Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2


1.2 Latar Belakang.......................................................................................... 2
1.3 Rumusan masalah ..................................................................................... 3
1.4 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
3.1 Pengertian peralatan pemisah dan penghubung ....................................... 5
1. Pemisah..................................................................................................... 5
2. Penghubung dan Pemutus (PMT)............................................................. 9
3.2 Fungsi dan kegunaan pemisah dan penghubung .................................... 11
3.3 Cara Mengisolasi Busur Api .................................................................. 13
3.4 Prinsip Kerja pemutus (PMT) dan pemisah (PMS)................................ 16
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat maka


dibangunlah Pusat Pembangkit Listrik, Gardu Induk ( GI ) dan saluran transmisi
sebagai media penyalur aliran daya listrik hingga sampai ke konsumen. Jadi
gardu induk merupakan tempat pemutusan dari tenaga yang dibangkitkan dan
interkoneksi dari sistem transmisi dan distribusi kepada para pelanggan. Oleh
karena itu, agar tetap terjaminnya keamanan dan kepuasan pelanggan, maka
Gardu Induk harus memiliki peralatan pemisah dan penghubung.
Penghubung atau pemutus (PMT) adalah alat yang paling penting dari
semua alat penghilang / peredam dari gangguan tenaga. PMT mempunyai 2
kemampuan untuk menghilangkan arus hubung singkat yang sangat besar yang
melebihi nilai nominal dari arus beban yang melewati konduktor maupun
isolator. Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan
instalasi tegangan tinggi biasanya digunakan untuk memishakan beban yang
akan diperbaiki dari beban bertegangan.

Pemisah dan penghubung harus selalu dipelihara dengan baik, karena


berhubungan langsung dnegan kelangsungan penyaluran daya listrik ke
pelanggan. Dari hal tersebut maka bagi mahasiswa terutama jurusan Teknik
Elektro sangat perlu untuk memahami peralatan pemisah dan penghubung baik
dalam kegunaan, jenis –jenis PMT , cara kerja, cara penganggulangannya dan
lain sebagainya.

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 2
1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut :


1. Apa yang dimaksud peralatan pemisah dan penghubung ?
2. Apa fungsi pemisah dan penghubung ?
3. Bagaimana cara mengisolasi busur api ?
4. Bagaimana cara kerja peralatan pemisah dan penghubung ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebgai berikut :


1. Mengetahui apa yang maksud peralatan pemisah dan peghubung pada Gardu
Induk.
2. Mengetahui fungsi pemisah dan penghubung
3. Mengetahui cara mengisolasi busur api
4. Mengetahui cara kerja peralatan pemisah dan penghubung

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 3
BAB II DASAR TEORI

Gardu induk merupakan tempat pemutusan dari tenaga yang dibangkitkan


dari inter koneksi dari sistem transmisi dan distribusi kepada para pelanggan.
Saluran transmisi dan distribusi ini di hubungkan dengan ril (bus) melalui
transformator utama, setiap saluran mempunyai pemutus beban (circuit breaker)
dan pemisah (disconnect switch) pada sisi keluarannya. Pemutus beban dan
pemisah dinamakan peralatan penghubung (switchgear)

Gardu induk disebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan
dari transformator dan rangkaian Switchgear yang tegabung dalam satu kesatuan
melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada
dasarnya gardu induk bekerja mengubah tegangan yang dibangkitkan oleh pusat
pembangkit tenaga listrik menjadi tegangan tinggi/tegangan transmisi dan
kemudian mengubahnya menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi.

Transformator adalah suatu alat elektro statis bekerja secara magnetis yang
mengubah bentuk energi arus bolak balik dari suatu jaringan ke jaringan yang lain
dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya untuk melayani beban. Sedangkan, Switchgear juga
merupakan salah satu peralatan Gardu Induk yang terdiri dari pemisah dan pemutus
tenaga.

Pemutus Tenaga ( PMT ) adalah saklar yang digunakan untuk


menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Pada waktu pemutusan / penghubungan arus atau daya listrik akan terjadi busur api.
Pemadam busur api listrik pada waktu pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa
macam bahan, yaitu minyak, udara, dan gas. Selain itu, media penggeraknya juga
ada bermacam - macam, yaitu penggerak pegas ( spring ), penggerak hidrolik,
penggerak pneumonik. Pemisah (PMS) atau disconnecting switch adalah sebuah
alat yang dipergunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu peralatan
masih tersambung atau sudah bebas dari tegangan kerja biasanya digunakan untuk
memishakan beban yang akan diperbaiki dari beban bertegangan.

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 4
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian peralatan pemisah dan penghubung

1. Pemisah

Pemisah adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyatakan bahwa


suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja. Oleh karena itu
pemisah tidak duperbolehkan untuk dimasukkan atau dikeluarkan pada saat
rangkaian listrik dalam keadaan berbeban.
Parameter PMS yang harus diperhatikan adalah :
1. Kemampuan mengalirkan arus ( Arus Nominal = Ampere )
Kemampuan mengalirkan arus ditentukan oleh besarnya penampang dua
batang kontaktor, dengan demikian permukaan sentuh dari keduanya
sangat menentukan. Apabila sebagian permukaan kontak terdapat
kotoran (berkarat) akan sangat mempengaruhi luasnya penampang dan
dalam batas tertentu kontaktor akan menjadi panas.
2. Kemampuan tegangan ( Rating Tegangan = KV )
Tegangan operasi PMS dapat dilihat dari kekuatan isolasinya. Semakin
tinggi tegangan akan semakin panjang/tinggi isolator penyangga yang
dipergunakan.
3. Kemampuan menahan Arus Hubung Singkat ( KA : Kilo Ampere )
Apabila terjadi hubung singkat, dimana arus hubung-singkat berlipat kali
arus nominalnya, dalam waktu singkat ( detik ) PMS harus mampu
menahan dalam batas yang diijinkan.

Pada umunya pemisah (PMS) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis


berdasarkan fungsi, gerakan lengan dan penempatannya, yaitu :
a) Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :
- Pemisah peralatan (PMS Bus)
Saklar pemisah peralatan ini berfungsi untuk mengisolasikan atau
melindungi peralatan listrik dari peralatan-peralatan lainnya pada suatu
instalasi bertegangan tinggi. Saklar pemisah ini harus dioperasikan saat
kondisi tanpa beban. Jadi harus diperhatikan bahwa pada waktu
pelepasan sedang tidak ada arus yang mengalir pada peralatan.
Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk
Page 5
- Pemisah tanah (PMS Line)
Saklar pemisah tanah berfungsi untuk mengamankan peralatan dari
tegangan sisa yang timbul dari sebuah jaringan SUTT yang telah
diputuskan, dapat juga untuk mengamankan dari tegangan induksi yang
berasal dari kabel pengahantar atau kabelkabel yang lainnya.
b) Berdasarkan penempatannya dalam sistem tenaga, dibedakan menjadi :
1. Pemisah penghantar
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi penghantar
2. Pemisah rel
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi rel
3. Pemisah kabel
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi kabel
4. Pemisah seksi
Merupakan pemisah yang terpasang pada suatu rel atau bus yang
terpisah menjadi dua seksi. Saklar ini berada didekat jalur bus A dan B.
5. Pemisah tanah
Merupakan pemisah yang terpasang pada penghantar atau kabel untuk
dihubungkan ke tanah.
c) Berdasarkan gerakan dari lengannya pemisah dibagi menjadi 5, yaitu :
1. Pemisah Putar
Saklar pemisah putar memiliki dua buah kontak diam dan dua buah
kontak gerak yang dapat berputar pada sumbunya. Model saklar
pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.

Gambar 3.1 Pemisah Putar


Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk
Page 6
2. Pemisah Luncur
Saklar pemisah luncur ini gerakan kontaknya hanya bergerak keatas dan
kebawah saja. Model saklar pemisah ini biasanya berada di dalam
kubikel dengan peralatan-peralatan yang lain dan di letakkan di dalam
Gardu Induk.

Gambar 3.2 Pemisah Luncur


3. Pemisah Siku
Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2 kontak
gerak yang gerakannya mempunyai sudut 90°. Model saklar pemisah
ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.

Dua kontak penggerak

Mekanik penggerak

Tenaga penggerak PMS PMS ini


dapat dari motor maupun
pneumatik (tekanan udara)
dan dapat dioperasikan oleh
panel kontrol

Gambar 3.3 Pemisah siku

4. Pemisah Engsel
Saklar pemisah engsel ini memiliki satu kontak diam dan satu engsel
yang dapat membuka ke atas dengan sudut 90 derajat. Saklar pemisah
Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk
Page 7
ini gerakannya dari engsel yang biasanya digunakan untuk tegangan
menengah 20 kV – 6 kV. Model saklar pemisah ini biasanya di letakkan
di luar Gardu Induk.

Gambar 3.4 Pemisah Engsel

5. Pemisah Pantograph Saklar


Pemisah ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak
gerak yang terpasang pada ujung lengan-lengan pantograph. Model
saklar pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk. Pemisah
pantograph biasanya digunakan di jaringan 500 kV.

Gambar 3.5 PMS 500kv posisi masuk (on ) Gambar 3.6 PMS 500kv posisi lepas(off)

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 8
2. Penghubung dan Pemutus (PMT)

Pemutus tenaga (PMT) meupakan peralatan saklar mekanis, yang


mampu menutup, mengalirkan, dan memutus arus beban dalam kondisi
normal serta abnormal / saat terjadi gangguan seperti kondisi short circuit
/ hubung singkat.

Pada saat menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan


recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena
itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut,
seperti media udara dan gas SF6.

Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan
fungsi diatas adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban
maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus
tenaga.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar
tidak sampai merusak peralatan sistem membuat sistem tidak stabil dan
merusak pemutus tenaga itu sendiri.

Klasifikasi PMT dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating/ nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi.
a. Berdasarkan besar/kelas tegangan
- PMT tegangan rendah Dengan range tegangan 0,1 s/d 1kV
- PMT tegangan menengah Dengan range tegangan 1 s/d 35kV
- PMT tegangan tinggi Dengan range tegangan 35 s/d 245kV
- PMT tegangan extra tinggi Dengan range tegangan lebih besar dari
245kVAC

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 9
b. Berdasarkan jumlah mekanik penggerak/ tripping coil.
1. PMT single pole PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada
masing - masing pole, umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay
penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa.

Gambar 3.7 PMT Single Pole

2. PMT three pole one


Drive PMT jenis ini mempunyai satu penggerak mekanik untuk tiga
fasa, guna menghubungkan satu fasa dengan fasa yang lain
dilengkapi dengan kopel mekanik. Umumnya PMT ini dipasang pada
bay trafo dan bay kopel serta PMT 20kV untuk saluran distribusi.

Gambar 3.8 PMT Three Pole

c. Berdasarkan media isolasi


Jenis PMT dapat dibedakan menjadi:
- PMT gas SF6
- PMT Minyak
- PMT Udara Hembus (air blast)
- PMT Hampa Udara (vacuum)

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 10
3.2 Fungsi dan kegunaan pemisah dan penghubung

Secara umum Pemutus tenaga (PMT) berfungsi untuk memutuskan


hubungan tenaga listrik dalam keadaan gangguan maupun dalam keadaan
berbeban dan proses ini harus dapat dilakukan dengan cepat. Pemutus tenaga
listrik dalam keadaan gangguan akan menimbulkan arus yang relatif besar, pada
saat tersebut PMT bekerja sangat berat. Bila kondisi peralatan PMT menurun
karena karena kurangnya pemeliharaan, sehingga tidak sesuai lagi kemampuan
dengan daya yang di putuskannya, maka PMT tersebut akan dapat rusak
(meledak).
Pada waktu menghubungkan atau memutuskan beban, akan terjadi
tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api. Hal
tersebut terjadi karena pada saat kontak PMT dipisahkan , beda potensial
diantara kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut,
seperti ditunjukkan pada gambar

Gambar 3.9 Pembentukan busur api

Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan kontak


dan menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan medan
elektrik menimbulkan emisi medan tinggi pada Kontak katoda (K). Kedua emisi
ini menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan bergerak menuju
kontak anoda (A). Elektron-elektron ini membentur molekul netral media isolasi
dikawasan positif, benturan-benturan ini akan menimbulkan proses ionisasi.
Dengan demikian, jumlah elektron bebas yang menuju anoda akan semakin

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 11
bertambah dan muncul ion positif hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda,
perpindahan elektron bebas ke anoda menimbulkan arus dan memanaskan
kontak anoda.

Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang
berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya
tungsten atau karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan pemanasan di
katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari
bahan yang titik leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan menimbulkan
emisi medan tinggi. Hasil emisi thermis ini dan emisi medan tinggi akan
melanggengkan proses ionisasi, sehingga perpindahan muatan antar kontak terus
berlangsung dan inilah yang disebut busur api. Untuk memadamkan busur api
tersebut, terdapat beberapa cara yaitu : PMT gas SF6, PMT Minyak, PMT Udara
Hembus (air blast) dan PMT Hampa Udara (vacuum)

Ada dua macam fungsi pemisah , yaitu :


- Pemisah Tanah ( Pisau Pentanahan )
Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah saluran
tegangan yang tinggidiputuskan atau induksi tegangan dari penghantar atau
kabel lainnya. Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang –orang yang bekerja
pada peralatan instalasi.
- Pemisah Peralatan
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau
instalasi lain yang bertegangan. Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada
rangkaian yang tidak berbeban

.
Gambar 3.10 Pemisah (PMS)

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 12
3.3 Cara Mengisolasi Busur Api
Jenis-jenis PMT berdasarkan media insulator dan material dielektriknya,
adalah terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Sakelar PMT Minyak

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA dan
pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat kontak dipisahkan,
busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak menguap dan
menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api, karena panas
yang ditimbulkan busur api, minyak mengalami dekomposisi dan
menghasilkan gas hydrogen yang bersifat menghambat produksi pasangan
ion. Oleh karena itu, pemadaman busur api tergantung pada pemanjangan
dan pendinginan busur api dan juga tergantung pada jenis gas hasil
dekomposisi minyak.

Gambar 3.11 Busur api pada pemutus daya minyak

Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan tekanan


terhadap minyak, sehingga minyak terdorong ke bawah melalui leher bilik.
Di leher bilik, minyak ini melakukan kontak dengan busur api. Hal ini akan
menimbulkan pendinginan busur api, mendorong proses rekombinasi dan
menjauhkan partikel bermuatan dari lintasan busur api.
Minyak yang berada diantara kontak sangat efektif memutuskan
arus. Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak
memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang
membutuhkan pemutusan arus yang cepat.

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 13
Sakelar PMT minyak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Sakelar PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit
Breaker)
Tipe minyak ini berfungsi sebagai peredam loncatan bunga api listrik
sealama terjadi pemutusan kontak dan sebagai isolator antara bagian-
bagian yang bertegangan dengan badan, jenis PMT ini juga ada yang
dilengkapi dengan alat pembatas busur api listrik.
b. Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil Content Circuit
Breaker)
Tipe minyak ini hanya dipergunakan sebagai peredam loncatan bunga api
listrik, sedangkan sebagai bahan isolator dari bagian-bagian yang
bertegangan digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organic.
2. Sakelar PMT Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan
pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. PMT udara hembus dirancang
untuk mengatasi kelemahan pada PMT minyak, yaitu dengan membuat media
isolator kontak dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi
pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu
yang sangat cepat. Saat busur api timbul, udara tekanan tinggi dihembuskan ke
busur api melalui nozzle pada kontak pemisah dan ionisasi media diantara kontak
dipadamkan oleh hembusan udara tekanan tinggi itu dan juga menyingkirkan
partikel-partikel bermuatan dari sela kontak, udara ini juga berfungsi untuk
mencegah restriking voltage (tegangan pukul ulang).

Gambar 3.12 Pemadaman busur api pada pemutus daya udara hembus

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 14
3. Sakelar PMT vakum (Vacuum Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus rangkaian bertegangan sampai
38 kV. Pada PMT vakum, kontak ditempatkan pada suatu bilik vakum. Untuk
mencegah udara masuk kedalam bilik, maka bilik ini harus ditutup rapat dan
kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat logam.

Gambar 3.13 Kontak pemutus daya vakum

Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis dan medan
tegangan yang tinggi yang memproduksi elektron-elektron bebas. Elektron hasil
emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-elektron bebas ini tidak bertemu
dengan molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak
ada penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api.
Dengan kata lain, busur api dapat dipadamkan.
4. Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan
pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan pada
tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni adalah tidak
berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu
diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan
bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan
tinggi. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik
dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak
menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka.
Sakelar PMT SF6 ada 2 tipe, yaitu:
1. PMT Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type)
2. PMT Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type)

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 15
3.4 Prinsip Kerja pemutus (PMT) dan pemisah (PMS)

1. Prinsip Kerja Pemisah (PMS)

Pada dasarnya prinsip PMS ini sama dengan prinsip saklar biasa.
PMS dipakai untuk membebaskan PMT dari tegangan yang mengalir pada
PMT tersebut. Agar dapat dilakukan perawatan atau perbaikan pada PMT
tersebut, maka PMS harus dibuka agar pada PMT tersebut tidak terdapat
tegangan dan PMT aman bagi teknisi yang akan melakukan perawatan.

Gambar 3.14 Diagram Sistem PMS

Pada PMS terdapat mekanisme interlocking yang berfungsi untuk


mengamankan pembukaan dan penutupan PMS. Mekanisme interlocking
tersebut adalah:
 PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi tertutup.
 Saklar pembumian (Earthing Switch) dapat di tutup hanya pada saat
PMS dalam keadaan terbuka.
 PMS dapat di tutup ketika PMT dan Saklar pembumian terbuka.
 PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam kondisi telah terbuka atau
telah tertutup.

2. Prinsip Kerja Pemutus (PMT)

Pada kondisi normal PMT dapat dioperasikan lokal oleh operator


untuk maksud switching dan perawatan. Pada kondisi abnormal/gangguan
pada CT (Current Transformer) akan membaca arus lebih yang lewat
apabila sudah di tentukan kemudian relay akan mendeteksi gangguan dan
menutup rangkaian trip circuit, sehingga trip coil energized, lalu mekanis
penggerak PMT akan dapat perintah buka dari relay dan beroperasi
membuka kontak – kontak PMT, maka gangguan pun akan hilang.

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 16
Pada waktu pemutusan / menghubungkan daya listrik akan terjadi
busur api, yang terjadi pada kontak – kontak di dalam ruang pemutus.
Pemadam busur api dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan peredam,
diantaranya yaitu dengan minyak, udara, dan gas. Bahan peredam busur api
yang digunakan pada Gardu Induk biasanya yaitu menggunakan bahan
GAS SF6 (Sulphur Hexafluoride).

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 17
BAB IV PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Adanya peralatan pemisah dan penghubung sangat penting, agar penyaluran
daya dari pembangkit ke konsumen tetap berjalan dan kontinuitasnya tetap
terjaga saat terjadi gangguan maupun pada saat perawatan dimana kontrol
tersebut dilakukan pada Gardu Induk.
2. Agar dapat dilakukan perawatan atau perbaikan PMT, maka PMS harus
dibuka agar pada PMT tersebut tidak terdapat tegangan dan PMT aman bagi
teknisi yang akan melakukan perawatan.
3. Pemeliharaan terhadap PMT merupakan suatu hal yang penting, karena
pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur peralatan dan menjamin
berfungsinya alat dengan baik. Pemeliharaan tersebut dilakukan pada
pengukuran tahanan isolasi, tahanan kontak, breakeranalizer dan juga
tahanan pentanahan pada PMT.
4. Dari setiap pemutusan tenaga listrik dengan tegangan dan arus operasi yang
besar selalu diikuti dengan terjadinya busur api. Besar busur api tergantung
pada besar arus yang diputuskan, dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan pada kontak – kontak pemutus tenaga, untuk itu busur api yang
terjadi harus dipadamkan dilengkapi dengan komponen busur api dengan
media – media pemadaman tertentu.

b. Saran
1. PMT memang masih mampu melindungi peralatan dari hubung singkat,
tetapi kemungkinan kegagalan perlindungan masih terjadi, untuk itu
disarankan melakukan pengecekan/pengujian terhadap PMT untuk
memastikan umur komponen lebih lama dan unjuk kerja yang lebih baik,
normal sesuai dengan fungsinya
2. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan harus dipertahankan di setiap
perushaan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan maupun kualitas
penyaluran tenaga listrik secara keseluruhan.

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 18
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/L2F606024_MK
P.pdf , diakses pada tanggal 10 Oktober 2017

[2] https://www.academia.edu/12133687/Sistem_Proteksi_Gardu_Induk , diakses pada


tanggal 10 Oktober 2017

[3]https://www.academia.edu/28354774/MAKALAH_TRANSMISI_and_GARDU_IND
UK_PERALATAN_PENGHUBUNG_PADA_GARDU_INDUK_GI_Bindar_Marda_13
_SV , diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
[4] https://www.academia.edu/12133687/Sistem_Proteksi_Gardu_Induk , diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017
[5]https://www.academia.edu/24270422/BAB_III_SISTEM_KELISTRIKAN_3.1._Fasili
tas_Gardu_Induk , diakses pada tanggal 11 Oktober 2017
[6] http://dunia- listrik.blogspot.co.id/2009/03/perlengkapan- gardu- induk.html , diakses
pada tanggal 11 Oktober 2017
[7] https://www.academia.edu/12133687/Sistem_Proteksi_Gardu_Induk , diakses pada
tanggal 11 Oktober 2017

Pemisah dan penghubung pada Gardu Induk


Page 19

Anda mungkin juga menyukai