Misal : kelompok mesin frais, kelompok mesin stamping, dll
• Umumnya dipergunakan memproduksi produk yang prosesnya bervariasi atau tidak
standard.
• Umumnya jumlah produk yang dihasilkan sedikit dengan type atau model produk
yang bervariasi pula.
4
Material atau Komponen utama akan tinggal tetap pada suatu lokasi dan fasilitas
kerja (mesin, tools), manusia dan komponen pelengkap akan bergerak mendekati
material atau komponen utama.
• Perpindahan material dapat dikurangi sependek mungkin.
• Fleksibilitas kerja sangat tinggi karena fasilitas-fasilitas produksi dapat
diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan – perubahan dalam rancangan
produk.
5
Pola aliran ini berdasarkan garis lurus yang digunakan jika proses produksi
berlangsung singkat, relatif sederhana, dan hanya mengandung sedikit komponen
atau beberapa peralatan produksi
Pola aliran ini diterapkan jika lintasan lebih panjang dibandingkan dengan luasan
area yang tersedia. Aliran material akan dibelokkan untuk menambah panjangnya
garis aliran yang ada dan secara ekonomi. Hal ini akan dapat mengatasi segala
keterbatasan area dan ukuran bangunan pabrik yang ada.
Pola aliran ini diterapkan jika akhir proses produksi berada pada lokasi yang sama
dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas
transportasi dan pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju
pabrik.
6
4. Circular (O Flow)
Pola aliran ini dapat diterapkan jika diharapkan untuk mengembalikan material
produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik digunakan
apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi
direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik bersangkutan.
5. Odd Angle
Pola aliran ini tidak begitu dikenal dibandingkan dengan pola-pola aliran yang lain.
Odd Angle memberikan lintasan pendek dan terutama akan terasa manfaatnya untuk
area yang kecil. Pola ini sangat baik digunakan untuk kondisi-kondisi seperti:
i. Apabila tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang pendek
di antara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.
ii. Apabila proses material handling dilaksanakan secara mekanis.
iii. Apabila keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa
tidak dapat diterapkan.
iv. Apabila dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas
produksi yang ada.
7
III.PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
.Wignjosoebroto, S. (2003). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Baha. Surabay: Guna
Widya. Shewale, P. P., Shete, M. S., & Sana, P. D. (2012). Improvement In Plant Layout
Using Systematic Layout Planning (SLP) For Increasea Productivity. International
Journal of Advanced Engineering Research and Studies;Volume I;Issue III .