FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
DAFTAR ISI
Latar Belakang
Tujuan
Gardu induk disebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan
dari transformator dan rangkaian Switchgear yang tegabung dalam satu kesatuan
melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada
dasarnya gardu induk bekerja mengubah tegangan yang dibangkitkan oleh pusat
pembangkit tenaga listrik menjadi tegangan tinggi/tegangan transmisi dan
kemudian mengubahnya menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi.
Transformator adalah suatu alat elektro statis bekerja secara magnetis yang
mengubah bentuk energi arus bolak balik dari suatu jaringan ke jaringan yang lain
dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya untuk melayani beban. Sedangkan, Switchgear juga
merupakan salah satu peralatan Gardu Induk yang terdiri dari pemisah dan pemutus
tenaga.
1. Pemisah
Mekanik penggerak
4. Pemisah Engsel
Saklar pemisah engsel ini memiliki satu kontak diam dan satu engsel
yang dapat membuka ke atas dengan sudut 90 derajat. Saklar pemisah
ini gerakannya dari engsel yang biasanya digunakan untuk tegangan
menengah 20 kV – 6 kV. Model saklar pemisah ini biasanya di letakkan
di luar Gardu Induk.
Gambar 3.5 PMS 500kv posisi masuk (on) Gambar 3.6 PMS 500kv posisi lepas(off)
2. Penghubung dan Pemutus (PMT)
Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan
fungsi diatas adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban
maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus
tenaga.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar
tidak sampai merusak peralatan sistem membuat sistem tidak stabil dan
merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Klasifikasi PMT dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating/ nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi.
a. Berdasarkan besar/kelas tegangan
- PMT tegangan rendah Dengan range tegangan 0,1 s/d 1kV
- PMT tegangan menengah Dengan range tegangan 1 s/d 35kV
- PMT tegangan tinggi Dengan range tegangan 35 s/d 245kV
- PMT tegangan extra tinggi Dengan range tegangan lebih besar dari
245kVAC
b. Berdasarkan jumlah mekanik penggerak/ tripping coil.
1. PMT single pole PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada
masing - masing pole, umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay
penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa.
Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang
berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya
tungsten atau karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan pemanasan di
katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari
bahan yang titik leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan menimbulkan
emisi medan tinggi. Hasil emisi thermis ini dan emisi medan tinggi akan
melanggengkan proses ionisasi, sehingga perpindahan muatan antar kontak terus
berlangsung dan inilah yang disebut busur api. Untuk memadamkan busur api
tersebut, terdapat beberapa cara yaitu : PMT gas SF6, PMT Minyak, PMT Udara
Hembus (air blast) dan PMT Hampa Udara (vacuum)
.
Gambar 3.10 Pemisah (PMS)
Cara Mengisolasi Busur Api
Jenis-jenis PMT berdasarkan media insulator dan material dielektriknya,
adalah terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA dan
pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat kontak dipisahkan,
busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak menguap dan
menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api, karena panas
yang ditimbulkan busur api, minyak mengalami dekomposisi dan
menghasilkan gas hydrogen yang bersifat menghambat produksi pasangan
ion. Oleh karena itu, pemadaman busur api tergantung pada pemanjangan
dan pendinginan busur api dan juga tergantung pada jenis gas hasil
dekomposisi minyak.
Gambar 3.12 Pemadaman busur api pada pemutus daya udara hembus
3. Sakelar PMT vakum (Vacuum Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus rangkaian bertegangan sampai
38 kV. Pada PMT vakum, kontak ditempatkan pada suatu bilik vakum. Untuk
mencegah udara masuk kedalam bilik, maka bilik ini harus ditutup rapat dan
kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat logam.
Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis dan medan
tegangan yang tinggi yang memproduksi elektron-elektron bebas. Elektron hasil
emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-elektron bebas ini tidak bertemu
dengan molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak
ada penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api.
Dengan kata lain, busur api dapat dipadamkan.
4. Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan
pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan pada
tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni adalah tidak
berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu
diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan
bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan
tinggi. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik
dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak
menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka.
Sakelar PMT SF6 ada 2 tipe, yaitu:
1. PMT Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type)
2. PMT Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type)
Prinsip Kerja pemutus (PMT) dan pemisah (PMS)
Pada dasarnya prinsip PMS ini sama dengan prinsip saklar biasa.
PMS dipakai untuk membebaskan PMT dari tegangan yang mengalir pada
PMT tersebut. Agar dapat dilakukan perawatan atau perbaikan pada PMT
tersebut, maka PMS harus dibuka agar pada PMT tersebut tidak terdapat
tegangan dan PMT aman bagi teknisi yang akan melakukan perawatan.
a. Kesimpulan
1. Adanya peralatan pemisah dan penghubung sangat penting, agar penyaluran
daya dari pembangkit ke konsumen tetap berjalan dan kontinuitasnya tetap
terjaga saat terjadi gangguan maupun pada saat perawatan dimana kontrol
tersebut dilakukan pada Gardu Induk.
2. Agar dapat dilakukan perawatan atau perbaikan PMT, maka PMS harus
dibuka agar pada PMT tersebut tidak terdapat tegangan dan PMT aman bagi
teknisi yang akan melakukan perawatan.
3. Pemeliharaan terhadap PMT merupakan suatu hal yang penting, karena
pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur peralatan dan menjamin
berfungsinya alat dengan baik. Pemeliharaan tersebut dilakukan pada
pengukuran tahanan isolasi, tahanan kontak, breakeranalizer dan juga
tahanan pentanahan pada PMT.
4. Dari setiap pemutusan tenaga listrik dengan tegangan dan arus operasi yang
besar selalu diikuti dengan terjadinya busur api. Besar busur api tergantung
pada besar arus yang diputuskan, dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan pada kontak – kontak pemutus tenaga, untuk itu busur api yang
terjadi harus dipadamkan dilengkapi dengan komponen busur api dengan
media – media pemadaman tertentu.
b. Saran
1. PMT memang masih mampu melindungi peralatan dari hubung singkat,
tetapi kemungkinan kegagalan perlindungan masih terjadi, untuk itu
disarankan melakukan pengecekan/pengujian terhadap PMT untuk
memastikan umur komponen lebih lama dan unjuk kerja yang lebih baik,
normal sesuai dengan fungsinya
2. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan harus dipertahankan di setiap
perushaan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan maupun kualitas
penyaluran tenaga listrik secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/L2F606024_MK
P.pdf , diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
[3]https://www.academia.edu/28354774/MAKALAH_TRANSMISI_and_GARDU_IND
UK_PERALATAN_PENGHUBUNG_PADA_GARDU_INDUK_GI_Bindar_Marda_13
_SV , diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
[4] https://www.academia.edu/12133687/Sistem_Proteksi_Gardu_Induk , diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017
[5]https://www.academia.edu/24270422/BAB_III_SISTEM_KELISTRIKAN_3.1._Fasili
tas_Gardu_Induk , diakses pada tanggal 11 Oktober 2017
[6] http://dunia- listrik.blogspot.co.id/2009/03/perlengkapan- gardu-induk.html , diakses
pada tanggal 11 Oktober 2017
[7] https://www.academia.edu/12133687/Sistem_Proteksi_Gardu_Induk , diakses pada
tanggal 11 Oktober 2017