Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan 11:

POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN

A. TUJUAN PERKULIAHAN

Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:

• Menjelaskan macam-macam pola aliran bahan.


• Menjelaskan cara menetukan pola aliran bahan yang cocok untuk proses produksi.
• Menjelaskan keuntungan dari perencanaan aliran bahan.

B. URAIAN MATERI:

6.1 Pola Aliran


Produkstivitas yang tinggi akan dapat diperoleh dengan cara mengatur aliran proses
produksi secara efektif dan efesien. Dengan aliran proses produksi maka disini akan diartikan
sebagai aliran yang diperlukan untuk memindahkan elemen-elemen produksi (bahan
baku/material, orang, part, dan lain-lain) mulai dari awal samapi proses dilaksanakan samapi
akhir proses menurut lintasan yang dianggap paling efesien. Ditinjau dari sejak awal samapai
akhirnya, maka proses aliran material akan dapat dilkasifikasikan menjadi tiga tahap yaitu:
v Gerakan pemindahan semua elemen (material/part) mulai dari sumber asalnya
menuju ke pabrik yang akan mengelolanya.
v Gerakan perpindahan dari material/part di dalam dan disekitar pabrik selama proses
produksi berlangsung.
v Gerakan perpindahan yang meliputi aktivitas distribusi daripada produk jadi (out-put)
yang dihasilkan menuju ke lokasi pemesan atau konsumen.
Gambar dibawah ini akan mencoba untuk memperjelas mengenai siklus aliran yang umum
bisa dilihat dalam proses produksi dari suatu pabrik, yaitu:
Gambar 6.6
Siklus Aliran Bahan dalam Sebuah Pabrik
Dalam pembahasan mengenai aliran material ini, titik berat pembahasan akan lebih
diarahkan dan ditekankan pada masalah aliran material yang berlangsung didalam area lokasi
pabrik saja. Keuntungan dari perancangan aliran material yang baik antara lain sebagi berikut:
v Menambah efesiensi dari proses produksi yang ada
v Pendayagunaan dari floor space yang lebih baik
v Aktivitas-aktivitas material handling akan berlangsung secara lebih sederhana
v Pendayagunaan segala fasilitas produksi secara lebih baik sehingga waktu menganggur
(idle time) akan dapat dikurangi
v Mengurangi waktu pengerjaan dan in process dan inventory
v Pendayagunaan tenaga kerja secara lebih efesien
v Mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan dari peroduk yang dihasilkan
v Mengurangi jarak perpindahan dan juga kemacetan-kemacetan dalam lintasan
produksi
v Memudahkan aktivitas supervisi, menyederhanakan pengawasan, dan mempermudah
proses handling
v Mengurangi terjadinya kecelakaan saat operasi berlangsung
6.1.1 Pola Umum Aliran Bahan

Secara umum pola aliran material dapat dibedakan dalam dua type yaitu pola aliran
bahan untuk proses produksi dan pola aliran bahan yang diperlukan untuk proses perakitan.

a) Pola Aliran Bahan Baku untuk Proses Produksi (Fabrikasi)


Pola aliran yang dipakai untuk pengaturan proses produksi meliputi:
1) Straight Line

Pola aliran ini digunakan jika proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan
umumnya terdiri dari beberapa komponen-komponen atau beberapa macam production
equipment. Dan akan memberikan manfaat:
v Jarak terpendek antar dua titik
v Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin
nomer satu sampai ke mesin yang terakhir
v Jarak perpindahan bahan secara total akan kecil/pendek karena jarak antar masing-
masing mesin adalah yang paling pendek.

2) Serpentine atau zig-zag (S-Shaped)

Pola airan ini sangat baik dipterapkan pada aliran proses produksi yang lebih panjang
dibandingkan dengan luas area yang tersedia. Untuk itu alran bahan akan dibelokkan
menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat
mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada.
3) U-Shaped

Pola aliran ini akan digunkan jika yang dinginkan bahwa akhir dari proses produksi akan
berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan memepermudah
pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar
masuknya material dari da menuju pabrik.
4) Circular

Pola aliran ini sangat baik pergunakan bilaman diinginkan untuk megembalikan material atau
produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik dipakai apabila
departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk
berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.
5) Odd angle

Pola aliran ini tidak begitu dikenal jika dibandingkan dengan pola-pola aliran yang
lainya. Pola aliran ini sangat umum dan baik digunkan untuk kondisi-kondisi bilamana:
v Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu
kelompok kerja dari area yang saling bekaitan
v Proses handling dilakukan secara mekanis
v Keterbatasan ruangan yang menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat
diterapkan
v Dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas produksi yang ada.

b) Pola Aliran Proses untuk Proses Perakitan (Assembly)


Pada umumnya ada empat macam pola aliran yang dipakai dalam suatu proses perakitan
(assembly), yaitu:
1) Combination Assembly Line Pattern

Main Assembly Line

Disini main assembly akan disupply dari sejumlah sub-assembly line atau part line. Sub-
assembly line ini berada pada sisi yang sama. Combination assembly ini akan memerlukan
lintasan yang panjang.

2) Tree Assembly Line Pattern

Sub-assembli akan berada pada dua sisi dari main assembly line. Hal ini diraskan cukup
bermanfaat karena akan dapat diperkecil lintasan dari main assembly line. Tree asembly
line pattern ini akan baik dipakai terutama bila main assembly line berada di bagian tengah
dari bangunan pabrik.

3) Dendretic Assembly Line Pattern


Pola ini kelihatannya lebih tidak teratur dibandingkan dengan combination atau tree
assembly line pattern. Disini tiap bagian berlangsung operasi sepanjang lintasan produksi
samapi menuju produksi yang lengkap untuk proses assembling.

4) Overhead Assembly Line Pattern

Sebenarnya pola ini bukanlah merupakan pola suatu assembly line pattern, akan tetapi lebih
merupakan sejumlah pattern yang sama atau tidak sama yang terletak pada lingkat/lantai
yang berlainana.

Disamping pengaturan aliran bahan maka perlu juga dipertimbangkan cara mengatur mesin
atau fasilitas produksi lainnya didalam masing-masing stasiun kerja. Pengaturan msin ini
pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
v Pengaturan menurut garis lurus (straight line arrangement)
Disini sumbu dari mesin akan sejajar dengan sumbu dari jalan lintasannya (aisle),
dengan kata lain mesin-mesin akan diatur sejajar dengan jalan lintasan tersebut.
Jumlah jalan lintasan adalah setengah dari jumlah deretan mesin-mesin yang diatur.

AISLE

v Pengaturan menurut diagonal atau membentuk sudut (diagonal arrangement)


Dengan pengaturan mesin secara diagonal ini, maka sumbu mesin akan membuat
sudu terentu dengan lintasan. Material dapat diletakan pada kedua sisi dari mesin.
Pengaturan mesin semacam ini akan dapat mengatasi masalah keterbatasan luas
area yang ada

AISLE

AISLE

v Pengaturan menurut garis tegak lurus (perpendicular arrangement)


Pengaturan mesin dilakukan tegak lurus dengan sumbu dari jalan lintasan seperti
halnya dengan diagonal arrangement material bisa dikirim/diambil melalui dua sisi
jalan lintasan yang ada. Bilamana lebar area mencukupi sedangkan panjang ruangan
relatif kecil maka pengaturan tipe ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan tipe
diagonal.

AISLE

AISLE

v Pengaturan menurut bentuk lingkaran (circular arrangement)


Pengaturan mesin semacam ini akan bermanfaat bila seorang operator dapat
mengoperasikan lebih dari satu buah mesin. Pada pengaturan mesin semacam ini,
mesin-mesin akan diletakkan disekeliling suatu lingkaran dengan operator akan
berada di pusat lingkaran tersebut.
c) Pola Aliran Vertikal untuk bangunan bertingkat

Selanjutnya untuk pola vertikal bisa diaplikasikan untuk single story maupun multiple story
buildings. Pendayagunaan ruang diatas kepala untuk proses pemindahan material maupun
faktor pokok didalam perancangan material secara vertikal. Ada enam klasifikasi pola
aliran vertikal, seperti pada gambar 2.8 berikut ini:

Gambar 2.8 Pola Aliran Vertikal


(Sumber: Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Sritomo Wignjosoebroto)

Pola aliran vertikal ditujukan untuk aplikasi dalam bangunan pabrik bertingkat. Pola aliran
vertikal (a) biasanya digunakan untuk aliran material antar gedung dan yang penting juga
ada mekanisme pemindahan material menuju tingkat yang lebih atas. Pola (b) digunakan
apabila lantai bawah akan dimanfaatkan untuk sebagai pintu keluar masuk material. Pola
aliran (c) apabila pintu masuk dan keluar material berada pada sisi yang sama. Pola aliran
(d) pemindahan material diantara lantai ke lantai terjadi pada sisi yang sama. Aliran
pengangkatan yang menyudutkan bisa ditemukan dalam pola (e) dimana buchet, belt
conveyor atau escalator akan dimanfaatkan disini. Aliran backtracking (melintas balik) akan
dijumapi pada pola (f).

6.1.2 Langkah-langkah Perencanaan Aliran Bahan


Dalam aktivitas perencanaan pola aliran bahan yang sebaiknya diterapkan, maka prosedur
tersebut dibawah ini akan banyak membantu pelaksanaan maksud tersebut, tahapannya
sebagai berikut:
a) Identifikasi dan amati sekali lagi seluruh elemen-elemen yang akan bergerak
mengalir melalui mesin dan fasilitas produk yang ada.
b) Kumpulkan semua data yang diperlukan untuk masing-masing elemen yang ada.
c) Amati sekali lagi perencanaan proses manufactuing dan teliti dengan sebaik-baiknya
urutan proses pengerjaan dari benda kerja tersebut yaitu dari awal sampai akhir
dengan memperhatikan mesin dan peralatan lain yang dipergunakan.
d) Perhatikan faktor-faktor yang secara erat akan berkaitan dengan aliran elemen
produksi lainnya.
e) Buat beberapa kemungkinan-kemungkinan pengaturan yang sesuai untuk fasilitas
produksi, proses perakitan, dan lain-lain.
f) Buat suatu analisa teknik untuk mencoba memilih alternatif aliran bahan dan
penempatan lokasi fasilias produksi yang ada.
C. LATIHAN/TUGAS

Setelah anda mempelajari materi di atas, maka jawablah pertanyaan berikut ini:

1. Sebutkan dan jelaskan macam pola aliran bahan fabrikasi!


2. Sebutkan dan jelaskan macam pola aliran bahan pada proses perkaitan!
3. Apa sajakah yang menjadi langkah-langkah dalan perancangan aliran bahan?

D. REFERENSI
Fred Meyers, 2003, Plant Layout & Material Handling, Prentice Hall

J.M.Apple, 2007, Facility Layout and Material Handling, John Wiley

J.M.Apple, 2009, Material Handling System Design, The Roland Press

Jay Heizer & Barry Render, 2006, Operation Management, Sixth Edition, Prentice Hall

Lee J. Krajewski & Larry P. Ritzman, 2006, Operation Management Process and Value Chains,
International Edition, 7th Edition

R.L.Francis & J.A.White, 2004, Facility Layout and Location, Analytical Approach, Prentice Hall

Richard Muther, 2004, Practical Plant Layout, Mc.GrowHill

Sritomo Wignjosoebroto, 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Gunawidya, Surabaya

Tompkins & J.A.White, 2004, Fasilities Planning, John Wiley & Sons

Anda mungkin juga menyukai