Distribusi Primer SUTM merupakan kebutuhan industri menengah seperti pabrik perakitan
Mobil, Peleburan baja atau Pengolahan Energi terbarukan biodisel.
SUTM termasuk bagian sumber energi BPS keluaran dari Gardu Induk bertegangan 150
KV diturunkan ke Tegangan Industri 20 KV.
Untuk Praktek SUTM , maka pengenalan material utama dan Pendukung akan diuraikan
pada buku Pengantar Bengkel ini.
Yang dimaksud dengan komponen jaringan distribusi atau sering disebut dengan
Material Distribusi adalah semua komponen yang terpasang pada konstruksi jaring
distribusi
Untuk material distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ), terdiri dari 2
( dua ) bagian, yaitu ; material distribusi utama dan material pelengkap.
Disebut dengan material distribusi utama karena, material tersebut fungsinya sangat
penting pada konstruksi , sehingga merupakan bagian yang tidak bisa tergantikan.
Sedangkan disebut material pelengkap, karena merupakan bagian pelengkap untuk
menunjang pemasangan material distribusi utama pada suatu konstruksi.
TIANG
Sebagai penyangga kawat agar berada di atas tiang dengan jarak aman
sesuai dengan ketetentuan.. Terbuat dari bahan yang kuat menahan beban tarik
maupun tekan yang berasal dari kawat ataupun tekanan angin.
Menurut bahannya tiang terdiri dari :
- Tiang besi : dari bahan baja ( steel ) terdiri dari 2 atau 3 susun pipa dengan
ukuran berbeda bagian atas lebih kecil dari bagian di bawahnya, setiap pipa
disambung, bagian yang lebih kecil dimasukkan ke dalam bagian yang lebih
besar sepanjang 50 cm dipasang pen dan dilas.
- Tiang beton : dari bahan campuran semen, pasir dan batu split, dicor dengan
kerangka besi baja.
Bentuk tiang beton ada 2 ( dua ) macam, yaitu berbentuk profil H dan
berbentuk bulat. Tiang berbentuk profil H konstruksi kerangka besi yang
diregangkan dengan kekuatan tertentu sesuai dengan kekuatan tiang, dicor
dengan bahan campuran beton menggunakan cetakan. Bahan campuara beton
di pres sampai padat pada cetakannya, dipanasi beberapa saat sampai
mengeras .
Kekuatan tiang berada pada 2 ( dua ) sisi yang tidak sama besarnya . ( lihat
gambar tiang beton type H ).
Tiang beton berbentuk bulat lebih banyak digunakan karena mempunyai
kekuatan yang sama di setiap sisinya. Dibuat dengan kerangka baja yang
dibentuk bulat dan diregangkan sesuai kekuatan tiang yang diinginkan,
kemudian dicor dengan bahan campuran beton pada cetakan berbentuk bulat.
Untuk pengerasannya dengan cara diputar dengan kecepatan tinggi selama
beberapa waktu, sampai akhirnya membentuk seperti pipa , dimana bagian
tengahnya berupa lobang. Tiang beton dapat digunakan setelah dipanaskan
denga temperatur cukup tinggi selama beberapa menit dan kemudian
didinginkan kembali secara alami
- Tiang kayu : dari kayu yang tahan perubahan cuaca ( panas, hujan ) dan
tidak mudah rapuh oleh bahan-bahan lain yang ada didalam tanah, tidak
dimakan rayap atau binatang pangerat. Nama kayu yang banyak dipakai
menjadi tiang antara lain kayu rasamala. Pada saat ini tiang kayu sudah jarang
digunakan lagi dengan alasan ekonomis, yaitu tiang dari bahan beton lebih
murah harganya.
dibawah puncak tiang, dan tiang dalam keadaan terpasang kuat 1/6 panjang
tiang bagian bawah. Beban kerja dinyatakan dalam DaN ( deca newton )
Kekuatan puncak tiang
kekuatan puncak tiang ditentukan oleh konstruksi dan ukuran tiang sedang
gaya yang bekerja ditentukan oleh berat dan gaya tarik hantaran.
Penandaan
Tanda pengenal tiang menyatakan : panjang, beban kerja, kode pabrik dan
nomor seri produksi, terletak bagian bawah tiang 1,5 m diatas garis tanah
contoh 9 m / 200 d a N
Bp - 234
Panjang tiang
Keterangan
(m)
8 Penopang JTR (strut pole)
9 JTR (berlaku untuk kelistrikan desa dengan beban
kerja 100 dan)
10 JTM 6 kv
11 JTM 6 kv sirkit tunggal, dengan panjang gawang 40 m
JTM 20 kv atau jtm 6 kv sirkit ganda
12 JTM 20 sirkit tunggal dengan panjang gawang 60 m
13 JTM 20 kv sirkit ganda
14 Ukuran khusus
15 Ukuran khusus
16
UKURAN DIAMETER
BEBAN
Tebal
L RENCANA
Da Db (MM)
TINGGI (daN)
TIANG (M)
9 200 170 290 42
9 500 60
11 200 190 337 42
11 350 190 337 50
4 dari 117 hal.
BENGKEL LISTRIK SM VI
edisi Bahan bahan Konstruksi
Ukuran Bottom
Beban Top
L (bag bawah) Ukuran (mm)
Rencana (bag atas) mm
Tinggi mm
(dan)
Tiang (m) A B A B C D E F
9 200 165 110 315 235 15 55 52 72
9 500
11 200 200 125 320 250
11 350 200 125 320 250 15 55 55 85
11 500 230 145 410 310 15 65 60 95
13 350 200 125 342 272 15 55 55 85
13 500 230 145 442 340 15 65 60 95
o Mendirikan/Menanam
Perlu Alata-Alat Khusus
Dan Keahlian
5 CM
5 CM 7,5 CM
10 CM
7,5 CM
Pemasangan travers pada tiang diikat dengan klem dan mur-baut, tetapi pada tiang
beton tidak diperlukan klem, karena baut langsung bisa menembus tiang dan travers.
Untuk menjaga agar travers tidak miring setelah dibebani isolator dan kawat, maka
dipasang konstruksi berupa besi penyangga atau berupa plat simpul.
ISOLATOR
Fungsi utamanya adalah sebagai penyekat listrik pada penghantar terhadap penghantar
lainnya dan penghantar terhadap tanah. Tetapi karena penghantar yang disekatkan
tersebut mempunyai gaya mekanis berupa berat dan gaya tarik yang berasal dari berat
penghantar itu sendiri, dari tarikan dan karena perubahan akibat temperatur dan angin,
maka isolator harus mempunyai kemampuan untuk menahan beban mekanis yang
harus dipikulnya. Untuk penyekatan terhadap tanah berarti mengandalkan kemampuan
isolasi antara kawat dan batang besi pengikat isolator ke travers, sedangkan untuk
penyekatan antar fasa maka jarak antara penghantar satu dengan yang dilakukan adalah
memberi jarak antara isolator satu dengn lainnya dimana pada kondisi suhu panas
sampai batas maksimum dan angin yang meniup sekencang apapun dua penghantar
tidak akan saling bersentuhan.
Bahan isolator untuk SUTM adalah porselin / keramik yang dilapisi glazur dan gelas,
tetapi yang paling banyak adalah dari porselin ketimbang dari gelas, dikarenakan udara
yang mempunyai kelembaban tinggi pada umumnya di Indonesia isolator dari bahan
gelas permukaannya mudah ditempeli embun. Warna isolator pada umumnya coklat
untuk bahan porselin dan hijau-bening untuk bahan gelas.
Isolator telor
Berfungsi untuk menyekat kawat penahan tiang antara kawat bagian atas dan kawat
bagian bawah. Selain harus mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, isolator ini
harus mampu menahan tarikan kawat sebagai penahan tiang dari kemiringan. Kawat
diikatkan keisolator menggunakan preformed spiral grip, yaitu bahan jadi yang
pemasangannya dengan cara mengaitkan ke lubang isolator dan pada kawat tinggal
membelitkannya.
Isolator Tarik
• Jenis Clevis
PENGHANTAR / KONDUKTOR
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk saluran udara biasanya
disebut kawat yaitu peghantar tanpa isolasi ( telanjang ), sedangkan untuk saluran dalam
tanah atau saluran udara berisolasi biasanya disebut dengan kabel.
Penghantar yang baik harus mempunyai sifat :
Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
Kekuatan Tarik Tinggi
Fleksibilitas Tinggi
Ringan
Tidak Rapuh
Untuk mendapatkan penghantar dengan persyaratan di atas dan ditijau dari segi
ekonomis masih menguntungkan, maka bahan penghantar yang bnyak digunakan
sebagai saluran tenaga listrik adalah logam aluminium dan tembaga. Untuk penghantar
ukuran kecil penghantar bisa terdiri hanya satu kawat, tetapi untuk ukuran yang besar
terdiri beberapa kawat yang dipilin menjadi satu.
Hal itu selain untuk keperluan kelenturan, maka kuat tarik dan daya hantar akan
menjadi lebih besar dibandingkan dengan penghantar yang hanya terdiri dari satu
kawat.
Logam Murni
BCC : Bare Copper Conductor
AAC : All Aluminium Conductor
Logam Campuran
AAAC : All Aluminium Alloy Conductor
Logam Paduan
Copper Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Tembaga
Aluminium Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Aluminium.
Kawat Lilit Campuran
ACSR : Aluminium Cable Steel Reinforced
Perbandingan konduktor
Remark . Ambient Temperature : 400C Wind Velocity. 0.5 m.sec . Continues Operating Temperature Of Conductor
:900C
Remark . Ambient Temperature : 400C Wind Velocity. 0.5 m.sec . Continues Operating Temperature Of Conductor :900C
16/2.5 6/1.80 1/1.80 15.30 2.55 17.85 5.40 62 1.3790 607 (5.950) 110 10.000
25/4 6/2.25 1/2.25 23.80 4.00 27.80 6.80 97 1.2030 939 (9.200) 150 10.000
35/6 6/2.70 1/2.70 34.30 5.70 40.00 8.10 140 0.3353 1.291 (12.650) 185 10.000
44/32 14/2.00 7/2.40 44.00 31.70 75.70 11.20 372 0.6573 4.388 (43.000) 240 5.000
50/8 6/3.20 1/3.33 48.30 8.00 56.30 9.60 196 0.5946 1.745 (17.100) 230 10.000
50/30 12/2.33 7/2.33 51.20 29.80 81.00 11.70 378 0.5544 4.469 (43.800) 250 5.000
70/12 26/1.35 7/1.44 69.60 11.40 81.30 11.70 284 0.4130 4.735 (26.800) 295 5.000
95/13 26/2.25 7/1.67 94.40 15.30 109.70 13.60 383 0.3053 3.648 (35.750) 355 5.000
95/55 12/3.20 7/3.20 95.50 56.30 152.80 16.00 712 0.2992 8.097 (79.350) 375 3.000
105/75 14/3.10 19/2.25 105.70 75.50 181.20 17.50 891 0.2590 11.066 (108.350) 390 3.000
120/20 26/2.44 7/1.90 121.60 19.80 141.40 15.50 494 0.2374 4.658 (45.650) 420 5.000
120/70 12/3.60 7/3.60 122.00 71.30 193.30 18.00 901 0.2364 10.204 (100.000) 440 3.000
125/30 30/2.33 7/2.33 127.90 29.80 157.70 16.10 591 0.2259 5.878 (57.600) 435 3.000
150/25 26/2.70 7/2.10 149.90 24.20 174.10 17.10 605 0.1939 5.638 (55.250) 475 3.000
170/40 30/2.70 7/2.40 171.80 40.10 211.90 18.90 794 0.1682 7.832 (76.750) 525 3.000
185/30 26/3.00 7/2.33 183.80 29.80 213.60 19.00 746 0.1571 6.755 (66.200) 545 3.000
210/35 26/3.20 7/2.49 209.10 34.40 243.20 20.30 850 0.1980 7.643 (74.900) 495 3.000
210/50 30/3.00 7/3.00 212.10 49.50 261.60 21.00 981 0.1363 9.582 (93.300) 600 3.000
230/30 24/3.50 7/2.33 230.90 29.80 250.70 21.00 977 0.1249 7.459 (73.100) 630 3.000
240/40 26/3.45 7/2.68 243.00 39.50 282.50 21.90 987 0.1183 8.816 (86.400) 655 3.000
265/35 24/3.74 7/2.49 263.70 34.10 297.80 22.40 1.002 0.1094 8.474 (83.050) 685 2.000
Remark . Ambient Temperature : 400C Wind Velocity. 0.5 m.sec . Continues Operating Temperature Of Conductor :900C
Cross No./
Approximaltely
Sectional Area Dia. Maximum Min.
Standard
Overal Weight DC Calculated
Length per
Nomi Of Diame Of Resistanc Breakeing
Actual reel
nal Wire ter Conduc e at 200C Load
tor
mm2 mm2 Pcs mm Kg/km Ohm/km kgf (N) m
0)
Remark . Ambient Temperature : 400C Wind Velocity. 0.5 m.sec . Continues Operating Temperature Of Conductor :900C
KABEL
Kabel dan pemasangannya
* Kabel tanah dipasang di dalam tanah
* Kabel instalasi dipasang di dalam pipa direntang di langit-langit
* Kabel fleksibel dipasang di panel kontrol dan instrumen
Konstruksi kabel
• Kabel tanah
– Berinti satu atau banyak dan berkawat satu atau banyak
– Berisolasi, berperisai, berselubung untuk kabel TR
– Berisolasi, berperisai, berselubung, berpenghantar listrik untuk kabel TM
• Kabel instalasi
– Berinti satu atau banyak dan berkawat satu atau banyak
– Berisolasi
– Berisolasi dan berselubung
• Kabel fleksibel
– Berinti satu atau banyak dan berkawat banyak halus
Penandaan Kabel
Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan pada kabel dimulai dari bagian
paling dalam (inti) sampai dengan bagian paling luar (Selubung Luar)
• Kha kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat tembaga
atau berpenghantar konsentris, serta berselubung pvc dengan tegangan kerja 6 /
10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 300 c atau suhu tanah 300 c
• Kha kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat tembaga
atau berpenghantar konsentris, berperisai baja dan berselubung pvc dengan
tegangan kerja 6 / 10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 30 0 c atau suhu
tanah 300 c
Ada dua cara pengikatan hantaran, yaitu menggunakan kawat pengikat dari bahan sama
dengan penghantarnya (binding wire) dan menggunakan bahan yang sudah jadi (preformed)
terbuat dari aluminized steel
Kawat skur juga disebut guy wire atau lebih umum disebut seling, sedangkan pengikatnya
disebut preform spiral grip bahannya dari kawat baja galvanis.
Preform spiral grip hanya boleh digunakan sekali saja, sebab bila dibuka kembali
perekatnya sudah kurang berfungsi.
I. PENDAHULUAN.
Konstruksi jaringan distribusi JTM ( SUTM) adalah terdiri dari material utama tiang,
kawat dan isolator serta material pembantu seperti cross arm, steel perform, dsb. Untuk
JTR ( SUTR ) biasanya sekarang dipakai kabel sehingga isolator tidak dipakai lagi.
II. KONDISI
Daerah Perluasan jaringan pada umumnya adalah masih jarang penduduknya kecuali
dikota kota besar maka yang berkembang kelistrikannya adalah didaerah pinggiran kota
besar dan pedesaan. Sesuai dengan perkembangan penduduk dan perkembangan kota.
1. Kependudukan.
a. Kepadatan beban dari daerah pelayanan rata rata berada dibawah 100 KVA /Km2
Atau jumlah konsumen rata rata per km JTM kurang dari 100 langganan.
b. Laju pertumbuhan beban setelah satu tahun beroperasi tidak lebih dari 8%
/tahun.
c. Beban satu konsumen yang tersambung pada jaringan tegangan rendah satu fasa
tidak lebih dari 13,9 Kva .
2. Jarak Bebas
4. Jarak aman antara JTR dan JTM adalah 1 meter. Khususnya jika ditengah
gawang JTM terdapat tiang JTR.
1. Jarak gawang :
Jarak gawang maksimum 80 meter untuk daerah diluar pemukiman, daerah
persawahan dan daerah terbuka.
2. Jarak bebas .
Jarak bebas minimum 6 meter. Untuk penyeberangan dan jarak bebas dengan pohon
dan bangunan mengikut PUIL dan Perda setempat yang berlaku.
3. Tiang.
Tiang yang dipakai beton, besi, dan kayu.
Panjang tiang minimum 9 meter dan beban kerja minimum 200 dan.
6. JTM 3 fasa.
a. Tiga kawat dengan tegangan antar fasa 20 kv.
Sistim ini terutama untuk distribusi tenaga listrik di pedesaan dengan pembangkit
sendiri /isolated.
b. Empat kawat dengan tegangan antar fasa 20 Kv, fasa-netral 20/√3 kv dilengkapi
dengan kawat netral (khusus dipasang untuk system Jateng & DIY).
7. Spesifikasi Komponen.
1) Tiang.
a. Jenis tiang beton, tiang besi, sesuai SPLN 28A : 1980, SPLN 45 : 1981
dan SPLN 54 : 1983.
Tiang kayu atau tiang lain dimungkinkan dari bahan yang tersedia setempat
dan lebih murah jika dibandingkan tiang beton atau besi, serta mempunyai
umur ekonomis tidak kurang dari 10 tahun.
b. Kekuatan beban kerja 200 daN sudah cukup mampu menahan tarikan
penghantar JTM tiga fasa yang digabung dengan JTR semi Underbuild dan
juga mampu menahan beban trafo kapasitas 50 KVA.
c. Panjang tiang minimum 9 meter.
Untuk tiang beton berlaku tiang beton diameter dengan diameter atas 17 cm,
diameter bawah 29 cm bentuk konis.
Untuk tiang besi ukuran dapat dilihat pda SPLN 54 : 1983.
2) Penghantar .
Penghantar aluminium alloy (AAAC) . Ketentuan dan syarat penghantar ini
sesuai dengan SPLN 41 – 8 :1981.
Penampang nominal AAAC : 16 mm2 ; 25 mm2 ; 35 mm2 ; 50 mm2 dan 70 mm2
(sesuai SPLN 74 : 1987 )
3) Isolator.
Jenis “Isolator tonggak saluran” ( line post, ANSI 57- 2 ) atau “pin post”
(NGK Cat. DA – 69001A) untuk tiang topang/sangga dn tiang belokan antara 30º
s/d 60º dipergunakan travers ganda dengan line post atau pin post ganda.
9. Material Pelengkap.
1. Travers / Cross arm dibuat dari baja profil UNP 8 dan digalvanized dengan
panjang travers 2 meter.
Tidak tertutup kemungkinan memakai trevers dari kayu, pipa persegi atau besi
dari jenis yang lain, bila tersedia setempat dan lebih murah / ekonomis serta
mempunyai kekuatan yang setara dengan travers dari bahan yang telah ditetapkan
seperti tersbut diatas.
2. Peralatan / pengaman percabangan : FCO, sectionalizer atau pole top switch , dsb
merujuk pada SPLN 52 – 3 : 1983 SPLN 64 : 1985.
3. Arrester : 24 KV, 5 KA dan dipilih Arester kelas distribusi (SPLN 7 C : 1978)
4. Kawat pengikat (Preform wire ) atau Binding Wire.
5. Kawat topang tarik ( Guy Wire ), dipergunakan pada tiang ujung, pada belokan
dan tiang untuk trafo. Dibuat dari baja dengan mutu setara baja St 37 dengan arah
pilinan kekanan.
6. Pondasi tiang jika diperlukan.
1. Spesifikasi Komponen.
a. Jenis trafo.
- CSP, fasa tunggal 20 kv antar fasa dan 20 / √3 kv fasa netral.
- Non CSP, fasa tunggal 20 kv antar fasa dan 20 / √3 kv fasa netral dan fasa
tiga 20 kv.
- Pengaman TM.
Pemisah lebur 20 kv disesuaikan dengan kapasitas trafo yang dipergunakan (
lihat SPLN 64 : 1985 )
Arrester 24 kv, 5 kA dipilih arrester kelas distribusi ( SPLN 7 C : 1985 )
Khusus untuk system multi pembumian, fasa tiga 4 kawat dipakai arrester 18
kv, 5 ka kelas distribusi.
Pembumian dengan menunjuk SPLN yang ada untuk menetapkan nilai
pembumiannya ( lihat SPLN 3 : 1978 ).
- Pengaman TR.
Pemutus daya tengan rendah ( LVCB), yang dioperasikan dengan tongkat,
untuk kapasitas sampai dengan 25 kva.
Kotak dengan pengaman lebur, untuk trafo dengan kapasitas 50 kva keatas.
2. Material Pelengkap.
a. Alat penggantung trafo.
b. Kotak pengaman lebur TR, khusus untuk trafo kapasitas ≥ 50 kva.
c. Kawat topang tarik /guy wire untuk tiang trafo dengan kapasitas 50 kva keatas.
Dibuat dari baja dengan mutu setara baja st 37 arah pilinan kekanan.
Jaringan tegangan rendah / JTR mempunyai beberapa criteria umum sebagai berikut.
1. Jarak Gawang.
Maksimum 40 meter untuk JTR semi Underbuild.
Untuk daerah yang jauh dan konsumennya sedikit, langsung dijaringi dengan JTM
dan trafo kecil. Sehingga tak memperlukan JTR.
Maksimum 50 meter untuk JTR murni dan JTR Underbuild.
2. Spesifikasi Komponen.
1) Tiang.
Jenis tiang : Tiang beton, Tiang besi.
Tiang kayu atau tiang dari bahan lain dimungkinkan bila tersedia setempat dan
lebih murah / ekonomis jika dibandingkan dengan tiang beton atau tiang
besi, serta mempunyai umur ekonomis tidak kurang dari 10 tahun.
Kekuatan : Beban kerja 100 daN. Mampu menahan tarikan beban pada jalur
lurus ( sudut ≤ 5º ). Untuk belokan dengan sudut > 5º dipergunakan topang
tarik / guy wire atau topang tekan.
Panjang : 7 meter.
2 x 25 + 1 x 25 mm2 , 2 x 50 + 1 x 35 mm2
3 x 25 + 1 x 25 mm2 , 3 x 50 + 1 x 35 mm2
2 x 35 + 1 x 25 mm2 , 2 x 70 + 1 x 50 mm2
3 x 35 + 1 x 25 mm2 , 3 x 70 + 1 x 50 mm2
3) Peralatan Bantu .
a. Peralatan penggantung kabel pilin udara, terdiri dari :
o Penggantung pada tiang sangga/tumpu, berfungsi hanya sebagai
penggantung dari kabel pilin.
o Penggantung untuk belokan /sudut :sudut kecil dan sudut siku siku /
besar.
o Peralatan untuk penarik pada tiang awal / akhir atau tiang tarik.
o Topang tarik (Guy wire) dipakai pada tiang awal / akhir dan tiang pada
belokan yang besar.
Dibuat dari baja dengan mutu setara baja st 37 dengan arah pilinan
kanan.
b. Klem klem sadapan untuk pencabangan dari penghantar.
c. Penutup ujung penghantar untuk melindungi ujung / akhir pada enghantar
diujung tiang akhir.
Gb. 8a.
Jarak – Jarak Batas JTM dan JTR Semi Underbuild
Diluar Daerah Perumahan / Pemukiman
1,0 m (maks)
AAAC (JTM) 1,7 m
1,0 m (main)
1,5 m (maks)
TIC (JTR)
9,0 m
5,5 m 5,8 m
4,0 m (min)
1,5 m
40 m 40 m 1,5 m
80 m (maks)
Gb. 8b.
Jarak-Jarak Batas JTM dan JTR Underbuild
Didalam Daerah Perkampungan / Pemukiman
±1m
AAAC (JTM) 1,7 m
1,8 m (maks)
TIC (JTR)
4 m (min)
9,0 m
5,8 m
1,5 m
50 m
Gb. 9.
3.1.1. Fungsi :
• Tempat pengumpul, pembagi dan penyalur energi listrik
• Tempat untuk pengubah tegangan sebelum disalurkan ke konsumen
Pemisah ( PMS ) - 20 kv
- dioperasikan dalam keadaan tanpa beban
- dihubungkan secara seri dengan pmt sisi masuk / keluar
- digunakan juga sebagai saklar pentanahan
• Pasangan dalam
dipasang di ruang gardu beton / tembok.
peralatan yang terpasang :
- saklar
- busbar / rel
- fuse
- time switch dan kontaktor untuk pju
- Alat ukur dan perlengkapannya
NO
KODE JENIS MATERIAL
URUT
GARDU TEMBOK
(JARINGAN LURUS) GT - IB
GARDU TIANG CANTOL 2 FASA, CSP PADA TIANG BETON BULAT TANPA
PGTR
GCC - 1B
PAPAN BAGI TR
(IN DOOR)
PAPAN BAGI TR
(OUT DOOR)