OLEH :
KELOMPOK
3
JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN (UNRIKA)
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua sehingga kami penulis
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pembangkit Tenaga Listrik yang berjudul “Sistem
Penulis
Kelompok 3
Daftar Isi
BAB I ( Pendahuluan )
BAB IV (Pembahasan)
4.1 OCR........................................................................................................................... 7
4.2 GFR .......................................................................................................................... 10
BAB V ( Penutup )
Terutama pada jaringan transmisi dan distribusi. Di jaringan yang sudah sangat kompleks
gardu gardu milik perusahan listrik negara sangat mempengaruhi kehandalan pada proses
20 kv yang di terima dari trafo step down gardu induk yang bertegangan 150 kv.
Keluaran dari Trafo Daya dikumpulkan dulu pada Bus 20 kV di kubikel di Gardu
dengan jaringan berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Kabel
Khusus SUTM, jaring-an bisa ditarik sepanjang puluhan sampai ratusan km termasuk
percabangannya dan biasanya ada diluar kota besar, Seperti diketahui, apalagi di Indonesia,
jaringan dengan konduktor telanjang yang digelar di udara bebas banyak mengandung resiko
Disepanjang jaringan SUTM terdapat perca - bangan yang dibentuk didalam Gardu
Distribusi atau Gardu Tiang. Sementara jaringan SKTM relatif lebih pendek dan berada
didalam kota besar dengan jumlah gangguan yang relatif sedikit. Bila terjadi gangguan itu
Seperti halnya di jaringan SUTM, di jaringan SKTM juga terdapat Gardu Distribusi
Proteksi bekerja dan sesering itu pula Trafo Daya menderita pukulan hubung singkat yang
distribusi akan merugikan PLN sebagai penyuplai listrik dan konsumen sebagai penerima
aliran listrik.
tentang :
dan bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis perlu membatasi permasalahan yang
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan
Setting relay OCR pada sisi Primer dan sisi sekuder transformator tenaga
terlebih dahulu harus dihitung arus nominal transformator tenaga. Arus setting
untuk relay OCR baik pada sisi primer maupun sekunder transformator tenaga
adalah :
Keterangan :
untuk menentukan nilai waktu (TMS). Rumus untuk menentukan nilai setelan
incoming transformator tenaga yaitu arus hubung singkat 2 fasa di bus 20 kV,
sedangkan untuk sisi 150 kV transformator tenaga diambil arus hubung singkat 2
dasarnya mempunyai prinsip kerja samandengan rele arus lebih (OCR) namun memiliki
perbedaan dalam kegunaannya. Bila rele OCR mendeteksi adanya hubungan singkat antara
phasa, maka GFR mendeteksi adanya hubung singkat ketanah. Dibawah ini merupakan
Pada kondisi normal beban seimbang Ir, Is, It sama besar, sehingga pada kawat netral
tidak timbul arus dan relay hubung tanah tidak dialiri arus. Bila terjadi ketidak seimbangan
arus atau terjadi gangguan hubung singkat ketanah, maka akan timbul arus urutan nol pada
Setting relay GFR pada sisi primer dan sisi sekunder transformator tenaga
terlebih dahulu harus dihitung arus nominal transformator tenaga. Arus setting
untuk relay GFR baik pada sisi primer maupun sisi sekunder transformator
sekunder yang dapat disetkan pada relay GFR, maka harus dihitung dengan
menggunakan rasio trafo arus (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun sisi
sekunder transformator tenaga. Cara yang sama juga digunakan pada setting
OCR.
Keterangan :
2. Setting Waktu
untuk menentukan nilai setting waktu kerja relay (TMS). Sama halnya dengan
OCR, relay GFR menggunakan rumus penyetingan TMS yang sama dengan
relay OCR. Tetapi waktu kerja relay yang diinginkan berbeda. Relay GFR
3.1 Kesimpulan
Relay arus lebih atau Over Current Relay (OCR) memproteksi instalasi listrik
terhadap gangguan antar fasa. Sedangkan untuk memproteksi terhadap gangguan fasa tanah
digunakan relay Arus gangguan tanah atau Ground Fault Relay (GFR). Prinsip kerja GFR
sama dengan OCR yang membedakan hanyalah pada fungsi dan elemen sensor arus. OCR
biasanya memiliki 2 atau 3 sensor arus (untuk 2 atau 3 fasa) sedangkan GFR hanya memiliki
1 sensor arus (satu fasa). Waktu kerja relay OCR maupun GFR tergantung nilai setting dan
karakteristik waktunya.
3.2 Saran
Atas berkat rahmat dan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, makalah ini dapat
diselesaikan dengan sebaik mungkin. Meskipun makalah ini telah tersusun dengan
Penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan didalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkarnaini, and U. R. Hakim,”Evaluasi Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Faul
Relay (GFR) pada Feeder GH Lubuk Buaya,”Teknik Elektro., vol. 16, no. 1, Februari. 2014
I. M. D. Purnawan, I. G. D. Arjana, and I. W. Rinas, “Studi pengaman busbar pada gardu induk
amlapura,” Teknologi Elektro., vol. 15, no. 1, Juni. 2016