Anda di halaman 1dari 10

NAMA : TENRI NUR FATIMAH

NIM/KELAS : 1921152016 / D4 01

MK : MANAJEMEN KONSTRUKSI

TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI

1. Tuliskan dan Jelaskan mengenai ciri-ciri dan karakteristik proyek konstruksi


Ciri - ciri suatu proyek konstruksi, antara lain sebagai berikut.

 Bersifat Unik, Suatu proyek konstruksi selalu memiliki sifat keunikan yang


berbeda-beda dalam pelaksanaannya, walaupun misalkan proyek X memiliki
spesifikasi dan jenis yang sama dengan proyek Y tetapi dikarenakan lokasi proyek
yang berbeda tentunya memiliki keunikan tersendiri dalam proses pelaksanaannya
baik dikarenakan kondisi alam, transportasi material, akses peralatan, maupun
faktor lain yang berpengaruh dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Terbatas Dengan Waktu, Mutu dan Biaya.

 Item Pekerjaan Dilakukan Secara Sistematis


Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi setiap item pekerjaan dilakukan secara
sistematis dan berurutan sesuai dengan metode pelaksanaannya, jadi setiap elemen
suatu struktur bangunan konstruksi umumnya dikerjakan berdasarkan susunan
yang sistematis misalnya mulai dari sub-structures,  upper structures, dan pekerjaan
finishing dan tidak berulang setelah item pekerjaan tersebut selesai dikerjakan. 

 Umumnya Menggunakan Tenaga Kerja Ahli dan Profesional


Dalam praktik konstruksi di lapangan tenaga kerja yang digunakan umumnya
menggunakan tenaga kerja terlatih, terdidik sampai profesional karena pekerjaan
yang dikerjakan memang membutuhkan suatu skill tersendiri mulai dari tahap
perencanaan oleh insinyur perencana sampai pelaksanaannnya di lapangan oleh
pekerja  seperti pekerjaan pengelasan, perakitan tulangan, pengecetan, plesteran,
instalasi listrik-air, dsb. Kendala akhir-akhir ini yaitu sulitnya memperoleh tenaga
kerja yang berkompeten dan profesional dibidangnnya.

 Umumnya Pekerja/Labour  Bersifat Tenaga Kerja Lepas


Pada industri proyek konstruksi  umumnya tenaga yang digunakan  lebih bersifat
tenaga kerja lepas sehingga jumlah tenaga kerja lepas pada dasarnya lebih besar
dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja tetap yang dimiliki oleh pihak pelaksana.
Hal ini dikarenakan karena salah satu ciri dari suatu proyek yaitu bersifat
sementara (terbatas oleh durasi suatu proyek), sehingga jika proyek telah selesai
biasanya pekerja akan mencari proyek baru dengan pihak pelaksana yang baru
pula. Berbeda dengan industri manufaktur dimana pada umumnya jumlah
pekerjanya bersifat tetap dan tetap bekerja selama proses produksi terus berjalan.
 Umumnya Bekerja di Ruangan Terbuka
Hampir semua pekerjaan konstruksi dilakukan di ruangan terbuka dalam proses
pelaksanaannnya dimana sangat dipengaruhi oleh iklim/cuaca. Bekerja di ruangan
terbuka juga berpotensi menimbulkan risiko kecelakan kerja bagi pekerja di
lapangan. Sehingga proyek konstruksi berbeda dengan industri manufaktur yang
umumnya dilakukan di dalam ruangan.

 Pekerjaannya Tidak Berulang-Ulang 


Pada industri manufaktur proses pekerjaannya dilakukan secara berulang-ulang
(Cycle), berbeda dengan proyek industri konstruksi dimana item pekerjaannya
tidak dilakukan secara berulang dimana prosesnya bersifat berkelanjutan dan
sistematis (jika item pekerjaan X selesai maka berlanjut ke item pekerjaan Y).

 Hasil Pekerjaan Bersifat Handmade


Berbeda dengan industri manufaktur dimana output dari proses pembuatan
produknya umumnya menggunakan mesin sedangkan proyek konstruksi umumnya
hasil output pekerjaannya bersifat handmade. Perluh diketahui bahwa hasil dari
output pekerjaan konstruksi biasanya tidak sesempurna jika dibandingkan dengan
buatan mesin, oleh karena itu ketidaksempurnaan dari hasil produk konstruksi
merupakaan hal yang normal selama dalam batas-batas yang dapat diterima.

 Perhitungan Biaya Dilakukan Sebelum Pelaksanaan


Pada umumnya perhitungan biaya dilakukan  pada tahap awal pengadaan
(procurement) kemudian jika telah disepakati maka dilaksanakan pada tahap
konstruksi, berbeda dengan industri manufaktur dimana perhitungan biayanya
dilakukan setelah produk selesai dikerjakan yang berupa harga pokok produksi
(HPP). Oleh karena itu khusus untuk proyek konstruksi sering ditemukan
kesalahan perhitungan maupun akibat faktor lain yang menyebabkan
pembengkakan biaya setelah proyek selesai dikerjakan dikarenakan perhitungan
biaya secara dini dan dengan waktu yang terbatas serta akibat faktor-faktor lain
selama konstruksi yang mempengaruhi biaya total proyek.

 Volume Pekerjaan yang Terukur,


Pada proyek konstruksi pada umumnya setiap item pekerjaannya memiliki volume
yang dapat diukur sehingga memudahkan dalam proses penganggaran dan
pelaksanaannya di lapangan. Setiap item pekerjaan konstruksi pastinya memiliki
nilai volume yang harus dan wajib ditentukan sebelum proyek dilaksanakan. baik
berupa besar volume, luas, panjang, unit, dsb.

 Berpotensi  Besar Terhadap Risiko Kecelakaan Kerja,


Industri konstruksi memang berpotensi menimbulkan terjadinya
accident/kecelakaan kerja pada pekerjanya di lapangan mengingat kondisi
pekerjaan dilakukan di ruangan terbuka, bekerja di ketinggian, bekerja dengan
peralatan kerja yang sedang berkatifitas, berada pada kondisi alam terbuka dsb,
dibandingkan dengan industri manufaktur yang umumnya bekerja di ruangan 
tertutup dan memiliki risiko kecelakaan yang relatif lebih rendah dibandingkan
dengan industri konstruksi di lapangan.

 Menggunakan Peralatan Konstruksi Berat,


Berbeda dengan jenis proyek lain dimana pada  proyek konstruksi dalam praktik
pelaksanaannya biasanya membutuhkan peralatan berat (Heavy Equipment) dalam
mempermudah proses pekerjaan konstruksi di lapangan baik yang berukuran kecil
sampai besar misalnya dalam proses pekerjaan tanah, beton, transportasi vertikal,
jalan dsb. Dengan penggunaan peralatan konstruksi tentunya juga harus didukung
oleh keahlian operator dalam pengoperasiannya.

 Berpotensi Menimbulkan Klaim,


Pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia sering ditemukan banyak kejadian
dalam pelaksanaan maupun pada akhir konstruksi  menimbulkan klaim/dispute
antara pihak owner dan pihak pelaksanaan baik dikarenakan permasalahan waktu,
biaya, kualitas, pembayaran, change order, dsb. Telah banyak proyek konstruksi
yang berakhir dengan perselisihan dan berakhir di jalur hukum. Oleh karena itu
melihat kompleksitas yang tinggi pada proyek konstruksi tentunya dibutuhkan
perencanaan yang matang pada tahap perencanaan, perancangan dan pengadaan
sebelum proyek memasuki tahap konstruksi sehingga klaim kosntruksi setidaknya
dapat diminimalisir.

Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini.

 Kegiatannya dibatasi oleh waktu.


Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara owner (pemilik) proyek dengan
pelaksana proyek, misalnya proyek tersebut harus diselesaikan dalam waktu 18
minggu. Sesuai dengan kontrak maka pelaksana harus menyelesaikan proyek
tersebut tepat atau kurang dari 18 minggu.
 Sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya.
Proyek dilaksanakan dalam satuan waktu, sehingga dapat diketahui waktu mulai
dan waktu kapan proyek tersebut selesai. Misal proyek dilaksanakan mulai tanggal
19 Januari 2008 dan proyek tersebut selesai pada 30 November 2009.
 Dibatasi oleh biaya.
Nilai kontrak dimisalkan saja bernilai 5 milyar rupiah, sehingga Pelaksana proyek
harus mengelola uang tersebut bagaimanapun caranya agar proyek tersebut dapat
selesai tepat pada waktunya dengan nilai kontrak 5 milyar rupiah tersebut.
 Dibatasi oleh kualitas.
Dalam proyek konstruksi bangunan gedung misalnya, kolom - kolom bangunan
tersebut harus memiliki kuat tekan beton sebesar 25 MPa. Sehingga Pelaksana
proyek harus membuat kolom dengan mutu kuat tekan beton sebesar 25 MPa dan
tidak boleh kurang dari nilai tersebut setelah dilakukan uji tes kuat tekan beton di
laboratorium.
 Biasanya tidak berulang-ulang.
Suatu proyek misalnya membuat bangunan gedung untuk perumahan. Maka rumah
yang dibangun memiliki tipe yang berbeda-beda ada tipe 36 dan ada tipe 46. Kedua
bangunan rumah tersebut berfungsi sama yaitu perumahan tetapi memiliki
spesifikasi, luas bangunan yang berbeda.

2. Gambarkan siklus hidup proyek konstruksi gedung, berikan penjelasan detail.


Pengertian Siklus Hidup Proyek
Salah satu tanda-tanda khusus proyek menurut Subagya dalam Dannyanti (2010) :
adalah waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan. Yaitu proyek mempunyai
siklus yang terjadi, siklus yang terjadi diproyek dinamakan siklus hidup
proyek. Siklus hidup proyek adalah perkembangan proyek dari awal ide atau
gagasan sampai proyek dinyatakan selesai dimana tiap tahapan memiliki pola tertentu.
Secara garis besar tahapan siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, diantaranya:

GAMBAR SIKLUS HIDUP PROYEK :


Tahapan – Tahapan Siklus Hidup Proyek
1) Tahap Konsepsi
Merupakan tahapan munculnnya ide atau gagasan tentang proyek yang dimulai dari
penemuan masalah. Selanjutnya masalah yang ditemukan perlu dirumuskan dengan
jelas serta tujuan pemecahan masalah tersebut.
2) Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan meliputi:
 Study Kelayakan
Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi
yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan
perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek
lingkungan.
 Tahap Penjelasan
Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek
menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana
dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya
yang diperlukan.
 Tahap Desain/Perancangan
Tahap perancangan meliputi dua tahap, yaitu tahap Pra-Desain (Premiminary Design)
dan tahap Pengembangan Desain (Development Design) / Detail Desain (Detail
Design).
 Desain Akhir dan Penyiapan Dokumen Pelaksanaan (Final Design and
Conctruction Documen)
Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan,
mencakup:
Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan
a. Detail spesifikasi
b. Bill Of Quantity (daftar volume)
c. Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)
d. Syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)
 Tahap pengadaan/Lelang
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau
sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi di
lapangan.
3) Tahap Eksekusi/Pelaksanaan
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan
oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsultan Perencana dalam batasan
biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan,
dan mengendalikan semua operasional di lapangan.
4) Tahap Operasi
Tahap ini merupakan proses serah terima proyek dari kontraktor kepada pemilik
proyek, dan ini  menjadi akhir dari proses pelaksanaan. Pemilik proyek bisa
mengoperasikan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat.
3. Buatlah struktur organisasi proyek

Project Owner
PT. Ten Group

Kontraktor
PT. Karya Perdana Jaya

Arsitektur Quantity Surveyor


PT. Tens Karya Design PT. Bills Perkarya

Sub Kontraktor

Sub I Sub II
PT. Hajar Utama PT. Andi Bagus Jaya
4. Buatlah struktur organisasi proyek swakelola.

Project Owner
PT. Ten Group

Kontraktor
PT. Abadi Andi Karya

Arsitektur Quantity Surveyor


PT. Tens Design PT. Benhard Kop

Sub Kontraktor

Sub I Sub II Sub III


PT. Kapu Karya PT. Paso Jaya PT. Weka Abdi
5. Jelaskan secara singkat mengenai evolusi yang terjadi pada pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu proyek konstruksi.

Pihak-pihak yang terlibat dala suatu proyek konstruksi :

Anda mungkin juga menyukai