KELOMPOK II
Rahmiani Habibuddin 421 19 054
Komang Yudiarta 421 19 059
Indra Karim 421 19 065
Wellyanto Bakri 421 19 067
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya
sehingga Makalah Relay Proteksi Berdasarkan Input dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah Proteksi Sistem Tenaga Listrik.
Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan Makalah ini terutama untuk Dosen
Mata Kuliah Proteksi Sistem Tenaga Listrik Bapak Ahmad Rizal Sultan,ST,MT,Ph.D dan orang-
orang yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada kami.
Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini melainkan Allah
SWT, maka Makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan
mengembangkan makalah ini sangat kami harapkan. Kami berharap semoga Makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB II PEMBAHASAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Rangkaian Relay Arus Lebih Waktu Sesaat Pada SUTM ..................................... 5
Gambar 2.4 Karakteristik Relay Waktu Tertentu (Defenite Time Relay) ................................. 6
Gambar 2.7 Single Line Diagram Relay Tegangan Lebih pada Generator .............................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
1. Memahami pengertian Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT)
2. Memahami prinsip kerja Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT) Berdasarkan Penggeraknya.
3. Memahami prinsip kerja Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT) Berdasarkan Peredamnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
a. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan
dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
b. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini
tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus
daya tersebut terpasang.
c. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
d. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan
dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
e. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
d. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
Circuit Breaker dioperasikan secara otomatis yang mana dirancang untuk melindungi sirkuit
listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan arus atau sort sirkuit . Fungsi dasarnya
3
adalah untuk mengganggu aliran arus setelah gangguan terdeteksi. Tidak seperti sekering, yang
beroperasi sekali dan kemudian harus diganti, Pemutus dapat diatur ulang (baik secara manual
atau otomatis) untuk melanjutkan operasi normal.
Circuit Breaker dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari perangkat kecil yang melindungi
sirkuit arus rendah atau alat rumah tangga individu, hingga switchgear besar yang dirancang untuk
melindungi sirkuit tegangan tinggi hingga esktra tinggi yang memberi menyuplai sistem
kelistrikan yang besar.
4
Biasanya untuk penggerak pengisian pegas PMT dilengkapi motor penggerak Motor akan
menggerakkan roda pengisi pada batang pegas melalui roda perantara yang dihubungkan
dengan dua buah rantai. Berputarnya roda pengisi, mengakibatkan pegas penutup menjadi
terisi (meregang). Pada saat pegas penutup terisi (meregang) pada batas maximumnya,
maka motor akan berhenti. Untuk meregangkan pegas penutup ini juga dapat dilakukan
dengan cara manual dengan menggunakan engkol.
b. Proses penutupan PMT ( Closing of Breaker )
Dengan diberinya arus penguat pada kumparan penutup atau dengan menekan “push
button”, maka hubungan antara lengan interlock dan pawl akan terlepas, sehingga
batang pegas juga akan terlepas dan pegas penutup menjadi mengendor. Penghubung
pada batang pegas menggerakkan pawl sehingga berputar sepanjang sektor penunjang
dengan sudut 120 derajat dan menutup PMT melalui batang pemutus tenaga . Dan
bersamaan dengan itu pegas pen-trip akan terisi, kemudian secara otomatis motor akan
menggerakkan roda pengisi kembali untuk tenaga pemasukkan selanjutnya.
c. Proses pembukaan PMT ( Tripping of Breaker )
Dengan diberinya arus penguatan pada kumparan tripping atau dengan “push botton”
akan melepas hubungan antara tuas pengunci dan sektor penunjang dan akhirnya masuk
ke dalam alur stop groove. Pawl didorong oleh sektor penunjang dan menyebabkan
terlepasnya pegas pen-trip, menggerakkan batang PMT sehingga PMT trip dan sektor
penunjang kembali pada posisi semula.
5
B. Pegas gulung (Scroll Spring)
PMT jenis ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang di putar
oleh motor melalui roda gigi.
a. Proses pengisian pegas ( Spring charger )
Biasanya untuk penggerak pengisian pegas PMT dilengkapi motor penggerak Motor akan
menggerakkan pegas penutup melalui roda gigi reduksi, dan. Ujung luar dari pegas
penutup terpasang pada rumah pegas penutup yang berlubang tengahnya untuk
berputarnya batang pegas penutup. Bagian penahan dipasang pada batang pegas penutup
yang ditahan oleh gigi jantera penutup . Gigi jantera penutup akan tetap terkunci selama
pegas penutup terputar. Jika rumah pegas penutup berputar 360 derajat , maka pegas
penutup akan terputar penuh, dan selanjutnya sakelar pembatas putaran motor secara
otomatis akan memutuskan aliran listrik ke motor. Sakelar pembatas putaran motor ini
dikerjakan oleh tuas pemindah dan sistem gabungan dari bingkai penggulung pemindah
yang terpasang pada rumah pegas penutup. Pegas penutup dapat juga digerakkan secara
manual dengan menggunakankan engkol searah jarum jam. Penghubung interlock
mencegah putaran lebih lanjut dari engkol jika pegas penutup telah berputar penuh.
Penunjuk posisi pegas penutupan akan memungkinkan kita untuk mengetahui apakah
penutup terputar atau tidak, dimana digerakkan oleh batang yang dihubungkan ke tuas
pemindah.
b. Proses penutupan PMT ( Closing of Breaker)
Bila kumparan penutup mendapat impulse listrik, maka bagian penahan akan terlepas atau
dapat juga dilepaskan dengan menggunakan tuas pembuka penutupan. Batang pegas
penutup akan berputar searah jarum jam melalui sudut 360o karena gaya terlepasnya pegas
penutupan dan akan bertumpu lagi dengan gigi jentera penutup . Penghubung yang
disambungkan ke bagian penahan menumbuk bingkai penggulung pada tuas bingkai
penggulung dan menyebabkan berputarnya batang penggerak melalui sudut 60 derajat ke
posisi “ON” (I), artinya sampai tuas penggulung berputar melalui grendel pen-trip) yang
menjaga tuas bingkai penggulung tersebut jangan sampai kembali lagi.
Roda berat yang tersambung ke bagian penahan melalui kopling pergeseran meredam torsi
dan energi yang berlebihan. Sekarang penunjuk posisi PMT menunjukkan “ON” (closed)
dan pegas penutup tidak berputar.
6
c. Proses pembukaan PMT ( Tripping of Breaker)
Dengan diberikannya arus penguatan pada kumparan pen-trip maka tuas bingkai
penggulung akan melepas atau digerakkan oleh tuas pembuka pen-trip melalui grendel
pen-trip, sehingga batang penggerak akan berputar (karena gaya pegas pen-trip yang
dipasang pada base) kira-kira 60o dan akan kembali ke posisi “OFF” (0)
7
Gambar 2.4 PMT Sistem Hidrolik Kondisi Open
8
Gambar 2.5 PMT Sistem Hidrolik Kondisi Closed
9
difungsikan pada Solenoid Valve, ini digunakan sesuai dengan kebutuhan tekanan
pada Solenoid Valve.
10. Pressure Gauge berfungsi sebagai Alat Pengukur tekanan Oli pada Pompa, ada juga
beberapa Pressure Gauge yang digunakan pada Solenoid Valve
11. Pipe merupakan Pipa pada system Hydraulic Sebagai Media pendistribusian Oli dari
Pompa hingga Cylinder
10
Gambar 2.8 Oil Tank Sistem Hidrolik
11
e. Katup satu arah (Non return valve)
Berfungsi untuk mencegah tekanan udara dari tangki kembali ke ruang kompresi
apabila tekanan lebih tinggi dai udara keluar kompresor atau pada saat kompresor
berhenti.
f. Katup pengaman (Safety valve)
Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tingkat kompressor.katupa
ini harus membuka dan membuang udara keluar jika tekanan melebihi 1,2 kali tekanan
normal maksimum dari kompresor.
g. Pressure switch
Berfungsi sebagai switch start dan stop motor kompresor apabila dioperasikan secara
otomatis.
h. Pressure gauge
Berfungsi untuk mengukur tekanan tangki udara serta sistem pengisisan udara.
i. Oil level
Berfungsi untuk mengetahui level minyak pelumas pada pompa kompresi.
j. Pengering udara (air dryer) atau penjebak air (water trap)
Berfungsi untuk mengeringkan udara/menjebak air pada udara yabg dihasilkan
kompresor sebelum dialirkan ke tangki udara.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Relay proteksi atau relay pengaman adalah susunan peralatan berfungsi untuk mendeteksi atau
merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak normalan pada peralatan atau
bagian sistem tenaga listrik. Relay proteksi dapat mendeteksi atau merasakan adanya gangguan
pada peralatan yang diamankan dengan mengukur atau membandingkan besaran- besaran tertentu
yang diterimanya, sesuai dengan besaran yang telah ditentukan.
Relay yang bekerja berdasarkan input arus contohnya OCR & GFR, relay yang bekerja
berdasarkan input tegangan contohnya OVR, sedangkan relay yang bekerja berdasarkan flow
contohnya relay bucholz, relay jensen dan relay tekanan lebih.
13
DAFTAR PUSTAKA
14