Anda di halaman 1dari 37

SOAL

Diketahui gedung 2 lantai dengan denah seperti tergambar

Dengan ketentuan elemen struktur sebagai berikut:

 Mutu Beton (f’c) : 28 MPa

 Mutu Baja : BJ 37

 Profil Kolom : 250.250.9.14

 Profil Balok Anak : 248.124.5.8

 Profil Balok Induk: 350.150.6,5.9


Gambar Struktur 3D

Pembebanan Yang Diperhitungkan

 Berat Sendiri Beton : 24 kN/m3

 Berat Sendiri Baja : 78,5 kN/m3


 Beban Hidup Pelat : 1,92 kN/m2

 Beban Tambahan : 1,40 kN/m2


Analisis Struktur (A-B-C-2)
Gaya Dalam Maksimum Balok Induk
ANALISIS PORTAL (1-2-3-a)
Gaya Dalam Maksimum Balok Anak
DATA PROPERTIS KOLOM

Balok Induk Balok Anak Kolom


Profil WF 350.150.6,5.9 Profil WF 248.124.5.8 Profil WF 250.250.9.14
Weight 36,7 Kg/m D (Depth) 248 mm Weight 72,4 Kg/m
D (Depth) 350 mm B. Flange 124 mm D (Depth) 250 mm
B. Flange 150 mm T. Web 5 mm B. Flange 250 mm
T. Web 6,5 mm T. Flange 8 mm T. Web 9 mm
T. Flange 9 mm C. Radius 0 mm T. Flange 14 mm
C. Radius 13 mm C. Radius 16 mm
Area 46,78 cm2 Area 92,18 cm2
Jx 7210 cm4 Jx 10.800 cm4
Jy 508 cm4 Jy 3.650 cm4
Ix 12,4 cm Ix 10,8 cm
Iy 3,29 cm Iy 6,29 cm
Zx 481 cm3 Zx 867 cm3
Zy 67,7 cm3 Zy 292 cm3
CEK KUAT NOMINAL BALOK INDUK

1. Menentukan Lebar Efektif


Nilai lebar efektif dipilih dari nilai terkecil antara dua ketentuan berikut:
𝐿 2200
𝑏𝐸 ≤ 4 = = 550 𝑚𝑚
4

𝑏𝐸 ≤ 𝑏𝑂 = 2200 𝑚𝑚
Maka dipilih nilai lebar efektif adalah sebesar 1650 mm
2. Menentukan Nilai a
𝐶 = 𝑇
0,85 . 𝑓𝐶′ . 𝑎. 𝑏𝑒 = 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
𝑎=
0,85 . 𝑓𝐶′ . 𝑏𝑒
(4678). 240
𝑎=
0,85 . (25) . 550
𝑎 = 85,77 𝑚𝑚
Karena nilai a < 130 mm, maka garis netral berada di pelat lantai.
3. Menentukan nilai y
𝑑 𝑎
𝑦 = + 𝑡𝑝 −
2 2
300 85,77
𝑦 = + (130) − = 237,1154 𝑚𝑚
2 2
4. Menentukan Kuat Lentur Nominal
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 . 𝑦
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = (4678). (240) . (237,1154)
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = 266,2145 . 106 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = 266,2145 𝑘𝑁𝑚
∅𝑀𝑛 = 0,85 . 266,2145 = 226,2820 𝑘𝑁𝑚
Karena nilai ØMn > MU, maka profil yang digunakan AMAN
CEK KUAT NOMINAL BALOK ANAK

1. Menentukan Lebar Efektif

Nilai lebar efektif dipilih dari nilai terkecil antara dua ketentuan berikut:
𝐿 2200
𝑏𝐸 ≤ 4 = = 550 𝑚𝑚
4

𝑏𝐸 ≤ 𝑏𝑂 = 2200 𝑚𝑚
Maka dipilih nilai lebar efektif adalah sebesar 1650 mm
2. Menentukan Nilai a
𝐶 = 𝑇
0,85 . 𝑓𝐶′ . 𝑎. 𝑏𝑒 = 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
𝐴𝑠 . 𝑓𝑦
𝑎=
0,85 . 𝑓𝐶′ . 𝑏𝑒
(3144). 240
𝑎=
0,85 . (25) . 550
𝑎 = 21,52 𝑚𝑚
Karena nilai a < 130 mm, maka garis netral berada di pelat lantai.
3. Menentukan nilai y
𝑑 𝑎
𝑦 = + 𝑡𝑝 −
2 2
300 21,52
𝑦 = + (130) − = 243,2398 𝑚𝑚
2 2
4. Menentukan Kuat Lentur Nominal
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 . 𝑦
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = (3144). (240) . (243,2398)
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = 183,5390 . 106 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑦 = 183,5390 𝑘𝑁𝑚
∅𝑀𝑛 = 0,85 . 183,5390 = 165,1851 𝑘𝑁𝑚
Karena nilai ØMn > MU, maka profil yang digunakan AMAN
Desain Sambungan Balok Anak (1-2-B-C)

Diketahui gaya geser pada pertemuan balok induk dan balok anak sebesar

25,5783 kN.
Direncanakan sambungan baut dengan data – data sebagai berikut:

 Tipe : A490
 D : Ø12,7

 Proof Stress : 825 MPa


 Kuat tarik : 1035 MPa

 Tebal Pelat : 7 mm
 Fu Pelat : 370 MPa

 Luas Baut : 126,6769 mm2


Penyelesaian:
1. Tahanan tumpu pada bagian web dari balok
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (2,4𝑓𝑈𝑃 ). 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. (370)). (12,7) . 7
𝜙𝑅𝑛 = 59207,4 𝑁
2. Tahanan geser baut dengan dua bidang geser
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (0,5 . 𝑓𝑢𝑏 ). 𝑚. 𝐴𝑏
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (0,5 . (825)). (2). (126,6769) = 78381,31 𝑁
3. Penentuan jumlah baut
Karena nilai tahanan geser tumpu web lebih kecil dari tahanan geser baut,

maka kapasitas sambungan adalah sebesar 63936 N. Oleh karena itu


jumlah baut yang diperlukan adalah
𝑉𝑢 25,5783 . 1000
𝑁𝑏𝑎𝑢𝑡 = = = 0,4320
𝜙. 𝑅𝑛 59207,4
Sehingga jumlah baut yang diperlukan adalah sebanyak 2 buah
4. Desain awal sambungan

5. Periksa geser blok (Shear Block)


𝐴𝑔𝑣 = 160 . (7) = 1120 mm2

𝐴𝑛𝑣 = (160 – 1,5.(12,7+2)).(7) = 965,65 mm2


𝐴𝑔𝑡 = 40 . (7) = 280 mm2

𝐴𝑛𝑡 = (40 – 0,5.(12,7+2)).(7) = 228,55 mm2

𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑡 = 370.(228,55) = 84563,5 N


0,6. 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 = 370.(965,65) = 357290,5N
Karena nilai 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑡 < 0,6. 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 , maka
𝑇𝑛 = 0,6. 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 + 𝑓𝑦 . 𝐴𝑔𝑡

𝑇𝑛 = 84563,5 𝑁 + (240). (280) = 424490,5 𝑁 = 424,3905 𝑘𝑁

𝜙𝑇𝑛 = 0,75 .424,3905 = 318,3679 𝑘𝑁


Karena nilai 𝜙𝑇𝑛 > 𝑉𝑢 , maka profil Aman terhadap Shear Block

Shear Conncetor Untuk Balok Anak dan Induk 1-2


Data Propertis Perhitungan :

 Profil Balok = WF (248.124.5.8)


 F’c = 25 MPa

 Fy = 370
 As Profil = 3144 mm2

 Fu = 825 MPa
 L Balok = 6600 mm

 Tebal Pelat = 130 mm


Perhitungan

A. Gaya Geser Horizontal (Vh) Akibat aksi komposit penuh


𝑉ℎ =T

𝑉ℎ = 𝐴𝑠 . 𝐹𝑦

𝑉ℎ = 3144 . (370)

𝑉ℎ = 1163280 𝑁
B. Diameter stud maksimum (d)

𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 = 2,5 . 𝑡𝑓

𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 = 2,5 . 8

𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 = 20 𝑚𝑚, naka dipakai diameter stud sebesar 12,7 mm


C. Luas penampang stud (Asc)

𝐴𝑠𝑐 = 0,25 . 𝜋 . 𝑑2
𝐴𝑠𝑐 = 0,25 . 𝜋 . 12,72
𝐴𝑠𝑐 = 126,6769 𝑚𝑚2
D. Modulus elastisitas beton (Ec)

𝐴𝑠𝑐 = 4700 . √𝑓𝑐′

𝐴𝑠𝑐 = 4700 . √25

𝐴𝑠𝑐 = 23500 𝑀𝑃𝑎


E. Kuat geser satu buah stud connector (Qn)

𝑄𝑛 = 0,5 . 𝐴𝑠𝑐 . √𝑓𝑐′ . 𝐸

𝑄𝑛 = 0,5 . (126,6769) . √(25). (200000)

𝑄𝑛 = 48547,9910 𝑁
𝐴𝑠𝑐 . 𝑓𝑢 = (126,6769). (825)

𝐴𝑠𝑐 . 𝑓𝑢 = 104508,4176 𝑁
Maka nilai kapasitas satu buah shear stud adalah sebesar 48547,9910

Newton.
F. Persayatan jarak antara stud connector (s)

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = 8. 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 8 . 130 = 1040 𝑚𝑚

𝑆𝑚𝑖𝑛𝑚 = 6. 𝑑𝑠𝑡𝑢𝑑 = 6 . 12,7 = 76,2 𝑚𝑚


𝑆𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 = 4. 𝑑𝑠𝑡𝑢𝑑 = 4 . 12,7 = 50,8 𝑚𝑚

G. Jumlah stud perlu (Nstud)


𝑉
𝑁𝑠𝑡𝑢𝑑 = 𝑄ℎ
𝑛

1163280 𝑁
𝑁𝑠𝑡𝑢𝑑 = 48547,9910 𝑁

𝑁𝑠𝑡𝑢𝑑 = 23,9614 ≈ 24 𝐵𝑢𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔


H. Jarak stud pasang (Sstud)
6600
𝑆𝑠𝑡𝑢𝑑 = 24×2 = 137,5 𝑚𝑚 , memenuhi syarat jarak pemasangan stud.
Gambar pemasangan shear stud
Shear Conncetor Untuk Balok Anak dan Induk 2-3
Data Propertis Perhitungan :

 Profil Balok = WF (248.124.5.8)


 F’c = 25 MPa

 Fy = 370
 As Profil = 3144 mm2

 Fu = 825 MPa
 L Balok = 4600 mm

 Tebal Pelat = 130 mm


Perhitungan

A. Gaya Geser Horizontal (Vh) Akibat aksi komposit penuh


𝑉ℎ =T

𝑉ℎ = 𝐴𝑠 . 𝐹𝑦

𝑉ℎ = 3144 . (370)

𝑉ℎ = 1163280 𝑁
B. Diameter stud maksimum (d)

𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 = 2,5 . 𝑡𝑓

𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 = 2,5 . 8

𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 = 20 𝑚𝑚, naka dipakai diameter stud sebesar 12,7 mm


C. Luas penampang stud (Asc)

𝐴𝑠𝑐 = 0,25 . 𝜋 . 𝑑2

𝐴𝑠𝑐 = 0,25 . 𝜋 . 12,72


𝐴𝑠𝑐 = 126,6769 𝑚𝑚2

D. Modulus elastisitas beton (Ec)

𝐴𝑠𝑐 = 4700 . √𝑓𝑐′

𝐴𝑠𝑐 = 4700 . √25

𝐴𝑠𝑐 = 23500 𝑀𝑃𝑎


E. Kuat geser satu buah stud connector (Qn)
𝑄𝑛 = 0,5 . 𝐴𝑠𝑐 . √𝑓𝑐′ . 𝐸

𝑄𝑛 = 0,5 . (126,6769) . √(25). (200000)

𝑄𝑛 = 48547,9910 𝑁

𝐴𝑠𝑐 . 𝑓𝑢 = (126,6769). (825)


𝐴𝑠𝑐 . 𝑓𝑢 = 104508,4176 𝑁

Maka nilai kapasitas satu buah shear stud adalah sebesar 48547,9910
Newton.

F. Persayatan jarak antara stud connector (s)

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = 8. 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 8 . 130 = 1040 𝑚𝑚

𝑆𝑚𝑖𝑛𝑚 = 6. 𝑑𝑠𝑡𝑢𝑑 = 6 . 12,7 = 76,2 𝑚𝑚


𝑆𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 = 4. 𝑑𝑠𝑡𝑢𝑑 = 4 . 12,7 = 50,8 𝑚𝑚

G. Jumlah stud perlu (Nstud)


𝑉
𝑁𝑠𝑡𝑢𝑑 = 𝑄ℎ
𝑛

1163280 𝑁
𝑁𝑠𝑡𝑢𝑑 = 48547,9910 𝑁

𝑁𝑠𝑡𝑢𝑑 = 23,9614 ≈ 24 𝐵𝑢𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔


H. Jarak stud pasang (Sstud)
4600
𝑆𝑠𝑡𝑢𝑑 = 24×2 = 95,8333 𝑚𝑚 , memenuhi syarat jarak pemasangan stud.

Gambar pemasangan shear stud


Desain Sambungan Balok Anak (2-3-A-B)

Diketahui gaya geser pada pertemuan balok induk dan balok anak sebesar
26,1029 kN.

Direncanakan sambungan baut dengan data – data sebagai berikut:


 Tipe : A325

 D : Ø12
 Proof Stress : 825 MPa

 Kuat tarik : 1035 MPa


 Tebal Pelat : 8 mm

 Fu Pelat : 370 MPa


 Luas Baut : 51,8064 mm2

Penyelesaian:
6. Tahanan tumpu pada bagian web dari balok
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (2,4𝑓𝑈𝑃 ). 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. (370)). (12,7) . 7
𝜙𝑅𝑛 = 59207,4 𝑁
7. Tahanan geser baut dengan dua bidang geser
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (0,5 . 𝑓𝑢𝑏 ). 𝑚. 𝐴𝑏
𝜙𝑅𝑛 = 0,75. (0,5 . (825)). (2). (126,6769) = 78381,31 𝑁
8. Penentuan jumlah baut
Karena nilai tahanan geser tumpu web lebih kecil dari tahanan geser baut,

maka kapasitas sambungan adalah sebesar 63936 N. Oleh karena itu


jumlah baut yang diperlukan adalah
𝑉𝑢 26,1029 . 1000
𝑁𝑏𝑎𝑢𝑡 = = = 0,4409
𝜙. 𝑅𝑛 59207,4
Sehingga jumlah baut yang diperlukan adalah sebanyak 2 buah
9. Desain awal sambungan

10. Periksa geser blok (Shear Block)


𝐴𝑔𝑣 = 160 . (7) = 1120 mm2

𝐴𝑛𝑣 = (160 – 1,5.(12,7+2)).(7) = 965,65 mm2

𝐴𝑔𝑡 = 40 . (7) = 280 mm2

𝐴𝑛𝑡 = (40 – 0,5.(12,7+2)).(7) = 228,55 mm2

𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑡 = 370.(228,55) = 84563,5 N


0,6. 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 = 370.(965,65) = 357290,5N

Karena nilai 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑡 < 0,6. 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 , maka


𝑇𝑛 = 0,6. 𝑓𝑢 . 𝐴𝑛𝑣 + 𝑓𝑦 . 𝐴𝑔𝑡
𝑇𝑛 = 84563,5 𝑁 + (240). (280) = 424490,5 𝑁 = 424,3905 𝑘𝑁
𝜙𝑇𝑛 = 0,75 .424,3905 = 318,3679 𝑘𝑁

Karena nilai 𝜙𝑇𝑛 > 𝑉𝑢 , maka profil Aman terhadap Shear Block
Sambungan Balok Induk dan Kolom (2-B)

Gambar Bidang Geser (Shear Force Diagram)


Gambar Bidang Momen (Bending Moment Diagram)
Diketahui beban gaya geser dan gaya momen pada pertemuan balok induk dan

kolom bagian kiri adalah sebagai berikut:


Vu = 70,5722 kN

Mu = 81,5383 kNm
Direncanakan sambungan baut dengan data – data sebagai berikut:

 Tipe : A490
 D : Ø19

 Proof Stress : 825 MPa


 Kuat tarik : 1035 MPa

 Tebal Pelat : 7 mm
 Fu Pelat : 370 MPa

 Luas Baut : 283,5287 mm2


Penyelesaian :

1. Tahanan Nominal Baut terhadap Keruntuhan Geser


1 Bidang Geser = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (0,4. 𝑓𝑢𝑏 ). 𝐴𝑏
1 Bidang Geser = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (0,4. (825)). 283,5287 =
70173,3624 𝑁
2 Bidang Geser = 2ϕ. 𝑅𝑛 = 2 . (0,75. (0,4. 𝑓𝑢𝑏 ). 𝐴𝑏 )
1 Bidang Geser = ϕ. 𝑅𝑛 = 2. (70173,3624 𝑁) = 140346,7248 𝑁

2. Tahanan Nominal Baut terhadap Gagal Tumpu (Bearing)

Web Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. 𝑓𝑢𝑝 ). 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝

Web Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. (370)). (19). (6,5) = 82251 𝑁

Flens Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. 𝑓𝑢 ). 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝


𝑝

Web Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. (370)). (19). (9) = 113886 𝑁

3. Tahanan Nominal Baut terhadap Keruntuhan Tarik


ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75 . (0,75. 𝑓𝑢𝑏 ). 𝐴𝑏
ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75 . (0,75. (825)). (283,5287)
ϕ. 𝑅𝑛 = 131575,0545 𝑁
4. Perhitungan Siku Penyambung Atas dan Bawah Balok

Dicoba dua buah baut pada masing-masing profil siku, sehingga


𝑀 (81,5383 .106 )
𝑑 = 2𝑇 = 2 .131575,0545 = 309,8547 𝑚𝑚 ≈ 400 𝑚𝑚

Jarak baut terhadap flens kolom = ½ .(400 – 300) = 50 mm

Dicoba digunakan profil siku 100.200.14


Jarak baut dari tepi flens balok (a) = 50 – 14 – 15 = 21 mm

Dengan nilai d = 400 mm, maka gaya yang bekerja pada profil siku adalah

sebesar:
𝑀 (81,5383 . 106 )
𝑇 = = = 203845,75𝑁
𝑑 400
Gaya ini akan menimbulkan momen pada profil siku sebesar
𝑀 = 0,5 . 𝑇 . 𝑎 = 0,5 . (203845,75). 21 = 2140380,375 𝑁𝑚𝑚
Kapasitas nominal penampang persegi adalah:
(𝑏.𝑑2 )
𝜙𝑀𝑛 = 0,9 . ( ) . 𝑓𝑦 , sehingga diperoleh
4

4 . 𝜙𝑀𝑛 4 . (2140380,375)
𝑏 =( ) = = 202,2280 ≈ 250 𝑚𝑚
0,9 . 𝑓𝑦 . 𝑑 2 0,9 . (240). 142
Maka digunakan profil siku 100.200.14 dengan panjang 250 mm
5. Perhitungan Sambungan Pada Flens Balok
81,5383 .106
Gaya geser pada flens balok = = 271794,3333 𝑁
300

Baut penyambung adalah baut dengan satu bidang geser, sehingga


271794,3333
Jumlah baut yang diperlukan = = 3,8732 ≈ 4 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
70173,3624

6. Perhitungan Sambungan Web Balok dan Siku 150.150.14


Nilai kapasitas tahanan dua bidang geser baut adalah 140346,7248 N yang

nilainya lebih besar dari kapasitas kegagalan tumpu (82251 N), sehingga
kebutuhan baut ditentukan oleh nilai tahanan tumpu:
70,5722 .103
Jumlah baut yang diperlukan = = 0,8580 ≈ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
82251

7. Sambungan Web Balok dan Flens Kolom


Baut yang menghubungkan balok dengan flens kolom adalah sambungan

dengan satu bidang geser (ϕ. 𝑅𝑛 = 70173,3624 𝑁), sehingga;


70,5722 .103
Jumlah baut yang diperlukan = = 1,0057 ≈ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
70173,3624

Diketahui beban gaya geser dan gaya momen pada pertemuan balok induk dan
kolom bagian kanan adalah sebagai berikut:

Vu = 33,4722 kN
Mu = 33,4646 kNm
Direncanakan sambungan baut dengan data – data sebagai berikut:
 Tipe : A490
 D : Ø19

 Proof Stress : 825 MPa


 Kuat tarik : 1035 MPa

 Tebal Pelat : 7 mm
 Fu Pelat : 370 MPa

 Luas Baut : 283,5287 mm2


Penyelesaian :

1. Tahanan Nominal Baut terhadap Keruntuhan Geser


1 Bidang Geser = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (0,4. 𝑓𝑢𝑏 ). 𝐴𝑏

1 Bidang Geser = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (0,4. (825)). 283,5287 =


70173,3624 𝑁
2 Bidang Geser = 2ϕ. 𝑅𝑛 = 2 . (0,75. (0,4. 𝑓𝑢𝑏 ). 𝐴𝑏 )
1 Bidang Geser = ϕ. 𝑅𝑛 = 2. (70173,3624 𝑁) = 140346,7248 𝑁

2. Tahanan Nominal Baut terhadap Gagal Tumpu (Bearing)

Web Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. 𝑓𝑢𝑝 ). 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝

Web Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. (370)). (19). (6,5) = 82251 𝑁

Flens Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. 𝑓𝑢𝑝 ). 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝

Web Balok = ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75. (2,4. (370)). (19). (9) = 113886 𝑁

3. Tahanan Nominal Baut terhadap Keruntuhan Tarik


ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75 . (0,75. 𝑓𝑢𝑏 ). 𝐴𝑏
ϕ. 𝑅𝑛 = 0,75 . (0,75. (825)). (283,5287)
ϕ. 𝑅𝑛 = 131575,0545 𝑁
4. Perhitungan Siku Penyambung Atas dan Bawah Balok

Dicoba dua buah baut pada masing-masing profil siku, sehingga


𝑀 (81,5383 .106 )
𝑑 = 2𝑇 = 2 .131575,0545 = 309,8547 𝑚𝑚 ≈ 400 𝑚𝑚

Jarak baut terhadap flens kolom = ½ .(400 – 300) = 50 mm


Dicoba digunakan profil siku 100.200.14
Jarak baut dari tepi flens balok (a) = 50 – 14 – 15 = 21 mm

Dengan nilai d = 400 mm, maka gaya yang bekerja pada profil siku adalah

sebesar:
𝑀 (33,4646 . 106 )
𝑇 = = = 83661,5𝑁
𝑑 400
Gaya ini akan menimbulkan momen pada profil siku sebesar
𝑀 = 0,5 . 𝑇 . 𝑎 = 0,5 . (83661,5). 21 = 878445,75 𝑁𝑚𝑚
Kapasitas nominal penampang persegi adalah:
(𝑏.𝑑2 )
𝜙𝑀𝑛 = 0,9 . ( ) . 𝑓𝑦 , sehingga diperoleh
4

4 . 𝜙𝑀𝑛 4 . (878445,75)
𝑏 =( ) = = 82,9975 ≈ 150 𝑚𝑚
0,9 . 𝑓𝑦 . 𝑑 2 0,9 . (240). 142
Maka digunakan profil siku 100.200.14 dengan panjang 150 mm

5. Perhitungan Sambungan Pada Flens Balok


33,4646 .106
Gaya geser pada flens balok = = 11548,6667 𝑁
300

Baut penyambung adalah baut dengan satu bidang geser, sehingga


11548,66673
Jumlah baut yang diperlukan = = 1,5896 ≈ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
70173,3624

6. Perhitungan Sambungan Web Balok dan Siku 150.150.14


Nilai kapasitas tahanan dua bidang geser baut adalah 140346,7248 N yang

nilainya lebih besar dari kapasitas kegagalan tumpu (82251 N), sehingga
kebutuhan baut ditentukan oleh nilai tahanan tumpu:
33,4722 .103
Jumlah baut yang diperlukan = = 0,4070 ≈ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
82251

7. Sambungan Web Balok dan Flens Kolom


Baut yang menghubungkan balok dengan flens kolom adalah sambungan
dengan satu bidang geser (ϕ. 𝑅𝑛 = 70173,3624 𝑁), sehingga;
33,4722 .103
Jumlah baut yang diperlukan = = 0,4770 ≈ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
70173,3624
DESAIN KOLOM KOMPOSIT
Didesain penampag kolom komposit seperti tergambar berikut:

Data Propertis Kolom Komposit :


Profil Baja = WF 300.300.10.15

BKolom = 300 mm
HKolom = 300 mm

Fy = 240 MPa
Fu = 370 MPa

Sengkang = D10
Tulangan = D22

Cover = D22
F’C = 28 MPa
PENYELESAIAN

Luas Bruto (Ag) = 400 × 400 = 160000 mm2

Luas Profil (As) = 9218 mm2

Fy = 370 MPa

Fu = 240 MPa

F’c = 25 MPa

D. Tulangan utama = 22 mm

As. Tulangan utama = 380,1327 mm2

D. Sengkang = 10 mm

Fyr = 400 MPa

Profil = WF 250.250.9.14

d. Profil = 250 mm

b. Profil = 250 mm

tw = 9 mm

tf = 14 mm

Zx = 867000 mm3

Zy = 292000 mm3

As. Profil = 9218 mm2

Luas Beton (Ac) = 160000 – 380,1327 – 9218 = 1140,398 mm2


Cek Kapasitas Kolom berdasarkan diagram Pn dan Mn X-X
Titik A

 Kapasitas Aksial Pn
 𝑃𝐴 = 𝐴𝑠 . 𝐹𝑦 + 𝐴𝑠𝑟 . 𝐹𝑦𝑟 + 0,85. 𝑓𝑐′ . 𝐴𝑐
𝑃𝐴 = (9218 . (240)) + (6. (380,1327). (400)) +
(0,85. (25). (148501,2))
𝑃𝐴 = 6280,289 . 103 𝑁
𝑃𝐴 = 6280,289 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
 𝑀𝐴 = 0 𝑘𝑁𝑚

Titik D

 Kapasitas Aksial Pn
 𝐴𝑠𝑟𝑠 = 2. 𝐴𝑠𝑟
𝑃𝐴 = 2. (380,1327)
𝑃𝐴 = 760,2654 𝑚𝑚2

 𝑍𝑟 = (𝐴𝑆𝑟 − 𝐴𝑆𝑟𝑠 ). ( 22 − 𝐶)
400
𝑍𝑟 = (2280,80 − 760,27). ( − 61)
2
𝑍𝑟 = 211353,79 𝑚𝑚3
ℎ1 .ℎ22
 𝑍𝑐 = − 𝑍𝑠 − 𝑍𝑟
4
400 .4002
𝑍𝑟 = − 867000 − 211353,79
4
𝑍𝑟 = 14921646,21 𝑚𝑚3
0,85.𝑓𝑐′ .𝐴𝑐
 𝑃𝐷 = 2
0,85.(25).(148501,20)
𝑃𝐷 = 2
𝑃𝐷 = 1577,83 . 103 𝑁
𝑃𝐷 = 1577,83 . 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
𝑍𝑐
 𝑀𝐷 = 𝑍𝑠 𝐹𝑦 + 𝑍𝑟 𝐹𝑦𝑟 + . (0,85𝑓𝑐′ )
2
𝑀𝐷 = (867000. (240)) + (211353,79 . (400)) +
14921646,21
( . (0,85. (25)))
2
𝑀𝐷 = 451,16 . 106 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝐷 = 451,16 𝑘𝑁𝑚

Titik B

 Nilai Hn
𝑑
For hn below the flange ℎ𝑛 ≤ 2 − 𝑡𝑓 (111 𝑚𝑚)
0,85𝑓𝑐′ .(𝐴𝑐 +𝐴𝑠𝑟𝑠 )−2𝐹𝑦𝑟 𝐴𝑠𝑟𝑠
 ℎ𝑛 = 2(0,85𝑓𝑐′ (ℎ1 −𝑡𝑤 )+2𝐹𝑦 𝑡𝑤 )
(0,85.(25).(148501,20+760,27))−(2.(400).(760,27))
ℎ𝑛 = 2(0,85(25)(400−9) + 2(240)(9))
ℎ𝑛 = 101,4983 𝑚𝑚
Karena nilai hn memenuhi syarat maka dapat digunakan, dicoba
untuk kasus berikutnya.
𝑑 𝑑
For hn within the flange 2 − 𝑡𝑓 (111 𝑚𝑚) ≤ ℎ𝑛 ≤ 2
(125 𝑚𝑚)

0,85𝑓𝑐′ (𝐴𝑐 +𝐴𝑠 −𝑑𝑏𝑓 +𝐴𝑠𝑟𝑠 )−2𝐹𝑦 (𝐴𝑠 −𝑑𝑏𝑓 )−2𝐹𝑦𝑟 𝐴𝑠𝑟𝑠
 ℎ𝑛 = 2(0,85𝑓𝑐′ (ℎ1 −𝑏𝑓 )+2𝐹𝑦 𝑏𝑓 )

ℎ𝑛 =
(0,85.(25).(148501,20+9218−(250.(25))+760,27))−(2.(240).(9218−(250.250)))−(2.(240).(760,27))
2(0,85(25)(400−250) + 2(240)(250))
ℎ𝑛 = 213,703 𝑚𝑚
Karena nilai hn tidak memenuhi syarat maka dicoba untuk kasus
berikutnya.
𝑑
For hn above the flange (125 𝑚𝑚) ≤ ℎ𝑛
2

0,85𝑓𝑐′ .(𝐴𝑐 +𝐴𝑠 +𝐴𝑠𝑟𝑠 )−2𝐹𝑦 𝐴𝑠 −2𝐹𝑦𝑟 𝐴𝑠𝑟𝑠


 ℎ𝑛 = 2(0,85𝑓𝑐′ .ℎ1 )
ℎ𝑛 =
(0,85.(25).(148501,20+760,27+9218))−(2.(240).(9218))−(2.(400).(760,27))
2(0,85(25).(400))
ℎ𝑛 = −97,0508 𝑚𝑚
Karena nilai hn tidak memenuhi syarat tidak dapat digunakan.
Karena nilai hn yang memenuhi adalah hn1 , maka diambil nilai hn yaitu hn1
= 101,4983 mm
 𝑍𝑠𝑛 = 𝑡𝑤 . ℎ𝑛2
𝑍𝑠𝑛 = 9 . (101,4983)2
𝑍𝑠𝑛 = 92717,1853 𝑚𝑚3
 Kapasitas Aksial Pn
 𝑃𝐷 = 0 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
 𝑍𝑐𝑛 = ℎ1 ℎ𝑛2 − 𝑍𝑠𝑛
𝑃𝐴 = (400 . (101,4983)2 ) − 92717,18533
𝑃𝐴 = 40280046,607 𝑚𝑚3

𝑍𝑐𝑛
 𝑀𝐷 = 𝑀𝐷 − 𝑍𝑠𝑛 𝐹𝑦 − . (0,85𝑓𝑐′ )
2
𝑀𝐷 = 451,16 − ((141926,7303 .240) −
40280046,607
( (0,85(25))) . 10−6
2
𝑀𝐷 = 386,1139 𝑘𝑁𝑚

Titik C

 Kapasitas Aksial Pn
 𝑃𝐶 = 0,85. 𝑓𝑐′ . 𝐴𝑐
𝑃𝐴 = 0,85. (25). (148501,20)
𝑃𝐴 = 3155,651.103 𝑁
𝑃𝐴 = 3155,651 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
 𝑀𝐴 = 𝑀𝐵
𝑀𝐴 = 386,1139 𝑘𝑁𝑚

Beban-Beban Kolom
Kolom Pn (kN) Mn (kNm)
K1 169,9686 16,9383
K2 377,3766 42,9012
K3 196,8423 17,6994
K4 293,2019 7,1562
K5 705,5634 21,6414
K6 351,5161 9,289
K7 128,7749 5,0634
K8 253,8458 15,0032
K9 144,7358 4,9444
Diagram Pn – Mn Kolom Arah X-X

7000

6000

5000

4000
Axis Title

3000

2000

1000

0
0 100 200 300 400 500
Axis Title

Diagram Pn-Mn Data


Cek Kapasitas Kolom berdasarkan diagram Pn dan Mn Y-Y
Titik A

 Kapasitas Aksial Pn
 𝑃𝐴 = 𝐴𝑠 . 𝐹𝑦 + 𝐴𝑠𝑟 . 𝐹𝑦𝑟 + 0,85. 𝑓𝑐′ . 𝐴𝑐
𝑃𝐴 = (9218 . (240)) + (6. (380,1327). (400)) +
(0,85. (25). (148501,2))
𝑃𝐴 = 6280,289 . 103 𝑁
𝑃𝐴 = 6280,289 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
 𝑀𝐴 = 0 𝑘𝑁𝑚

Titik D

 Kapasitas Aksial Pn

 𝑍𝑟 = 𝐴𝑆𝑟 . ( 22 − 𝐶)
400
𝑍𝑟 = (2280,80). ( − 61)
2
𝑍𝑟 = 317030,7 𝑚𝑚 3

ℎ1 .ℎ22
 𝑍𝑐 = − 𝑍𝑠 − 𝑍𝑟
4
400 .4002
𝑍𝑟 = − 292000 − 317030,7
4
𝑍𝑟 = 15390969 𝑚𝑚3
0,85.𝑓𝑐′ .𝐴𝑐
 𝑃𝐷 = 2
0,85.(25).(148501,20)
𝑃𝐷 = 2
𝑃𝐷 = 1577,83 . 103 𝑁
𝑃𝐷 = 1577,83 . 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
𝑍𝑐
 𝑀𝐷 = 𝑍𝑠 𝐹𝑦 + 𝑍𝑟 𝐹𝑦𝑟 + . (0,85𝑓𝑐′ )
2
𝑀𝐷 = (292000. (240)) + (317030,7 . (400)) +
15390969
( . (0,85. (25)))
2
𝑀𝐷 = 360,4213 . 106 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝐷 = 360,4213 𝑘𝑁𝑚

Titik B

 Nilai Hn
𝑏𝑓
For hn below the flange ℎ𝑛 ≤ (125 𝑚𝑚)
2
0,85𝑓𝑐′ .(𝐴𝑐 +𝐴𝑠 −2𝑏𝑓 𝑡𝑓 )−2𝐹𝑦 (𝐴𝑠 −2𝑏𝑓 𝑡𝑓 )
 ℎ𝑛 = 2[4𝑡𝑓 𝐹𝑦 +(ℎ1 −2𝑡𝑓 )0,85.𝑓𝑐′
ℎ𝑛 =
(0,85.(25).(148501,20+9218−(2.250.(14)))−(2.(240).(2280,796−22.250.(14)))
2((4.(14).(240)+(400−2.(14)).0,85.(25))

ℎ𝑛 = 50,085343 𝑚𝑚
Karena nilai hn memenuhi syarat maka dapat digunakan, dicoba
untuk kasus berikutnya.
𝑑
For hn above the flange (125 𝑚𝑚) ≤ ℎ𝑛
2

0,85𝑓𝑐′ (𝐴𝑐 +𝐴𝑠 )−2𝐹𝑦 𝐴𝑠


 ℎ𝑛 = 2(0,85.𝑓𝑐′ .ℎ1 )
(0,85.(25).(148501,20+9218))−(2.(240).9218)
ℎ𝑛 = 2(0,85(25).400)
ℎ𝑛 = −63,1239 𝑚𝑚
Karena nilai hn tidak memenuhi syarat maka tidak dapat digunakan.
Karena nilai hn yang memenuhi adalah hn1 , maka diambil nilai hn yaitu hn1
= 50,08534 mm
𝑏 𝑏
 𝑍𝑠𝑛 = 𝑍𝑠 − 2𝑡𝑓 . ( 2𝑓 + ℎ𝑛 ) . ( 2𝑓 − ℎ𝑛 )
250 250
𝑍𝑠𝑛 = 292000 − 2. (14). ( + 50,0853) . ( − 50,0853)
2 2
𝑍𝑠𝑛 = −75260,8 𝑚𝑚3
 Kapasitas Aksial Pn
 𝑃𝐵 = 0 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
 𝑍𝑐𝑛 = ℎ1 ℎ𝑛2 − 𝑍𝑠𝑛
𝑃𝐴 = (400 . (50,0853)2 ) − (−75260,8)
𝑃𝐴 = 1078677 𝑚𝑚3
𝑍
 𝑀𝐵 = 𝑀𝐷 − 𝑍𝑠𝑛 𝐹𝑦 − 𝑐𝑛 . (0,85𝑓𝑐′ ) 2
𝑀𝐷 = 360,4213 − (((−75260,8) .240) −
1078677
( (0,85(25))) . 10−6
2
𝑀𝐷 = 367,023 𝑘𝑁𝑚

Titik C

 Kapasitas Aksial Pn
 𝑃𝐶 = 0,85. 𝑓𝑐′ . 𝐴𝑐
𝑃𝐴 = 0,85. (25). (148501,20)
𝑃𝐴 = 3155,651.103 𝑁
𝑃𝐴 = 3155,651 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
 𝑀𝐴 = 𝑀𝐵
𝑀𝐴 = 367,023 𝑘𝑁𝑚

Titik E

 Kapasitas Aksial Pn
 𝑍𝑠𝐸 = 𝑍𝑠𝑦
𝑍𝑠𝐸 = 292000 𝑚𝑚2
ℎ1 .𝑏𝑓2
 𝑍𝑐𝐸 = −𝑍𝑠𝐸
4
(400 .2502 )
𝑍𝑠𝐸 = − 292000
4
𝑍𝑠𝐸 = 5958000 𝑚𝑚3
ℎ1 𝐴𝑠𝑟
 𝑃𝐸 = 𝐴𝑠 𝐹𝑦 + (0,85 𝑓𝑐′ ) [𝐴𝑐 − . (ℎ2 − 𝑏𝑓 ) + ]
2 2
𝑃𝐴 = (9218 . (240)) + (0,85. (25). [149501,2 −
250 2280,796
. (400 − 250) + ( )]
2 2
𝑃𝐴 = 4754,704.103 𝑁
𝑃𝐴 = 4754,704 𝑘𝑁
 Kapasitas Momen Mn
1
 𝑀𝐸 = 𝑀𝐷 − 𝑍𝑠𝐸 𝐹𝑦 − 2 . 𝑍𝑐𝐸 . (0,85. 𝑓𝑐′ )
𝑀𝐴 = (360,4213) − (292000 . (240)) −
1
. (15958000). (0,85. (25)). (10−6 )
2
= 227,0376 𝑘𝑁𝑚

Beban-Beban Kolom
Kolom Pn (kN) Mn (kNm)
K1 169,9686 16,9383
K2 377,3766 42,9012
K3 196,8423 17,6994
K4 293,2019 7,1562
K5 705,5634 21,6414
K6 351,5161 9,289
K7 128,7749 5,0634
K8 253,8458 15,0032
K9 144,7358 4,9444
Diagram Pn – Mn Kolom Arah Y-Y

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Diagram PnMN Kolom Beban Ultimit Kolom

Anda mungkin juga menyukai