Anda di halaman 1dari 18

PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

MAKALAH CIRCUIT BREAKER / PMT (PEMUTUS) BERDASARKAN ALAT


PENGGERAKNYA

KELOMPOK II
Rahmiani Habibuddin 421 19 054
Komang Yudiarta 421 19 059
Indra Karim 421 19 065
Wellyanto Bakri 421 19 067

KELAS ALIH JENJANG


PROGRAM STUDI DIV TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya
sehingga Makalah Relay Proteksi Berdasarkan Input dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah Proteksi Sistem Tenaga Listrik.
Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan Makalah ini terutama untuk Dosen
Mata Kuliah Proteksi Sistem Tenaga Listrik Bapak Ahmad Rizal Sultan,ST,MT,Ph.D dan orang-
orang yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada kami.
Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini melainkan Allah
SWT, maka Makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan
mengembangkan makalah ini sangat kami harapkan. Kami berharap semoga Makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.

Makassar, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1
1.3 TUJUAN........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 CURRENT RELAY ......................................................................................................... 2


2.1.1 OVER CURRENT RELAY (OCR) ...................................................................... 2
2.1.2 GROUND FAULT RELAY (GFR) ..................................................................... 7
2.2 VOLTAGE RELAY ........................................................................................................ 9
2.2.1 OVER VOLTAGE RELAY (OVR) .................................................................. 9
2.3 FLOW RELAY ................................................................................................................ 11
2.3.1 RELAY BUCHOLLZ ........................................................................................ 11
2.3.2 RELAY JANSEN ............................................................................................... 13
2.3.3 RELAY TEKANAN LEBIH (SUDDEN PRESSURE RELAY) ..................... 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 15

3.1 KESIMPULAN .................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Over Current Relay ................................................................................................ 2

Gambar 2.2 Rangkaian Relay Arus Lebih Waktu Sesaat Pada SUTM ..................................... 5

Gambar 2.3 Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay) ................................. 6

Gambar 2.4 Karakteristik Relay Waktu Tertentu (Defenite Time Relay) ................................. 6

Gambar 2.5 Rangkain Pengawatan Relay GFR ........................................................................ 7

Gambar 2.6 Kurva/Karakteristik Relay GFR............................................................................. 8

Gambar 2.7 Single Line Diagram Relay Tegangan Lebih pada Generator .............................. 10

Gambar 2.8 Relay Buchollz ...................................................................................................... 12

Gambar 2.9 Relay Jansen ........................................................................................................... 13

Gambar 3.0 Relay Tekanan Lebih ............................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ketika terjadi pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem tenaga listrik maka pada
akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena pada saat kontak dipisahkan , beda potensial
diantara kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut
Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus
rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup
rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.
Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal.
Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak PMT akan memanaskan kontak dan
menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan medan elektrik menimbulkan
emisi medan tinggi pada kontak katoda (K). Kedua emisi ini menghasilkan elektron bebas yang
sangat banyak dan bergerak menuju kontak anoda (A). Elektron-elektron ini membentur molekul
netral media isolasi dikawasan positif, benturan-benturan ini akan menimbulkan proses ionisasi.
Dengan demikian, jumlah elektron bebas yang menuju anoda akan semakin bertambah dan
muncul ion positif hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda, perpindahan elektron bebas ke
anoda menimbulkan arus dan memanaskan kontak anoda.
Jika pengurangan partikel bermuatan karena proses deionisasi lebih banyak daripada
penambahan muatan karena proses ionisasi, maka busur api akan padam. Ketika busur api padam,
di sela kontak akan tetap ada terpaan medan elektrik. Jika suatu saat terjadi terpaan medan elektrik
yang lebih besar daripada kekuatan dielektrik media isolasi kontak, maka busur api akan terjadi
lagi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT) Berdasarkan Penggeraknya.
2. Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT) Berdasarkan Peredamnya.
3. Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT) Berdasarkan Tegangannya.

1
1.3 TUJUAN
1. Memahami pengertian Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT)
2. Memahami prinsip kerja Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT) Berdasarkan Penggeraknya.
3. Memahami prinsip kerja Circuit Breaker (CB) / Pemutus (PMT) Berdasarkan Peredamnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PMT / CIRCUIT BREAKER


Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus
rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup
rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.
Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:
a. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
b. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
c. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan,
dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.

Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
a. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan
dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
b. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini
tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus
daya tersebut terpasang.
c. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
d. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan
dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
e. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
d. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
Circuit Breaker dioperasikan secara otomatis yang mana dirancang untuk melindungi sirkuit
listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan arus atau sort sirkuit . Fungsi dasarnya

3
adalah untuk mengganggu aliran arus setelah gangguan terdeteksi. Tidak seperti sekering, yang
beroperasi sekali dan kemudian harus diganti, Pemutus dapat diatur ulang (baik secara manual
atau otomatis) untuk melanjutkan operasi normal.
Circuit Breaker dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari perangkat kecil yang melindungi
sirkuit arus rendah atau alat rumah tangga individu, hingga switchgear besar yang dirancang untuk
melindungi sirkuit tegangan tinggi hingga esktra tinggi yang memberi menyuplai sistem
kelistrikan yang besar.

Gambar 2.1 PMT / Circuit Breaker 20 kV

2.2 PMT / CIRCUIT BREAKER BERDASARKAN SISTEM PENGGERAKNYA


Secara umum Penggerak CB Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) dan
untuk operasi pemutusan atau penutupan PMT. Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada
PMT, antara lain :

2.2.1 Penggerak pegas (Spring Drive)


Mekanisme penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2 macam, yaitu :
A. Pegas Pilin (Helical Spring)
Pegas pilin (Helical Spring), PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga
penggerak yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.
a. Proses pengisian pegas ( Spring charger )

4
Biasanya untuk penggerak pengisian pegas PMT dilengkapi motor penggerak Motor akan
menggerakkan roda pengisi pada batang pegas melalui roda perantara yang dihubungkan
dengan dua buah rantai. Berputarnya roda pengisi, mengakibatkan pegas penutup menjadi
terisi (meregang). Pada saat pegas penutup terisi (meregang) pada batas maximumnya,
maka motor akan berhenti. Untuk meregangkan pegas penutup ini juga dapat dilakukan
dengan cara manual dengan menggunakan engkol.
b. Proses penutupan PMT ( Closing of Breaker )
Dengan diberinya arus penguat pada kumparan penutup atau dengan menekan “push
button”, maka hubungan antara lengan interlock dan pawl akan terlepas, sehingga
batang pegas juga akan terlepas dan pegas penutup menjadi mengendor. Penghubung
pada batang pegas menggerakkan pawl sehingga berputar sepanjang sektor penunjang
dengan sudut 120 derajat dan menutup PMT melalui batang pemutus tenaga . Dan
bersamaan dengan itu pegas pen-trip akan terisi, kemudian secara otomatis motor akan
menggerakkan roda pengisi kembali untuk tenaga pemasukkan selanjutnya.
c. Proses pembukaan PMT ( Tripping of Breaker )
Dengan diberinya arus penguatan pada kumparan tripping atau dengan “push botton”
akan melepas hubungan antara tuas pengunci dan sektor penunjang dan akhirnya masuk
ke dalam alur stop groove. Pawl didorong oleh sektor penunjang dan menyebabkan
terlepasnya pegas pen-trip, menggerakkan batang PMT sehingga PMT trip dan sektor
penunjang kembali pada posisi semula.

Gambar 2.2 Mekanikal PMT Pegas Pilin (Helical Spring)

5
B. Pegas gulung (Scroll Spring)
PMT jenis ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang di putar
oleh motor melalui roda gigi.
a. Proses pengisian pegas ( Spring charger )
Biasanya untuk penggerak pengisian pegas PMT dilengkapi motor penggerak Motor akan
menggerakkan pegas penutup melalui roda gigi reduksi, dan. Ujung luar dari pegas
penutup terpasang pada rumah pegas penutup yang berlubang tengahnya untuk
berputarnya batang pegas penutup. Bagian penahan dipasang pada batang pegas penutup
yang ditahan oleh gigi jantera penutup . Gigi jantera penutup akan tetap terkunci selama
pegas penutup terputar. Jika rumah pegas penutup berputar 360 derajat , maka pegas
penutup akan terputar penuh, dan selanjutnya sakelar pembatas putaran motor secara
otomatis akan memutuskan aliran listrik ke motor. Sakelar pembatas putaran motor ini
dikerjakan oleh tuas pemindah dan sistem gabungan dari bingkai penggulung pemindah
yang terpasang pada rumah pegas penutup. Pegas penutup dapat juga digerakkan secara
manual dengan menggunakankan engkol searah jarum jam. Penghubung interlock
mencegah putaran lebih lanjut dari engkol jika pegas penutup telah berputar penuh.
Penunjuk posisi pegas penutupan akan memungkinkan kita untuk mengetahui apakah
penutup terputar atau tidak, dimana digerakkan oleh batang yang dihubungkan ke tuas
pemindah.
b. Proses penutupan PMT ( Closing of Breaker)
Bila kumparan penutup mendapat impulse listrik, maka bagian penahan akan terlepas atau
dapat juga dilepaskan dengan menggunakan tuas pembuka penutupan. Batang pegas
penutup akan berputar searah jarum jam melalui sudut 360o karena gaya terlepasnya pegas
penutupan dan akan bertumpu lagi dengan gigi jentera penutup . Penghubung yang
disambungkan ke bagian penahan menumbuk bingkai penggulung pada tuas bingkai
penggulung dan menyebabkan berputarnya batang penggerak melalui sudut 60 derajat ke
posisi “ON” (I), artinya sampai tuas penggulung berputar melalui grendel pen-trip) yang
menjaga tuas bingkai penggulung tersebut jangan sampai kembali lagi.
Roda berat yang tersambung ke bagian penahan melalui kopling pergeseran meredam torsi
dan energi yang berlebihan. Sekarang penunjuk posisi PMT menunjukkan “ON” (closed)
dan pegas penutup tidak berputar.

6
c. Proses pembukaan PMT ( Tripping of Breaker)
Dengan diberikannya arus penguatan pada kumparan pen-trip maka tuas bingkai
penggulung akan melepas atau digerakkan oleh tuas pembuka pen-trip melalui grendel
pen-trip, sehingga batang penggerak akan berputar (karena gaya pegas pen-trip yang
dipasang pada base) kira-kira 60o dan akan kembali ke posisi “OFF” (0)

Gambar 2.3 Mekanikal PMT Pegas gulung (Scroll Spring)


2.2.2 Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen
mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT. Pada sistem kerja hidrolik terdapat
saluran minyak tekanan tinggi dan saluran minyak tekanan rendah .
a. Perubahan kondisi PMT dari Open ke Close
Ketika closing valve dioperasikan oleh closing coil/dioperasikan manual (tombol
manual) maka minyak tekanan tinggi akan disalurkan oleh control valve (feeding valve
actuator) menuju ke arah saluran dibelakang piston/actuator sehingga actuator terdorong
bergerak maju dan menggerakan moving contact PMT.

7
Gambar 2.4 PMT Sistem Hidrolik Kondisi Open

b. Perubahan kondisi PMT dari Close ke Open


Ketika opening valve dioperasikan oleh trip coil/dioperasikan manual (tombol manual)
maka minyak tekanan tinggi dibelakang piston akan disalurkan oleh control valve
(feeding valve actuator) menuju ke arah saluran minyak bertekanan rendah /Oil Tank,
sehingga daerah dibelakang actuator tidak bertekanan sedangkan daerah didepan actuator
mendapatkan minyak bertekanan tinggi maka actuator bergerak mundur dan
menggerakan moving contact PMT. Actuator akan dapat bekerja normal apabila tekanan
minyak masih normal (335 - 350 kgf/cm). Apabila tekanan minyak dibawah 335kgf/cm
maka Motor pompa hidrolik akan bekerja untuk memompa minyak hingga tekanan 350
kgf/cm Akumulator yang berisi gas Nitrogen dipasang pada sistem hidrolik ini
dikarenakan cairan yang biasanya digunakan dalam aplikasi tenaga fluida dapat
dikurangi dalam volume hanya sekitar 1,7% di bawah tekanan 5000 PSI. Oleh karena itu
ketika hanya 2% dari volume total berisi dilepaskan, tekanan minyak yang tersisa dalam
sistem akan turun menjadi nol. lain dengan Gas mitra cairan hidrolik di akumulator, dapat
dikompresi hingga tekanan tinggi dan volume yang rendah. sehingga dapat menyimpan
energi yang lebih besar yang siap dirilis sesuai permintaan.

8
Gambar 2.5 PMT Sistem Hidrolik Kondisi Closed

c. Fungsi Komponen Pada Sistem Hidrolik Diantaranya.


1. Pompa hidrolik berfungsi untuk mensupply fluida hidrolik pada tekanan tertentu
kepada sistem hidrolik.
2. Pressure Relief Valves berfungsi untuk membuang fluida hidrolik ke tangki
penyimpan fluida, apabila tekanan fluida lebih tinggi daripada nilai yang ditentukan.
3. Check Valve: berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida hidrolik agar searah dan
tidak ada aliran yang terbalik
4. Pilot Valve, Valve ini sebagai kontrol sistem hidrolik. Digunakan untuk mengatur
output aktuator sesuai dengan yang diinginkan. pada pilot valve terdapat opening
valve dan closing valve
5. Penggerak/Piston (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi
tenaga mekanik
6. Accumulator merupakan sebuah tipe dari alat penyimpan energi, yang pada suatu saat
tertentu juga akan berfungsi sebagai reservoir sementara yang bisa menyerap beban
kejut dari suatu sistem hidrolik
7. Flow Control Valve digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur
kecepatan gerak actuator (piston).
8. Oil Tank berfungsi sebagai tangki penyimpan fluida/ Reservoir/Penampung Oli.
9. Pressure Switch berfungsi untuk mendeteksi Tekanan Oli. Selain dari Pressure
Switch utama Pada Hydraulic System, ada beberapa pressure switch yang

9
difungsikan pada Solenoid Valve, ini digunakan sesuai dengan kebutuhan tekanan
pada Solenoid Valve.
10. Pressure Gauge berfungsi sebagai Alat Pengukur tekanan Oli pada Pompa, ada juga
beberapa Pressure Gauge yang digunakan pada Solenoid Valve
11. Pipe merupakan Pipa pada system Hydraulic Sebagai Media pendistribusian Oli dari
Pompa hingga Cylinder

Gambar 2.6 Accumulator (belakang terminal kabel) , Pressure Switch

Gambar 2.7 Pompa Hidrolik

10
Gambar 2.8 Oil Tank Sistem Hidrolik

2.2.3 Penggerak Pneumatik


Hampir semua pemutus sirkuit di atas di pasaran saat ini menggunakan mekanisme operasi pegas.
Namun, masih ada ribuan pemutus sirkuit pneumatic yang digunakan di seluruh dunia. Penggerak
mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik, elektrik
dan udara bertekanan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai
penggerak untuk membuka dan menutup PMT. Garis besarnya Udara yang ditekan oleh pompa
motor listrik hingga tekanan tertentu ditampung dalam tangki reservoir kemudian akan
menggerakkan kontak-kontak PMT.
Komponen-komponen yang ada pada sistem pneumatic:
a. Motor kompressor
Berfungsi untuk megoperasikan pompa kompresi udara (penggerak mula).
b. Pompa kompresi udara
Berfungsi sebagai alat untuk memampatkan udara, biasannya mengisap udara dari
atmosfir.
c. Kopling
Merupakan penghubung antara motor kompresor dengan pompa kompresi.
d. Tanki udara
Berfungsi sebagai penyimpanan udara bertekanan agar apabila ada kebutuhan udara
tekan yang berubah-ubah jumlahnya dapat dilayani dengan lancar.

11
e. Katup satu arah (Non return valve)
Berfungsi untuk mencegah tekanan udara dari tangki kembali ke ruang kompresi
apabila tekanan lebih tinggi dai udara keluar kompresor atau pada saat kompresor
berhenti.
f. Katup pengaman (Safety valve)
Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tingkat kompressor.katupa
ini harus membuka dan membuang udara keluar jika tekanan melebihi 1,2 kali tekanan
normal maksimum dari kompresor.
g. Pressure switch
Berfungsi sebagai switch start dan stop motor kompresor apabila dioperasikan secara
otomatis.
h. Pressure gauge
Berfungsi untuk mengukur tekanan tangki udara serta sistem pengisisan udara.
i. Oil level
Berfungsi untuk mengetahui level minyak pelumas pada pompa kompresi.
j. Pengering udara (air dryer) atau penjebak air (water trap)
Berfungsi untuk mengeringkan udara/menjebak air pada udara yabg dihasilkan
kompresor sebelum dialirkan ke tangki udara.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Relay proteksi atau relay pengaman adalah susunan peralatan berfungsi untuk mendeteksi atau
merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak normalan pada peralatan atau
bagian sistem tenaga listrik. Relay proteksi dapat mendeteksi atau merasakan adanya gangguan
pada peralatan yang diamankan dengan mengukur atau membandingkan besaran- besaran tertentu
yang diterimanya, sesuai dengan besaran yang telah ditentukan.
Relay yang bekerja berdasarkan input arus contohnya OCR & GFR, relay yang bekerja
berdasarkan input tegangan contohnya OVR, sedangkan relay yang bekerja berdasarkan flow
contohnya relay bucholz, relay jensen dan relay tekanan lebih.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.polsri.ac.id/1717/3/Bab%20II.pdf (diakses pada Kamis, 26 September 2019)


http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/74/jbptppolban-gdl-egayogaerl-3674-3-bab2--2.pdf (diakses pada
Kamis, 26 September 2019)
https://www.academia.edu/35167749/Download_over_current_relay (diakses pada Kamis, 26
September 2019)
https://www.academia.edu/7006985/SERI_RELAY_ELEKTROMAGNETIS_PROTEKSI_SISTEM_T
ENAGA_LISTRIK (diakses pada Kamis, 26 September 2019)
https://slametumy.files.wordpress.com/2016/03/rele-proteksi1.pdf (diakses pada Kamis, 26 September
2019)
https://media.neliti.com/media/publications/201228-studi-penyetelan-relay-arus-lebih-ocr-pa.pdf
(diakses pada Kamis, 26 September 2019)
https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=290492609&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%22archive_v
iew_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2
C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D (diakses pada Kamis, 26
September 2019)
http://eprints.polsri.ac.id/4656/2/File%20II%20%28BAB%201%20%26%20BAB%202%29.pdf
(diakses pada Kamis, 26 September 2019)

14

Anda mungkin juga menyukai