Anda di halaman 1dari 11

SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

BAB II

PRELIMINARY DESIGN
DATA BANGUNAN
Bahan yang dipakai untuk struktur gedung ini adalah beton bertulang dengan data- data
sebagai berikut :
• Tipe bangunan : Panti Jompo ( 5 Lantai )
• Lokasi pembangunan : Medan
• Jenis Tanah : Lunak (SE)
• Mutu Beton (f’c) : 31 MPa
• Mutu Baja (fy) : 420 Mpa
PERATURAN
Adapun peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan gedung ini adalah :

1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983 (PPIUG 1983)


2. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 2013 (SNI 03
– 2847 – 2020)
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung 2012 (SNI
1726 – 2019)

METODA YANG DIGUNAKAN


Metoda perhitungan beton yang digunakan adalah metoda kapasitas (kekuatan batas),
dengan tingkat daktilitas penuh.

PERENCANAAN DIMENSI BALOK


• fy = 420 MPa
• f’c = 31 MPa

Penentuan tinggi balok minimum (hmin) dihitung berdasarkan SNI 03- 2847- 2013 Ps.
9.5.2.1 (tabel 9.5(a)) . Tebal minimum balok non prategang atau pelat satu arah bila

lendutan tidak dihitung 𝐻𝑚𝑖𝑛 = ( ) 𝐿, L untuk panjang bentang balok.

Untuk fy selain 420 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

1. Balok Induk : L = 3400 mm


𝑳
hmin = = 𝟑4𝟎𝟎 = 212,5 mm ≅ 250 mm (SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a))
𝟏𝟔 𝟏𝟔
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :

𝑏 = × 250 = 166,667 𝑚𝑚 ≅ 200 𝑚𝑚


Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 200 x 250 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 50 mm sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan
SNI pasal 7.7.1)
2. Balok Induk : L = 7400 mm
𝑳
hmin = = 𝟕4𝟎𝟎 = 462,5 mm ≅ 500 mm (SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a))
𝟏𝟔 𝟏𝟔
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :

𝑏 = × 500 = 333,333 𝑚𝑚 ≅ 350 𝑚𝑚


Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 350 x 500 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 50 mm sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan
SNI pasal 7.7.1)
3. Balok Induk : L = 5400 mm
𝑳
hmin = = 𝟓4𝟎𝟎 = 337,5 mm ≅ 350 mm (SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a))
𝟏𝟔 𝟏𝟔
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :

𝑏 = × 350 = 233,333 𝑚𝑚 ≅ 250 𝑚𝑚


Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 250 x 350 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 50 mm sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan
SNI pasal 7.7.1)
4. Balok Anak : L = 3400 mm
𝑳
hmin = = 𝟑4𝟎𝟎 = 161.905 mm ≅ 200 mm (SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a))
𝟐𝟏 𝟐𝟏
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :

𝑏 = × 200 = 133,333 𝑚𝑚 ≅ 150 𝑚𝑚


SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

Jadi digunakan balok anak arah memanjang ukuran 150 x 200 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 50 mm sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan
SNI pasal 7.7.1)
5. Balok Anak : L = 7400 mm
𝑳
hmin = = 𝟕4𝟎𝟎 = 352,381 mm ≅ 400 mm (SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a))
𝟐𝟏 𝟐𝟏
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :

𝑏 = × 400 = 266,667 𝑚𝑚 ≅ 300 𝑚𝑚


Jadi digunakan balok anak arah memanjang ukuran 300 x 400 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 50 mm sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan
SNI pasal 7.7.1)
6. Balok Anak : L = 5400 mm
𝑳
hmin = = 𝟓4𝟎𝟎 = 257,143 mm ≅ 300 mm (SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a))
𝟐𝟏 𝟐𝟏
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :

𝑏 = × 300 = 200 𝑚𝑚
Jadi digunakan balok anak arah memanjang ukuran 200 x 300 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 50 mm sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan
SNI pasal 7.7.1)

Tabel 2.1 Rekapitulasi preliminary design balok


No. Elemen Interior (mm)
1 Balok Induk (L = 3400 mm) 200 x 250
2 Balok Induk (L = 7400 mm) 350 x 500
3 Balok Induk (L = 5400 mm) 250 x 350
4 Balok Anak (L = 3400 mm) 150 x 200
5 Balok Anak (L = 7400 mm) 300 x 400
6 Balok Anak (L = 5400 mm) 200 x 300
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

PERENCANAAN TEBAL PELAT


DASAR PERHITUNGAN DIMENSI PLAT
Perhitungan dimensi plat berdasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 9.5.3.3 bagi
tebal plat sebagai berikut :

Keterangan :
Ln = Panjang bentang bersih
Sn = Lebar bentang bersih
fy = Tegangan Leleh Baja
β = Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah
memendek dari pelat 2 arah
m = Nilai rata-rata  untuk semua balok pada tepi – tepi dari suatu panel

Nilai m didapat dari


SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

Perumusan untuk mencari lebar flens pada balok :


be
Balok Tengah :
Nilai be : hf

be =1/4 Ly
hw
be = bw + 16 hf
dari kedua nilai be tersebut diambil yang terkecil. bw

DATA PERENCANAAN TEBAL PELAT LANTAI DAN ATAP


• Mutu bahan baja (fy = 420 MPa)
• Mutu bahan beton (f’c = 31 MPa)
• Tebal pelat rencana : untuk atap = 10 cm dan untuk lantai = 12 cm

KONTROL TEBAL PELAT


( Semua jenis Pelat Lantai dan Atap sama untuk semua sisi)

β < 2 Pelat dua arah

β = rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari
pelat 2 arah.

• PELAT (7400 mm x 7400 mm)

Ln = 7400 – (350 + 350 ) = 7050 mm


2

Sn = 7400 – (350 + 350 ) = 7050 mm


2 2
𝐿𝑛
β= = 7050 = 1 < 2 (Pelat 2 arah)
𝑆𝑛 7050
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

1. Balok Induk ( 350 x 500), Ly = 7050 mm


hf = 120 mm (asumsi)
hw = hbalok – hpelat (dicor monolit) = 500 – 120 = 380 mm
bw = 350 mm
𝟏 𝟏
• be = Ly = x 7050 = 1762,5 mm
𝟒 𝟒
• be = bw + 16 hf
= 350 + (16 x (120))
= 2270 mm

Dipakai be = 1762,5 mm

2 3
1+( 𝑏𝑒 −1) 𝑥 ( ℎ𝑓 ) 𝑥 [4−6( ℎ𝑓 )+ 4𝑥( ℎ𝑓 ) +( 𝑏𝑒 −1) 𝑥 ( ℎ𝑓 ) ]
𝑏𝑤 ℎ𝑤 ℎ𝑤 ℎ𝑤 𝑏𝑤 ℎ𝑤
K= 1 + ( 𝑏𝑒−1) 𝑥 (ℎ𝑓)
𝑏𝑤 ℎ𝑤

1762,5 120 120 120 2 1762,5 120 3


1+( −1) 𝑥 (380) 𝑥 [4−6(380)+ 4𝑥(380) +( 350 −1) 𝑥 (380) ]
K= 350
1762,5 120
= 2.631
1 + ( 350 −1) 𝑥 (380)

𝟑
𝒉𝒘
I balok = k x bw x +
𝟏𝟐

𝟑
= 2,631 x 350 x 𝟑𝟖𝟎
𝟏𝟐

= 4210740100 mm4
𝟑
𝒉𝒇
I plat = Ly x
𝟏𝟐

𝟑
= 7050 x 𝟏𝟐𝟎
𝟏𝟐

= 1015200000 mm4

Karena Ec balok = Ec plat

𝐼𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 4210740100
1 = = = 4,417
𝐼𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 1015200000
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

2. Balok Induk ( 350 x 500), Ly = 7050 mm

𝛼1 = 𝛼2 = 4.147

Jadi m = 1 x (4.147+4.147) x 2 = 4.147> 2


4

Berdasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 9.5(3(3)), apabila plat minimum adalah  m> 2
maka ketebalan tidak boleh kurang dari:
𝑓𝑦
𝐿𝑛(0,8+ )
1400
h= ,
36+9 𝛽
dan tidak boleh kurang dari 90 mm
420
7050(0,8+ )
1400
h= = 172,333 mm
36+9 𝑥1
Maka tebal pelat lantai yang digunakan adalah

hpakai = 180 mm > hmin = 172,333 mm

Tebal pelat yang digunakan adalah 180 mm.

PERENCANAAN DIMENSI KOLOM


Perencanaan kolom yang mengalami pembebanan adalah kolom yang memikul
bentang, Diambil pada As 3-D. Berdasarkan PPIUG 1983 tabel 2.1 dan SNI 1727-
2020:

Tabel 2.2 Beban hidup dan beban SIDL yang diterima kolom
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

1. Design Kolom Lantai 5

Gambar 2.1 Tribut Area Lantai 5


Tabel 2.3 Perhitungan beban yang diterima kolom lantai 5

Perhitungan Kolom Lantai 8


Total
Berat jenis b l t
Jenis Beban x Berat
kg/m3 kg/m2 m m m kg
Beban mati
Pelat lantai 2400 5.4 6.4 0.18 1 14929.92
Balok Induk (200/250) 2400 0.2 1.7 0.25 1 204
Balok Induk (350/500) 2400 0.35 7.4 0.5 1 3108
Balok Induk (250/350) 2400 0.25 2.7 0.35 1 567
Balok Anak (150/200) 2400 0.15 3.4 0.2 1 244.8
Balok Anak (300/400) 2400 0.3 14.8 0.4 1 4262.4
Balok Anak (200/300) 2400 0.2 5.4 0.3 1 777.6
SIDL
Penggantung 7 5.4 6.4 1 241.92
Plafond 11 5.4 6.4 1 380.16
ME & Plumbing 40 5.4 6.4 1 1382.4
Penutup Atap Sirap + Reng +
40 5.4 6.4 1 1382.4
Kaso
Total Beban Mati WD5 27480.6
Beban Hidup
Lantai Atap 96 5.4 6.4 1 3317.76
Air Hujan 20 5.4 6.4 1 691.2
Total Beban Hidup WL5 4008.96
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

Pu = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1,2 (27480.6) + 1,6 (4008.96)

= 39391.056 Kg = 393910.56 N

Tabel 2.4 Pendekatan Design Kapasitas

Pendekatan Desain Kapasitas


Parameter Notasi Nilai Satuan
Beban aksial terfaktor Pu 393910.56 N
Kuat tekan beton karakteristik f'c 31 MPa
Kuat leleh baja tulangan fy 420 MPa
Rasio tulangan minimum kolom ρg 0.01
Faktor reduksi Φ 0.65
Faktor eksentrisitas min. kolom dengan sengkang ikat r 0.8
Luas kotor penampang kolom Ag ≥ 25011.8141 mm2
1,5 Ag
37517.72115 mm2
Ag dengan mempertimbangkan beban lateral ≥
Perkiraan lebar kolom b*0.5 193.6949177 mm
Lebar kolom dipakai b 200 mm
Tinggi kolom dipakai h 200 mm

Tabel 2.5 Pendekatan Beban Layan

Pendekatan Beban Layan


Parameter Notasi Nilai Satuan
Beban aksial P 314895.6 N
Kuat tekan beton karakteristik f'c 31 MPa
Luas kotor penampang kolom Ag ≥ 29022.63594 mm2
1,5 Ag
43533.95392 mm2
Luas dengan mempertimbangkan beban lateral ≥
Perkiraan lebar kolom b*0.5 208.6479186 mm
Lebar kolom dipakai b 250 mm
Tinggi kolom dipakai h 250 mm
SIA-302 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No.23 Bandung 40124, Indonesia

Tabel 2.6 Kontrol Kelangsingan Kolom

Kontrol Kelangsingan Kolom


Paramet Nota Nilai Satuan
er si
Lebar kolom b 250 mm
Panjang kolom h 250 mm
Faktor panjang tekuk k 0,65
Tinggi kolom lu 3400 mm
Radius girasi r 75 mm
Faktor kelangsingan komponen tekan λ 29.467
Syarat mengabaikan pengaruh kelangsingan λ≤ Tidak
22 OK
Dimensi Kolom Diperbesar
Paramet Nota Nilai Satuan
er si
Lebar kolom b 350 mm
Panjang kolom h 350 mm
Faktor panjang tekuk k 0,65
Tinggi kolom lu 3400 mm
Radius girasi r 105 mm
Faktor kelangsingan komponen tekan λ 21.048
Syarat mengabaikan pengaruh kelangsingan λ≤ OK
22

Anda mungkin juga menyukai