GARDU INDUK
Disusun Oleh :
SEKOLAH VOKASI
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kehidupan kita sehari-hari, kita kerap menggunakan energy listrik tanpa
mengetahui bagaimana proses energi listrik itu sehingga kita bisa menggunakannya
untuk membantu kerja maupun aktifitas kita sehari-hari. Pada dasarnya energi listrik
yang kita gunakan pada kehidupan sehari-hari adalah berasal dari satu pembangkit.
Proses penyaluran energi listrik tersebut itu melalui beberapa tahap yakni :
1. Pembangkit (PLTA, PLTU, PLTN, PLTD, PLTG dan sebagainya)
2. Saluran Transmisi
3. Gardu Induk
4. JTM (Jaringan tegangan menengah)
5. Gardu Tiang
6. JTR (Jariangan tegangan rendah)
7. SR (Saluran Rumah)
Pada kesempatan ini kita akan membahas sub sistem dari sistem penyaluran
(transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran
(transmisi) atau yang disebut sebagai Gardu Induk. Dimana kita tidak tidak menyadari
proses-proses apa saja yang terjadi di dalam garu induk tersebut dan untuk apa proses-
proses itu di lakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Gardu Induk ?
2. Bagaimana cara kerja Gardu Induk ?
3. Apa saja jenis-jenis gardu Induk?
4. Bagaimana sejarah terbentuknya Gardu Induk ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Gardu Induk ?
6. Apa saja aplikasi dan pengembangan Gardu Induk ?
C. Tujuan
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Gardu Induk
2. Untuk mengetahui cara kerja Gardu Induk
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Gardu Induk
4. Untuk mengerti bagaimana sejarah terbentuknya Gardu Induk
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Gardu Induk
6. Untuk mengetahui aplikasi pengembangan Gardu Induk
BAB II
ISI
A. Pengertian Gardu Induk
Gardu Induk (GI) adalah suatu pusat pembagi daya ke beban tertentu pada suatu
daerah tertentu pula. Dari gardu inilah dihubungkan ke beban atau ke konsumen melalui
saluran atau jaringan distribusi.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, yang terdiri dari saluran masuk dan dilengkapi dengan transformator daya,
peralatan ukur, peralatan hubung dan lainnya.Gardu induk memiliki peranan penting
karena sebagai sebagai sub sistem dari sistem transmisi dan dalam pengoperasiannya
tidak dapat dipisahkan dari sistem transmisi.
Sumber : http://aceh.tribunnews.com/
Sumber : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-switchyard-
gardu-induk/
Gambar 3. NGR
Sumber : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-switchyard-
gardu-induk/
3) Circuit Breaker (CB)
Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik
dalam keadaan berbeban (berarus). CB dapat dioperasikan pada saat jaringan
dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan.
Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur
api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.
Minyak (OCB).
Udara (ACB).
Gas (GCB).
Sumber : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-switchyard-
gardu-induk/
Sumber : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-switchyard-
gardu-induk/
Sumber : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-switchyard-
gardu-induk/
6) Current Transformer (CT)
Transformator Arus (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus yang
besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga
listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.
Sumber : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-switchyard-
gardu-induk/
Sumber : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-pada-switchyard-
gardu-induk/
8) Alat Penghubung Phasa
Alat pengubah phasa ini dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran
atau transformator dengan mengatur daya reaktif, atau untuk menurunkan rugi daya
dengan cara memperbaiki faktor daya.
9) Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan gardu induk. Sehingga
gardu induk menjadi tempat pemutusan dari tenaga yang dibangkitkan dari sistem
interkoneksi, sistem transmisi, dan distribusi kepada pelanggan. Saluran transmisi
dan distribusi ini dihubungkan pada ril (bus) melalui transformator utama, setiap
saluran mempunyai pemutus beban (circuit breaker) dan pemisah (disconnect
switch) pada sisi keluarnya. Pemutus beban dan pemisah disebut peralatan
penghubung (switchgear). Pemutus beban berfungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan beban apabila terjadi gangguan pada saluran transmisi atau alat
lain, memutuskan hubungan secara otomatis.
C. Jenis-jenis Gardu Induk
Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
1) Berdasarkan besaran tegangannya.
Berdasarkan besaran teganganny, terdiri dari :
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.
2) Berdasarkan pemasangan peralatan.
Gardu Induk Pasangan Luar :
Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di
luar gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali
serta komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung. Gardu Induk semacam
ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu
induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di
Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang
disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
Gardu Induk Pasangan Dalam :
Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear,
busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)
dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya
dipasang di luar gedung.
Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).
GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya
dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk
mendapatkan lahan.
3) Berdasarkan fungsinya.
Gardu Induk Penaik Tegangan :
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu
tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu
Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage
yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang
jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi
tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
Gardu Induk Penurun Tegangan :
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari
tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau
tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena
di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
Gardu Induk Pengatur Tegangan :
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit
tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan
jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat
penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam
keadaan normal.
Gardu Induk Pengatur Beban :
Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban
motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor
berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau
menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan
air kembali ke kolam utama.
Gardu Induk Distribusi :
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke
tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
4) Berdasarkan isolasi yang digunakan.
Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :
Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian
yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu
Induk ini berupa gardu induk konvensional memerlukan tempat terbuka yang
cukup luas.
Gambar 9. GIS
Sumber : https://slideplayer.info/slide/1955805/