Anda di halaman 1dari 7

ARSITEKTUR TROPIS

ANALISIS KARAKTERISIK IKLIM TROPIS DAN KEPULAUAN

Oleh :

ANDI NUR ISRAFIAH

D051171520

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
Tropis diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara garis isotherm di
bumi bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,5 lintang utara dan
23,5 lintang selatan.

Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:

1. Tropis kering yang meliputi stepa, savanna kering dan gurun pasir dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
• Kelembaban udara yang relatif rendah (umumnya dibawah 50%)
• Curah hujan yang rendah
• Radiasi matahari ke wilayah yang memiliki iklim tropis kering langsung
tinggi dan maksimal karena jarang terdapat awan
• Banyak terdapat gurun pasir karena sangat jarang terjadi hujan
• Pada sore hari sering terdengar ledakan batu-batu akibat perubahan suhu
ekstrem
2. Tropis Lembab yang meliputi hutan hujan tropis, daerah-daerah dengan
musim basah dan savanna lembab.
• Kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%)
• Curah hujan yang tinggi
• Temperatur tahunan di atas 18°C (dan dapat mencapai 38°C pada musim
kemarau).
• Perbedaan antar musim tidak terlalu terlihat, kecuali periode sedikit
hujan dan banyak hujan yang disertai angin kencang

Indonesia berada di garis khatulistiwa yang berarti memiliki iklim tropis,


tepatnya iklim tropis basah. Hal ini dipengaruhi juga oleh bentuk negara
Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan
Indonesia dikelilingi oleh lautan dan samudra. Itulah sebabnya Indonesia memiliki
iklim laut yang sifatnya lembab dan banyak mendatangkan hujan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya iklim tropis di Indonesia,


diantaranya:
▪ Pada skala global, kepulauan Indonesia dikelilingi oleh Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia, juga berbatasan langsung dengan Benua Asia dan Benua
Australia.

▪ Pada skala regional, kepulauan Indonesia terdiri dari lima pulau besar dan
ribuan pulau kecil yang dikelilingi laut-laut maupun selat-selat.

▪ Pada skala lokal, gunung-gunung menjulang tinggi besar dapat berpengaruh


terhadap curah hujan dan suhu karena iklim sendiri dapat dipengaruhi oleh
pegunungan. Hal ini disebabkan karena suhu di atas gunung lebih rendah
daripada suhu di permukaan laut.

Untuk pengertian Arsitektur Tropis ini, lebih mengacu pada daerah tropis basah
sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia. Beberapa ciri tropis lembab adalah suhu
rata-rata 32,3°C, langit umumnya cerah tetapi menyilaukan. Rumah-rumah di
daerah tropus lembab mempunyai bukaan-bukaan yang cukup banyak untuk
mensirkulasi udara lembab di dalam ruangan keluar, teras yang luas serta plafond
yang tinggi menjadi ciri khas.

Elemen-elemen iklim tropis lembab:

a. Matahari, radiasi sinar matahari adalah elemen penting yang


mempengaruhi keadaan iklim dan cuaca.
b. Keadaan Topografi
• Adanya bidang air yang luas
• Ketinggian terhadap permukaan laut, setiap kenaikan 100 m terjadi
kenaikan suhu sebesar 0.57° C
• Kelembaban relatif udara, keadaan awan dan arus angin
• Jenis elemen alam dalam penyerapan dan pemantulan yang berbeda
c. Angin, adalah udara yang bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena
bagian yang didorong dari daerah bertekanan tinggi ke bertekanan rendah.
Angin makro atau angin benua adalah penyebab utama adanya siklus
musim kemarau dan musim hujan. Di bulan april sampai Agustus angin
bergerak dari arah barat laut ke tenggara dan menyebabkan musim hujan.
Angin mikro misalnya angin pantai disebabkan oleh perbedaan suhu dan
tekanan antara daratan dan lautan, Kecepatan angin laut di Jakarta
umumnya agak rendah antara 1-4 m/s.
d. Hujan, Hujan timbul apabila awan mengandung titik-titik uap yang turun
suhunya sampai menjadi lebih rendah daripada titik jenuh, dan mencair
menjadi air. Hujan banyak terjadi di daerah tropis lembab akibat udara
yang mengandung uap panas yang merambat ke atas.
e. Kelembaban, Pada daerah tropis lembab kelembaban harus mendapatkan
banyak perhatian karena dapat membawa kerugian terhadap bangunan
yaitu menunjang timbulnya jamur dan organisme - organisme pembusuk
kayu, perkaratan logam-logam, pengembangan dan penyu- sutan massa
panel-panel, dll. Kelembaban pada daerah tropis basah antar 55-100%,
biasanya diatas 75%.

Faktor – faktor iklim tersebut berpengaruh sangat besar terhadap aspek


kenyamanan fisik manusia. Serta harus ada 2 aspek penting yang harus dipenuhi
yaitu, kenyamanan dan keamanan, kenyamanan dapat dibagi menjadi 2 kategori :
1. Kenyamanan psikis, berkaitan dengan aspek kepercayaan, agama, adat,
bentuk kenyamanan ini lebih bersifat personal dan kualitatif.
2. Kenyamanan fisik, lebih bersifat universal dan dapat diukur secara
kuantitafif, kenyamanan fisik dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
- Kenyamanan Spatial (ruang)
- Kenyamanan Visual (Penglihatan)
- Kenyamanan Audial (Pendengaran)
- Kenyamanan Thermal (Termis/Suhu)

Aspek kenyamanan visual yang berhubungan dengan pencahayaan alami di


siang hari Berdasarkan ISO 7730:1994, Moderate Thermal Environments
Determination of the PMV and PPD Indices and Specification of the Conditions
for Thermal Comfort, 2 editions, 1994, International Organizations for
Standardization, Geneva, Switzerland dan kenyamanan thermal yang
berhubungan dengan persoalan suhu, kelembaban dan angin merupakan 2 hal
dominan yang dipecahkan agar penghuni bangunan tropis dapat mencapai
kebutuhan kenyamanan secara fisik. Dengan menggunakan energi serendah
mungkin.

Untuk kenyamanan thermal iklim tropis, maka bangunan tropis memiliki ciri
utama:

- Keterbukaan (openness) untuk mengalirkan udara dan mengurangi


kelembaban dalam bangunan.
- Bayangan (shading) untuk melindungi dinding dan lantai dari panas dan silau
dari cahaya matahari
- Ciri lain yang dapat disebutkan yaitu bangunan memiliki lantai yang
berpanggung untuk mengatasi kelembaban dari tanah.

Untuk menciptakan kenyaman thermal ini terdapat 2 faktor yang diperimbangkan


antara lain :

a) Pengendalian terhadap radiasi matahari yaitu dengan orientasi bangunan


dan pemakai bahan bangunan
b) Pengendalian ventilasi pada bangunan

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dengan cara :

a. Penanaman pohon lindung di sekitar bangunan


b. Meminimalkan perolehan panas (heat gain) dari radiasi matahari pada
bangunan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Menghalangi radiasi matahari langsung pada dinding-dinding
transparan yang dapat mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca.
- Mengurangi transmisi panas dari dinding-dinding masif yang terkena
radiasi matahari langsung, dengan melakukan penyelesaian rancangan
tertentu.
➢ Membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada
rongganya.
➢ Menempatkan ruang-ruang service (Toilet, pantry, gudang) pada
sisi-sisi jatuhnya radiasi matahari langsung (sisi timur dan barat)
➢ Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit-langit agar
tidak terjadi akumulasi panas pada ruang tersebut.
➢ Memaksimalkan pelepasan panas dalam bangunan.

Hal ini dapat dilakukan dengan pemecahan rancangan arsitektur yang


memungkinkan terjadinya aliran udara silang secara maksimum dalam
bangunan.

Hal‐hal yang harus diperhatikan dalam mendesain dengan aspek tanggap iklim
yaitu memperhatikan keuntungan matahari, meminimalkan perlakuan aliran
panas, meminimalkan pembesaran bukaan/bidang terhadap matahari,
memperhatikan ventilasi, memperhatikan penguapan pendinginan, sistem atap.

Penampilan bentuk arsitektur sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan


setempat.

Parameter Bangunan Tanggap Iklim

Proses
No Parameter
Pengendalian
- Bangunan mempunyai orientasi yang baik
menghadap ke arah utara dan selatan agar tidak
mendapatkan cahaya matahari secara langsung
- Orientasi bangunan dengan sisi terpanjang
menghadap ke arah angin yang paling mudah
Orientasi
1. menerima udara
Bangunan
- Orientasi bangunan terhadap angin yang paling baik
adalah tegak lurus atau 45°
- Kelembapan dapat dicegah dengan bertambahnya
aliran angin dan sinar matahari masuk ke dalam
bangunan.
- Perletakan bukaan pada area positif bangunan akan
Bukaan dan
2. memasukkan angin ke dalam bangunan
Ventilasi
- Bukaan pada lantai bawah diletakkan tinggi, karena
arah angin meliuk ke bawah
- Bukaan pada lantai atas diletakkan rendah, karena
arah angin masuk melambung ke atas
- Arah masuk angin, letak inlet, dan outlet
dikombinasikan agar aliran angin berjalan merata di
seluruh ruangan.
- Jenis jendela pada sisi bangunan tegak lurus arah
angin lebih baik menggunakan jendela berdaun tanpa
sudut seperti jalusi, hung-window, horizontal sliding,
awning, basement, hooper, dan horizontal pivot.
- Sementara jendela pada sisi bangunan bersudut,
bukaan dengan daun jendela bersudut lebih baik
seperti casament atau vertical pivot.
- Cara untuk memasukkan cahaya ke dalam ruang
yakni sidelighting, toplighting, dan atria.
- Struktur perletakan tanaman pada selubung
bangunan dapat berupa dinding, secondary skin, dan
lantai.
3. Shading Devices - Sebagai barrier, konfigurasi vegetasi tinggi – rendah
secara stabil lebih baik untuk proses filtrasi
Jarak antara barrier dan bangunan/filter yang
optimal adalah 0,5 – 2 kali tinggi bangunan
Hubungan - Tumbuhan dan landscape digunakan tidak hanya
5. Terhadap untuk kepentingan ekologis dan aestetik semata,
Landscape tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk.
- Ruang trasisional dapat diletakkan di tengah dan
Membuat Ruang
5. sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan
Transisional
atrium

Anda mungkin juga menyukai