Anda di halaman 1dari 132

Kontaktor Magnit

(KM)
 KM dengan waktu tunda hidup (on delay)
 KM dengan waktu tunda mati (off delay)
 KM dengan waktu tunda kombinasi hidup-mati
 KM dengan waktu tunda hidup-mati kontinyu
Kontaktor Magnet
(KM)
• Saklar daya yang bekerja
berdasarkan kemagnitan.
• Bila koil (kumparan magnit) dialiri
arus listrik, maka inti magnit
menjadi jangkar, sekaligus menarik
kontak-kontak yang bergerak
• Kontak NO (normally open)
menjadi sambung NC,
• kontak NC (normally close)
menjadi NO/lepas
KM
• KM arus bolak-balik, pada inti magnit dipasang cincin hubung singkat
dengan tujuan agar jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang
menimbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik frekuensi 50 Hz,
berarti dalam 1 detik inti magnit menarik dan melepas jangkar sebanyak 50
periode, sehingga menimbulkan getaran).
• Simbol koil KM terlihat pada gambar, terminal kumparan A1 dan A2 yang
disambungkan pada rangkaian kontrol.
• Sedangkan pada bagian sebelah kanan adalah kontak-kontak sebagai saklar
daya yang berfungsi untuk mengalirkan arus beban yang relatif besar.
• Terminal 1, 3, dan 5 disambungkan ke sumber jaringan 3 fasa dan terminal
Kontak Utama dan Kontak Bantu
• Berdasarkan fungsinya, kontak-kontak
pada kontaktor magnit ada 2 macam,
yaitu kontak utama dan kontak bantu.
1. Kontak Utama :
• Konstruksi kontak-kontaknya dimensinya
lebih luas dan tebal, sehingga mampu
dialiri arus listrik yang relatif besar (arus
beban)
• Terminal keluarnya yang ke beban (2, 4,
dan 6) bisa disambungkan ke rele
pengaman arus lebih (Thermal Overload
Relay = TOR)
2. Kontak Bantu

• Konstruksi kontak-kontaknya berdimensi lebih sempit dan tipis, karena


arus yang melaluinya relatif kecil (arus untuk rangkaian kontrol).
• Penulisan terminal kontakkontak bantu pada kontaktor magnit ditulis
dengan angka dan digit, yaitu untuk kontak-kontak NC, digit kedua dari
terminal-terminalnya dengan angka 1 dan 2 untuk kontak-kontak NO,
digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 3 dan 4.
• Sedangkan kontak-kontak bantu untuk fungsi tertentu (misal dengan
timer), kontakkontak NC, digit kedua dengan angka 5 – 6 dan untuk
kontak-kontak NC nya, digit kedua dengan angka 7 – 8.
Kontak Bantu

• Penulisan kontak bantu NC maupun NO sebagai berikut:


Untuk kontak bantu biasa
• NC .1 - .2
• NO .3 - .4
Untuk kontak bantu dengan fungsi tertentu
• NC .5 - .6
• NO .7 - .8
Katagori penggunakan kontaktor
magnet
Kontaktor Magnit dengan Timer

• Guna memenuhi diskripsi kerja


dari suatu rangkaian terprogram
(misal untuk mengendalikan
beberapa motor dengan waktu
kerja yang berbeda/berurutan),
• Diperlukan alat penunda waktu
kerja kontak (timer) yang bekerja
sama dengan kontaktor magnit.
Keterangan:
1. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup (on delay)
2. kontaktor magnit dengan waktu tunda mati (off delay)
3. kontaktor magnit dengan waktu tunda kombinasi hidup-
mati
4. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup-mati
kontinyu
1 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup
(On Delay)

• Pada gambar, timer on delay diset pada tva, sehingga bila kontaktor magnit
aktif, kontak bantu NO-nya akan merespon (bergerak ke kanan/terminal 7–8
akan sambung)
• Setelah waktu tva, dan akan lepas bila kontaktor magnit tidak bekerja
• Untuk mudah mengingat, perhatikan pada tanda ” ( ” seperti payung
• Bila tuas bergerak ke kanan, payung akan menahan/menunda gerakan
tersebut.
2 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Mati (Off
Delay)

• Timer off delay diset pada tvr.


• Saat kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO langsung aktif
juga (terminal 7 – 8 sambung).
• Bila KM tidak aktif, kontak bantu NO tetap aktif sampai waktu tvr
(waktu tvr adalah waktu tunda dari kontaktor magnit tidak aktif
sampai dengan kontak bantu NO lepas).
• Perhatikan dalam gambar saat tuas bergerak ke kiri terlihat adanya
3 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Kombinasi
Hidup-Mati

• Bila timer on delay diset pada tva dan timer off delay diset pada tvr,
maka kontak bantu NO akan aktif setelah waktu tva dari mulainya
kontaktor magnit aktif.
• Dan akan lepas setelah waktu tvr dari tidak aktifnya kontaktor
magnit.
• Pada gambar, gerakan tuas ke kanan maupun ke kiri akan tertahan
dengan adanya tanda payung ” ( ” dan ” ) ”.
4 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup-Mati
Kontinyu

• Pada timer ini dapat diatur di frekuensi tertentu, misalnya 1


Hz.
• Bila kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO akan
langsung aktif sambung-lepas/hidup-mati secara periodik /
kontinyu sampai dengan kontaktor magnit tidak aktif
Tombol tekan (push button)
• Tombol tekan masih banyak
sekali dipakai untuk menggontrol
motor.
• Tombol yang normal
direncanakan untuk berbagai
jenis yang mempunyai
• kontak normal tertutup
(Normaly Close/ NC) atau kontak
normal terbuka (Normaly Open/
NO).
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)
• Alat pengaman yang digunakan bila pada motor terjadi beban lebih
disebut Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) biasanya digandengkan
dengan kontaktor, dipasaran ada juga pengaman beban lebih yang
terintegrasi pada Motor Circuit Breaker.
• Relay ini biasanya dihubungkan pada kontaktor ke kontak utama 2, 4,
dan 6 sebelum dihubungkan ke beban (motor).
• Gunanya untuk memberikan perlindungan terhadap motor dari
kerusakan akibat beban lebih.
Penyebab terjadinya beban lebih
Terlalu besarnya beban mekanik pada motor.
Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak.
Terbukanya salah satu fasa dari motor 3 fasa

• Arus yang terlalu besar timbul pada beban motor akan mengalir pada
belitan motor yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya
belitan motor.
• Untuk menghindari hal tersebut terjadi dipasang Thermal Over Load
Relay (TOR/TOL) pada rangkaian pengendali
Prinsip Kerja (TOR/TOL)
• Berdasarkan panas (temperatur) yang
ditimbulkan oleh arus yeng mengalir
melalui elemenelemen pemanas
bimetal,
• Panas mengakibatkan bimetal
melengkung selanjutnya akan
menggerakan kontak-kontak mekanik
pemutus rangkaian listrik kontak 95 –
96 membuka dan kontak 97 – 98
menutup
TOR dalam keadaan beban lebih

Kontruksi Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)


• Perlengkapan lain dari thermal beban lebih adalah reset mekanik
yang fungsinya untuk mengembalikan kedudukan kontak 95 – 96
pada posisi semula (menghubung dalam keadaan normal) dan
kontak 97 – 98 (membuka dalam keadaan normal).
• Setelah tombol reset ditekan maka kontak 95 – 96 yang semula
membuka akibat beban lebih akan kembali menutup dan kontak
97 – 98 akan kembali membuka.
• Bagian lain dari thermal beban lebih adalah pengatur batas arus.
Lampu Indikator

• Lampu-lampu indikator merupakan komponen yang digunakan sebagai


lampu tanda.
• Lampu-lampu tersebut digunakan untuk berbagai keperluan misalnya
untuk lampu indikator pada panel penunjuk fasa R, S dan T atau L1, L2
dan L3.
• Selain itu juga lampu indikator digunakan sebagai indikasi bekerjanya
suatu sistem kontrol misalnya lampu indikator merah menyala motor
bekerja dan lampu indikator hijau menyala motor berhenti
Relay penunda waktu (Time Delay
Relay/TDR)
• Time Delay adalah saklar
penunda waktu yang digunakan
sebagai alat bantu sistim
pengendali.
• Terminal sumber tegangan
terdapat pada nomor 2-7,
Kontak NO pada terminal 1-3
dan 6-8 dan kontak NC terdapat
pada terminal 1-4 dan 5-8.
• Kebanyakan dari relay penunda waktu yang mempunyai batas
pengesetan waktu bervariasi.
• Contoh, relay penunda waktu memiliki pengesetan waktu dari 0,05
sampai 100 jam.
• Relay penunda waktu jenisnya ada dua on-delay atau off-delay yang
dapat dihubungkan dengan beban, tergantung bagaimana keluaran
dari pengawatan rangkaian.
• Pada ilustrasi yang ditunjukan pada gambar dibawah ini, sebagai
contoh ondelay atau closed timer, juga disebut relay penunda waktu
normally open, time closed (NOTC).
• Pada contoh ini relay penunda waktu diset untuk menunda waktu 5
detik.
• Jika S1 tertutup, relay penunda waktu
mulai bekerja atau energizes
(menghitung waktu).
• Setelah 5 detik, kotak dari relay tersebut
tertutup, dan lampu indikator menyala.
• Jika S1 terbuka, relay penunda waktu
tidak bekerja atau de-energizes, kotak
dari relay tersebut secara bersamaan
terbuka, sehingga lampu indikator
padam.
Rele Pengaman Arus Lebih (Thermal
Overload Relay)
• Rele pengaman arus lebih merupakan
pengamanan motor akibat adanya arus lebih/
beban lebih.
• Beberapa penyebab terjadinya beban lebih
antara lain:
1. Arus start yang terlalu besar
2. Beban mekanik motor terlalu besar
3. Motor berhenti secara mendadak
4. Terbukanya salah satu fasa dari saluran motor
3 fasa
5. Terjadinya hubung singkat
TOR
Dipasang secara seri dengan kontak utama kontaktor magnit.
Pada gambar bimetal dialiri arus utama.
Jika terjadi arus lebih, maka bimetal akan membengkok dan secara mekanis akan
mendorong kontak bantu NC 95-96.
Oleh karena dalam prakteknya kontak bantu NC 95-96 disambung seri pada rangkaian koil
kontaktor magnit, maka jika NC lepas, koil kontaktor tidak ada arus, kontaktor magnit tidak
aktif dan memutuskan kontak utama.
Nilai pengaman arus lebih ini bisa diset dengan mengatur jarak pendorong kontak.
Dalam prakteknya pada permukaan rele pengaman arus lebih terdapat bidang kecil yang
berbentuk lingkaran, yang tengahnya bisa diputar dengan obeng minus.
Juga terdapat tombol tekan untuk mereset
Pengendali motor langsung (Direct
on line)
• Pengendali DOL digunakan untuk motor-motor berkapasitas kecil (dibawah 4 kVA).
• Untuk mengoperasikan motor, cukup sederhana, yaitu dengan memutar saklar putar S1 ke
posisi “on”, sehingga ada arus listrik pada “coil” K1 dan kontaktor menghubungkan
jaringan dengan motor.
• Motor berputar disertai kontak K1 menyambung, sehingga lampu tanda H1 menyala. Bila
pada rangkaian motor terjadi hubung singkat, maka sekering F7 akan putus, sehingga
motor berhenti.
• Sedangkan dalam kondisi normal, untuk menghentikan motor dengan memutar saklar S1
ke posisi “off”.
• Untuk memelihara pengendali motor ini, rangkaian pengendalinya dikelilingi panel,
sehinggga bebas dari debu ataupun percikan air.
• Secara berkala yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan antara lain semua sambungan
pada terminal jangan sampai ada yang kendor, dan juga permukaan kontaktor dijaga tetap
bersih dengan menyemprotkan “contact cleaner”
2 Pengendali Motor Langsung
Dengan TOR
• Pengendali motor ini hampir sama dengan Pengendali Motor Langsung
(DOL), hanya yang membedakan adalah adanya tambahan pengaman
arus lebih TOR (Thermal Overload Relay).
• Jadi pengaman arusnya ada dua yaitu pengaman arus lebih oleh TOR
dan pengaman arus hubung singkat oleh F7.
• Rangkaian TOR disambungkan secara seri pada saklar magnit.
• Bila ada arus lebih, maka bimetal TOR menjadi panas dan melengkung,
sehingga kontak NC F1 dan aliran arus listrik coil magnit terputus.
• Dengan demikian kontak saklar magnit lepas dan motor berhenti.
3 Pengendali Motor Putar Kanan-Kiri
• Bila saklar S1 ditekan, maka coil k1 aktif karena adanya aliran arus ke coil.
• Saklar magnit bekerja dan putaran motor kearah kanan.
• Guna menghentikan motor ada dua, yaitu kemungkinan pertama adanya gangguan / arus lebih
sehingga F1 lepasdan k1 trip, atau memang sengaja dihentikan dengan menekan tombol SO.
• Arah putaran motor berbalik menjadi kearah kiri jika tombol S2 ditekan.
• Pembalik arah putaran ini dikendalikan oleh 2 saklar magnit.
• Saklar magnit K1 menghubungkan L1 – U ; L2 – V ; L3 – W, sehingga motor berputar ke kanan.
• Sedangkan saklar magnit K2 menghubungkan L1 – W ; L2 – V ; L3 – U, sehingga motor bergerak ke kiri.
• Untuk mengantisipasi kejadian hubung singkat pada rangkaian pengendali, maka saat S1 ditekan
(sambung), maka rangkaian yang ke K2 terputus akibat kontak NC dari S1 yang dihubung seri kondisi
lepas.
• Demikian juga sebaliknya, saat S2 ditekan, kontak NC yang disambung seri pada K1 akan lepas.
• Pengendali motor ini diproteksi pengaman arus hubung singkat F9 dan pengaman arus lebih TOR F1.
Pengendali Starter Motor Dengan
Pengasutan Y – ∆
• Pada motor-motor yang berdaya besar (khususnya lebih besar dari 4kVA), untuk mengurangi
kejutan pada saat start, salah satu peredamnya dengan menggunakan kendali Y – ∆.
• Saklar magnit k1M berfungsi untuk menghubungkan L1 – V ; L2 – V ; L3 – W, (dengan kondisi
putaran motor ke kanan jika k2M / k3M bekerja) atau menghubungkan L1 – V1 ; L2 – V1 ; L3
– W3 (dengan kondisi putar motor ke kiri jika k2M / k3M bekerja).
• K1M dikopel dengan timer K1T yang bias diset satuan waktu (missal 7 detik).
• Saklar magnit k2M berfungsi untuk hubung bintang / Y yaitu menghubungkan U2 – V2 – V3
sebagai titik bintang.
• Sedangkan k2M berfungsi untuk menghubungkan U2 – W1 ; V2 – U1 ; dan W2 – V1.
• Saat S1 ditekan, maka yang bekerja k1M dan k3M (hubung Y) dan lampu tanda H1 menyala.
• Setelah 7 detik k1T bekerja sehingga k2M bekerja (hubung ǻ) dan k3M lepas karena kontak
NC k1T setelah 7 detik lepas dan memutus rangkaian k3M.
• Untuk mengantisipasi agar k2M dan k3M tidak bekerja bersamaan, maka di kontak NC k3M
dirangkaikan seri k2M dan kontak NC k2M dirangkaikan seri dengan k3M.
Pengendali Starter Motor Rotor Lilit
Dengan Pengasutan Resistor
• Dalam mengendalikannya diperlukan 4 buah saklar magnit. Saklar magnit K1M berfungsi untuk
menghubungkan jaringan ke belitan stator yaitu L1 – U ; L2 – V ; L3 – W.
• Dalam gambar ini resistor yang digunakan ada 4 tahap.
• Saklar magnit k2M/k3M/k4M masing-masing berfungsi untuk mengatur arus rotor dari k1M secara
bertahap.
• Pengaturan kontaknya masing-masing dengan timer yaitu kerja k4M diatur oleh timer k1T, saklar magnit
k3M oleh oleh k4T dan saklar magnit k2M diatur oleh k3T.
• Jika masing-masing timer diatur bekerja dengan tanda waktu 7 detik, maka setelah S1 ditekan (posisi on)
motor langsung bekerja dengan putaran lambat dan ada arus minimum pada rotor (k1M).
• Setelah 7 detik, saklar magnit k4M bekerja karena kontak NO k1T sambung.
• Demikian seterusnya setelah 7 detik, k3M bekerja setelah kontak NO k4T sambung, k2M bekerja setelah
kontak NO k3T sambung.
• Saat yang terakhir ini kondisi arus rotor dalam keadaan hubung singkat dan motor bekerja normal.
• Motor ini dapat berhenti secara otomatis bila terjadi arus lebih akibat kerja dari TOR atau terjadi hubung
singkat, sehingga sekering F7 putus.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA
• Prinsip Pengontrolan Motor Listrik
• Kata kontrol berarti mengatur atau mengendalikan, jadi yang dimaksud
dengan pengontrolan motor adalah pengaturan atau pengendalian motor
mulai dari pengasutan, pengoperasian hingga motor itu berhenti.
• dapat dikategorikan menjadi tiga bagian menurut fungsinya, yaitu:
Pengontrolan pada saat pengasutan (starting)
Pengontrolan pada saat motor dalam keadaan beroperasi (pengaturan
kecepatan, pembalikan arah putaran dan lain-lain)
Pengontrolan pada saat motor berhenti beroperasi (pengereman).
• Sesuai dengan perkembangan teknologi yang memicu
perkembangan industri, cara atau sistem
pengontrolan itu terus berkembang.

• Maka dari caranya dapat diklasifikasikan menjadi :


Pengontrolan cara manual (manual control)
Pengontrolan semi-otomatis (semi-automatic
control)
Pengontrolan otomatis (automatic control)
Pengontrolan terprogram (programable controller)
contoh
• Karakteristik motor induksi tiga-
phasa adalah arus bebannya
tinggi pada sumber tegangan
dengan direct-on-line starting.
• Menghasilkan arus start dan
lonjakan yang tinggi jika
diaplikasikan pada tegangan
penuh, akan mengakibatkan
penurunan tegangan sumber
dan pengaruh transien torsi pada
sistem mekanik.
1. Direct-On-Line motor starting.
2. Start-delta (bintang-segitiga) motor starting.
3. Soft starter (Q2), motor starter kontinyu dan bertahap, alternafif secara
elektronik sebagai pengganti Start-delta (bintang-segitiga) motor starting.
4. Variable Frequency Drivers atau inverter sebagai pengendali kecepatan
motor dan terintegrasi dengan proteksi motor secara elektronik.

Sistem pengoprasian motor dilakukan pada saat start, running dan Stop.
Keberhasilan suatu pengoperasian sebuah motor listrik bukan saja ditentukan
pada “Running Performance“ motor , tetapi juga juga ditentukan oleh “Starting
Performance“
• Pemilihan metoda starting banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kapasitas daya motor/keperluan
arus starting, torsi starting, kecepatan, jenis atau tipe
motor dan macam-macam beban yang digerakkan oleh
motor tersebut.
• Starting Motor induksi rotor sangkar dapat dilakukan
antara lain:
1. Direct on line ( DOL )
• Starting dengan metoda ini menggunakan tegangan jala-
jala/line penuh yang dihubungkan langsung ke terminal
motor melalui rangkaian pengendali mekanik atau dengan
relay kontaktor magnit
Star Delta

• Star awal dilakukan dalam hubungan bintang dan


kemudian motor beroperasi normal dalam hubungan
delta.
• Pengendalian bintang ke delta dapat dilakukan dengan
sakelar mekanik Y /Δ atau dengan relay/kontaktor
magnit.
Auto Transformer
• Starting dengan metoda ini adalah dengan menghubungkan
motor pada taptegangan sekunder auto transformer terendah
dan bertahap dinaikkan hingga mencapai kecepatan nominal
motor dan motor terhubung langsung pada tegangan penuh
/tegangan nominal motor .
Motor Slip Ring / Rotor lilit
• Untuk motor rotor lilit (Slip Ring) starting motor dilakukan dengan
metoda pengaturan rintangan rotor (scondary Resistor).
• Motor beroperasi normal pada rotor dalam hubungan bintang.
Pengasutan Langsung ( Direct on line/DOL
starter )
• Karakteristik umum :
• Arus starting : 4 sampai 8 kali arus nominal
• Torsi starting : 0,5 sampai 1,5 kali torsi nominal
• Kriteria pemakaian :
3 terminal motor , daya rendah sampai menengah
Arus starting tinggi dan terjadi drop tegangan
Peralatan sederhana
Waktu total yang diperlukan untuk DOL Starting direkomendasikan tidak
lebih dari 10 detik
DOL

• Pengasutan secara langsung DOL


(direct on line) akan menarik arus
sangat besar dari jaringan (6-7 kali
arus normal), dan torsi pengasutan
0,5 - 1,5 x torsi nominal.
• Rangkaian kontrol pengasutan
motor secara DOL dapat dilihat
pada gambar
• Apabila motor induksi direkomendasikan diasut DOL,
waktu pengasutan singkat, idak lebih dari 10 detik dan
kapasitas BHP motor maksimum 5kW.
• Atau pengasutan DOL dapat direkomendasikan
dengan kapasitas motor hingga 0,5 - 1MW apabila
waktu asut < 5 detik dan persediaan daya pada feeder
cukup, dimana waktu t dan besaran kuat arus starting
motor tidak melampau triping alat proteksi.
Hubungan motor induksi tiga-phasa

• Jika motor induksi tiga-phasa dihubungkan ke sumber tegangan,


data pada pelat nama motor harus disesuaikan dengan sumber
tegangan dan frekuensinya.
• Hubungan diimplementasikan melalui enam terminal (versi
standar) pada kotak terminal motor dan perbedaannya antara
dua jenis rangkaian, hubungan bintang dan hubungan segitiga.
• Contoh untuk sumber tegangan tiga phasa 400 Volt, 50 Hz
Pengasutan bintang-segitiga (Motor
Starting Star-Delta)
• Metoda starting Y - ∆ banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi
rotor sangkar yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP).
• Untuk menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara
lain: saklar rotari Y - ∆, saklar khusus Y- ∆ atau dapat juga menggunakan
beberapa kontaktor magnit beserta kelengkapannya yang dirancang khusus
untul rangkaian starter Y - ∆.
• Perlu diingat jika pada name plat motor tertulis 220/380 V, sedangkan
tegangan jala-jala yang tersedia sumber 3 fasa 380 V, maka motor tersebut
hanya boleh dihubungkan bintang (Y) artinya motor berjalan normal pada
hubungan bintang pada tegangan 380 V.
• Motor tersebut dapat dilakukan starting Y - ∆.
Karakteristik Umum :
• Arus start 1,8 sampai 2,6 kali
arus nominal
• Torsi start 0,5 kali torsi nominal
• 6 terminal motor
• Torsi puncak pada perubahan
star ke delta
Pengasutan dengan Tahanan Primer
(Primary Resistance)
• Starting dengan menggunakan
tahanan primer adalah suatu
cara menurunkan tegangan
yang masuk ke motor melalui
tahanan yang disebut tahanan
primer karena tahanan ini
terhubung pada sisi stator.
• Hal ini menggunakan prinsip
jatuh tegangan.
Pengasutan dengan Auto transformer (Auto
Transformer Starting)

• Starting dengan cara ini adalah


dengan menghubungkan motor
pada tahapan tegangan sekunder
auto transformer terendah.
• Setelah beberapa saat motor
dipercepat, transformator
diputuskan dari rangkaian dan
motor terhubung langsung pada
tegangan penuh.
Pengasutan dengan Auto transformer
(Auto Transformer Starting)
• Transformator dibuat dari sejumlah tahapan tegangan sekunder yang
biasanya 83 %, 67 % dan 50 % dari tegangan primer.
• Jika perbandingan tahapan tegangan = k, maka pasa tap 67 % k = 0,67.
• Ini berarti bahwa tegangan pada motor akan sama dengan kali tegangan
jaring atau sama dengan k. V volt
• Arus yang diambil motor akan menjadi k kali bila motor tersebut distarting
langsung ke jala-jala (DOL starting) yang sama dengan k.I
• Dengan mengabaikan arus magnetisasi transformator, arus primer yang
diambil sama dengan k kali arus sekunder yang sama dengan k2 I.
• Jadi k2 adalah penurunan arus aktual motor jika distarting dengan auto
transformer starting.
PROTEKSI MOTOR
• Persyaratan Proteksi
• Persyaratan tentang instalasi listrik di Indonesia adalah Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) yang diterbitkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI),
yang telah disesuaikan dengan International Electrotechnical Commission
(IEC).
• Persyaratan proteksi tentang instalasi pada PUIL pada bab 3.
• Persyaratan proteksi meliputi bahaya kejut, sentuh langsung maupun tak
langsung, pembumian, efek termal, arus lebih, dan lain sebagainya.
• Berkenaan dengan instalasi motor listrik, pasal-pasal pentingnya adalah;
pasal 3.4.6 tentang IP (International Protection), yang melindungi motor dari
benda padat dan benda cair.
• Dimana pada pelat nama motor tercantum IP
Peralatan Proteksi

• Peralatan proteksi untuk instalasi pengontrolan motor meliputi :


1. Hubung singkat
2. Arus lebih
3. Sambar Petir
4. Tegangan lebih
Sistem pentanahan suatu motor
• Sistem pentanahan suatu motor
listrik adalah peralatan proteksi
motor terhadap tegangan sentuh
dan sambaran petir
• Apabila baut pengikat kabel
pentanahan tidak terikat kencang
akan terjadi pengapian saat badan
motor tersentuh tegangan yang
disebabkan oleh kegagalan isolasi
motor atau motor disambar petir
• Akibat ikatan baut pentanahan tidak sempurna
mengakibatkan resistansi pentanahan tambah besar,
• Sehingga bila badan motor tersentuh tegangan seperti
tersebut di atas dan badan motor itu disentuh manusia,
maka tegangan pentanahan yang tidak baik akan
mengalirkan arus melalui tubuh manusia yang
besarannya dapat berakibatkan fatal.
• Oleh sebab itu, periksa kabel pentanahan motor,
terutama kekencangan ikatan sambungan kabel.
• Pentanahan yang baik besarnya tahanan maksimum
• Proteksi dari sumber tegangan
dengan sekering, baik untuk
rangkaian daya maupun untuk
rangkaian kontrol.
• Fungsi sekering dapat diganti
dengan MCB
• Keandalan TOL (thermal over load)
sebagai alat proteksi adalah besaran
arus proteksi dapat disetel mengacu
kepada arus nominal motor.
• Besaran arus TOL yang disetel adalah 110 - 120% dari arus
nominal motor.
• Sebagai contoh: suatu motor mempunyai arus nominal sebesar
9A, maka batas pemutusan arus disetel;
• Penyetelan pemutusan arus TOL = 110 % x 9 =10A
• Untuk alat proteksi lainnya seperti MCB, batas pemutusan
arusnya tidak dapat disetel.
• Untuk menentukan nominal arus MCB sebagai proteksi rangkaian
adalah minimum 120% dari kuat arus rangkaian yang diproteksi,
misalnya beban motor.
Pengasutan Motor
Induksi
Latar Belakang
• Saat motor induksi di starting secara langsung, arus awal motor
besarnya antara 500% sd 700% dari arus nominal.
• Ini akan menyebabkan drop tegangan yang besar pada pasokan
tegangan PLN.
• Untuk motor daya kecil sampai 5 KW, arus starting tidak berpengaruh
besar terhadap drop tegangan.
• Pada motor dengan daya diatas 30 KW sampai dengan 100 KW akan
menyebabkan drop tegangan yang besar dan menurunkan kualitas
listrik dan pengaruhnya pada penerangan yang berkedip.
Teknik Pengasutan
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
3. Transformator
4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
5. Pengasutan Soft starting
6. Tahanan Rotor lilit
Pengasutan Hubungan Langsung
(DOL)
• Pengasutan hubungan langsung atau
dikenal dengan istilah Direct On Line
(DOL) gambar.
• Jala-jala tegangan rendah 380 V
melalui pemutus rangkaian atau
kontaktor Q1 langsung terhubung
dengan motor induksi.
• Sekering berfungsi sebagai pengaman
hubungsingkat, jika terjadi beban
lebih diamankan oleh relay pengaman
beban lebih (overload relay)
• Saat pemutus rangkaian/ kontaktor di ON kan motor induksi akan
menarik arus starting antara 5 sampai 6 kali arus nominal motor.
• Untuk motor induksi dengan daya kecil 5 KW, hubungan langsung bisa
dipakai.
• Arus starting yang besar akan menyebabkan drop tegangan disisi
suply.
• Rangkaian jenis ini banyak dipakai untuk motor2 penggerak mekanik
seperti mesin bubut, mesin bor, mesin freis.
Pengasutan Resistor Stator
• Pengasutan dengan memasang resistor pada
rangkaian stator gambar
• Pertama kali kondisi starting kontaktor Q1 ON, maka
tegangan jala-jala PLN ke rangkaian stator dengan
melewati resistor R1.
• Fungsi resistor untuk menurunkan tegangan ke
stator.
• Jika tegangan ke stator berkurang 50%, maka arus
starting ditekan menjadi 50% yang akan
menyebabkan torsi menjadi 25% dari torsi
nominalnya gambar
• Pengasutan resistor dapat
digantikan dengan
autotransformator tiga phasa,
yang dihubungkan seri dengan
belitan stator gambar
• Tegangan ke stator dapat diatur
sesuai kebutuhan, misalkan k =
80%, 70% atau 50%.
Pengasutan Saklar Bintang-Segitiga.
• Motor induksi dengan pengasutan segitigabintang
dengan saklar manual gambar
• Rangkaian bintang segitiga juga dapat dilaksankan
dengan menggunakan kontaktor secara
elektromagnetik.
• Motor induksi dirangkai dengan saklar manual
bintangsegitiga.
• Saat saklar posisi tuas 0, semua rangkaian terbuka,
sehingga motor dalam kondisi tidak bertegangan.
• Saat saklar posisi bintang (tanda Y), L1-U1; L2-V1 dan
L3-W1, sementara W2-U2-V2 dihubung singkatkan.
• Ketika saklar posisi segitiga (tanda ∆), motor induksi bekerja pada
tegangan normal, arus nominal dan torsi nominal.
• Belitan stator mendapatkan tegangan sebesar tegangan phasa ke
phasa.
• Harus diperhatikan nameplate motor untuk hubungan segitiga
bintang harus disesuaikan dengan tegangan kerja yang digunakan, jika
salah menggunakan belitan akan terbakar.
Pengasutan Soft Starting
• Pengasutan Soft starting menggunakan komponen solid-state, yaitu
enam buah Thyristor yang terhubung antiparalel gambar
• Saat saklar Q1 di ON kan tegangan akan dipotong gelombang
sinusoidanya oleh enam buah Thyristor yang dikendalikan oleh
rangkaian triger.
• Dengan mengatur sudut penyalaan triger Thyristor, sama mengatur
tegangan ke belitan stator motor.
• Dengan k sebagai ratio tegangan asut dengan tegangan nominal
besarnya torsi motor starting
• Karakteristik arus fungsi putaran pada pengasutan soft starting,
memperlihatkan grafik arus starting besarnya tiga kali arus
nominalnya sampai motor mencapai putaran mendekati 85% gambar.
• Arus motor berangsur-angsur menuju arus nominalnya ketika putaran
motor mendekati nominalnya.
• Pengasutan solid state makin diminati karena harganya ekonomis dan
handal.
Pengasutan Motor Slipring
• Motor slipring atau sering
disebut motor rotor lilit
termasuk motor induksi 3 phasa
dengan rotor belitan dan
dilengkapi dengan slipring yang
dihubungkan dengan sikat arang
ke terminal.
• Motor slipring dirancang untuk
daya besar.
• Motor slipring pada terminal box memiliki sembilan terminal, enam terminal
terhubung dengan tiga belitan stator masing-masing ujungnya (U1-U2, V1-V2 dan
W1-W2), tiga terminal (K-L-M) terhubung ke belitan rotor melalui slipring.
• Ada tiga cincing yang disebut slipring yang terhubung dengan sikat arang.
• Sikat arang ini secara berkala harus diganti karena akan memendek karena aus.
• Pengasutan rotor lilit belitan rotor yang ujungnya terminal K-L-M dihubungkan
dengan resistor luar yang besarnya bisa diatur.
• Dengan mengatur resistor luar berarti mengatur besarnya resistor total yang
merupakan jumlah resistansi rotor dan resistansi luar (Rrotor+ Rluar), sehingga
arus rotor I2 dapat diatur.
• Ketika resistor berharga
maksimum, arus rotor yang
mengalir minimum, sekaligus
memperbaiki faktor kerja motor.
• Kelebihan pengasutan rotor lilit
yaitu diperoleh torsi starting
yang tinggi, dengan arus starting
yang tetap terkendali.
Data teknis motor rotor lilit dalam
name plate
• Tegangan stator 400 V
• Arus stator 178 A
• Daya input 100 KW
• Faktor kerja 0,89
• Putaran 1460 Rpm
• Ferkuensi 50 Hz
• Tegangan rotor 245 V
• Arus rotor 248 A
• Indek proteksi 44
• Klas isolasi F
• Resistansi rotor luar dibuat bertahap gambar
dengan tujuh tahapan.
• Saat tahap-1 nilai resistor maksimum kurva torsi
terhadap slip, berikutnya tahap 2, 3, 4, 5, 6 dan
tahap 7.
• Antara tahap-1 sampai tahap- 7 selisih slip
sebesar ∆s.
• Dengan demikian pengaturan resistor rotor juga
berfungsi mengatur putaran rotor dari putaran
rendah saat tahap-1 menuju putaran nominal
pada tahap-7.
• Pengaturan resistor rotor dapat
• menggunakan kontaktor
elektromagnet gambar dengan
menggunakan 3 tahap.
• Kontaktor Q1 menghubungkan
stator dengan sumber daya
listrik.
• Ketika Q2, Q3, Q4 OFF resistansi
rotor maksimum (RA= R1+R2+R3).
• Saat Q2 ON resistansi luar
RA=R2+R3.
• Ketika Q3 ON resistansi RA=R3
saja.
• Ketika Q4 ON rotor kondisi
terhubung singkat RA=0, motor
bekerja
• nominal.
• Grafik momen motor rotor lilit gambar dengan empat
tahapan.
• Tahap pertama yang saat Q1 kondisi ON dan
Q2+Q3+Q4 posisi OFF. maka rangkaian tahanan rotor
besarnya maksimum, besarnya arus starting 1,5 In
sampai beberapa saat ke tahap kedua.
• Tahap kedua Q2 kondisi ON dan Q3+Q4 posisi OFF,
arus starting 1,5 In menuju In sampai tahap ketiga.
• Tahap ketiga Q3 kondisi ON dan Q4 posisi OFF, arus
starting kembali ke posisi 1,5 In dan terakhir posisi
tahap keempat saat Q4 ON semua resistor
dihubungsingkatkan, dan motor slipring bekerja
kondisi
Motor Dua Kecepatan (Dahlander)
• Motor dua kecepatan (Dahlander)
dirancang khusus memiliki dua
kelompok belitan yang berbeda.
• Belitan pertama memiliki delapan
pasang kutub ( p=8,kecepatan 370 Rpm)
dengan ujung terminal 1U, 1V dan 1W
yang dihubungkan dengan sumber listrik
tiga phasa L1,L2 dan L3.
• Belitan kedua memiliki enam pasang
kutub (p=6, kecepatan 425 Rpm) dengan
ujung belitan 2U, 2V dan 2W gambar.
• Penjelasan cara kerja motor dua kecepatan terletak pada cara pemasangan belitan
statornya.
• Perhatikan belitan stator yang memiliki empat kutub atau 2 pasang kutub utara–
selatan (p=2, kecepatan 1450 Rpm), belitan stator dihubungkan secara seri.
• Aliran arus listrik dari L1 menuju terminal 1U memberikan arus pada koil pertama,
secara seri masuk ke koil kedua menghasilkan dua pasang kutub, terminal 1V
terhubung dengan L2
• Sedangkan pada pada stator dengan dua kutub atau satu pasang kutub (p=1,
kecepatan 2950 Rpm), belitan stator disambungkan secara paralel.
• Aliran arus listrik dari L2 menuju terminal 2V memberikan arus pada koil pertama,
dan koil kedua secara paralel menghasilkan satu pasang kutub saja dan terminal 1U
dan 1V terhubung dengan L1
• Penjelasan saat (p=2, kecepatan 1450
Rpm) bagian belitan motor terhubung
segitiga dimana sumber daya L1
keterminal 1U, L2 menuju terminal 1V
dan L3 terhubung ke terminal 1W.
• Sementara ujung terminal 2U, 2V dan
2W tidak dibiarkan terbuka gambar.
• Perhatikan tiap phasa terdapat dua
belitan yang terhubung secara seri
yang akan menghasilkan dua pasang
kutub.
• Pada saat (p=1, kecepatan 2950 Rpm)
bagian belitan motor terhubung
secara paralel bintang dimana sumber
daya L1 keterminal 2U, L2 menuju
terminal 2V dan L3 terhubung ke
terminal 2W.
• Sementara ujung terminal 1U, 1V dan
1W dihubung singkatkan gambar.
• Perhatikan tiap phasa terdapat dua
belitan yang terhubung bintang
paralel yang akan menghasilkan satu
pasang kutub saja.
Sistem Pengendalian
• Dalam sistem kelistrikan dikenal • Dalam sistem pengendalian ada
dua istilah yaitu sistem dua bagian yaitu yang disebut
pengendalian dan sistem rangkaian kontrol (DC 24 V) dan
pengaturan. sistem daya (AC 230 V) gambar.
• Sistem pengendalian yang akan • Ketika saklar S1 di ON kan relai Q1
dibahas yang menggunakan akan energized sehingga kontak 1-
2 tertutup dan lampu menyala
perangkat kontaktor dan alat
karena mendapat supply listrik AC
kendali saklar ON, saklar OFF, 230 V.
timer, dsb
• Jika saklar S1 di-OFF-kan maka Q1
dan lampu akan OFF.
• Dalam sistem pengaturan
dikenal pengaturan loop terbuka
dan loop tertutup dengan
feedback.
• Sistem pengaturan loop terbuka
hasil keluaran tidak bisa
dikendalikan sesuai dengan
setting, karena dalam sistem
loop terbuka tidak ada umpan
balik.
• Sistem pengaturan loop
tertutup, terdapat umpan balik
yang menghubungkan masukan • Setrika Listrik atau Rice Cooker adalah
dengan hasil keluaran. contoh sistem pengaturan loop tertutup
• Sehingga hasil akhir keluaran temperatur dengan Bimetal
akan selalu dikoreksi sehingga • Kondisi awal bimetal pada kondisi masih
hasilnya selalu mendekati dingin akan menutup sehingga kontak
dengan besaran yang diinginkan tertutup sehingga arus listrik mengalir ke
elemen pemanas.
• Sampai temperatur setting dicapai, maka
bimetal akan terputus dan arus listrik
terputus pula.
• Bila temperatur kembali dingin bimetal
terhubung kembali dan kembali pemanas
akan bekerja lagi, kejadian berulang-ulan
Komponen Sistem Pengendalian
• Dalam sistem pengendalian ada dua kelompok komponen listrik yang
dipakai, yaitu komponen kontrol dan komponen daya.
• Yang termasuk komponen kontrol diantaranya : saklar ON, saklar OFF, timer,
relay overload dan relay.
• Komponen daya diantaranya kontaktor, kabel daya, sekering atau circuit
breaker.
• Berikut ini akan dijelaskan konstruksi beberapa komponen kontrol dan
komponen daya yang banyak digunakan dalam sistem pengendalian.
• Tabel di bawah menunjukkan ada empat tipe kontak yang umum dipakai
pada sistem pengendalian, yaitu Normally Open (NO), Normally Close (NC),
Satu Induk dua Cabang.
• Kontak Normally Open (NO), saat koil
dalam kondisi tidak energized kontak
dalam posisi terbuka (open, OFF) dan
saat koil diberikan arus listrik dan 1
maka kontak dalam posisi menutup ON.
• Kontak Normally Close (NC), kebalikan
dari kontak NO saat koil dalam kondisi
tidak energized kontak dalam posisi
tertutup (close, ON) dan saat koil
diberikan arus listrik dan energized
maka kontak dalam posisi membuka
OFF.
• Kontak Single pole double trough, memiliki
satu kontak utama dan dua kontak cabang,
saat koil tidak energized kontak utama
terhubung dengan cabang atas, dan saat koil
energized justru kontak utama terhubung
dengan kontak cabang bawah.
• Kontak bantu, Dikenal dua jenis ujung
kontak, jenis pertama kontak dengan dua
kontak hubung dijumpai pada kontak relay
gambar
• Jenis kedua adalah kontak dengan empat
kontak hubung, ada bagian yang diam dan
ada kontak yang bergerak ke bawah jenis
kedua ini terpasang pada kontaktor.
• Komponen relay ini bekerja secara
elektromagnetis, ketika koil K terminal A1
dan A2 diberikan arus listrik angker akan
menjadi magnet dan menarik lidah kontak
yang ditahan oleh pegas, kontak utama 1
terhubung dengan kontak cabang 4 gambar.
• Ketika arus listrik putus (unenergized),
elektromagnetiknya hilang dan kontak akan
kembali posisi awal karena ditarik oleh
tekanan pegas, kontak utama 1 terhubung
kembali dengan kontak cabang 2.
• Relay menggunakan tegangan DC 12V, 24V,
48V dan AC 220V.
• Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah
lastik transparan, memiliki dua kontak
• SPDT (Single Pole Double Throgh gambar,
satu kontak utama dan dua kontak cabang).
• Relay jenis ini menggunakan tegangan DC
6V, 12V, 24V dan 48V. Juga tersedia dengan
tegangan AC 220V.
• Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik
sangat terbatas kurang dari 5 Amper.
• Untuk dapat mengalirkan arus daya yang
besar untuk mengendalikan motor induksi,
relay dihubungkan dengan kontaktor yang
memiliki kemampuan hantar arus dari 10–
100 Amper.
• Komponen Reed Switch merupakan saklar
elektromagnetik yang cukup unik karena bisa
bekerja dengan dua cara.
• Cara pertama reed switch dimasukkan dalam
belitan kawat dan dihubungkan dengan sumber
tegangan DC.
• Ketika koil menjadi elektromagnet reed switch
berfungsi sebagai kontak, ketika listrik di-OFF-kan
maka reed switch juga akan OFF gambar-.
• Cara kedua reed switch di belitkan dalam
beberapa belitan kawat yang dialiri listrik DC yang
besar.
• Misalkan jumlah belitan 5 lilit, besarnya arus DC
10 A, reed switch akan ON jika ada kuat magnet
sebesar 50 Amper-lilit (5 lilit x 10 Amper)
• Komponen tombol tekan atau disebut
saklar ON/OFF banyak digunakan
sebagai alat penghubung atau pemutus
rangkaian kontrol gambar.
• Memiliki dua kontak, yaitu NC dan NO.
• Artinya saat saklar tidak digunakan satu
kontak terhubung Normally Close, dan
satu kontak lainnya Normally Open.
• Ketika kontak ditekan secara manual
kondisinya berbalik posisi menjadi NO
dan NC.
• Komponen kontrol relay impuls bekerja
seperti saklar toggle manual, bedanya
relay impuls bekerja secara
elektromagnetik gambar-7.17.
• Ketika saklar S1 di-ON-kan relay impuls K1
dengan terminal A1 dan A1 akan energized
sehingga kontak posisi ON. maka lampu E1
akan menyala.
• ketika saklar S1 posisi OFF mekanik pada
relay impuls tetap mengunci tetap ON.
• Saat S1 di ON yang kedua, mekanik impuls
lepas dan kontak akan OFF, lampu akan
mati.
• Komponen timer OFF-delay bekerja secara
elektromagnetik gambar
• Saklar S2 di-ON-kan, koil timer OFF-delay K2
akan energized dan mengakibatkan saklar
akan ON dan lampu menyala.
• Timer di setting pada waktu tertentu misalkan
lima menit. Setelah waktu lima menit dicapai
dari saat timer energized, mekanik timer OFF
delay akan mengOFF-kan saklar dan
mengakibatkan lampu mati.
• Dalam pemakaiannya timer dikombinasikan
dengan kontaktor, sehingga waktu ON dan
OFF kontaktor bisa disetting sesuai dengan
kebutuhan
• Koil kontaktor Q1 dalam aplikasinya
dihubungkan paralel dengan diode R1,
Varistor R2 atau seri R3C1 gambar
• Koil Q1 yang diparalel dengan diode R1
gunanya untuk menekan timbulnya ggl
induksi yang ditimbulkan oleh induktor pada
koil Q1.
• Sedangkan varistor R2 memiliki karakteristik
untuk menekan arus induksi pada koil agar
minimal dengan mengatur besaran
resistansinya.
• Koil Q1 yang diparalel dengan R3C1 akan
membentuk impedansi sehingga arus yang
mengalir ke koil minimal dan aman.
• Bentuk Koil Set-Reset dengan dua belitan
dan dapat melayani dua saklar yang
berfungsi sebagai saklar Setting (tombol S)
dan saklar Reset (tombol R) gambar.
• Ketika tombol S di ON mekanik koil akan
meng-ON-kan saklar dan lampu akan
menyala. Diode R1, berpasangan dengan
K1 dan diode R4.
• Ketika tombol R di ON koil energized dan
sistem mekanik akan meng OFF kan saklar
dan lampu akan mati.
• Diode R2, berpasangan dengan K1 dan
diode R3.
Hubungan Bintang-Segitiga
Otomatis
• Q1; Q2; Q3 Kontaktor
• F1 Fuse Daya
• F2 Fuse kontrol
• F3 Thermal overload relay
• S1,S3 Tombol ON
• S2,S4 Tombol OFF
• A1,A2 Koil kontaktor
• M1~ Motor induksi 3 phasa
• Rangkaian daya hubungan bintang segitiga menggunakan tiga buah kontaktor
Q1, Q2 dan Q3 gambar-7.27.
• Fuse F1 berfungsi mengamankan jika terjadi hubungsingkat pada rangkaian
motor.
• Saat motor terhubung bintang kontaktor Q1 dan Q2 posisi ON dan kontaktor
Q3 OFF.
• Beberapa saat kemudian timer yang disetting waktu 60 detik energized, akan
meng-OFF-kan Q1, sementara Q2 dan Q3 posisi ON, dan motor terhubung
segitiga. Pengaman beban lebih F3 (thermal overload relay) dipasangkan seri
dengan kontaktor, jika terjadi beban lebih disisi beban, relay bimetal akan
bekerja dan rangkaian kontrol berikut kontaktor akan OFF.
• Rangkaian daya hubungan bintang segitiga
menggunakan tiga buah kontaktor Q1, Q2 dan
Q3 gambar. Fuse F1 berfungsi mengamankan
jika terjadi hubungsingkat pada rangkaian
motor. Saat motor terhubung bintang kontaktor
Q1 dan Q2 posisi ON dan kontaktor Q3 OFF.
• Beberapa saat kemudian timer yang disetting
waktu 60 detik energized, akan meng-OFF-kan
Q1, sementara Q2 dan Q3 posisi ON, dan motor
terhubung segitiga.
• Pengaman beban lebih F3 (thermal overload
relay) dipasangkan seri dengan kontaktor, jika
terjadi beban lebih disisi beban, relay bimetal
akan bekerja dan rangkaian kontrol berikut
kontaktor akan OFF.
Pengendali Dua Motor Bekerja
Bergantian
• Dalam proses diperlukan kerja dua atau beberapa
motor induksi bekerja secara bergantian sesuai
kebutuhan. Berikut ini dua motor induksi dirancang
untuk bekerja secara bergantian, dengan interval
waktu tertentu.
• Rangkaian daya dua motor bekerja bergantian, fuse
F1 berfungsi sebagai pengaman jika terjadi gangguan
hubung singkat rangkaian daya baik motor-1 dan
motor-2 gambar.
• Kontaktor Q1 mengendalikan motor-1 dan kontaktor
Q2 mengendalikan motor-2.
• Masing-masing motor dipasang thermal overload F3
dan F4.
• Kontaktor Q1 dan kontaktor Q2 dirancang
interlocking, artinyamereka akan bekerja secara
bergantian
• Q1; Q2; Kontaktor
• F1 Fuse Daya
• F2 Fuse Kontrol
• F3, F4 Thermal overload relay
• B1 Tombol Proximity Switch
• S2 Tombol ON
• S3 Tombol OFF
• A1,A2 Koil kontaktor
• M1 M2 Motor induksi 3 phasa
• Menjalankan Motor-1
• Tombol tekan Normally Open S2 jika
ditekan akan mengakibatkan koil Q1
energized, sehingga motor-1 bekerja.
• Koil Q1 diseri dengan kontak Normally
Close Q2, dan koil Q2 diseri dengan kontak
Normally Close Q1, menandakan bahwa
keduanya terhubung interlocking.
• Jika proximity switch B1 posisi open maka
aliran listrik terputus akibatnya koil Q1
atau koil Q2 akan de-energized sehingga
rangkaian kontrol dan rangkaian daya
terputus.
Menjalankan Motor-2
• Tombol tekan Normally Close S3 di tekan secara bersamaan aliran koil
Q1 terputus dan aliran listrik ke koil Q2 tersambung, kontaktor Q2
akan energized dan motor-2 bekerja.
• Jika terjadi gangguan beban lebih dari salah satu motor, maka
thermal overload relay F3 atau F4 akan bekerja, rangkaian daya
menjadi loop terbuka, dan aliran listrik ke rangkaian motor terputus
meskipun rangkaian kontrol masih bekerja.
Motor-1 dan Motor-2 bekerja dengan
selang waktu
• Agar tingkat keamanan lebih baik maka saat thermal overload
relay F3 dan F4 bekerja, rangkaian kontrol juga harus terputus.
• Maka dilakukan kontak Normally Close F3 dan F4 di hubungkan
seri dan menggantikan fungsi dari proximity switch B1 gambar-
7.35.
• Lampu indikator P1 diparalelkan dengan koil Q1, berfungsi
sebagai indikator saat koil Q1 energized terdeteksi.
• Lampu indikator P2 juga diparalel dengan koil Q2, sehingga
saat koil Q2 energized dapat diketahui dengan nyala lampu P2.
• Timer K3 ditambahkan seri dengan kontak NO koil Q1 dan NC
koil Q2, artinya koil konaktor Q2 akan energized jika koil Q1
sudah bekerja dan setting waktu berjalan dicapai maka koil Q2
akan energized, dan motor-1 dan motor-2 akan bekerja
bersama-sama.
Pengendalian Motor Soft Starter
• Perkembangan elektronika daya yang pesat kini
pengendalian motor induksi menggunakan
komponen elektronika seperti dengan Thyristor,
GTO dsb.
• Kemampuan pengendaliannya sampai ratusan KW
untuk pengasutan awal dan bahkan untuk
pengaturan putaran. Karakteristik Soft starter
memiliki kemampuan mengubah besaran tegangan
dan frekuensi sesuai kebutuhan.
• Karakteristik arus fungsi putaran motor, akan
menarik 600% arus nominal tanpa adanya
pengasutan, dengan pengasutan soft starter
mampu ditekan sampai hanya 200% arus
nominalnya gambar-7.36a).
• Karakteristik momen dengan soft starter mampu
diatur dari 10% sampai 150% torsi nominal motor
Panel Kontrol Motor
• Rangkaian daya dan rangkaian kontrol motor dipasang dalam sebuah panel yang terbuat dari bahan metal. Ukuran
panjang lebar dan tinggi disesuaikan dengan kebutuhan. Panel kontrol motor di bagian pintu dilengkapi dengan
beberapa lampu indikator, Voltmeter, Ampermeter dan beberapa tombol tekan ON. tombol OFF, tombol Auto.
• Komponen kontaktor disusun rapi dikelompokkan menurut fungsi. Komponen pengaman seperti fuse dan circuit
breaker ditempatkan menyatu
• Penampang kabel daya disesuaikan dengan daya motor, minimal 10 mm2.
• Penampang kabel kontrol dipakai 2,5 mm2 dari jenis kabel serabut.
• Pemasangan kabel dalam panel ditempatkan dalam duck kabel sehingga tersusun rapi dan mudah dirawat. Panel
kontrol motor diketanahkan dengan kawat tembaga penampang 16 mm2, disambungkan dengan elektrode
pentanahan.
• Instalasi pengawatan alat ukur untuk ampermeter menggunakan rotary switch dapat mengukur arus L1, arus L2 dan
arus L3 cukup dengan satu buah
• ampermeter saja. Pengawatan alat ukur tegangan dengan voltmeter juga menggunakan rotary switch, dengan
berbagai jenis pengukuran tegangan, yaitu tegangan phasa-netral L1-N, L2-N, L3-N dan tegangan phasa-phasa L1-L2,
L2- L3 dan L3-L1
• Kontrol motor dilengkapi dengan beberapa pengaman
sekaligus berupa pengaman thermal overload relay dan
pengaman overcurrent relay yang tersambung secara
mekanik gambar.
• Pengaman thermal overload dan overcurrent relay, sifatnya
tambahan artinya bisa dipasangkan jika diperlukan atau
dilepas jika tidak diperlukan
• Bahkan bisa digabungkan dengan pengaman arus sisa yang
bekerjanya seperti ELCB, berupa trafo arus yang dilewati
oleh empat kawat sekaligus, yaitu L1, L2,L3 dan N.
• Dilengkapi dengan setting kepekaan arus sisa dalam orde
50 sd 300 mA yang dapat diatur dan pengaturan waktu
berapa lama bereaksi sampai memutuskan rangkaian
• Motor induksi dengan daya besar diatas 50 Kw
bekerja dengan arus nominal diatas 100 A.
• Pemasangan thermal overload relay tidak bisa
langsung dengan circuit breaker, tetapi
melewati alat transformator arus CT gambar.
• Ratio arus primer trafo arus CT dipilih
100A/5A.
• Sehingga thermal overload relay cukup dengan
rating sekitar 5A saja.
• Jika terjadi beban lebih arus primer CT
meningkat diatas 100A, arus sekunder CT akan
meningkat juga dan mengerjakan thermal
overload relay bekerja, sistem mekanik akan
memutuskan circuit breaker
Perakitan peralatan
• Kebanyakan peralatan listrik dibuat dengan komponen tambahan sebagai
impelementasi terhadap produknya.
• Pada kasus ini sistem Telequik yang ditawarkan oleh Telemecanique
• Sistem ini memenuhi syarat untuk perakitan komponen dan dapat menjamin
bahwa komponen pada sistem otomasi untuk dapat dirakit dengan cepat dan
mudah.
• Dengan beberapa keunggulan yang diberikan, produk ini diklasifikasikan kedalam
empat fungsi yang berbeda : tertutup, struktur, distribusi dan terhubung.
Fungsi “Enclose”.
• Untuk memproteksi perangkat dari goncangan, perubahan
cuacu yang drastis, dan dapat menjamin ketahanan terhadap
suatu kondisi yang digunakan di industri, peralatan harus
diletakan didalam kotak atau kabinet.
• Keunggulan ini untuk mempercepat waktu perakitan dan
pemeliharaan.
• Bagaimana pemasang menghubungkan (wiring) dan
meletakan kabinet dan beberapa kasus untuk menyesuaikan
komponen bantu (push bottom, alat-alat ukur dan sebagainya)
juga harus menjamin tingkatan proteksi yang harus
Fungsi “struktur”
Dalam merangkai komponen secara mekanik,
harus mencakup secara sempurna disesuaikan
dengan produk yang dirakit dan menggunakan
komponen sistem otomasi secara benar.
Pemasangan komponen secara bersamaan,
pemasangan ini untuk membuat struktur dari
komponen dan sistem perakitan supaya lebih
fleksibel penggunaannya, pemilihan opsi
perakitan leluasa dan penghematan biaya
yang signifikan.
Fungsi “distribute”
• Jika memasang komponen, pada implementasinya harus mencakup keamanan,
sederhana, perakitan dan pengawatan cepat.
• Pemeliharaan dan modifikasi terhadap peralatan harus mudah dilaksanakan,
dengan sedikit kemungkinan dampak pada kelangsungan operasi.
• Untuk menyatukan kriteria tersebut, secara mendasar dirancang sistem
distribusi untuk mengalihkan arus ke sejumlah rangkaian sekunder (dapat dilihat
Katalog Schneider Electric untuk informasi lebih lanjut).
• Beberapa model dirancang sebagai produk penunjang yang memungkinkan
untuk perakitan komponen yang beroperasi (menghubungkan atau memtuskan
unit motor starter)
Kabel klip dan duct
• Kabel klip dan duct dirancang sebagai saluran kawat yang lapisannya
horizontal dan vertikal pada peralatan yang sama.
• Semua pengawatan pada permukaan depan, sehingga memudahkan
pada waktu perbaikan dan perubahan.
• Terbuat dari PVC dan tidak memiliki bagian logam sehingga tidak
terjadi kontak dengan penghantar yang terpasang.
Kabel Duct

• Ini memiliki alur terbuka pada sisinya dan lubang-lubang dibelakangnya.


• Dapat dipasang secara vertikal dan horizontal untuk memasang komponen.
• Dapat dijepit seperti rel omega 35 mm.
• Kabel duct tersedia beberapa ukuran dan dapat menampung lebih dari 700
kawat ukuran 1,5 mm2.
• Dapat ditutup dengan penutupnya kedalam alurnya.
• Label dapat digunakan untuk kabel klip dan duct.
Tugas

• Dimiliki 3 buah motor induksi (motor A, B, dan C)


• Diinginkan motor bekerja sebagai berikut:
• Saat Motor A di-on-kan, 10 detik berikutnya motor B bekerja dan 10 detik
berikutnya motor A off.
• Saat motor B menyala maka 10 detik berikutnya motor C bekerja.
• 20 detik kemudian motor B dan motor C off.

• Desainlah diagram kontrol


• Gambarkan rangkaian pengawatan instalasi motor tersebut dengan
komputer software komputer
Proteksi Beban Lebih Motor

• Memproteksi operasi motor terhadap gangguan dan kerusakan,


pada rangkaian kontrolnya diterapkan peralatan proteksi seperti
dari tabel.
• Keandalan kinerja proteksi akan sangat menentukan
perlindungan motor terhadap gangguan.
• Sebagai gambaran dipelihatkan pada gambar, suatu rangkaian
pengontrolan motor dengan dua kecepatan dan dua arah putar
yang dilengkapi dengan alatalat proteksi TOL dan sekring atau
MCB.
PERANCANGAN DAN PERAKITAN PERALATAN
KONTROL
• Perangkat lunak dapat membantu dengan baik dibidang perancangan sistem
otomasi.
• Keunggulan utama perangkat lunak CAD (Computer-Aided Design) adalah:
• Masing-masing simbol memiliki ragam sifat/karakteristik (utama, bantu)
sebagai fungsi kelistrikan (isolasi, switching dsb) dan hubungan terminal.
• Yang berhubungan dengan perangkat keras (diskonektor, kontaktor dsb) dan
metoda identifikasi. Ini sebagai dukungan referensi variabel yang ditawarkan
oleh perangkat lunak atau yang dapat digunakan oleh pengguna.
• Database juga dapat menjamin ketepatan informasi dan panduan untuk
pengguna.
• Diagram Kontrol
Desainlah • Gambar Diagram Pengawatan

• 10 detik • 10 detik

Motor A Motor B Motor C

• 20 detik
• 10 detik
Elektro Pneumatik
• Pneumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern,
penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di
dunia industry, khususnya di bidang teknologi kontrol instrument.
• Kata “PNEUMA” berasal dari bahasa Yunani kuno, yang berarti nafas
atau angin. Istilah pneumatik berarti ilmu mengenai gerakan udara dan
gejala-gejalanya dan elektro pneumatik merupakan gabungan fungsi
antara gerakan udara dan aliran listrik.
• Modul ini memuat simbol-simbol pneumatik dasar dan metode yang
sistematis untuk membuat rangkaianrangkaian (circuit) dengan maksud
untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari pemakaiannya di industri
Simbol-Simbol
1 Bagian Pensuplai
• Kompresor
• Fungsi: Fungsi kompresor adalah
untuk mensuplai udara
bertekanan ke sistem kontrol
pneumatik

Anda mungkin juga menyukai