Ratfiano Nugroho

1506521054
Kelas A
Tugas 2 Perencanaan Pelat Satu Arah

Section Properties Properties Material

Balok Induk (BI), mm : 35/50
Balok Anak (BA), mm : 25/40
Kolom (K), mm : 35/35
Asumsi tebal pelat (h), mm : 160 mm
Asumsi selimut beton (sb) : 20 mm
Diameter tulangan sirip utama (S13), mm :
13 mm
Diameter tulangan sirip susut (S10), mm :
10 mm
f ′ c (kuat tekan beton) = 22 MPa
fy (tegangan leleh baja) = 400 MPa
Ec (Modulu elastisitas beton)
= 4700 × √f ′ c = 4700 × √22 MPa
= 22044,954 MPa
Es (Modulu elastisitas steel)
= 200.000 𝑀𝑃𝑎
Asumsi lebar pelat per 1 meter

1. Identifikasi Jenis Pelat

Karena kasus ini merencakan pelat beton satu arah, maka bentang panjang (Ly) per
bentang pendek (Lx) hasilnya harus lebih besar atau sama dengan 2 :
𝐿𝑦 (𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔)
≥2
𝐿𝑥 (𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘)
7440 𝑚𝑚
= 2,010 𝑚𝑚 > 2
3700 𝑚𝑚
Jadi, pada perencanaan pelat beton ini terbukti merupakan pelat satu arah

2. Menentukan Ketebalan Pelat

  Bentang Tepi (Eksterior)
Pada bentang tepi ini merupakan kondisi tumpuan satu ujung menerus. Jadi
persamaan yang digunakan untuk ketebalan minimum pelat adalah Lx/24
𝐿𝑥 3700 𝑚𝑚
= = 154,16 𝑚𝑚
24 24
 Bentang Dalam (Interior)
Pada bentang dalam ini merupakan kondisi tumpuan kedua ujung menerus.
Jadi, persamaan yang digunakan untuk ketebalan minimum pelat adalah Lx/28
𝐿𝑥 3700 𝑚𝑚
= = 132,14 𝑚𝑚
28 28
Ambil tebal minimum pelat terbesar untuk digunakan, yaitu 𝟏𝟓𝟒, 𝟏𝟔 𝐦𝐦

 Cek Ketebalan
Syarat ketebelan yang digunakan harus lebih besar dari ketebalan
minimumnya, yaitu tebal pelat (h) > tebal pelat minimum (hmin).
Maka,
ℎ > ℎ𝑚𝑖𝑛 = 160 𝑚𝑚 > 154,16𝑚𝑚 → (OK)

3. Perhitungan Beban Ultimit (𝒘𝒖 )

 Pembebanan
Dari data soal didapat pembebanan sebagai berikut :
𝑘𝑔
Beban mati (Dead Load/DL) = 344 𝑚2 ≈ 3,373 𝑘𝑁⁄𝑚2

Beban hidup (Live Load/LL) =250 𝑘𝑔⁄𝑚2 ≈ 2,451 𝑘𝑁⁄𝑚2

Cek pembebanan dengan syarat beban hidup harus kurang dari 3 kali beban
mati, jika dimasukkan kepersamaan, yaitu 𝐿𝐿 < 3 × 𝐷𝐿.
Maka,
= 𝐿𝐿 < 3 × 𝐷𝐿

= 2,451 𝑘𝑁⁄𝑚2 < 3 × 3,373 𝑘𝑁⁄𝑚2

= 2,451 𝑘𝑁⁄𝑚2 < 10,119 𝑘𝑁⁄𝑚2 → (OK)

  Kombinasi Pembebanan
Untuk melakukan perhitungan kombinasi beban menggunakan persamaan dari
SNI, yaitu 1,2 𝐷𝐿 + 1,6 𝐿𝐿
Maka,
1,2 𝐷𝐿 + 1,6 𝐿𝐿

= 1,2 (3,373 𝑘𝑁⁄𝑚2 ) + 1,6 (2,451 𝑘𝑁⁄𝑚2 )

= 4,047 𝑘𝑁⁄𝑚2 + 3,921 𝑘𝑁⁄𝑚2

= 8,328 𝑘𝑁⁄𝑚2

 Beban Ultimit (𝑤𝑢 )

Pada saat mendesign pelat diambil lebar slab per 1 meter. Jadi,beban tersebut
akan dijadikan satuan berat per meter.
Maka,

𝑤𝑢 = 8,328 𝑘𝑁⁄𝑚2 × 1 𝑚 = 8,328 𝑘𝑁⁄𝑚 = 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚

4. Perhitungan Bentang Bersih

Jika dilihat dari gambar denah serta dimensinya, bentang pelat lantai pada denah
tersebut adalah simetris. Jadi untuk bentang bersih setiap pelat lantai juga simetris
dimana 𝑙 𝑛𝐴 = 𝑙 𝑛𝐵 = 𝑙 𝑛𝐶 = 𝑙 𝑛𝐷 = 𝑙 𝑛𝐸 = 𝑙 𝑛𝐹.
Maka,
𝑙 𝑛𝐴 = 𝑙 𝑛𝐵 = 𝑙 𝑛𝐶 = 𝑙 𝑛𝐷 = 𝑙 𝑛𝐸 = 𝑙 𝑛𝐹

= 𝐿 − (𝑏⁄2) − (𝑏⁄2)

= 3700 𝑚𝑚 − (35 𝑚𝑚⁄2) − (25 𝑚𝑚⁄2) = 3670 𝑚𝑚

5. Perhitungan Momen Ultimit (𝑴𝒖 )

 Pelat A = Pelat F

𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2

𝑀 ( −) = = = 11.216,899,9 𝑁. 𝑚𝑚
10 10
𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2
𝑀 ( +) = = = 8.012.071,37 𝑁. 𝑚𝑚
14 14
𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2
𝑀 ( −) = = = 4.673.708,3 𝑁. 𝑚𝑚
24 24
  Pelat B = Pelat E

𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2

𝑀 ( −) = = = 4.673.708,3 𝑁. 𝑚𝑚
24 24
𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2
𝑀 ( +) = = = 7.010.562,45 𝑁. 𝑚𝑚
16 16
𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2
𝑀 ( −) = = = 10.197.181,7 𝑁. 𝑚𝑚
11 11
 Pelat C = Pelat D

𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2

𝑀 ( −) = = = 10.197.181,7 𝑁. 𝑚𝑚
11 11
𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2
𝑀 ( +) = = = 7.010.562,45 𝑁. 𝑚𝑚
16 16
𝑊𝑢 . 𝑙 𝑛 2 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 . (3670 𝑚𝑚)2
𝑀 ( −) = = = 10.197.181,7 𝑁. 𝑚𝑚
11 11
Ambil nilai momen yang tertinggi atau terbesar untuk digunakan sebagai
momen ultimitnya, di dapat momen terbesarnya yaitu :
Untuk momen negatif (-) : 11.216,899,9 𝑁. 𝑚𝑚
Untuk momen positif (+) : 8.012.071,37 𝑁. 𝑚𝑚
Diambil atau digunakan 11.216,899,9 𝑁. 𝑚𝑚

6. Design Tulangan Utama

 Tinggi Efektif (d)

∅𝑡𝑢𝑙. 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
𝑑 = ℎ − 𝑠𝑏 − ( )
2
13 𝑚𝑚
𝑑 = 160 𝑚𝑚 − 20 𝑚𝑚 − ( ) = 133,5 𝑚𝑚
2
Keterangan :
h : tebal pelat lantai
sb : Selimut beton
 Menentukan Momen Tahanan Nominal (𝑀𝑛 )
Untuk mendapatkan nilai tahanan nominalnya, digunakan persamaan :

𝑀𝑛 = 𝑀𝑢⁄𝜙

𝑀𝑢 : Momen ultimit 𝑁. 𝑚𝑚
∅ : Faktor Reduksi (0,9)
Maka,
𝑀𝑢 11.216,899,9 𝑁. 𝑚𝑚
𝑀𝑛 = ⁄𝜙 = ⁄0,9 = 12.463.222,1 𝑁. 𝑚𝑚

Jadi, nilai 𝑀𝑛 = 12.463.222,1𝑁. 𝑚𝑚

 Menentukan Rasio (𝑅𝑛 , 𝑚)

12.463.222,1 𝑁. 𝑚𝑚
𝑅𝑛 = 𝑀𝑛⁄ 2 = = 0,678
𝑏. 𝑑 1000 𝑚𝑚 . (133,5𝑚𝑚)2
𝑓𝑦 400 𝑀𝑃𝑎
𝑚= = = 21,39
0,85 . 𝑓′𝑐 0,85 . 22 𝑀𝑃𝑎

 Menentukan Rasio Tulangan

Syarat :
𝑓𝑦 < 420 𝑀𝑃𝑎 → 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,002
0,0018 × 420 𝑀𝑃𝑎
𝑓𝑦 > 420 𝑀𝑃𝑎 → 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 0,0014
𝑓𝑦
Karena pada kasus ini diketahui :𝑓𝑦 = 400 𝑀𝑃𝑎
𝑓𝑦 < 420 𝑀𝑃𝑎 → 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,002

𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛
Maka,

1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 . 21,39 . 0,678
𝜌= (1 − √1 − ) = 0,00172
21,39 400 𝑀𝑃𝑎
 Karena 𝜌 = 0,00172 < 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,002, maka 𝜌 yang akan digunakan adalah
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,002

 Menghitung Luas Tulangan (As)

𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 × 1000 𝑚 × 133,5 𝑚𝑚

𝐴𝑠 = 267 𝑚𝑚2

 Menentukan Jarak Tulangan Utama Maksimum

Syarat :
𝑠 < 3. ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 450 𝑚𝑚
Keterangan :
s : spasi atau jarak
h : tebal pelat
3. ℎ = 3.160 𝑚𝑚 = 480 𝑚𝑚
𝑠 𝑚𝑎𝑥 → 450 𝑚𝑚 − 480 𝑚𝑚

Jarak maksimum yang diambil adalah 450 mm, maka 𝑠 < 450 𝑚𝑚.
Diasumsikan 𝑠 = 400 𝑚𝑚 < 450 𝑚𝑚 → (𝑂𝐾)

 Kontrol Luas Tulangan Utama

Syarat ;
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
1000 1
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × ⁄4 . 𝜋 . 𝑑 2
𝑠
1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 1⁄4 . 3,14 . (13 𝑚𝑚)2 = 331,662 𝑚𝑚2
400 𝑚𝑚
Maka, dapat dicek :
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙

331,662 𝑚𝑚2 > 267 𝑚𝑚2 → (𝑂𝐾)

Jadi, dimensi atau jarak yang digunakan untuk tulangan utama adalah
∅13𝑚𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 400 𝑚𝑚
7. Design Tulangan Susut

 Tinggi Efektif (d)

∅𝑡𝑢𝑙. 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡
𝑑 = ℎ − 𝑠𝑏 − ∅𝑡𝑢𝑙. 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎 − ( )
2
10 𝑚𝑚
𝑑 = 160 𝑚𝑚 − 20 𝑚𝑚 − 13𝑚𝑚 − ( ) = 122 𝑚𝑚
2
Keterangan :
h : tebal pelat lantai
sb : Selimut beton

 Menghitung Luas Tulangan (As)

𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 × 1000 𝑚 × 122 𝑚𝑚

𝐴𝑠 = 244 𝑚𝑚2

 Menentukan Jarak Tulangan Utama Maksimum

Syarat :
𝑠 < 5. ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 450 𝑚𝑚
Keterangan :
s : spasi atau jarak
h : tebal pelat
5. ℎ = 5.160 𝑚𝑚 = 800 𝑚𝑚
𝑠 𝑚𝑎𝑥 → 450 𝑚𝑚 − 800 𝑚𝑚
Jarak maksimum yang diambil adalah 450 mm, maka 𝑠 < 450 𝑚𝑚.
Diasumsikan 𝑠 = 300 𝑚𝑚 < 450 𝑚𝑚 → (𝑂𝐾)

 Kontrol Luas Tulangan Utama

Syarat ;
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
1000 1
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × ⁄4 . 𝜋 . 𝑑 2
𝑠
 1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 1⁄4 . 3,14 . (10 𝑚𝑚)2 = 261,67 𝑚𝑚2
300 𝑚𝑚
Maka, dapat dicek :
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙

261,67 𝑚𝑚2 > 244 𝑚𝑚2 → (𝑂𝐾)

Jadi, dimensi atau jarak yang digunakan untuk tulangan susut adalah
∅10 𝑚𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 300 𝑚𝑚

8. Kontrol Kuat Geser

Syarat untuk mengontrol kuat geser adalah 𝜙𝑉𝑐 > 𝑉𝑢 → 𝜙 (𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 ) = 0,75
1,15 × 𝑊𝑢 × 𝑙 𝑛
𝑉𝑢 =
2
1,15 × 8,328 𝑁⁄𝑚𝑚 × 3700𝑚𝑚
𝑉𝑢 = = 17.717,82 𝑁
2

𝜙𝑉𝑐 = 𝜙(0,17√𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏 . 𝑑)

𝜙𝑉𝑐 = 0,75(0,17√22 𝑀𝑃𝑎 . 1000 𝑚𝑚 . 133,5 𝑚𝑚)

𝜙𝑉𝑐 = 79836,739

Maka dapat di cek kuat gesernya dengan

𝜙𝑉𝑐 > 𝑉𝑢
79.836,739 > 17.717,82 → (𝑂𝐾)
 KE ERANGAN

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm
N ER A NEGER JAKAR A
JL. R.MANG N M KA KE . LOGAD NG
KO A. JAKAR A M R
D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm

7440
D ER K A
N MOR GL OLE RE

D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm

MA A K L A

350
R K R BE ON 1
D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm
NAMA RO EK NAMA GA

ELA A ARA EN GA AN

A-A
D E J

7440

POTONGAN
1 : 100
D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm
DO EN ENGAM

02 SKALA
D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm

350
Ir. Erna Septiandini, MT
ANGGALA
D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm

D10 - 332mm
NIDN. 0002096303

ANGGALA
D GAMBAR

7440
D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm RA ANO N GRO O
N M.1 1 4

D13 - 400mm D13 - 400mm D13 - 400mm

250 156
1 OK OBER
350 3700 3700 3700 3700 3700 3700 350
J D L GAMBAR KALA
7400 7400 7400

1. DENA EN LANGAN KALA 1 1

. O ONGAN AA BB KALA 1 1
500

350 A B C D E F
3700 3699,18 3700 3700 3700 3700
KODE GAMBAR NO. LEMBAR JML. LEMBAR

NO 1 4
 KE ERANGAN

D13 - 400mm
N ER A NEGER JAKAR A

312

156
JL. R.MANG N M KA KE . LOGAD NG

500
KO A. JAKAR A M R
D10 - 319mm
350 350 D ER K A
7440 N MOR GL OLE RE

14880

DETAIL POTONGAN
01 SKALA A-A MA A K L A
1 : 50
MA K L

NAMA RO EK NAMA GA

D E J

DO EN ENGAM
D13 - 400mm
D10 - 332mm D13 - 400mm D10 - 332mm
156

156
Ir. Erna Septiandini, MT
NIDN. 0002096303

ANGGALA
D GAMBAR

DETAIL PENGAIT
02 SKALA 1 : 10 RA ANO N GRO O
DETAIL PENGAIT
02 SKALA 1 : 10 N M.

J D L GAMBAR KALA

NAMA KALA
NAMA KALA

KODE GAMBAR NO. LEMBAR JML. LEMBAR

 KE ERANGAN

N ER A NEGER JAKAR A
JL. R.MANG N M KA KE . LOGAD NG
KO A. JAKAR A M R

D ER K A
N MOR GL OLE RE

D10 - 332mm D13 - 400mm

156
500
850 D10 - 332mm
1020
1020
1020 1020 MA A K L A
350 A B 350
MA K L
3700 3700
NAMA RO EK NAMA GA

NAMA RO EK NAMA GA
DETAIL POTONGAN B-B
01 SKALA 1 : 50 D E J

DO EN ENGAM

Ø7 65
Ø78 D10 - 332mm Ø78 D13 - 400mm Ir. Erna Septiandini, MT
NIDN. 0002096303
8
ANGGALA
156

156
D GAMBAR

D13 - 400mm D10 - 332mm

65 65
5000

RA ANO N GRO O
DETAIL PENGAIT
02 SKALA 1 : 10 N M.

ANGGALGBR
J D L GAMBAR KALA

DETAIL PENGAIT
02 SKALA 1 : 10 NAMA
NAMA
KALA
KALA

KODE GAMBAR NO. LEMBAR JML. LEMBAR

KODE NO NO
 KE ERANGAN

N ER A NEGER JAKAR A

720

720

720

720

720

720

720
JL. R.MANG N M KA KE . LOGAD NG
KO A. JAKAR A M R

1440
720

720

720

720

720

720

720

720
D ER K A
N MOR GL OLE RE

MA A K L A

MA K L

332 332 332 332 332 332 332 332 332 332 332 332 332 332 NAMA RO EK NAMA GA

NAMA RO EK NAMA GA
DETAIL SAMBUNGAN TULANGAN SUSUT
01 SKALA 1 : 50 D E J

DO EN ENGAM

Ir. Erna Septiandini, MT

NIDN. 0002096303
700 700
ANGGALA
720 720

400 400 400 400 400 400

D GAMBAR
720
720 720
720
720 720 RA ANO N GRO O
N M.
720
720 720

ANGGALGBR
DETAIL SAMBUNGAN TULANGAN LENTUR
01 SKALA 1 : 50 J D L GAMBAR KALA

NAMA KALA
NAMA KALA

KODE GAMBAR NO. LEMBAR JML. LEMBAR

KODE NO NO