MUH TASBIR
105821118217
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis Laporan Tugas Akhir ini yag berjudul “ ANALISA PERALATAN
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata
Satu (S-1) pada Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
1. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Ibu Adriani, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
3. Dr. Ir. Zahir Zainuddin M.Sc Selaku Pembimbing I dan Bapak Ir. Abdul Hafid,
M.T Selaku Pembimbing II yang telah memberikan waktu, arahan serta ilmu
4. Para Staff dan Dosen yang membantu penulis selama melakukan studi di Jurusan
5. Para pegawai PT PLN (Persero) Gardu Induk Bolangi yang mengizinkan dan
Reguler angkatan 2017 dan seluruh keluarga besar Fakultas Teknik atas segala
dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini, sehingga
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa serta teknik penyajian dalam skripsi
ini. Maka dari itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala bentuk kritikan dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar dapat memotivasi kami kedepannya
Akhir kata penulis sampaikan pula harapan semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat yang cukup berarti khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Semoga Allah SWT, senantiasa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Aamiin.
Penulis
iii
Muh Tasbir1
1)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar
E_mail : tasbir45@gmail.com
ABSTRAK
Proses penyaluran energi listrik dari gardu induk ke konsumen sering kali terjadi
gangguan, gangguan listrik pada gardu induk disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal seperti kurang baiknya peralatan itu sendiri
sedangkan faktor eksternal seperti human error dan juga bisa gangguan alam seperti
petir, gempa, banjir, angin dan lain -lain. Sistem proteksi sebagai pengaman pada
peralatan listrik yang terdapat pada gardu induk. Lightning Arrester. memiliki peran
penting dalam gardu induk untuk membatasi switching dan lonjakan petir lalu lonjakan
petir dialirkan ke tanah. kinerja lightning arrester berdasarkan jarak penempatannya
terhadap peralatan yang di lindungi,diperoleh Tegangan Sistem Maksimum 165 Kv,
tegangan pengenal Lightning Arrester 132 Kv Impedansi Saluran/Penghantar 475,764 Ω,
Tegangan Tembus Isolasi Udara 1515,8 Kv, Arus Pelepasan Arrester 4,27 KA dan jarak
optimum jarak antara lightning arrester dan transformator 10,96 M.
iv
Muh Tasbir1
1) Electrical Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Unismuh Makassar
E_mail : tasbir45@gmail.com
ABSTRACT
The process of distributing electrical energy from the substation to consumers often
occurs disruption, electrical disruption at the substation is caused by two factors, namely
internal and external factors. Internal factors such as poor equipment itself, while
external factors such as human error and natural disturbances such as lightning,
earthquakes, floods, wind and others. Protection system as safety for electrical equipment
at the substation. Lightning Arrester. has an important role in the substation to limit
switching and lightning surges then the lightning surge is sent to the ground. the
performance of the lightning arrester based on the distance between the placement of the
protected equipment, the maximum system voltage is 165 Kv, the rated voltage of the
Lightning Arrester is 132 Kv. The optimum distance between the lightning arrester and
the transformer is 10.96 M.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1
B Rumusan Masalah 3
C Batasan Masalah 4
D Tujuan Penelitian 4
E Manfaat Penelitian 4
F Sistematika Penulisan 4
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33
A Analisa Kinerja (Performance Lightning Arrester ) 33
1. Data yang digunakan dalam perhitungan. 33
2. Menentukan Rating Lighting Arrester Yang 36
Terpasang Pada Saluran Penghantar
3. Optimasi jarak antara Lightning arrester dengan 38
transformator daya Gardu Induk Bolangi 150 Kv
BAB V PENUTUP 45
A Kesimpulan 45
B Saran 45
Daftar Pustaka 47
Lampiran
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
2.2 Batasan Nilai Arus Bocor Resistif Maksimum dari Beragam Pabrikan 26
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang sampai kepelanggan atau pun konsumen diperlukan keandalan agar dalam
beban dan menyebabkan kerugian pada sistem transmisi maupun kerugian pada
pengahantar tidak bertegangan secara langsung dan tidak langsung melalui media
memenuhi kriteria feasibilitas dan ekonomis untuk menyediakan tenaga listrik secara
handal dan berkualitas. Tetapi semua tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila
terjadi salah operasi pada sistem proteksi. Kesalahan operasi disebabkan oleh sistem
proteksi yang bekerja tidak semestinya akibat kekeliruan setting atau kekeliruan
operasi sistem. Oleh sebab itu, perlu ketelitian dalam penyetelan dan pengujian secara
Dalam proses penyaluran energi listrik dari gardu induk ke konsumen sering
kali terjadi gangguan, gangguan listrik pada gardu induk disebabkan oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti kurang baiknya peralatan
itu sendiri sedangkan faktor eksternal seperti human error dan juga bisa gangguan
alam seperti petir, gempa, banjir, angin dan lain -lain. Maka dari itu sistem proteksi
1
2
gardu induk mempunyai peranan sangat penting sebagai pengaman pada peralatan
listrik yang terdapat pada gardu induk. Salah satu sistem proteksi pada gardu induk
gardu induk dari teganggan tinggi, arrester memiliki peran penting dalam gardu induk
untuk membatasi switching dan lonjakan petir lalu lonjakan petir dialirkan ke tanah.
Dalam sistem tenaga listrik arrester merupakan kunci isolasi saat surja (surge) tiba di
gardu induk kemudian arrester akan melepaskan muatan listrik dan tegangan
abnormal yang akan mengenai gardu induk dan peralatannya akan berkurang
dengan beberapa evaluasi dan proses merancang gardu induk, oleh karena itu
kegagalan arrester selama over voltage dapat menyebabkan gardu induk berada
dalam resiko kerusakan. Setiap sistem tenaga listrik perlu dilindungi dari lonjakan
petir, untuk mencegah kerusakan sistem tenaga listrik, dengan perancangan yang baik
dan benar sangat penting sebagai pertimbangan perlindungan sistem tenaga listrik.
akibatnya biaya perlidungan menjadi berkurang sesuai dengan biaya dari unsur–unsur
yang dilindungi.
Prinsip kerja arrester yaitu dalam keadaan normal arrester berlaku sebagai
isolator, dan saat timbul teganggan surja alat ini berubah menjadi konduktor yang
tahanannya relatif rendah, sehingga dapat menyalurkan kan arus yang tinggi ke tanah.
Setelah surja hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolasi. Umumnya
3
arrester dipasang pada setiap ujung saluran udara tegangan tiggi yang memasuki
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka setiap pemasangan gardu induk
harus dilengkapi dengan arrester. Agar mendapatkan hasil terbaik dari arrester
dan kinerja arrester tersebut dalam melindungi peralatan dari teganggan lebih.Salah
satu cara mengatasi masalah yang terjadi akibat gangguan alam seperti petir yang
arrester.
Arrester ini harus mampu menyalurkan arus gangguan surja petir yang terjadi
secepatnya ke tanah. Dengan demikian, pada sebuah gardu induk sangat diperlukan
dengan peralatan dapat melindungi peralatan dari gangguan tegangan lebih transien.
Saat terjadi gelombang berjalan yang menimbulkan tegangan lebih terhadap peralatan
B. RUMUSAN MASALAH
Bolangi 150 Kv ?
C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah pada penelitian ini penulis hanya membahas sistem Proteksi
D. TUJUAN PENELITIAN
E. MANFAAT PENELITIAN
Gardu induk
proteksi
F. SISTEMATIKA PENULISAN
menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, saya
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, judul, tujuan dan manfaat dari
Pada bab ini membahas tentang teori teori dasar gardu induk dan lightning
arrester.
Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode pengerjaan skripsi.
Pada bab ini menguraikan analisa peralatan lightning arrester pada gardu
induk
BAB 5 PENUTUP
A. GARDU INDUK
Gardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan
dari transformer dan rangkaian switch gear yang tergabung dalam satu kesatuan
melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada
dasarnya gardu induk bekerja mengubah tegangan yang dibangkitkan oleh pusat
pembangkit tenaga listrik menjadi tenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau
distribusi.
Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu
induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran
(transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Fungsi gardu induk
secara umum :
6
7
listrik.
tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu
induk lain
menurut dari segi fungsi, segi pemasangan, dan lain-lain. Berikut adalah jenis-
Gardu induk jenis pasangan luar terdiri dari peralatan tegangan tinggi
pasangan luar. Pasangan luar yang dimaksud adalah diluar gedung atau
gedung, seperti peralatan panel kontrol, meja penghubung (switch board) dan
8
baterai. Gardu Induk jenis ini ini memerlukan tanah yang begitu luas namun
switchgear dan panel kontrol serta baterai semuanya. Jenis pasangan dalam
ini dipakai untuk menjaga keselarasan dengan daerah sekitarnya dan untuk
dengan pasangan luar inilah tipe gardu induk ini disebut juga gardu induk
jenis ini umumnya berada dipusat kota, karena tanah yang tidak memadai.
Yaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi untuk
Gardu induk transmisi yang ada di PLN adalah tegangan tinggi 150 KV dan
yaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk transmisi
Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output
voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada
dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit
tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan
jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat
keadaan normal.
beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor
berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau
antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang
gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung
Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang
Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di
Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat
1. Transformator
berfungsi untuk mendapatkan titik netral dari trafo daya . peralatan ini
(NGR).
operasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat
tenaga listrik terhadap surja petir. Alat pelindung terhadap surja petir
tanah.
(power follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil
didisipasikan.
ini ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total paralel
arus dari jaringan tanah. Tetapi jika suatu tegangan lebih impuls tiba
a. Bagian-Bagian Arrester
1. Elektroda
2. Spark gap
hubung pada arrester yang terpasang, maka pada spark gap atau sela
3. Tahanan Katup
perubahan tegangan.
b. Jenis-Jenis Arrester
1. Arrester Jenis Ekspulsi
mempunyai dua sela yang terhubung seri, yaitu sela luar dan sela
dan arus bocor ke tanah. Tegangan tembus sela luar dibuat lebih
rendah dari pada tegangan lompatan api isolator pendukung sela luar.
16
Gambar 2.1
Arrester Jenis Ekspulsi
udara. Arrester ini terdiri dari sela percik, resistor non linier dan
isolator tabung. Sela percik terdiri dari beberapa susunan elektroda plat
–plat terhubung seri. Sela percik dan resistor non linier keduanya
kurang lebih 25 mm. Nilai resistansi resistor ini sangat besar ketika
Gambar 2.2
Arrester Katup
pada metode pemadaman busur api pada sela percik. Pada arrester
yang terbuat dari logam oksida (Metal Oxide). Karena bahan utamanya
arrester MO.
18
Gambar 2.3
Kontruksi Arrester Logam Oksida
Arrester katup jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien
rangkaian mulai dari 2.400 volt sampai 287 kV dan lebih tinggi.
Arrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu.
transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini juga
penting. Arrester jenis saluran ini dipakai pada sistem dengan tegangan
15 kV sampai 69 kV.
19
c. Syarat-Syarat Arrester
peralatan gardu yang mempunyai BIL yang sama dengan BIL yang
dengan BIL.
d. Penempatan Arrester
150 kV jarak antara arrester dan transformator tidak melebihi 80 meter dan
untuk sirkit tunggal adalah seperdua dari jarak tersebut. Pada dasarnya untuk
tegangan sisa. Peristiwa ini dapat dicegah jika arrester dapat dipasang
adalah:
1. Scheduled restoration
2. Scheduled discard
1. Condition monitoring
3. Lifetime prediction.
sebagai berikut:
LA.
pengamatan.
dengan kompensasi harmonisa orde ke-3 atau dikenal juga dengan LCM serta
dilengkapi alat monitoring online arus bocor resistif dan datanya dapat
kamera thermal/ kamera thermovisi, bukan thermo gun. Tujuan dari kegiatan
anomali peralatan. Berikut ini adalah tabel Batasan Nilai Arus Bocor Resistif
Tabel 2.2 Batasan Nilai Arus Bocor Resistif Maksimum dari Beragam
Pabrikan
kV Ires,max
(µA)
70 100
150 150
500 250
27
ZnO.
berikut:
LA. Nilai pentanahan yang tinggi menunjukkan adanya anomali pada sistem
bertegangan.
30
tersebut mampu bekerja pada saat terjadi surja. Jika dalam kondisi baik,
counter akan bertambah bila di beri impulse tegangan DC. Impulse tegangan
1. Studi Pustaka
ini, serta mengkaji teori-teori yang mendukung dalam penyelesaian masalah dalam
penelitian skripsi ini. Adapun beberapa teori itu didapat dari sumber bacaan seperti
2. Observasi
Pengumpulan data untuk penelitian skripsi ini secara langsung didapat dari
(Persero) Gardu Induk Bolangi 150 Kv dan berdiskusi langsung dengan dosen
pembimbing.
B. TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini bertempat di PT PLN (Persero) Gardu Induk Bolangi 150 Kv
C. PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa data yang diperlukan seperti single
line diagram Gardu Induk, data Transformator , data proteksi Lightning arrester yang
30
31
1. Metode Dokumentasi
2. Metode Wawancara
tempat tersebut.
mendapatkan hasil yang jelas dan nyata serta pencatatan secara sistematis
150 Kv.
D. PROSEDUR PENELITIAN
Mulai
Perumusan Masalah
Pengambilan
Data
Dilapangan
Verifikasi Data
Hasil penelitian
tidak
Data
lengkap
Kesimpulan Dan Saran
ya
Analisis Data
tidak
Hasil Baik
dan Dapat
ditetapkan
ya
peralatan yang dilindungi. Pada analisa ini bertujuan untuk menentukan jarak optimum
arrester terhadap tranformator daya yang terpasang di Gardu Induk Bolangi 150 Kv.
Data Teknis
Merek : ABB Tegangan pengenal : 119 kV – Cont
Tipe : PEXLIM Q132-XV170 Frekuensi : 50 Hz
No. seri : Pasa : R 75227518 Arus discharge : 10 kA
Pasa : S 75227519 Short Circuit : 50KA
Pasa : T 75227520
33
34
Penghantar
= 150 kV × 1,1
= 165 kV
Atau jika merujuk pada nameplate Arrester dengan nomor seri PEXLIM Q132-
meskipun dari hasil perhitungan di peroleh nilai tegangan maksimum sistem 165
adalah 170 kv ini berarti bahwa Lighting Arrester yang terpasang mampu bekerja
=132 kV
Atau jika merujuk pada Nameplate Arrester dengan nomor seri PEXLIM Q132-
sedangkan yang terpasang rating tegangan pengenal Lighting Arrester adalah 132
38
kv ini berarti bahwa Lighting Arrester yang terpasang mampu bekerja sesuai
Bolangi menggunakan penghantar jenis ASCR ukuran 435/55. Sesuai data sheet
Manufactur KBMI atau SPLN 41-7 : 1981. Kabel ukuran 435/55 memiliki
Diameter = 28.80 mm dan dari hasil wawancara dengan karyawan PT. PLN
(Persero) UPT/GI Bolangi bahwa tinggi rata-rata penghantar dari tanah adalah 20
R = D/2
= 28.80/2
= 14.40 mm = 0.0144 m
(Ω)
Z = 60 ln ( ) (Ω)
Z = 60 ln 2.777,777 (Ω)
Z = (Ω)
Persamaan tegangan tembus isolator dapat ditentukan dengan data dan persamaan
dibawah ini:
W = Panjang Rentangan Isolator Tegangan 150 Kv Adalah 1.5 Meter ( Tabel 4.3)
Maka:
( )
( )
Diketahui:
kA
kA
kA
dibawah dari nilai yang tertera pada nameplate Arrester yakni 10 kA. Sehingga
Pada nameplate LA Transformator Daya Gardu Induk Bolangi diketahui Ep= 650
KV
Untuk menentukan jarak optimum antara lightning arrester dan transformator maka
= 10.96 meter
arrester dan transformator diperoleh S = 10.96 meter, sedangkan jarak (S) antara
41
lightning arrester dan transformator yang terpasang pada gardu induk Bolangi 150
transformator atau peralatan lain yang dilindungi berada di bawah nilai optimum ,
Berikut data hasil pemeliharaan Gardu Induk sesuai dengan pedoman pemeliharan
flash)
Insulator retak, Inspeksi Kondisi Baik
Insulator Visual insulator
gompal housing
(retak/ patah)
Insulating Feet Insulating feet Inspeksi Kondisi Baik
berubah warna Visual insulator
dudukan
berubah warna/
bekas flash
Insulating feet Inspeksi Kondisi Baik
retak Visual insulator
dudukan
retak
Structure Metallic Spacers, Adanya korona Inspeksi Mendengarkan Tidak
Supporting rods pada cement Audio apakah Dilakukan
(FRP), joint terdapat suara
Holding Plates korona yang
(menjaga support signifikan
rod Retak pada Inspeksi Kondisi cement Baik
pada posisinya), cement joint Visual joint dekat
Compression Ring, aluminum flange
Housing (baik (retak),
terbuat dari terdapat
polymer percikan bunga
api.
Konstruksi Pedestal Inspeksi Kondisi Baik
Penyangga bengkok Visual konstuksi
(pedestal) Pedestal korosi penyangga
LA bengkok/
korosi
Sealing Sealing Ring (atas tidak dapat tidak dapat tidak dapat tidak dapat
System dan bawah), dideteksi karena dideteksi dideteksi dideteksi
Pressure relief posisinya
diapragh (atas dan berada di bagian
bawah), dalam
Clamping ring kompartemen
(untuk menpress Lightning
pressure relief Arrester
diapraghm),
Supporting Ring dan
Venting Outlets
Adanya korona Inspeksi Mendengarkan Tidak
pada junction Audio apakah Dilakukan
HV Conductor terdapat suara
korona yang
signifikan.
Mur dan Baud pada Mur dan Baud Inspeksi Kondisi mur dan Baik
kawat kawat Visual baud kawat
pentanahan. pentanahan pentanahan
Mur dan Baud pada dan insulasi
insulasi kawat kawat
pentanahan. pentanahan
korosi
Pentanahan Kawat Grounding, Kawat Inspeksi Keberadaan Baik
43
termovisi, untuk menemukan hot-spot titik panas yang mengindikasikan adanya anomali
peralatan. Sedangkan untuk metode LCM tidak dilakukan. Di bawah ini adalah tabel
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Thermovisi Bay Line 150 Kv Di Gardu Induk Bolangi
Ultg : Panakkukang
Gardu Induk : Bolangi
Nama Bay : Line Sgm 1
Tanggal : 15 April 2020
Jam : 20.00 Wita
Pelaksana : Operator
Temp Ambient : Oc
Kenaikan
Arus (Ampere) Hasil Thermovisi
Nama Temperatur
Nomor Peralatan Terhadap
No. Phase Kondisi
titik Yang Temperatur
Diperiksa Ambient
Saat
Maks Klem Konduktor (0c)
Thermovisi
Sambungan
R 50 100 22.5 26.2 -14.800 BAIK
dari
Transmisi
1 S 58 100 22 25.2 -9.512 BAIK
ke LA
Sambungan
2 S 58 100 24.2 25.4 -3.567 BAIK
pada LA
kondisi sambungan dari transmisi ke Lightning Arrester berada dalam kondisi baik
Lightning Arrester Level III terdiri dari pengukuran tahanan isolasi/Megger test,
pengukuran tahanan pentanahan dan pengujian surge counter LA. Berikut hasil Inspeksi
nilai resistans isolasi lebih besar dari > 1 G ini menunjukkan bahwa resistans isolasi
b. Pengujian Counter
Nilai awal 22 20 41
Nilai akhir 23 21 42
46
impulse DC dari kapasitor angka bertambah ini menunjukkan bahwa counter pada
nilai resistans pembumian lebih kecil dari < 1 G ini menunjukkan bahwa resistans pembumian
lightning arrester yang terpasang pada gardu induk bolangi 150 Kv telah
B. SARAN
45
46
3. Dari hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi referensi untuk menentukan
Arismunandar, A. 1993. Teknik Tenaga Listrik Jilid II. PT. Pradnya Paramitha.
Jakarta.
Jakarta.
Team O & M. 1981. Operasi dan Memelihara Peralatan. PLN Pembangkitan Jawa
Tobing, L. Bonggas. 2003. Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi. PT. Gramedia
Hidayatulloh, R., Juning tyas tutu dan Kartono. 2016. Analisa Gangguan Hubung
Muhammadiyah Surakarta.
47
48
Mva dengan Metode Diagram Tangga (Lattice Diagram). Jurnal Surya Energy 2(1).
185-192.
N,Tirza. 2014. Analisa setting OCR terhadap arus gangguan pada jaringan 150 KV
di Gardu Induk Tanggul
LAMPIRAN
HASIL PENGUKURAN THERMOVISI BAY LINE 150 KV
GARDU INDUK BOLANGI
ULTG : PANAKKUKANG
JAM : 20.00
PELAKSANA : OPERATOR
TEMP AMBIENT : 30 OC
HASIL KENAIKAN
NAMA ARUS (Ampere) TEMPERATU
THERMOVISI
NOMO PERALATA PHAS R TERHADAP KONDIS
No.
R TITIK N YANG E Saat TEMPERATU I
DIPERIKSA Mak Kondukto R AMBIENT
Thermovi Klem
s r (0C)
si
Sambungan
I. R 50 100 22.5 26.2 -14.800 BAIK
dari
1 Transmisi ke
S 58 100 22 25.2 -9.512 BAIK
LA
T 54 100 22.6 29 -21.948 BAIK
R 50 100 23.5 24.5 -4.000 BAIK
Sambungan
2 S 58 100 24.2 25.4 -3.567 BAIK
pada LA
T 54 100 22.3 29 -22.977 BAIK
Sambungan
R 50 100 24.5 24.8 -1.200 BAIK
pada
3 PT (In) S 58 100 25.6 28.9 -9.810 BAIK
T 54 100 24.5 24.5 0.000 BAIK
4 Sambungan R 50 100 0 0 0.000 BAIK
pada
Keteranga
n:
No ∆T Rekomendasi
Kondisi Baik,
pengukuran
1 <5o
berikutnya dilakukan
sesuai jadwal
Kondisi Sedang, Perlu
2 5o-30o dilakukan pengukuran
satu bulan lagi
Kondisi Buruk,
3 >30o
Perbaiki Segera
HASIL PENGUJIAN ARRESTER
Data Teknis
Merek : ABB Tegangan pengenal : 119 kV – Cont
Tipe : PEXLIM Q132-XV170 Frekuensi : 50 Hz
No. seri : Pasa : R 75227518 Arus discharge : 10 kA
Pasa : S 75227519 Short Circuit : 50KA
Pasa : T 75227520
1. Pemeriksaan visual :
- Pelat nama : Sesuai / Tidak sesuai
- Bushing : Tidak cacat dan bersih / Cacat / Tidak bersih
- Pencacah (counter) *) : Tidak cacat / Cacat
- Pembumian : Sesuai / Tidak sesuai
2. Pengujian
2.1. Pengukuran Resistans isolasi
Fasa R Fasa S Fasa T
Bagian yang
(G) (G) (G)
diukur
Nilai awal 22 20 41
Nilai akhir 23 21 42
Galvanized Steel
Aluminium
Technical Properties
Number / Diameter Calculated Cross DC
Approx. Approx. Calculated Current Standard
of Wire Section Area Resistance
Size Overall Weight of Breaking Carrying Length
at 20 °C
Al GSW Al GSW Diameter Conductor Load Capacity * per Reel
Max.
mm² No. / mm No. / mm mm² mm² mm kg/km kN Ohm/km A m
16/2.5 6 / 1.80 1 / 1.80 15.3 2.5 5.40 62 6.0 1.879 109 2,000
25/4 6 / 2.25 1 / 2.25 23.9 4.0 6.75 96 9.2 1.203 144 2,000
35/6 6 / 2.70 1 / 2.70 34.4 5.7 8.10 139 12.7 0.8353 182 2,000
44/32 14 / 2.00 7 / 2.40 44.0 31.7 11.20 248 43.0 0.6533 225 2,000
50/8 6 / 3.20 1 / 3.20 48.3 8.0 9.60 195 17.1 0.5946 226 2,000
50/30 12 / 2.33 7 / 2.33 51.2 29.8 11.65 375 43.8 0.5644 245 2,000
70/12 26 / 1.85 7 / 1.44 69.9 11.4 11.72 282 26.8 0.4130 287 2,000
95/15 26 / 2.15 7 / 1.67 94.4 15.3 13.61 380 35.8 0.3053 348 2,000
95/55 12 / 3.20 7 / 3.20 96.5 56.3 16.00 707 79.4 0.2992 368 2,000
105/75 14 / 3.10 19 / 2.25 105.7 75.5 17.45 594 108.5 0.2719 395 2,000
120/20 26 / 2.44 7 / 1.90 121.6 19.8 15.46 491 45.7 0.2374 409 2,000
120/70 12 / 3.60 7 / 3.60 122.1 71.3 18.00 895 100.0 0.2364 428 2,000
125/30 30 / 2.33 7 / 2.33 127.9 29.8 16.31 587 57.6 0.2259 425 2,000
150/25 26 / 2.70 7 / 2.10 148.9 24.2 17.10 601 55.3 0.1939 465 2,000
170/40 30 / 2.70 7 / 2.70 171.8 40.1 18.90 788 76.8 0.1682 514 2,000
185/30 26 / 3.00 7 / 2.33 183.8 29.8 18.99 741 66.2 0.1571 533 2,000
210/35 26 / 3.20 7 / 2.49 209.1 34.1 20.27 844 74.9 0.1380 579 2,000
210/50 30 / 3.00 7 / 3.00 212.1 49.5 21.00 973 93.9 0.1363 588 2,000
230/30 24 / 3.50 7 / 2.33 230.9 29.8 20.99 870 73.1 0.1249 614 2,000
240/40 26 / 3.45 7 / 2.68 243.1 39.5 21.84 980 86.4 0.1183 638 2,000
265/35 24 / 3.74 7 / 2.49 263.7 34.1 22.43 994 83.1 0.1094 669 2,000
300/50 26 / 3.88 7 / 3.00 307.4 49.5 24.52 1,236 107.0 0.09390 736 2,000
305/40 54 / 2.68 7 / 2.68 304.6 39.5 24.12 1,151 99.4 0.09490 733 2,000
340/30 48 / 3.00 7 / 2.33 339.3 29.8 24.99 1,169 92.9 0.08539 780 2,000
360/50 54 / 3.00 7 / 3.00 381.7 49.5 27.00 1,442 123.1 0.07573 846 2,000
385/33 48 / 3.20 7 / 2.49 386.0 34.1 26.67 1,331 104.8 0.07432 851 2,000
435/55 54 / 3.20 7 / 3.20 434.3 56.3 28.80 1,640 136.5 0.06656 918 2,000
430/40 43 / 3.45 7 / 2.68 402.0 39.5 28.74 1,417 120.8 0.07207 883 2,000
* Note :
Ambient temperature : 35o C Conductivity of Al : 61% IACS
wind velocity : 0.6 m/sec Solar absorbtion coefficient : 0.5
Continuous operating temperature of conductor : 80°C Emissivity with respect to black body : 0.6
www.kmi.co.id
PT KMI Wire and Cable Tbk reserves the right to change the data content without prior notification
Technical Properties
Number / Diameter Calculated Cross DC
Approx. Approx. Calculated Current Standard
of Wire Section Area Resistance
Size Overall Weight of Breaking Carrying Length
at 20 °C
Al GSW Al GSW Diameter Conductor Load Capacity * per Reel
Max.
mm² No. / mm No. / mm mm² mm² mm kg/km kN Ohm/km A m
490/65 54 / 3.40 7 / 3.40 490.3 63.6 30.60 1,852 153.1 0.05896 991 2,000
493/35 43 / 3.74 7 / 3.48 472.4 66.6 32.88 1,824 121.8 0.06133 994 2,000
510/45 43 / 3.69 7 / 2.63 459.8 38.0 30.03 1,565 136.7 0.06300 955 2,000
550/70 54 / 3.60 7 / 3.60 549.7 71.3 32.40 2,076 170.6 0.05259 1,065 2,000
560/50 48 / 3.86 7 / 3.00 561.7 49.5 32.16 1,936 149.0 0.05158 1,072 2,000
570/40 45 / 4.82 7 / 2.68 821.1 39.5 36.96 2,572 136.2 0.03528 1,332 1,000
650/45 45 / 4.30 7 / 2.87 653.5 45.3 34.41 2,156 155.5 0.04420 1,176 2,000
680/83 64 / 4.00 19 / 3.40 804.2 172.5 41.00 3,230 206.3 0.03620 1,172 1,000
1043/45 72 / 4.30 7 / 2.43 1045.6 32.5 41.69 3,142 217.6 0.02831 1,521 1,000
* Note :
Ambient temperature : 35o C Conductivity of Al : 61% IACS
Wind velocity : 0.6 m/sec Solar absorbtion coefficient : 0.5
Continuous operating temperature of conductor : 80°C Emissivity with respect to black body : 0.6
www.kmi.co.id
PT KMI Wire and Cable Tbk reserves the right to change the data content without prior notification
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
DATA TEKNIK
PERALATAN BUNNG
GARDU INDUK
BOLANGI 150KV
TFAFO #1 60MVA
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
A. TRAFO #1 60MVA
1. DISCONNECTING SWITCH BUS A
DS BUS A
TRAFO #1
Merk ALSTHOM
Type S2DA
No. Seri A1561Y02002
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
DS BUS B
TRAFO #1
Merk ALSTHOM
Type S2DA
No. Seri A1561Y02003
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
PMT
TRAFO #1
Merk ALSTOM
Type GL313 F1/4031P
No. Seri 15 313 0160 01
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
C.T
TRAFO #1
Merk ALSTHOM
Type 0SKF-170
No. Seri 37994008267
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
C.T
TRAFO #1
Merk ALSTHOM
Type 0SKF-170
No. Seri 37994008268
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
C.T
TRAFO #1
Merk ALSTHOM
Type 0SKF-170
No. Seri 37994008269
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
L.A
TRAFO #1
Merk ABB AB
Type PEXLIM Q132-XV170
No. Seri 75227518
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
L.A
TRAFO #1
Merk ABB AB
Type PEXLIM Q132-XV170
No. Seri 75227519
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
L.A
TRAFO #1
Merk ABB AB
Type PEXLIM Q132-XV170
No. Seri 75227520
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SULAWESI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI SULSELRABAR
UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK PANAKKUKANG
TRAFO #1
N.G.R
TRAFO #1
Merk OZ DIRENC
Type P-422-N1x125-10-A304
No. Seri SN15-3049
Silicone-housed arresters PEXLIM Q
More detailed information on the TOV capability and the protective characteristics are given in Publ. 1HSM 9543 13-01en.
1) The continuous operating voltages Uc (as per IEC) and MCOV (as per ANSI) differ only due to deviations in type test procedures.
Uc has to be considered only when the actual system voltage is higher than the tabulated.
Any arrester with Uc higher than or equal to the actual system voltage divided by √3 can be selected.
2) With prior duty equal to the maximum single-impulse energy stress (4.5 kJ/kV (Ur)).
3) Arresters for system voltages 36 kV or below can be supplied, on request, when the order also includes arresters for higher system voltages.
Arresters with lower or higher rated voltages may be available on request for special applications.
More detailed information on the TOV capability and the protective characteristics are given in Publ. 1HSM 9543 13-01en.
1) The continuous operating voltages Uc (as per IEC) and MCOV (as per ANSI) differ only due to deviations in type test procedures.
Uc has to be considered only when the actual system voltage is higher than the tabulated.
Any arrester with Uc higher than or equal to the actual system voltage divided by √3 can be selected.
2) With prior duty equal to the maximum single-impulse energy stress (4.5 kJ/kV (Ur)).
3) Arresters for system voltages 36 kV or below can be supplied, on request, when the order also includes arresters for higher system voltages.
Arresters with lower or higher rated voltages may be available on request for special applications.
Neutral-ground arresters
52 30-36 XN052 1363 400 187 187 330 21 736 - - 1
72 42-54 XN072 2270 400 187 187 330 24 736 - - 1
100 60 XN100 2270 400 187 187 330 25 736 - - 1
123 72 XN123 2270 400 187 187 330 25 736 - - 1
75-120 XN123 3625 578 293 293 462 38 1080 - - 1
145 84-120 XN145 3625 578 293 293 462 37 1080 - - - 1
170 84-120 XN170 3625 578 293 293 462 37 1080 - - - 1
245 108-120 XN245 3625 578 293 293 462 36 1080 - - - 1
132-144 XN245 4540 800 374 374 660 45 1397 - - - 1
5 6 7