Anda di halaman 1dari 55

BAB I

BAB II

BAB III

82
BAB IV
ANALISIS DAN DESAIN

4.1 Umum
Proses analisa dan desain struktur fixed base dan dan dengan base isolation system
ini menggunakan metode analisis langsung “Dyrect Analysis Method” dengan bantuan
program komputer yaitu ETABS Student Version dengan mengacu pada yang diisyaratkan
SNI 1729:2019. Hasil analisis dari program ETABS yang berupa gaya geser maksimum,
fundamental time period, simpangan antar lantai, rasio partisipasi massa, dan gaya-gaya
dalam struktur. Data-data tersebut yang nantinya akan digunakan dalam perencanaan
struktur gedung komposit dan Base Isolation System.

4.2 Data Masukan


4.2.1 Komponen Struktur
Pada perencanaan struktur gedung rumah sakit ini menggunakan struktur komposit
baja-beton dan penerapan base isolator. Penggunaan struktur komposit ini diharapkan akan
mengurangi berat profil baja yang digunakan, meningkatkan kekakuan dan menambah
bentang layan pada struktur rumah sakit ini. Sedangkan penerapan base isolator ini ditujukan
agar gedung rumah sakit ini bisa beroperasi pasca terjadinya gempa dan juga gedung rumah
sakit ini berada diwilayah dengan presentasi terjadinya gempa yang cukup tinggi. Base ini
isolator ini berfungsi sebagai peredam atau dapat mereduksi gaya gempa yang diterima oleh
struktur diatasnya.

4.2.2 Material Struktur.


4.2.2.1 Beton
Dalam perencanaan struktur rumah sakit ini digunakan mutu beton dengan uraian
berikut ini:
Kuat tekan beton, (f’c) : 30 MPa
Modulus elastisitas beton, (EC) : 4700√f’c : 25742,96 MPa
Angka Poison, (υ) : 0,2
𝐸
𝑆
Modulus Geser, (G) : (2 𝑥 (1+υ) : 10726,233

83
4.2.2.2 Baja Profil dan Tulangan
Dalam perencanaan struktur rumah sakit ini digunakan mutu baja profil dan tulangan
dengan uraian berikut ini:

a. Profil Baja (BJ41)


Tegangan leleh, (fy) : 250 MPa
Tegangan tarik, (fu) : 410 MPa
Modulus Elastisitas, (E) : 200000 MPa
Angka Poison, (υ) : 0,3
𝐸
Modulus Geser, (G) : (2 𝑥 (1+υ) = 76923,08 MPa

b. Baja Tulangan
Untuk tulangan gesernya digunakan tulangan dengan diameter 12 mm polos BJTP 24
dengan tegangan leleh (fy = 240 Mpa).
Untuk tulangan longitudinalnya digunakan tulangan dengan diameter 16 mm polos
BJTP 40 dengan tegangan leleh (fy = 400 Mpa).

4.2.3 Dimensi Komponen Struktur


Untuk penentuan dimensi pada komponen struktur dilakukan preliminary desain
terlebih dahulu untuk masing-masing komponen struktur.

4.2.3.1 Dimensi Balok Komposit


Pada tahap preliminary desain pada gedung rumah sakit ini dilkukan estimasi awal
untuk dimensi balok, sebagai gambar perhitungan tinggi profil yang akan digunakan untuk
masing masing bentang pada gedung.berikut ini merupakan contoh untuk menentukan
dimensi profil baja untuk balok dengan bentang 7000 mm sebagai berikut:
𝐿 7000
𝑑 = 12 = = 583 =≫ 600 mm
12

𝑏 = 350 mm
𝑡𝑓 = 19 mm
𝑡𝑤 = 11 mm
Dan untuk dimensi balok dengan bentang 5500 sebagai berikut:
𝐿 5500
𝑑 = 12 = = 458 =≫ 500 mm
12

84
𝑏 = 300 mm
𝑡𝑓 = 15 mm
𝑡𝑤 = 11 mm
Besarnya profil baja yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
DETAIL PENAMPANG PROFIL BALOK BAJA
B 350 350 300 250 200

tf 19 15 15 13 11

9 350
11 11 400
tw 11 500 500 7
A 600

TIPE BALOK C.600.350 C.500.350 C.500.300 C.400.250 C.350.200


PROFIL WF WF.600.350.11.19 WF.500.350.11.15 WF.500.300.11.15 WF.400.250.9.13 WF.350.200.9.11

Gambar 4.1 Rencana penampang balok komposit

4.2.3.2 Dimensi Kolom Komposit


Dimensi profil baja pada kolom komposit direncanakan menyesuaikan dengan
dimensi flens pada profil balok untuk setiap lantainya. Berdasarkan dimensi profil balok
pada preliminary desain dapat direncanakan dimensi profil baja untuk kolom komposit
seperti pada gambar 4.2.
DETAIL PENAMPANG KOLOM KOMPOSIT TERBUNGKUS BETON

400
PENAMPANG 550 500

KOLOM KOMPOSIT

400

500
550

TIPE KOLOM K.550.550 K.500.500 K.400.400


PROFIL WF WF.350.350.13.21 WF.300.300.11.19 WF.200.200.7.11

Tul. Longitudinal 8 D 20 8 D 19 8 D 19

Tul. Sengkang D12-250 D12-250 D12-250

Gambar 4.2 Rencana penampang kolom komposit terbungkus beton

4.2.3.3 Pelat Lantai


Dalam perencanaan struktur gedung rumah sakit ini menggunakan pelat deck baja
bergelombang dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Bondek

85
Bahan dasar : Baja mutu tinggi
Rib Depth, hr : 50 mm
Slab Depth, hr : 70 mm
Rib With top, Wrt : 156 mm
Rib With bottom, Wrb : 123 mm
Rib Spacing, Sr : 234 mm
Deck Shear Thickness : 1,0 mm
Deck Unit Weight : 9,91 kg/m2
Shear Stud Height, hs : 100 mm
Shear Stud Diameter : 16 mm
Shear Stud Tensile Strength, Fu : 420 MPa
b. Wiremesh
Diameter tulangan : 12 mm
Tegangan leleh : 500 kg/m2
Ukuran : 5400 mm x 2100 mm
4.2.4 Pembebanan Struktur
Pembebanan struktur pada perencanaan struktur gedung rumah sakit ini mengacu pada
Beban minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung Dan Struktur Lain (SNI-
1727:2020), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
Dan Non Gedung (SNI-1726:2019), dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural (SNI-1729:2019). Tahapan pembebebanan disini yaitu dengan meng-input beban-
beban yang bekerja ke dalam model 3d pada program ETABS seperti beban mati (DL),
beban hidup (LL), beban angin (WL), beban gempa statik dan dinamik, dan juga beban
Notional (Struktur Baja).
Dalam analisis struktur, dilakukan asumsi-asumsi guna memudahkan dalam meng-
input atau memasukan pembebana tanpa mengurangi besaran dari beban yang bekerja.
a) Beban-beban yang bekerja pada struktur meliputi beban mati, beban hidup, beban
gempa dan beban angin.
b) Untuk berat sendiri dari struktur akan otomatis dihitung menggunakan program
ETABS.
c) Pembebanan pelat yang yang diperhitungkan merupakan beban yang diakibatkan oleh
pasir, keramik, spesi, dan beban-beban instalasi listrik dan plumbing (MEP), beban
hidup pada lantai yang sesuai dengan fungsi ruangannya.

86
d) Beban yang diakibatkan oleh dinding dimasukan sebagai beban mati balok pada model
3d ETABS.
e) Pembebanan yang diakibatkan oleh lift diasumsikan hanya bekerja pada lantai paling
atas di bawah ruang mesin, dan berat mesin dan kabel dipikul oleh balok perletakan
tempat mesin didirikan.
Kemudian dari asumsi-asumsi tadi maka pembebanan pada struktur dapat dihitung sebagai
berikut:
4.2.4.1 Beban Mati (DL)
1) Beban mati pada pelat
Perhitungan pembebanan pada pelat lantai ini dihitung secara garis besar dan tetap harus
memperhitungkan fungsi ruangan.
a) Beban mati pada pelat lantai 1-7
Plafond dan rangka : 0,18 kN/m2
Beban instalasi MEP : 0,25 kN/m2
Beban keramik 1 cm : 0,22 kN/m2
Beban spesi 3 cm : 0,66 kN/m2
Beban pasir 1 cm : 0,16 kN/m2
Total beban mati pada pelat lantai (QD) : 1,47 kN/m2
b) Beban mati pada pelat atap (Rooftop)
Berat waterproofing aspal 2 cm : 0,28 kN/m2
Plafond dan rangka : 0,18 kN/m2
Beban instalasi MEP : 0,25 kN/m2
Total beban mati pelat atap (QD) : 0,71 kN/m2
2) Beban mati pada balok struktur
Pada perencanaan gedung rumah sakit ini digunakan dinding dengan jenis bata ringan
dan juga curtain wall kaca sehingga beban mati pada balok yang dihitung adalah beban
mati tambahan (SIDL) akibat berat volume dinding dengan berat 6,5 kN/m2 dan 6,0
kN/m2 dengan ketinggian mengikuti tinggi antar lantai dikurangi dimensi tinggi balok.
a) Spesifikasi dinding arsitektur
Pasangan bata ringan AAC Powerblock : 6,5 kN/m3
Curtain Wall kaca dan rangka : 6,0 kN/m3
b) Perjhitungan beban mati pada balok struktur
Beban balok dengan dinding bata ringan pada tinggi 4,00 m

87
= tinggi dinding x berat bata ringan x tebal dinding
= 5,00 x 6,5 x 0,15
= 4,875 kN/m
Beban mati pada balok dengan Curtain Wall kaca dengan tinggi lantai 4,00 m
= 5,00 x 6,0 x 0,15
= 4,5 kN/m
Beban mati pada balok dengan dinding bata ringan pada lantai dengan tinggi 1,50
m untuk roof garden dan rooftop
= 1,50 x 6,5 x 0,15
= 1,4625 kN/m
c) Beban mati akibat Lift
Seperti yang kita ketahui Lift merupakan alat transportasi vertikal antar lantai yang
mana kehadiran dari Lift itu sendiri sangat membantu penghuni gedung dalam
beraktivitas. Pada perencanaan struktur gedung rumah sakit ini teradapat ada tiga
Lift. Pembebanan yang diakibatkan oleh Lift ini ditinjau akibat beban hidup
penumpang / Pasangger sedangkan beban mati ditinjau berdasarkan berat dari Lift
itu sendiri dan berat mesin. Adapun detail Lift yang digunakan dalam perencanaan
ini dapat dilihat pada gambar 4.3
Tipe Lift : PM Gearless Elevator (Duplex)
Merk : Sigma
Kecepatan : 1 m/s
Lebar pintu : 1000 mm
Dimensi sangkar : 1800 mm x 1500 mm
Dimensi luncur : 2200 mm x 4850 mm
Beban reaksi mesin, R1 : 8000 kg
R2 : 5200 kg
Untuk lebih lengkapnya spesifikasi Lift tertera pada tabel 4.1
Perhitungan berat total akibat lift 1 dan 2, 1PE dan PE2
PU = R1 + R2
= 8000 + 5200
= 13200 kg
= 132,00 kN
Dimana:

88
R1 = Berat mesin penggerak + beban kereta + perlengkapan
R2 = berat bandul pemberat + perlengkapan
Tabel 4.1 Data spesifikasi Lift PM Gearless Elevator Iris NV (Duplex)
HS (mm) Reaction Load (kN)
Kode Capacity (kg) OW CS (mm)
Duplex MRS Pit
Lift
Person Load mm CW CD HW HD R1 R2 R3 R4
1 PE 17 1150 1000 1800 1500 4850 2200 8000 5200 9550 7150
2 PE 17 1150 1000 1800 1500 4850 2200 8000 5200 9550 7150
Keterangan:
PE : Passanger Elevator, Lift penumpang
OW : Opening With (mm), Lebar pintu Lift
CS : Car Size, Dimensi sangkar
HS : Hoistway Size, Dimensi luncur
MRS : Machine Room Size, Dimensi ruang mesin

4.2.4.2 Beban Hidup


Pada perencanaan gedung rumah sakit ini terdapat fungsi-fungsi ruang yang berbeda
pada tiap lantai yang terdiri dari ruang operasi, ruang otopsi, ruang penyimpanan, ruang
rawat inap dan lain-lain. Sehingga mempengaruhi besaran beban hidup yang nantinya
bekerja pada gedung rumah sakit ini berdasarkan peraturan SNI-1727;2020 Beban Minimum
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain termuat dalam Tabel 2.3 subbab 2.2.4.2

4.2.4.3 Beban Angin


Menurut SNI-1727:2020, bangunan gedung dan struktur lain terkmaksud sistem
penahan beban angin utama (SPBAU) dan seluruh komponen lainnya. Harus didesain dan
dilaksanakan untuk menahan beban angin berdasarkan pasal 26 sampai dengan 30.
Adapun data-data teknis yang digunakan antara lain:
Contoh perhitungan tinggi lantai yang ditinjau adalah +42,00 m.
Kecepatan angin, V : 80 km/jam (Data kecepatan angin BMKG)
: 22.22 m/s
Lebar gedung, B : 33.10 m
Tinggi lantai yang ditinjau : 4.00 m
Panjang gedung, L : 82.80 m
Rasio L/B : 2.501
Faktor arah angin, Kd : 0.85 (Tabel 2.16)
Kategori eksposur : C

89
Kategori topografi, Kzt : 1 (Tabel 2.16)
Faktor tiupan angin, G : 0.85
Koefisien tekanan dinding, CP : (Tabel 2.19)
Dinding sisi angin datang : + 0.8
Dinding sisi angin pergi : - 0.365
Dinding tepi : - 0.7
Koef. Eksposur tekanan velositas, KZ : 1.25
Koef. Tekanan internal, (GCpi) : 0.18
a) Perhitungan tekanan velositas
Tekanan velositas dilambangkan dengan qz dan qh, dengan qz sebagai tekanan tekan
dan qh sebagai tekanan hisap angin, pada gedung rumah sakit yang menggunakan atap
datar sehingga nilai qz sama dengan qh disebabkan nilai h = z
𝑞ℎ = 𝑞𝑧 = 0,613 x Kz x Kzt x Kd x V2
= 0,613 x 1,25 x 1 x 0,85 x 22,2222
= 321, 629 N/m2
b) Menghitung tekanan angin pada sisi permukaan gedung
P(angin) tekan datang = q x G x Cp – qi (GCpi)
= 321, 629 x 0,85 0,8 – 321,629 x (0,85 x -0,18)
= 160,815 N/m2
= 0,161 kN/m2
P(angin) tekan datang = q x G x Cp – qi (GCpi)
= 321, 629 x 0,85 0,365 – 321,629 x (0,85 x -0,18)
= 41,892 N/m2
= 0,042 kN/m2
P(angin) tekan datang = q x G x Cp – qi (GCpi)
= 321, 629 x 0,85 x (-0,7) – 321,629 x (0,85 x -0,18)
= 133,476 N/m2
= 0,133 kN/m2
Untuk perhitungan tekanan angin rencana untuk setiap lantai kemudian ditabelkan
sesuai pada tabel dibawah

90
Tabel 4.2 Tekanan velositas tiap lantai

Tinggi lantai yg Vs q
Lantai Kz Kzt Kd
ditinjau (m/s) (N/m)2
2 6 0,863 1 0,85 22,222 222,053
3 10 0,977 1 0,85 22,222 251,386
4 14 0,987 1 0,85 22,222 253,959
5 18 1,116 1 0,85 22,222 287,151
6 22 1,166 1 0,85 22,222 300,016
7 26 1,216 1 0,85 22,222 312,881
8 30 1,250 1 0,85 22,222 321,629
9 34 1,315 1 0,85 22,222 338,354

91
Tabel 4.3 Tekanan angin rencana tiap lantai
Tekanan Angin Rencana
Cp Gcpi
Lantai
Tinggi lantai yg
G (kN/m)2
ditinjau Hisap Hisap Hisap Hisap Hisap
Tekan Tekan Tekan Hisap (S)
(P) (S) (P) (S) (P)
2 6 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,151 -0,069 -0,132
3 10 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,171 -0,078 -0,149
4 14 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,173 -0,079 -0,151
5 18 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,195 -0,089 -0,171
6 22 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,204 -0,093 -0,178
7 26 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,213 -0,097 -0,186
8 30 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,219 -0,100 -0,191
9 34 0,85 0,8 -0,365 -0,7 0,18 -0,18 -0,18 0,230 -0,105 -0,201

92
4.2.4.4 Beban Gempa
Pembebanan gempa pada struktur gedung rumah sakit ini menggunakan pembebanan
Analisa Respon Spektrum dengan program RSA2019 dengan lokasi gedung rumah sakit
berada pada koordinat (koordinat latitude: -8.692736 dan longitude 116.257334).

Gambar 4.3 Grafik Respon Spektrum Tanah Sedang lokasi Gedung Rumah sakit
Parameter percepatan Spectrum batuan dasar terpetakan hasil output program
RSA2019 pada kondisi tanah sedang:
Nama Kota : Praya
Bujur / Longitude : 116.257000 Degrees
Lintang / Latitude : -8.692958 Degrees
Kelas Situs : SD - Tanah Sedang
PGA = 0.448710 g
PGAm = 0.516595 g
Ss = 1.011923 g
S1 = 0.399712 g
TL = 12 detik
Fa = 1.095231
Fv = 1.900288
Sms = 1.108289 g
Sm1 = 0.759567 g
Sds = 0.738860 g

93
Sd1 = 0.506378 g
T0 = 0.137070 detik
Ts = 0.685351 detik

1. Perhitungan beban gempa Statik Ekivalen


Statik ekivalen adalah suatu cara analisis statis struktur, dimana pengaruh gempa
pada struktur dianggap sebagai beban – beban statik horizontal untuk menirukan pengaruh
gempa yang sesungguhnya akibat gerakan tanah. Metode ini merupakan penyederhanaan
dari analisis dinamik. Beban gempa yang berkerja diasumsikan sebagai beban titik yang
berkerja pada tianp lantai. Adapun tahapan-tahapan perhitungan antara lain:
a) Penetapan Kategori Resiko
Kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai tabel Tabel 2.4
halaman 16. Pengaruh gempa harus dikalikan dengan suatu factor keutamaan Ie menurut
Tabel 2.5.
Dengan fungsi gedung sebagai hotel dan apartemen pada perencanaan ini masuk dalam
klasifikasi kategori risiko II, dengan factor keamanan utama, Ie sebesar 1,0.
b) Penentuan Parameter kecapatan gempa S1 dan Ss
Parameter Ss (Percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1 (Percepatan batuan
dasar pada periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respon spektral percepatan
0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik. Pada perencanaan ini data Ss dan S1
didapat dari situs desain spektra Indonesia dengan nilai sebagai berikut:
Ss = 1.011923 g
S1 = 0.399712 g
c) Penentuan Klasifikasi Situs
Berdasarakan sifat-sifat tanah pada situs, maka situs harus diklasifikasi sebagai kelas
situs SA, SB, SC, SE atau SF. Dengan jenis tanah pada lokasi gedung direncanakan berupa
tanah lunak, maka diklasifikasikan kelas situs SE.
d) Penentuan Koefisien Situs
Faktor amplikasi meliputi faktor amplikasi getaran terkait percepatan pada getaran
periode pendek (Fa) dan faktor amplikasi terkait percepatan yang mewakili getaran periode
1 detik (Fv). Pada perencanaan ini data Fa dan Fv didapat dari situs desain sprktra Indonesia,
dengan nilai :
Fa = 1.095231

94
Fv = 1.900288
e) Parameter Spektrum Respons
Parameter spektrum respons percepatan pada periode pendek (Sms) dan periode 1 detik
(Sm1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs, harus ditentukan dengan
perumusan berikut ini :
Sms = Fa x Ss
= 1.095231 x 1.011923
= 1.108289 g
Sm1 = Fv x S1
= 1.900288 x 0.399712
= 0.759567 g
f) Menentuakan Parameter percepatan spektral desain
Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek , SDS dan pada periode 1
detik SD1, harus ditentukan melalui persamaan berikut ini.
2
𝑆𝐷𝑆 = 𝑥 𝑆𝑀𝑆
3
2
𝑆𝐷𝑆 = 𝑥 1.108289
3
𝑆𝐷𝑆 = 0.738859

2
𝑆𝐷1 = 𝑥 𝑆𝑀1
3
2
𝑆𝐷1 = 𝑥 0.759567
3
𝑆𝐷1 = 0.506378
Untuk menghitung parameter periode response dengan rumus persamaan (2-9) dan
(2-10)
𝑆𝐷1
𝑇0 = 0.2 𝑥
𝑆𝐷𝑠
0.506378
𝑇0 = 0.2 𝑥
0.738859
𝑇0 = 0.137070

𝑆𝐷1
𝑇𝑠 =
𝑆𝐷𝑠

95
0.506378
𝑇𝑠 =
0.738859
𝑇𝑠 = 0.685351
TL = 12 detik (diambil dari gambar 2.3) Subbab 2.2.4.3
g) Pemilihan sistem struktur dan parameter sistem (R, Cd, Ωo)
Koefisien modifikasi respons (R), yang sesui faktor kuat lebih sistem (Ω0), dan
koefisien amplikasi defleksi (Cd). Dengan sistem gaya penahan seismik berupa SRPMK,
didapat nilai R, Cd dan Ω0 berturut-turut sebesar 8, 3 dan 5,5.
h) Penentuan periode fundamental struktur
Periode fundamental struktur (T), tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batasan
atas pada periode yang dihitung (Cu) dari periode fundamental pendekatan, Ta untuk
perhitungan diijikan secara langsung menggunakan periode bangunan pendekatan.
Penentuan periode fundamental pendekatan (Ta) harus ditentukan dari persamaan berikut,
dengan nilai Ct didapat dari tabel dengan nilai sebesar 0,0724 dan x sebesar 0,8 untuk
bangunan rangka baja pemikul momen.
𝑇𝑎 = 𝐶𝑡 𝑥 ℎ𝑛𝑥
𝑇𝑎 = 0,0724 𝑥 340.8
𝑇𝑎 = 1.215 detik
Nilai waktu fundamental struktur awal banguan (Tc) yang didapatkan dari analisis
model program “ETABS” dibatasi tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batasan atas
pada perioda yang dihitung (Cu) dari Tabel 2.12. Berdasarkan data parameter gempa lokasi
gedung Rumah Sakit SD1 = 0.506378 (g) dan Ta =1.2159 detik. Maka berdasarkan
parameter tersebut didapatkan nilai Cu =1,4. Besarnya periode maksimum adalah sebagai
berikut:
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝐶𝑢 𝑥𝑇𝑎
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 1.4 𝑥 1.215
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 1.702 detik
Waktu getar (Tc) berdasarkan tampilan pada ETABS diperoleh sebesar:
T1= 0,991 detik (arah x) T2 =0,999 detik (arah y)
Syarat perioda fundamental struktur (T) yang digunakan:
1. Jika Tc > Tmax, dipakai Tmax
2. Jika Ta < Tc < Tmax dipakai Tc = T
3. Jika Tc < Ta, dipakai T = Ta

96
Kontrol batasan waktu getar:
Tcx < Tmax
0,999 dtk < 1.62176 dtk “memenuhi”
Tcy < Tmax
0,991 dtk < 1.62176 dtk “memenuhi”
Berdasarkan kontrol batasan waktu getar syarat terpenuh maka dipakai periode
Ta = 1,215 dtk untuk arah x dan Ta = 1,215 untuk arah y
i) Penentuan koefisien respons seismik
Untuk perhitungan koefisien respon seismik (Cs), harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑠 =
𝑅
𝐼𝑒
0.738859
𝐶𝑠 =
8
1,5
𝐶𝑠 = 0,138536
Nilai Cs tidak melebihi nilai dari Cs maksimum, karena nilai T ≤ TL maka nilainya
dirumuskan sebagai berikut:
𝑆𝐷1
𝐶𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑅
𝑇 (𝐼 )
𝑒

0.506378
𝐶𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 =
8
1,215 ( )
1,5
𝐶𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0.0780
𝐶𝑠 harus lebih besar dari 𝐶𝑠 minimum
𝐶𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0.044 𝑥 𝑆𝐷𝑆 𝑥 𝐼𝑒 ≥ 0.01
𝐶𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0.044 𝑥 0.738859 𝑥 1,5 ≥ 0.01
𝐶𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0.048764 ≥ 0.01
Dengan syarat 𝐶𝑠 𝑚𝑖𝑛 < 𝐶𝑠 < 𝐶𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 , Dikarenakan nilai 𝐶𝑠 > 𝐶𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 maka digunakan
nilai 𝐶𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 (0,0780) dalam perhitungan.
4.2.4.5 Beban Notional
Besar beban notional tersedia dalam program analisa struktur ETABS dan pada input
yang didasarkan pada SNI 1729:2019, input beban notional melalui menu Define – Load
Pattern – Type “Notional” – Add New Load - Modify Lateral Load. Sehingga dapat diatur
97
pembebanan notional arah x dan y pada pilihan Notional Load Direction, tinjauan beban
gravitasi pada struktur bangunan pada pilihan input Notional Load Value dengan Load Ratio
0,002 sesuai SNI 1729:2019.

Gambar 4.4 Input Notional Load program ETABS


4.2.4.6 Pembebanan tiap ruang
Sesuai dengan yang tercantum dalam SNI 1727:2020 bahwa beban-beban yang bekerja
pada pada plat berbeda-beda berdasarkan dari fungsi ruang berikut adalah rekapitulasi
pembebanan yang bekerja pada pelat lantai sesuai dengan SNI 1727:2020 dapat dilihat pada
tabel 4.2
Tabel 4.4 Rekapitulasi pembebanan pada tiap ruangan
Jenis Beban Fungsi Ruang Beban (kN/m2)
Rawat Inap 1,92
Poliklinik 2,4
Koridor 3.83
Radiologi 7,12
IGD 2,87
Hall 4,79
Ruang tunggu 4,79
Beban
Kamar Mandi 2,87
Hidup (LL)
Ruang Rapat 4,79
Auditorium 7,12
Smoke Lobby 4,79
R. Dokter/Perawat 1,92
R. Operasi 2,87
Roof Garden 4,79
Gudang 11,97
Beban pasir 6cm = 0,06x14 0,84

98
Beban Mati Beban spesi 3cm = 0,03x22 0,66
Tambahan Beban keramik 1cm = 0,01x20 0,2
(SIDL) Beban plafond dan rangka 0,18
Beban MEP 0,18
Beban mati total 2,06

4.2.4.7 Referensi Perencanaan


Perencanaan struktur komposit pada program ETABS didasarkan pada SNI 1729:2019
yang sesuai dengan standar Amerika untuk struktur baja AISC 360-16, referensi desain
AISC 360-16 dengan “Direct Analyisis Method” tersedia dalam program ETABS terlihat
pada Gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.5 Referensi desain AISC 360-16 untuk struktur kolom komposit
4.2.4.8 Kombinasi Pembebanan
kombinasi pembebanan berdasarkan peraturan SNI yang berlaku sesuai dengan yang
telah dijabarkan pada subbab 2.2.4.5.

99
4.2.5 Hasil Analisis Struktur Komposit (Fixed Base)
Setelah permodelan dan pembebanan struktur pada ETABS selesai dilakukan, maka
selanjutnya perlu dilaksanakan pengecekan terhadap standard dan persyaratan yang berlaku.
Pengecekan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6 Model 3D Struktur Komposit (Fixed Base)

4.2.5.1 Cek Kontrol Rasio Partisipasi Massa


Berdasarkan hasil modifikasi peningkatan jumlah Mode, telah didapatkan jumlah
partisipasi massa minimum lebih dari 90%. Hal ini telah sesusai dengan SNI 1726- 2019
Pasal 7.9.1.1. Adapun hasil Etabs untuk partisipasi massa ditunjukan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.5 Modal Partisipasi Massa
Period
Mode UX UY SumUX SumUY
sec
1 0,999 0,00004867 0,5374 0% 54%
2 0,991 0,5438 0,0001 54% 54%
3 0,888 0,0001 0,0104 54% 55%
4 0,353 0 0,1844 54% 73%
5 0,345 0,1865 0,000002483 73% 73%
6 0,305 0,0002 0,0038 73% 74%
7 0,219 0,0002 0,103 73% 84%
8 0,212 0,111 0,0001 84% 84%
9 0,183 0,0000289 0,0049 84% 84%
10 0,163 0,0003 0,0333 84% 88%
11 0,157 0,0358 0,0002 88% 88%
12 0,135 0,00001662 0,0007 88% 88%
100
13 0,12 0,00001334 0,0202 88% 90%
14 0,116 0,0209 0,00001115 90% 90%
15 0,101 0,0001 0,0000151 90% 90%
16 0,086 6,552E-07 0,0105 90% 91%
17 0,082 0,0104 0,000001246 91% 91%
18 0,073 0,00003898 0,000006206 91% 91%
19 0,064 0 0,0048 91% 91%
20 0,061 0,0046 0 91% 91%
21 0,055 0,00001212 0,000003215 91% 91%
22 0,043 0 0,0069 91% 92%
23 0,041 0,0071 0 92% 92%
24 0,038 0 0,000001309 92% 92%
25 0,03 0,0001 0,0782 92% 100%
26 0,029 0,0778 0,0002 100% 100%
27 0,028 0,001 0,001 100% 100%

4.2.5.2 Cek Kontrol Simpangan Antar Lantai – SNI 1729:2019


Kriteria persyaratan simpangan pada SNI 1729:2015, pad pasal L4 disebutkan bahwa
nilai- nilai simpangan disyaratkan oleh peraturan Gedung berlaku. Dalam hal ini SNI gempa
1726-2019 Pasal 7.8.6 menyatakan persyaratan simpangan dengan faktor-faktor sebagai
berikut :
a) Faktor pembesaran deflesi (Cd) untuk masing-masing struktur yang tertera pada
tabel 2.5.
b) Faktor keutamaan gempa (Ie) yang tertera pada tabel 2.5
c) Simpangan antar lantai yang diijinkan untuk gedung dengan kategori resiko IV
adalah 0,015 x tinggi tingkat (∆a = 0,015 × hsx)
Berikut merupakan hasil perhitungan simpangan berdasarkan kebutuhan penelitian
dengan profil yang sama untuk setiap model struktur, disajikan dalam Tabel 4.6 dan Tabel
4.7.
Berikut contoh perhitungan simpangan struktur komposit pada lantai 5:
Simpangan ijin antar lantai
(Δ𝑎 ) = 0,010 𝑥 ℎ𝑥
(Δ𝑎 ) = 0,010 𝑥 4000 (Lantai layanan rumah sakit)
(Δ𝑎 ) = 40 𝑚𝑚
Simpangan tingkat (δe5)
34,711 mm (Output ETABS)
Simpangan tingkat diperbesar (δe5)
101
𝐶𝑑 𝑥 (δe5)
(δe5) =
𝐼𝑒
5,5 𝑥 34,711
(δe5) =
1,5
(δe5) = 127,27
Simpangan antar lantai (Δ𝑖)
(Δ𝑖) = δ𝑒5 − δ𝑒6
(Δ𝑖) = 163,23 − 127,27
(Δ𝑖) = 35,96 mm
Kontrol simpangan (Δ𝑖) = 35,96 < (Δ𝑎) = 40 mm … OK
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6
Tabel 4.6 Simpangan antar lantai arah X
TABLE: Story Response EQX
hsx h δe Δ Δi Δijin
Story Status
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Lantai Atap 34 4000 64,151 235,22 19,25 40 OK
RoofTop 30 4000 58,9 215,97 21,97 40 OK
Lantai 6 26 4000 52,909 194,00 30,81 40 OK
Lantai 5 22 4000 44,507 163,19 38,60 40 OK
Lantai 4 18 4000 33,979 124,59 38,51 40 OK
Lantai 3 14 4000 23,475 86,08 36,20 40 OK
Lantai 2 10 4000 13,602 49,87 28,79 40 OK
Lantai 1 6 4000 5,75 21,08 17,68 40 OK
Lantai Dasar 2 2000 0,928 3,40 3,40 20 OK

Tabel 4.7 Simpangan antar lantai arah Y


TABLE: Story Response EQY
hsx h δe Δ Δi Δijin
Story Status
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Lantai Atap 34 4000 52,351 191,95 16,35 40 OK
RoofTop 30 4000 47,893 175,61 17,17 40 OK
Lantai 6 26 4000 43,209 158,43 24,56 40 OK
Lantai 5 22 4000 36,512 133,88 31,31 40 OK
Lantai 4 18 4000 27,972 102,56 31,23 40 OK
Lantai 3 14 4000 19,454 71,33 29,38 40 OK
Lantai 2 10 4000 11,44 41,95 23,57 40 OK
Lantai 1 6 4000 5,013 18,38 15,40 40 OK
Lantai Dasar 2 2000 0,813 2,98 2,98 20 OK

102
4.2.5.3 Cek Kontrol Base Shear Nominal
Dari hasil analisis pada program Etabs didapat berat struktur tiap lantai dalam parameter
gempa statik dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.8 Berat struktur komposit fixed base berdasarkan program Etabs

Story Wi
kg kN
Lantai Atap 291810,7 2861.685
RoofTop 1216230,92 11927.151
Lantai 6 1635233,79 16036.165
Lantai 5 1658351,53 16262.873
Lantai 4 1750826,69 17169.744
Lantai 3 1858259,7 18223.302
Lantai 2 1885880,36 18494.168
Lantai 1 5674336,84 55646.235
Lantai Dasar 2758082,7 27047.551
Total 183668.877

𝑉𝑥 = 𝐶𝑠𝑥 𝑥 𝑊
= 0,0780 𝑥 183668.877
= 14326,172
𝑉𝑦 = 𝐶𝑠𝑦 𝑥 𝑊
= 0,0780 𝑥 183668.877
= 14326,172

4.2.5.4 Distribusi Gaya Gempa Vertikal


Gaya lateral (Fx) yang terjadi di semua tingkat harus ditentukan perlantai dengan
persamaan berikut ini:
Berat lantai, W5 = 1658351,53
Berat semua lantai, ∑W = 18729013,2
Tinggi lantai, h = 4,00 m
Tinggi total, hsx = 34,00 m
Nilai, K = 1,055 (Hasil interpolasi)

103
𝑊𝑥 . ℎ𝑥 𝑘
𝐶𝑣𝑥 =
∑𝑊𝑖 . ℎ𝑥 𝑘

1658351,53. 221,055
=
281874425,4
= 0,153
𝐹𝑥 = 𝐶𝑣𝑥 𝑥 𝑉𝑥
𝐹𝑥 = 0,153 𝑥 1462410,504
𝐹𝑥 = 224360
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.7 dan untuk perhitungan arah y dapat
dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.9 Distribusi gaya gempa arah X

hi Wi wi x hi^K Fx Vx
Lantai ke- K Cvx
(m) (kg) (kg.m) (kg) (kg)
Lantai Atap 34 291810,7 12045129,4 0,043 62492,10 62492,10
RoofTop 30 1216230,9 43992532,54 0,156 228240,44 290732,53
Lantai 6 26 1635233,8 50860044,38 0,180 263870,21 554602,74
Lantai 5 22 1658351,5 43244663,7 0,153 224360,37 778963,11
Lantai 4 18 1750826,7 1,055 36944998,34 0,131 191676,68 970639,79
Lantai 3 14 1858259,7 30079560,48 0,107 156057,67 1126697,46
Lantai 2 10 1885880,4 21404946,06 0,076 111052,35 1237749,81
Lantai 1 6 5674336,8 37572031,86 0,133 194929,83 1432679,64
Lantai Dasar 2 2758082,7 5730518,641 0,020 29730,87 1462410,50
Total 34,00 18729013 281874425,4 1,00 1462410,504 1462410,504
Tabel 4.10 Distribusi gaya gempa arah Y

hi Wi wi x hi^K Fx Vx
Lantai ke- K Cvx
(m) (kg) (kg.m) (kg) (kg)
Lantai Atap 34 291810,7 12045129,4 0,043 62492,10 62492,10
RoofTop 30 1216231 43992532,54 0,156 228240,44 290732,53
Lantai 6 26 1635234 50860044,38 0,180 263870,21 554602,74
Lantai 5 22 1658352 43244663,7 0,153 224360,37 778963,11
Lantai 4 18 1750827 1,055 36944998,34 0,131 191676,68 970639,79
Lantai 3 14 1858260 30079560,48 0,107 156057,67 1126697,46
Lantai 2 10 1885880 21404946,06 0,076 111052,35 1237749,81
Lantai 1 6 5674337 37572031,86 0,133 194929,83 1432679,64
Lantai Dasar 2 2758083 5730518,641 0,020 29730,87 1462410,50
Total 34,00 18729013 281874425,4 1,00 1462410,5 1462410,504

104
Tabel 4.11 Gaya gempa desain untuk semua arah
GAYA GESER
STATIK DINAMIK DINAMIK KOREKSI F, GEMPA DESAIN
DESAIN
STORY V SPEC- V SPEC- V SPEC- V SPEC-
Vx Vy V SPEC-X V SPEC-Y Fx Fy
X Y X Y
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN)
Lantai Atap 613,0 613,0 875,3 868,0 1113,7 1118,2 1113,7 1118,2 1113,7 1118,2
RoofTop 2852,1 2852,1 2829,4 2789,3 3599,9 3593,4 3599,9 3593,4 2486,2 2475,2
Lantai 6 5440,7 5440,7 4706,9 4644,7 5988,6 5983,7 5988,6 5983,7 2388,8 2390,3
Lantai 5 7641,6 7641,6 6110,2 6030,0 7774,0 7768,5 7774,0 7768,5 1785,3 1784,7
Lantai 4 9522,0 9522,0 7292,6 7186,1 9278,4 9257,8 9522,0 9522,0 1748,0 1753,5
Lantai 3 11052,9 11052,9 8323,2 8202,2 10589,6 10566,9 11052,9 11052,9 1530,9 1530,9
Lantai 2 12142,3 12142,3 9122,0 8999,5 11605,9 11594,1 12142,3 12142,3 1089,4 1089,4
Lantai 1 14054,6 14054,6 11002,0 10864,3 13997,9 13996,5 14054,6 14054,6 1912,3 1912,3
Lantai Dasar 14346,2 14346,2 11275,8 11135,8 14346,2 14346,2 14346,2 14346,2 291,7 291,7

105
4.3 Sistem struktur base isolator
4.3.1 Data Gedung Rumah Sakit
Perencanaan Base Isolator pada Gedung Rumah Sakit dengan data perencanaan sebagai
berikut:
a) Mutu Baja, = BJ41
b) Mutu Beton, f’c = 30MPa
c) Panjang Gedung, L = 84 m
d) Lebar Gedung, B = 38,5 m
e) Tinggi Total = 34 m
f) Tinggi antar lantai
Lantai Service/Pemeliharaan =2m
Lantai Dasar =4m
Lantai Hotel =4m
g) Tebal Pelat Bondex
= 150 mm
= 130 mm
= 100 mm
h) Dimensi Kolom
Beton = K.400.400
= K.500.500
= K.550.550
Profil WF = WF.350.350.13.21
= WF.300.300.11.19
= WF.200.200.7.11
i) Dimensi Balok
= B.WF.600.350.11.19
= B.WF.500.350.11.15
= B.WF.500.300.11.15
= B.WF.400.250.9.13
= B.WF.350.200.9.11

106
4.3.2 Ruang Service Base Isolator
Pada SNI 1726-2019 menyatakan bahwa struktur gedung dengan sistem isolasi
diwajibkan membuat jalan akses untuk pemeriksaan dan pergantian semua komponen base
isolator. Pada perencanaan gedung rumah sakit ini direncanakan tinggi lantai
pemeriksaan/service direncanakan dengan tinggi 2.00 m.

Gambar 4.7 Ruang pemeriksaan Base Isolator

4.4 Analisis Struktur Base Isolator


Pada perencanaan struktur gedung rumah sakit dengan base isolator ini direncanakan
menggunakan base isolator tipe High Damping Rubber Bearing dengan spesifikasi sesuai
dengan katalog bridgestone dapat dilihat pada lampiran.

4.4.1 Data-data Perencanaan Base Isolator tipe HDRB


Dari hasil analisis gaya dalam struktur bangunan dengan dengan struktur komposit baja-
beton (fixed base) maka dapat diambil data-data berupa gaya aksial pada masing-masing
titik joint kolom bangunan untuk perencanaan dimensi base isolator yang sesuai dengan
struktur gedung rumah sakit ini. Berikut adalah data-data untuk keperluan perencanaan
dimensi base isolator
a) Berat Struktur (Wt) = 183668.877 kN
b) Periode target (T)
TD = 2,5
TM = 3,0
c) Parameter percepatan spektral
SD1 = 0,506 (g)
107
SM1 = 0,759 (g)
d) Rendaman target (β) = 15 %
e) Koefisien rendaman
BD = 1,35
BM = 1,35
f) Maksimum shear strain (γ) = 150%
g) Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
h) Jumlah bearing (n) = 35
i) Modulus geser (G) = 0,620 MPa = 620 kN/m2

4.4.2 Perencanaan Dimensi Base Isolator


1) Perencanaan perpindahan rencana (DD)
𝑔 𝑥 𝑆𝐷1 𝑥 𝑇𝐷
𝐷𝐷 =
4 𝑥 𝜋 2 𝑥 𝐵𝐷
9,81 𝑥 0,506 𝑥 2,5
𝐷𝐷 =
4 𝑥 3,142 𝑥 1,35
𝐷𝐷 = 0,233 m
2) Perencanaan ketebalan rubber (tr)
𝐷𝐷
𝛾 =
𝑡𝑟
𝐷𝐷
𝑡𝑟 =
𝛾
0,233
𝑡𝑟 =
1,5
𝑡𝑟 = 0,155 m
Ukuran ketebalan rubber disesuaikan dengan katalog bridgestone ketebalan rubber yang
digunakan adalah 0,160
3) Perencanaan kekakuan horizontal (KH)
𝑤 2𝜋 2
𝐾𝐻 = 𝑥 ( )
𝑔 𝑇
183668.877 2 𝑥 3,14 2
𝐾𝐻 = 𝑥 ( )
9,81 2,5
𝐾𝐻 = 118142,412 kN/m
4) Perencanaan luasan Bearings

108
𝐾𝐻 𝑥 𝑡𝑟
𝐴𝑡 =
𝐺
118142,412 𝑥 0,160
𝐴𝑡 =
0,620
𝐴𝑡 = 30,488 m2 maka luasan perlu untuk 1 buah bearing adalah
𝐴𝑡
𝐴𝑝 =
𝑛
30,488
𝐴𝑝 =
37
𝐴𝑝 = 0,824 m2
5) Perencanaan Diameter Bearing
1
𝐴 = 𝑥 𝜋 𝑥 (ɸ)2
4

4𝑥𝐴
ɸ = √
𝜋

4 𝑥 0,824
ɸ = √
3,14

ɸ = 1,024 m
Digunakan diameter bearing HH110X6R (Ukuran disesuaikan dengan dimensi pada
katalog bridgestone. Sehingga dapat ditentukan luasan bearing
1
𝐴= 𝑥 𝜋 𝑥 (ɸ)2
4
1
𝐴 = 𝑥 3,14 𝑥 (1,0)2
4
𝐴 = 0,785 m2
6) Perencanaan kekakuan efektif bearing
𝐺𝑥𝐴
𝐾𝑒 = 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝑡𝑟
0,620 𝑥 0,824
𝐾𝑒 = 𝑥107
0,160
𝐾𝑒 = 341651 kN/m
7) Redaman efektif bearing
Dikutip dalam buku Seismic Isolation for Designers and Structural Enggineer, untuk
menentukan redaman HDRB dapat menggunakan hubungan antara modulus geser
dengan nilai redaman ekivalen.

109
Dalam perencanaan struktur gedung rumah sakit ini digunakan propertis material sesuai
dengan katalog bridgestone dengan nilia modulus geser (G) 0,620 MPa dan nilai geser
150% maka didapatkan nilai (𝐵𝑒𝑓𝑓 ) = 23 %.
Mengacu pada katalog bridgestone, base isolation yang sesuai dengan hasil
perhitungan adalah HH0110X6R. Dengan data-data spesifikasi dibawah:
Beban aksial niminal (P) = 3401,773 kN
Diameter bearings (dr) = 1100 mm
Modulus (G) = 0,620
Tebal lapisan rubber (tr) = 7,4 mm
Jumlah lapisan rubber (nr) = 27
Tebal pelat (t) = 4,4
Tinggi total (Ht) = 390,2 mm
Redaman efektif (Beff) = 0,23 %
Kekakuan effektif (Ke) = 341651
Total wight isolator (W) = 20,1 kN
First shape factor, S1 = 35,3
Second shape factor, S2 = 5,51
Kode Coloum (Etabs) = C77

Flange Diameter 1500mm


Rubber Thickness 7.4mm

Anchor Lenght 1350mm


390.2

M36 - Ø39-12

55.0
200.0 1100.0 200.0
1500.0

Gambar 4.8 Detail base isolator High Damping Rubber Bearing HH110X6R

110
4.4.3 Hasil Analisa Struktur Base Isolator
Setelah modifikasi permodelan struktur dari fixed base ke struktur isolator dengan tipe
High Damping Rubber Bearings berdasarkan katalog Bridgestone kemudian dilakukan
pemeriksaan terhadap standar persyaratan yang berlaku. Pemeriksaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:

Gambar 4.9 Model struktur rumah sakit dengan Base Isolator

4.4.3.1 Kontrol Modal Partisipasi Massa


Berdasarkan hasil modifikasi peningkatan jumlah Mode, telah didapatkan jumlah
partisipasi massa minimum lebih dari 90%. Hal ini telah sesusai dengan SNI 1726- 2019
Pasal 7.9.1.1. Adapun hasil Etabs untuk partisipasi massa ditunjukan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Modal Partisipasi Massa Struktur Base Isolator

Mode Period UX UY SumUX SumUY


sec
1 2,641 0,00001907 0,9937 0% 99%
2 2,639 0,9938 0,00001913 99% 99%
3 2,203 0,00001594 0,00000712 99% 99%
4 0,687 0,0004 0,0054 99% 100%
5 0,683 0,0055 0,0004 100% 100%
6 0,611 0,00003018 0,0001 100% 100%
7 0,294 0 0,0002 100% 100%
8 0,287 0,0002 0 100% 100%

111
9 0,262 0 0,000007785 100% 100%
10 0,188 0 0,00004162 100% 100%
11 0,18 0,00004124 0 100% 100%
12 0,162 0 0,0000037 100% 100%
13 0,144 0 0,00003076 100% 100%
14 0,139 0,00002838 0 100% 100%
15 0,124 0 0 100% 100%
16 0,112 0 0,00001332 100% 100%
17 0,108 0,0000115 0 100% 100%
18 0,095 0 0 100% 100%
19 0,083 0 0,000002193 100% 100%
20 0,079 0,00000178 0 100% 100%

4.4.3.2 Kontrol Simpangan Struktur


Kriteria persyaratan simpangan pada SNI 1729:2015, pad pasal L4 disebutkan bahwa
nilai- nilai simpangan disyaratkan oleh peraturan Gedung berlaku. Dalam hal ini SNI gempa
1726-2019 Pasal 7.8.6 menyatakan persyaratan simpangan dengan faktor-faktor sebagai
berikut :
d) Faktor pembesaran deflesi (Cd) untuk masing-masing struktur yang tertera pada
tabel 2.5.
e) Faktor keutamaan gempa (Ie) yang tertera pada tabel 2.5
f) Simpangan antar lantai yang diijinkan untuk gedung dengan kategori resiko IV
adalah 0,015 x tinggi tingkat (∆a = 0,015 × hsx)
Berikut merupakan hasil perhitungan simpangan berdasarkan kebutuhan penelitian
dengan profil yang sama untuk setiap model struktur, disajikan dalam Tabel 4.6 dan Tabel
4.7.
Berikut contoh perhitungan simpangan struktur komposit pada lantai 5:
Simpangan ijin antar lantai
(Δ𝑎 ) = 0,015 𝑥 ℎ𝑥
(Δ𝑎 ) = 0,010 𝑥 4000 (Lantai layanan rumah sakit)
(Δ𝑎 ) = 40 𝑚𝑚
Simpangan tingkat (δe5)
215,661 mm (Output ETABS)
Simpangan tingkat diperbesar (δe5)
𝐶𝑑 𝑥 (δe5)
(δe5) =
𝐼𝑒

112
5,5 𝑥 215,61
(δe5) =
1,5
(δe5) = 790,76
Simpangan antar lantai (Δ𝑖)
(Δ𝑖) = δ𝑒5 − δ𝑒6
(Δ𝑖) = 790,76 − 738,84
(Δ𝑖) = 51,92 mm
Kontrol simpangan (Δ𝑖) = 51,92 < (Δ𝑎) = 60 mm … OK
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.13 dan 4.14

Tabel 4.13 Perhitungan simpangan antar lantai arah X Sistem base isolator
TABLE: Story Response EQX
hsx h δe Δ Δi Δijin
Story Status
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Lantai Atap 34 4000 106,375 390,04 9,57 40 OK
RoofTop 30 4000 103,764 380,47 12,77 40 OK
Lantai 6 26 4000 100,281 367,70 18,42 40 OK
Lantai 5 22 4000 95,257 349,28 23,02 40 OK
Lantai 4 18 4000 88,98 326,26 22,43 40 OK
Lantai 3 14 4000 82,862 303,83 20,77 40 OK
Lantai 2 10 4000 77,198 283,06 16,98 40 OK
Lantai 1 6 4000 72,566 266,08 13,38 40 OK
Lantai Dasar 2 2000 68,918 252,70 5,74 20 OK
Lantai Pemeliharaan 0 2000 67,352 246,96 -5,74 20 OK

Tabel 4.13 Perhitungan simpangan antar lantai arah Y Sistem base isolator
TABLE: Story Response EQY
hsx h δe Δ Δi Δijin
Story Status
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Lantai Atap 34 4000 87,175 319,64 5,97 40 OK
RoofTop 30 4000 85,547 313,67 10,09 40 OK
Lantai 6 26 4000 82,796 303,59 14,83 40 OK
Lantai 5 22 4000 78,751 288,75 18,81 40 OK
Lantai 4 18 4000 73,621 269,94 18,25 40 OK
Lantai 3 14 4000 68,644 251,69 16,84 40 OK
Lantai 2 10 4000 64,052 234,86 11,79 40 OK
Lantai 1 6 4000 60,836 223,07 11,40 40 OK
Lantai Dasar 2 2000 57,727 211,67 5,50 20 OK
Lantai Pemeliharaan 0 2000 56,226 206,16 -5,50 20 OK

113
Kontrol perpindahan base isolator akibat gempa arah X
𝑔 𝑋 𝑆𝑀1 𝑋 𝑇𝑀 9,81 𝑋 0,579 𝑋 3,0
δe = 101,028 mm < 𝐷𝑀 = = = 419,545 mm
4 𝑋 𝜋 2 𝑋 𝐵𝑀 4 𝑋 3,142 𝑋 1,35

Kontrol perpindahan base isolator akibat gempa arah Y


𝑔 𝑋 𝑆𝑀1 𝑋 𝑇𝑀 9,81 𝑋 0,579 𝑋 3,0
δe = 84,339 mm < 𝐷𝑀 = = = 419,545 mm
4 𝑋 𝜋 2 𝑋 𝐵𝑀 4 𝑋 3,142 𝑋 1,35

4.4.3.3 Distribusi Vertikal Gaya Gempa


Gaya lateral (Fx) yang terjadi di semua tingkat harus ditentukan perlantai dengan
persamaan berikut ini:
Berat lantai, W5 = 1658351,5
Berat semua lantai, ∑W = 18729013
Tinggi lantai, h = 4,00 m

Tinggi total, hsx = 34,00 m


Nilai, K =2
𝑊𝑥 . ℎ𝑥 𝑘
𝐶𝑣𝑥 =
∑𝑊𝑖 . ℎ𝑥 𝑘
1658351,5. 222
=
4675384422
= 0,172
𝐹𝑥 = 𝐶𝑣𝑥 𝑥 𝑉𝑥
𝐹𝑥 = 0,172 𝑥 18729013
𝐹𝑥 = 115679,46

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.7 dan untuk perhitungan arah y dapat
dilihat pada tabel 4.14

114
Tabel 4.13 Distribusi gaya gempa arah X sistem base isolator

hi Wi wi x hi^K Fx Vx
Lantai ke- K Cvx
(m) (kg) (kg.m) (kg) (kg)
Lantai Atap 34 291810,7 337333169,2 0,072 48617,58 48617,58
RoofTop 30 1216230,9 1094607828 0,234 157758,52 206376,10
Lantai 6 26 1635233,8 1105418042 0,236 159316,53 365692,63
Lantai 5 22 1658351,5 802642140,5 0,172 115679,46 481372,09
Lantai 4 18 1750826,7 2,000 567267847,6 0,121 81756,53 563128,62
Lantai 3 14 1858259,7 364218901,2 0,078 52492,44 615621,06
Lantai 2 10 1885880,4 188588036 0,040 27179,94 642800,99
Lantai 1 6 5674336,8 204276126,2 0,044 29440,96 672241,95
Lantai Dasar 2 2758082,7 11032330,8 0,002 1590,02 673831,96
Total 34,00 18729013 4675384422 1,00 673831,96 673831,962

Tabel 4.14 Distribusi gaya gempa arah Y sistem base isolator

hi Wi wi x hi^K Fx Vx
Lantai ke- K Cvx
(m) (kg) (kg.m) (kg) (kg)
Lantai Atap 34 291810,7 337333169,2 0,072 48617,58 48617,58
RoofTop 30 1216231 1094607828 0,234 157758,52 206376,10
Lantai 6 26 1635234 1105418042 0,236 159316,53 365692,63
Lantai 5 22 1658352 802642140,5 0,172 115679,46 481372,09
Lantai 4 18 1750827 2,000 567267847,6 0,121 81756,53 563128,62
Lantai 3 14 1858260 364218901,2 0,078 52492,44 615621,06
Lantai 2 10 1885880 188588036 0,040 27179,94 642800,99
Lantai 1 6 5674337 204276126,2 0,044 29440,96 672241,95
Lantai Dasar 2 2758083 11032330,8 0,002 1590,02 673831,96
Total 34,00 18729013 4675384422 1,00 673831,962 673831,9625

115
116
Tabel 4.15 Gaya gempa desain untuk semua arah Sistem Base Isolator
GAYA GESER
STATIK DINAMIK DINAMIK KOREKSI F, GEMPA DESAIN
DESAIN
STORY V SPEC- V SPEC- V SPEC- V SPEC-
Vx Vy V SPEC-X V SPEC-Y Fx Fy
X Y X Y
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN)
Lantai Atap 476,9 476,9 134,2 135,0 134,7 135,7 476,9 476,9 476,9 476,9
RoofTop 2024,5 2024,5 669,3 668,6 672,1 672,1 2024,5 2024,5 1547,6 1547,6
Lantai 6 3587,4 3587,4 1356,2 1354,0 1361,9 1361,0 3587,4 3587,4 1562,9 1562,9
Lantai 5 4722,3 4722,3 2008,5 2005,2 2016,9 2015,6 4722,3 4722,3 1134,8 1134,8
Lantai 4 5524,3 5524,3 2646,0 2641,8 2657,1 2655,4 5524,3 5524,3 802,0 802,0
Lantai 3 6039,2 6039,2 3279,4 3274,7 3293,1 3291,6 6039,2 6039,2 515,0 515,0
Lantai 2 6305,9 6305,9 3890,6 3886,2 3906,9 3906,3 6305,9 6305,9 266,6 266,6
Lantai 1 6594,7 6594,7 5708,6 5703,9 5732,5 5733,4 6594,7 6594,7 288,8 288,8
Lantai Dasar 6610,3 6610,3 6582,8 6576,3 6610,3 6610,3 6610,3 6610,3 15,6 15,6

117
4.5 Perencanaan Komponen Struktur
4.5.1 Perencanaan Pelat Lantai
Dalm perencanaan bondex disini didesain sebagai tulangan positif satu arah seperti
yang suda tercantum pada brosur Union Floor Deck. Untuk analisa perhitungan mengacu
pada rumus dari Steel Deck Institute 2011.
Data-data perencanaan pelat lantai adalah sebagai berikut:
a) Bondex
Bahan dasar = Baja mutu tinggi
Standar bahan = SNI
Tegangan leleh minimum, fy = 510 MPa
Tebal pelat bondek, t = 1,0 mm
Berat, w = 9,91 kg/m2
Tinggi gelombang, hr = 50 mm
Lebar efektif = 995 mm
Panjang pelat bondek = 12000 maksimum mm
b) Wiremesh
Tipe wiremesh = Baja mutu tinggi
Standar bahan = SNI
Tegangan leleh minimum, fy = 510 MPa
Diameter tulangan db = 10 mm
c) Data Pelat Lantai
Direncanakan tebal pelat lantai,h = 130 mm
d) Data Beban
Beban mati tambahan, SIDL = 1,47 kN/m2
Beban hidup, LL = 4,79 kN/m2
Beban ultimit pelat, qu=1,2SIDL+1,6LL = 9,428 kN/m2
e) Analisa perhitungan bondex
1
𝑑 = ℎ − 2 . ℎ𝑟
1
= 130 − 2 . 50

= 105 mm
ℎ𝑐 = ℎ − ℎ𝑟
= 130 − 50
= 80

118
𝐸𝑠
𝑛=
𝐸𝑐
200000
=
4700√𝑓 ′ 𝑐
200000
= 4700√30

= 7,769
Menghitung momen ultimit pelat bondek
1
𝑀𝑢 = . 𝑞𝑢 . 2,62
8
1
= . 9,428 . 2,62
8

= 7,992
𝐴𝑠
𝜌=
𝑏. 𝑑
357,058
= 995 .105

= 0,003
Maka didapatkan
𝑌𝑐𝑐 = 𝑑 𝑥 (√2 𝜌𝑛 + (𝜌𝑛) 𝜌𝑛)

= 105 𝑥 (√2 𝑥 0,003 . 7,769 + (0,003 𝑥 7,769)2 0,003.7,769 )

= 22,672 mm < hc 80 mm
𝑌𝑐𝑠 = 𝑑 − 𝑌𝑐𝑐
= 105 − 22,672
= 82,328
𝑏
𝐼𝑐 = 𝑥 𝑌𝑐𝑐 3 + 𝐴𝑠 𝑥 𝑌𝑐𝑐 2 + 𝐼𝑠𝑓
3𝑥ℎ
995
= 𝑥 22,6723 + 378,058 𝑥 82,3282 + 422063,600
3 𝑥 130

= 3014235,024 mm4
Menghitung Flextural Strenght
𝑓𝑦 𝑥𝐼𝑐
𝑀𝑦 =
ℎ − 𝑌𝑐𝑐
510𝑥3014235,024
= 130− 22,672

= 14323008,555 N mm
= 14,323 kN m

119
𝑀𝑟 = ∅ 𝑥 𝑀𝑦
= 0,85 𝑥 14,323
= 12,174 kN m
Dari hasil analisa didapatkan bahwa nilai Mr > Mu. Dimana (Mr = 12,174 > Mu = 7,992)
f) Perhitungan tulangan wiremesh
Untuk menentukan dimensi jarak dan diameter tulangan wiremesh dikonversikan dari
perhitungan tulangan biasa:
Direncanakan tulangan pelat konvensional D12-250
Tulangan biasa
1 1000
𝐴𝑠1 = 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2 𝑥
4 𝑠
1 1000
= 𝑥 3,14 𝑥 122 𝑥
4 250

= 452,16
Tulangan wiremesh
𝑓𝑦
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝐴𝑠1 𝑥
𝑓𝑦𝑤
240
= 452,16 𝑥 500

= 217,036
Dicoba dengan menggunakan tulangan wiremesh M10-300
1 1000
𝐴𝑠𝑤 = 𝑥 3,14 𝑥 102 𝑥
4 200
1 1000
= 𝑥 3,14 𝑥 102 𝑥
4 300

= 261,666
= 261,666 mm2 > As perlu = 217,036 mm2
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka digunakan tulangan Wiremesh M8-300

4.5.2 Perencanaan Balok Komposit


Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan software ETABS maka didapatkan
gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur. Pada perencanaan balok komposit ini
digunakan momen dan gaya lintang maksimum. Adapun data-data perencanaan balok
sebagai berikut:
Balok = B247 – Lantai 5
Mu = 341,518 kN.m
Vu = 286,725 kN
120
4.5.2.1 Data Material dan Penampang
a) Data Material
Mutu beton f’c = 30 MPa
Modulus Elastisitas beton, Ec = 4700√30
= 25742,96 Mpa
Tegangan leleh minimu, fy = 250 MPa
Tegangan putus minimum, fu = 410 MPa
Tulangan baja, fyr = 400 MPa
Modulus Elastisitas baja, Es = 200000 MPa

b) Data perencanaan pelat lantai


Tebal total pelat lantai, h = 130 mm
Tinggi gelombang bondek, hr = 50 mm
Tinggi pelat beton, tc = 70 mm
Tebal bondek,t = 1,0 mm
Berat bondek, w = 9,91 kg/m2
Tegangan leleh minimum, fy = 510 MPa
Lebar efektif = 995 mm

c) Data penampang profil baja


Balok komposit direncanakan menggunakan profil 500.350.19.123 dengan data profil
sebagai berikut:
d = 500 mm
bf = 350 mm
tw = 19 mm
tf = 19 mm
r = 26 mm
As = 15670 mm2
Ix = 712833583 mm4
Iy = 107239631 mm4
Sx = 1980000 mm3 107142901 mm3
Sy = 4180000 mm3
Zx = 3153725 mm3

121
Zy = 932968 mm3
rx = 213,284
ry = 82,726
h = d – (tf+r)
= 467 mm
Lb = 5500 mm

d) Analisa perhitungan balok komposit


1) Cek penampang kompak
Flens
𝑏 350
= = 9,210
2 𝑡𝑓 2 𝑥 19

𝐸𝑠 200000
𝜆𝑝𝑓 = 0,38 √ 𝑓 = 0,38 √ = 10,748
𝑦 250

𝐸 200000
𝜆𝑟𝑓 = 1 √𝑓 = 1 √ = 28,284
𝑦 250

𝑏
Karena nilai 2 𝑡 lebih kecil dari 𝜆𝑝𝑓 maka penampang kompak
𝑓

Web
ℎ 440
= = 40
𝑡𝑤 19

𝐸𝑠 200000
𝜆𝑝𝑤 = 3,76 √ 𝑓 = 3,76 √ = 106,348
𝑦 250

𝐸𝑠 200000
𝜆𝑝𝑤 = 5,7 √ 𝑓 = 5,7 √ = 161,220
𝑦 250


Karena nilai 𝑡 lebih kecil dari 𝜆𝑝𝑤 maka penampang kompak
𝑤

2) Periksa terhadap tekuk local flens dan tekuk local web


Berdasarkan pengecekan terhadap penampang kompak diatas bahwa tidak terjadi
masalah tekuk local flens dan web.
Karena penamppang kompak, maka Mn = Mp
𝑀𝑛 = 𝑍𝑥 𝑥 𝑓𝑦
𝑀𝑛 = 3153725 𝑥 250
𝑀𝑛 = 788,431 kN.m
3) Kontrol tekuk torsi lateral
Menentukan panjang Lp dan Lr

122
𝐼𝑦 ℎ𝑜2 107239631 x (500−19)2
𝐶𝑤 = = = 6202767066 mm6
4 4
1 1
𝐽 = 2 [3 𝑥 (500)(19)3 ] + [3 𝑥 (500 − 2(19))(11)3 ] = 2491307,333 mm4

√𝐼𝑦 𝐶𝑤 √107239631 x 6202767066


𝑟𝑡𝑠2 = = = 76,121
𝑆𝑥 107142901
c=1
𝐸𝑠 200000
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦√𝑓𝑦 = 1,76 𝑥 82,7 √ 4,116 m
250

𝐸𝑠 𝐽𝑐 𝐽𝑐 0,7 𝑓𝑦2 2
𝐿𝑟 = 1,95 𝑟𝑡𝑠 0,7 𝑓𝑦 √𝑆 ℎ + √(𝑆 ℎ ) + 6,76 ( 𝐸𝑠 )
𝑥 𝑜 𝑥 𝑜

𝐿𝑟 =

200000 2 2
1,95 𝑥 76,121 √(2491307,333) (1) + √((2491307,333) (1)) + 6,76 ( 0,7 250 )
0,7 250 107142901 x 481 107142901 x 481 200000

𝐿𝑟 = 16,680 m
Karena nilai (Lp =4,116 < Lb = 5,500 < Lr = 16,680)

Menghitung nilai modifikasi tekuk torsi lateral, Cb


Mmaks = 341,518 kN.m
MA = 266,213 kN.m
MB = 63,100 kN.m
MC = 248,083 kN.m
12,5 𝑥 341,518
𝐶𝑏 =
2,5 𝑥 341,518 + 3 x MA + 4 x MB + 3 x MC
12,5 𝑥 341,518
=
2,5 𝑥 341,518 + 3 x 266,213 + 4 x 63,100 + 3 x 248,083
= 1,611 < 2,3 (OK)
𝐿𝑏 − 𝐿𝑝
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏 𝑥 [𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0,70 𝑓𝑦 𝑆𝑥)
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
5,5−4.116
= 1,611 𝑥 [788,431 − (788,431 − 0,70 250 𝑥 107142901) 16,680−4,116]

= 332,741 kN.m < 341,518 kN.m (OK)


4) Kontrol terhadap gaya torsi

123
Pengaruh gaya torsi/punter balok komposit
Tu = 0,0047 (ETABS)
Mn = 332,741 kN.m
Karena momen nominal torsi Tu = 0,0047 kN < dari Mn = 332,741 kN.m maka
profil tersebut dapat digunakan
5) Kuat geser nominal
Kontrol kondisi balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat
Web dengan flens.
ℎ 440
= = 23,15
𝑡𝑤 19

𝑘𝑛 𝐸𝑠
1,10 𝑥 √ 𝑓𝑦

Dimana kn = 5 untuk balok tanpa pengaku vertikal perlat badan, sehingga:


5 𝑥 200000
1,10 𝑥 √ = 69,57
250

ℎ 𝑘𝑛 𝐸𝑠
Maka 𝑡 < 1,1 𝑥 √
𝑤 𝑓𝑦

𝑉𝑛 = 0,6 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝐴𝑤 𝑥 𝐶𝑣
𝐴𝑤 = ℎ 𝑥 𝑡𝑤 = 440 𝑥 11 = 4840 mm2
𝐶𝑣 = 1,0
Sehingga:
𝑉𝑛 = 0,6 𝑥 250 𝑥 4840 𝑥 1,0
𝑉𝑛 = 726000 N => 726,000 kN
𝑉𝑢 286,725
Rasio kapasitas = = = 0,464 < 1 (OK)
∅ 𝑥 𝑉𝑛 0,85 𝑥 726,000

6) Lebar efektif (balok intrior


𝐿 7000
𝑏𝐸 = = = 1750 mm
4 4

𝑏𝐸 = 1750 mm
7) Menghitung momen nominal (Mn)
Flens
𝑏𝑓 350
= = 9,210
2 𝑥 𝑡𝑤 2 𝑥 19
170 170
𝜆𝑝 = = = 10,75
√𝑓𝑦 √250

𝑏𝑓
≤ 𝜆𝑝 => Penampang kompak
2 𝑥 𝑡𝑤

124
Web
ℎ 440
= = 23,15
𝑡𝑤 19
1680 1680
𝜆𝑝 = = = 106,25
√𝑓𝑦 √250

≤ 𝜆𝑝 => Penampang kompak
𝑡𝑤

Karena penampang profil baja penampang kompak, maka kekuatan lentur dapat
dihitung menggunakan distribusi tegangan plastis sesuai dengan SNI 1729:2020.
Menentukan resultan gaya yang terjadi pada balok komposit
Beton, C
𝐶 = 0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑥 𝑏𝐸
= 0,85 𝑥 30 𝑥 100 𝑥 1750
= 4462,5 kN
Profil baja, T
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦
= 15670 𝑥 250
= 3917,50 kN
Karena C > T, maka Sumbu netral plastis terletak pada beton
𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑎=
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏𝐸
15670 x 250
= = 87,78
0,85 𝑥 30 𝑥 1750
= 87,78 mm < tc = 100 mm

125
Gambar 4.20 Distribusi tegangan plastis balok komposit
𝑎
𝑑1 = ℎ𝑟 + 𝑡𝑐 −
2
87,78
= 50 + 100 −
2
= 106,11 mm
𝑑 500
= = = 250 mm
2 2

= 𝑑1 + 𝑑2 = 356,11 mm
Kuat lentur nominal dari komponen struktur tersebut adalah
𝑀𝑛 = 𝑇 𝑥 𝑑3 = 𝐶 𝑥 𝑑3
= 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑3
= 15670 𝑥 250𝑥 356,11
= 1395,060 kN.m
Kuat lentur rencana
Ø = 0,9
𝑀𝑟 = Ø x 𝑀𝑛
= 0,9 x 1395,060
= 1255,554 kN.m
Kontrol
Mr ≥ M u

𝑀𝑟 = 1255,554 kN.m ≥ Mu = 341,518 kN.m


Mu 341,518
Rasio kapasitas = = = 0,270 < 1 (OK)
Ø x 𝑀𝑛 0,9 x 1395,060

8) Kontrol lendutan

𝐸𝑐 = 0,043 𝑥 𝑊𝑐 2 𝑥 √𝑓′𝑐
= 0,043 𝑥 24002 𝑥 √30
= 27691,460 MPa
Menentukan nilai, n
𝐸𝑠
𝑛=
𝐸𝑐
200000
=
27691,460
= 7,222

126
B transformasi (btr)
𝑏𝑒𝑓𝑓 1750
𝑏𝑡𝑟 = = = 242, 315
𝑛 7,222
A transformasi (Atr)
𝐴𝑡𝑟 = 𝑏𝑡𝑟 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
= 242, 315 𝑥 100
= 24231,5 mm2

Gambar 4.21 Penampang transformasi balok komposit


Menentukan letak garis netral, Yna
1 𝑑
𝐴𝑡𝑟 𝑥 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + 𝐴𝑠 𝑥 ( + ℎ𝑟 + 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 )
2 2
𝑌𝑛𝑎 = [ 𝐴𝑡𝑟 + 𝐴𝑠
]

1 500
24231,5 𝑥 𝑥 100+ 15670 𝑥 ( + 50+ 100)
2 2
=[ ]
24231,5+ 15670

7479575
= [ 39901,5 ]

= 187,450
Menentukan momen inersia penampang transformasi, Itr
𝑑 2 1
3
𝐼𝑡𝑟 = 𝐼𝑥 + 𝐴𝑠 𝑥 [( 2 + ℎ𝑟 + 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 ) − 𝑌𝑛𝑎 ] + 12 𝑥 𝑏𝑡𝑟 𝑥 ℎ𝑟 + 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 +
ℎ𝑟 +𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 2
𝐴𝑡𝑟 (𝑌𝑛𝑎 − )
2

500 2
= 712833583 + 15670 𝑥 [( + 50 + 100) − 187,450] +
2

1 50+100 2
𝑥 242, 315 𝑥 50 + 1003 + 24231,5 (187,450 − )
12 2

127
= 1728173434,899 mm4
𝐿 5500
Lendutan ijin (Δijin) = = = 15,277 mm
360 360

Dari hasil perhitungan ETABS didapatkan bahwa nilai lendutan yang terjadi sebesar
Δmax=8,82 mm
Kontrol (Δmax=8,82 mm) < (Δijin=15,277 mm) (OK)
e) Shear Connector
Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan profil baja harus dipikul oleh sebuah
shear connector atau penghubung geser sehingga tidak terjadinya slip pada masa layan
struktur. Dalam tugas akhir ini shear connector direncanakan menggunakan tipe stud dengan
data sebagai berikut:
Data-data shear connector:
Diameter stud = 16 mm
Tinggi stud = 70 mm
fu, stud = 410 mm
f’c = 30 MPa
hr = 50 mm
hs = (hs+40) = 90 mm (LRFD hal. 309)
Nr = 2 pasang tiap gelombang bondek
Wr = 156 mm
Menentukan gaya geser horizontal total balok
Vh = 0,85 x f’c x Ac Vh = Ag x fy
Vh = 0,85 x 30 x tp x beff Vh = 15670 x 250
Vh = 0,85 x 30 x 150 x 1750 Vh = 3917,500 kN
Vh = 6693,750 kN
Jadi nilai Vh = 3917,500 kN (diambil yang terkecil)
Pengecekan koefisien reduksi (rs) karena pengaruh pelat bondek yang dipasang tegak lurus
terhadap balok baja.
0,85 𝑊 ℎ
𝑟𝑠 = 𝑥 ( ℎ 𝑟 ) 𝑥 [(ℎ𝑠 ) − 1] ≤ 1
√2 𝑟 𝑟

0,85 156 90
= 𝑥 ( 50 ) 𝑥 [(50) − 1] ≤ 1
√2

𝑟𝑠 = 1,5 ≤ 1
Karena nilai (rs) lebih besar dari 1 maka rs yang digunakan rs=1 (LRFD hal.311)
Menentukan kuat geser stud

128
1
𝐴𝑠𝑐 = 𝑥 𝜋 𝑥 ɸ2
4
1
= 𝑥 3,14 𝑥 162
4

= 200,960 mm2

𝐸𝑐 = 4700√𝑓′𝑐
= 4700√30
= 25742,960 MPa
𝑄𝑛 = 0,5 𝑥 𝐴𝑠𝑐 𝑥 √𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝐸𝑐 < 𝑅𝑔 𝑅𝑝 𝐴𝑠𝑐 𝐹𝑢 dimana (Rg = 0,85 dan Rp = 0,6) Tabel 2.22

= 0,5 𝑥 200,960 𝑥 √30 𝑥 25742,960


= 88,301 kN
= 𝑅𝑔 𝑅𝑝 𝐴𝑠𝑐 𝐹𝑢
= 0,85 𝑥 0,6 𝑥 200,960 𝑥 410
= 40,02 kN
Jadi jumlah shear connector dalam 1/2 bentang adalah:
𝑉ℎ
𝑛= 𝑛 𝑥 𝑄𝑛 𝑥 𝑟𝑠
3917,5
= 2 𝑥 40,02 𝑥 1

= 48,94
Maka untuk kebutuhan shear connector minimum 50 buah stud untuk 1/2 bentang balok
komposit. Sehingga kebutuhan untuk keseluruhan bentang balok menjadi 100 buah stud agar
terpenuhi aksi komposit penuh.
Menentukan jarak antar shear connector:
𝐿 5500
𝑠= = = 196,42 => 195 mm
𝑛 56/2

Periksa jarak minimum longitudinal = 6 x Φ


= 6 x 16
= 96 mm < 195 mm (OK)
Periksa jarak minimum transfersal =4xΦ
= 4 x 16
= 64 mm < 100 mm (OK)
Periksa jarak minimum transfersal =8xΦ
= 8 x 16
= 960 mm > 195 mm (OK)

129
4.5.3 Perencanaan Kolom Komposit

4.5.3.1 Data Material dan Penampang

4.5.3.2 Batas Tulangan Memanjang dan Baja Struktural SNI 1729 dan SNI 2847

4.5.3.3 Menghitung Kekuatan Tekan Kolom Komposit

4.5.3.4 Menghitung ØMn

4.5.3.5 Kontrol Tegangan Kitis Lentur


4.5.3.6 Faktor Pembesaran Momen
4.5.3.7 Kombinasi Aksial dan Lentur
4.5.3.8 Kuat Geser Yang Tersedia
4.6 Perencanaan Sambungan Antar Komponen Struktur
4.6.1 Sambungan Balok Kolom
4.6.2 Sambungan Balok-Balok
4.6.3 Sambungan Kolom-Kolom
4.7 Perhitungan Kolom Pedestail
4.8 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang

4.9 Pembahasan
4.9.1 Perbandingan Periode Getar Alami Struktur Fixed Base dan Base Isolator
Berdasarkan teorinya struktur dengan base isolation sistem ditujuian untuk
mengurangi spektrum percepatan dengan menambah periode getaran. Dari hasil analsa
struktur didapatkan bahwa struktur dengan struktur komposit baja beton dan base isolator
dapat meningkatkan periode getar struktur bila dibandingkan dengan struktur konvensional
(fixed base). Pada arah X struktur konvensional (Fixed Base) memiliki periode getar struktur
sebesar 1,171 detik, sedangkan pada struktur dengan base isolator nilai peroide struktur
meningkat sebesar 2,642. Pada arah Y struktur konvensional (Fixed Base) didapat nilai
periode getar struktur sebesar 1,157 detik dan untuk struktur dengan base isolator sebesar
2,637 detik. Untuk lebih lengkapnya perbandingan periode struktur dapat dilihat pada Tabel
4.23, Gambar 4.23 dan Gambar 4.24

130
Tabel 4.23 Perbandingan periode struktur Base Isolator dengan Fixed Base
Periode Struktur
Mode Base Isolator Fixed Base
(detik) (detik)
1 2,641 0,999
2 2,639 0,991
3 2,203 0,888
4 0,687 0,353
5 0,683 0,345
Periode struktur pada Base Isolation System meningkat diakibatkan oleh kekakuan efektif
dari isolator. Dapat dilihat bahwa base isolator yang memiliki effective stiffnes yang lebih kecil akan
meningkatkan nilai periode getar struktur yang lebih besar dan sebaliknya sehingga nilai dari
effective stiffnes dari base isolator akan sangat mempengaruhi periode getar struktur.

4.9.2 Perbandingan Base Shear Struktur Fixed Base dan Struktur Base Isolator
Dari perhitungan struktur didapatkan bahwa dengan dengan penerapan sistem base
isolator dapat mereduksi gaya geser dasar dibandingkan dengan sistem struktur fixed base
konvensional. Perbandingan nilai gaya geser dasar dapat dilihat pada tabel 4,24 dan gambar
4.5.
Tabel 4.24 Perbandingan nilai Gaya Geser Dasar Base Isolator dengan Fixed Base
Gaya Geser Dasar (Base Shear)
Arah Tinjau
Base Isolation (kN) Fixed Base (kN)
Arah X 6610,3 14346,2
Arah Y 6610,3 14346,2
Gambar 4.24 Perbandingan nilai Gaya Geser Dasar Base Isolator dengan Fixed Base

131
BASE SHEAR
20000,0
14346,2 14346,2
15000,0

10000,0 6610,3 6610,3


5000,0

0,0
X DIR Y DIR X DIR Y DIR
CONVENTIONAL FIXED BASE ISOLATION SYSTEM
BASE

Dari perbandingan grafik gaya geser dasar base isolator dengan fixed base dapat
diketahui bahwa dengan sistem base isolator dapat mereduksi gaya geser dasar (Base Shear)
pada struktur sebesar 54,08% untuk kedua arah X-Y.

4.9.3 Perbandingan Simpangan Struktur Fixed Base dan Struktur Base Isolator
Dari hasil perhitungan struktur didapatkan pada sistem struktur base isolator
didapatkan nilai simpangan lebih besar pada dasar struktur hal ini diakibatkan oleh
pemasangan base isolator yang mengakibatkan dasar struktur bersifat fleksibel sedangkan
pada sistem struktur fixed base tidak terjadi simpangan pada dasar struktur hal ini
diakibatkan karena pada sistem struktur fixed base tidak memungkinkan untuk terjadinya
simpangan. Perbandingan nilai simpangan struktur dapat dilihat pada Tabel 4.25, Tabel 4.26,
Gambar 4.25 dan Gambar 4.26.
Tabel 4.24 Perbandingan nilai Simpangan antar lantai Base Isolator dengan Fixed Base
arah X
Simpangan (mm)
Story/Lantai
Base Isolation System Fixed Base
Lantai Atap 106,375 64,151
RoofTop 103,764 58,900
Lantai 6 100,281 52,909
Lantai 5 95,257 44,507
Lantai 4 88,980 33,979
Lantai 3 82,862 23,475
Lantai 2 77,198 13,602
Lantai 1 72,566 5,750
Lantai Dasar 68,918 0,928
Lantai Pemeliharaan 67,352 0

132
Tabel 4.25 Perbandingan nilai Simpangan antar lantai Base Isolator dengan Fixed Base
arah Y
Simpangan (mm)
Story/Lantai
Base Isolation System Fixed Base
Lantai Atap 87,175 52,351
RoofTop 85,547 47,893
Lantai 6 82,796 43,209
Lantai 5 78,751 36,512
Lantai 4 73,621 27,972
Lantai 3 68,644 19,454
Lantai 2 64,052 11,44
Lantai 1 60,836 5,013
Lantai Dasar 57,727 0,813
Lantai Pemeliharaan 56,226 0
Nilai simpangan pada sistem struktur dengan base isolator berturut-turut sebesar
67,352 mm dan 56,226 mm untuk kedua arah. Simpangan pada dasar struktur base isolator
dipengaruhi oleh oleh kekakuan efektif dan redaman efektif dari base isolator tersebut.

10
Simpangan X Dir
9
8
7
Story/Level

6
5
Base Isolation System
4
Fixed Base
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120
Displacement Value

Gambar 4.25 Grafik perbandingan Displacemenet tiap tingkat arah X

133
10
Simpangan Y Dir
9
8
7
Story/Level

6
5
Base Isolation System
4
3 Fixed Base

2
1
0
0 20 40 60 80 100
Displacement Value

Gambar 4.26 Grafik perbandingan Displacemenet tiap tingkat arah Y

4.9.4 Perbandingan Nilai Simpangan Antar Tinglat Lantai Struktur Fixed Base dan
Struktur Base Isolator
Dari hasil perhitungan struktur didapatkan bahwa struktur dengan base isolation
memiliki nilai simpangan relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem struktur fixed base.
Nilai perbandingan nilai simpangan antar lantai yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.26
dan tabel 4.27.
Tabel 4.26 Perbandingan simpangan antar tingkat (Story drift) Base Isolation
System dengan Fixed Base arah X
Story Drift (mm)
Story/Lantai
Base Isolation System Fixed Base
Lantai Atap 6,53 13,13
RoofTop 8,71 14,98
Lantai 6 12,56 21,01
Lantai 5 15,69 26,32
Lantai 4 15,3 26,26
Lantai 3 14,16 24,68
Lantai 2 11,58 19,63
Lantai 1 9,12 12,06
Lantai Dasar 9,91 4,64
Lantai Pemeliharaan 0 0

Tabel 4.26 Perbandingan simpangan antar tingkat (Story drift) Base Isolation
System dengan Fixed Base arah Y
Story/Lantai Story Drift Y (mm)

134
Base Isolation System Fixed Base
Lantai Atap 5,78 11,77
RoofTop 6,89 11,98
Lantai 6 10,11 16,76
Lantai 5 12,83 21,35
Lantai 4 12,44 21,29
Lantai 3 11,48 20,04
Lantai 2 9,47 16,18
Lantai 1 7,77 10,5
Lantai Dasar 8,72 4,06
Lantai Pemeliharaan 0 0
Dari hasil analisis dengan software ETABS didapatkan nilai simpangan antar tingkat
yang terjadi, dari tabel 4.25 didapatkan bahwa struktur dengan Base Isolation System
terbukti dapat mereduksi simpangan antar tingkat/story drift pada struktur sebesar 36,35%
arah X dan 36,17% arah Y.

STORY DRIFT X Dir


10

6
Story/Level

4 Base Isolation System

2 Fixed Base

0
0 5 10 15 20 25 30
Displacement Value

Gambar 4.27 Grafik perbandingan Story Drift Base Isolation System dengan Fixed Base
arah X

135
STORY DRIFT Y Dir
10

6
Story/Level

4 Base Isolation System

2 Fixed Base

0
0 5 10 15 20 25
Displacement Value

Gambar 4.28 Grafik perbandingan Story Drift Base Isolation System dengan Fixed Base
arah Y

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

136

Anda mungkin juga menyukai