Anda di halaman 1dari 25

BAB III

KEGIATAN KHUSUS

1.1 Pengertian PMS (Pemisah)


PMS (pemisah) atau yang juga memiliki nama lain Disconnecting Switch
(DS) merupakan suatu peralatan sistem tenaga listrik yang berperan sebagai saklar
pemisah rangkaian listrik. PMS memisahkan rangkaian listrik bertegangan tinggi
dari arus yang menuju ke beban. Selain memisahkan, PMS juga dapat
menghubungkan rangkaian listrik. Istilah yang digunakan untuk memisahkan
rangkaian listrik adalah membuka PMS, sedangkan istilah untuk menghubungkan
rangkaian listrik adalah menutup PMS. Namun, pembukaan dan penutupan PMS
ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa dialiri arus beban atau dengan arus
yang rendah kurang lebih 5 A atau dengan cara membuka PMT terlebih dahulu.

1.2 Fungsi PMS


Fungsi dari PMS antara lain adalah sebagai berikut :
1.2.1 Pemisah peralatan
PMS berfungsi sebagai pemisah peralatan listrik dari peralatan instalasi
listrik lainya yang bertegangan dengan cara membebaskanya dari arus yang menuju
beban. Pemisahan rangkaian listrik dari jaringan dapat dilakukkan pada saat
melakukkan suatu pekerjaan pemeliharaan serta perbaikan supaya pekerjaan
menjadi aman karena peralatan telah dibebaskan dari tegangan.
1.2.2 Pemisah Tanah / Ground (Pisau Pentanahan/Pembumian)
PMS Tanah berfungsi untuk mengamankan rangkaian dari arus teganagan
yang muncul setelah rangkaian diputuskan oleh PMT sehingga pekerja yang
melakukkan pekerjaan baik perawatan maupun perbaiakan peralatan terjamin
keselamatanya.

3.3 Prinsip Kerja PMS


PMS merupakan peralatan yang bekerja sebagai sakelar pemisah. Pada
dasarnya PMS digunakan untuk menjamin bahwa PMT telah terbebas dari
tegangan, sehingga para pekerja yang melakukkan perbaikan menjadi aman.PMS

15
16

juga memiliki mekanisme interlocking yang berfungsi untuk mengamankan


pembukaan dan penutupan PMS. Interlocking adalah suatu sistem tenaga listrik
yang berupa hubungan kerja antar peralatan listrik dengan cara saling mengunci,
sehingga mengharuskan PMS dan PMT bekerja sesuai dengan urutan kerjanya.
Tujuan Interlocking pada keadaan ini adalah memastikan suatu peralatan tidak
bertegangan ketika peralatan tersebut akan diperbaiki sehingga pekerja yang
memperbaiki peralatan tersebut aman. Mekanisme interlocking tersebut adalah
sebagai berikut :
a. PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi tertutup.
b. PMT hanya dapat menutup, saat PMS peralatan dalam keadaan menutup.
c. PMS peralatan tidak dapat membuka sebelum PMT membuka.
d. Sakelar pembumian (Earthing Switch) dapat di tutup hanya pada saat PMS
peralatan dalam keadaan terbuka.
e. PMS dapat ditutup ketika PMT dan sakelar pembumian terbuka.
f. PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam kondisi telah terbuka atau telah
tertutup.

1.4 Bagian-bagian PMS


1.4.1 Isolator
Isolator merupakan komponen sub sistem yang berfungsi sebagai isolasi
dari peralatan yang dikenai beda potensial. Isolator berbentuk piringan yang
tersusun dan berbahan porselin yang ukuranya disesuaikan dengan tegangan, jenis,
ukuran penghantar, kekuatan mekanis dan kontruksi penompang dari peralatan /
penghantar yang di isolasi.
1.4.2 Kontak Diam PMS
Kontak diam PMS merupakan kontak yang tidak mengalami pergerakan
ketika PMS berkerja. Kontak diam tidak ditemui pada PMS jenis siku.
1.4.3 Control / Auxilary Circuit
Terdiri dari lemari mekanik dan terminal dan wiring kontrol. Lemari
mekanik berfungsi sebagai pelindung peralatan tegangan rendah dan sebagai
secondary equipment. Terdapat dua jenis lemari mekanik yaitu lemari dan box.
Pada lemari mekanik terdapat pula wiring kontrol. Terminal dan wiring kontrol ini
17

memberikan trigger pada subsystem mekanik penggerak untuk membuka dan


menutup pisau/kontak PMS.
1.4.4 Kontak gerak atau pisau-pisau PMS
Kontak gerak ini berperan dalam menggerakkan PMS sehingga dapat
memisahkan serta menghubungkan bagian yang bertegangan.
Berdasarkan gerakan lengan/pisau pemisahnya maka pisau pemisah dibagi dalam
beberapa jenis berikut :
a. Pemisah Engsel
Pemisah dengan pergerakan melepas dan menghubungkan seperti engsel.
b. Pemisah Putar
Pemisah dengan gerakan memutar dimana terdapat dua buah kontak diam serta
2 buah kontak gerak yaitu kontak yang berada ditengah
c. Pemisah Siku
Pemisah jenis ini hanya memiliki dua buah kontak gerak yang gerakkanya
memiliki sdut 90 derajat.
1. Pemisah Luncur
PMS dan PMT menjadi satu, dipisahkan dengan cara ditarik
2. Pemisah Pantograph
Pemisah jenis ini memiliki kontak diam yang ada pada rel serta kontak gerak
yang berada pada ujung lengan pantograph. Pemisah dengan jenis ini biasanya
ditemui pada sistem 500 KV.
1.4.5 Pentanahan PMS
Sistem pentanahan atau biasa disebut grounding merupakan suatu sistem
pengaman terhadap peralatan listrik dari lonjakan listrik, petir dan lain sebagainya
dengan cara menghbungkan peralatan dengan tanah. Pentanahan ini berfungsi
untuk menghindari bahaya tegangan sentuh apabila terjadi kegagalan isolasi
maupun gangguan pada peralatan instalasi listrik.
1.4.6 Kerangka PMS
Pemisah tediri dari bebrapa komponen yang masing-masing mempunyai
fungsi sebagai berikut :
Struktur mekanik yang terdiri dari baja/besi atau beton serta pondasi sebagai
dudukan/penompang struktur peralatan PMS.
18

Struktur baja/besi atau struktur beton adalah rangkaian besi atau beton yang
dibentuk serta dirancang untuk keperluan pemasangan peralatan PMS. Struktur besi
atau beton berfungsi sebagai penyangga/dudukan dari PMS.
Pondasi adalah bagian sistem rekayasa teknik yang berfungsi untuk menompang
beban luar yang bekerja serta bebannya sendiri yang didistribuskkan pada lapisan
tanah serta batuan untuk distabilisasi.

1.4.7 Mekanik Penggerak


Mekanik penggerak merupakan suatu sistem mekanik yang memicu
pisau/kontak PMS dapat membuka serta menutup. Mekanik penggerak ini terdiri
dari stang/tuas penggerak serta tenaga penggerak. Jenis-jenis tenaga penggerak
PMS dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Manual
Pengoperasian PMS jenis ini dapat membuka/ menutup secara manual
dengan cara memutar/menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas
mekanik
b. Motor
Pengoperasian PMS jenis ini membuka/ menutup dengan cara
memutar/menggerakkan PMS melalui fasilitas dengan motor
c. Pneumatik (tekanan udara)
Pengoperasian PMS jenis ini membuka/menutup dengan
memutar/menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas penggerak
pneumatik (tekanan udara)

3.5 Jenis-jenis PMS


Jenis-jenis PMS dapat dibagi berdasarkan beberapa hal berikut :
3.5.1 Berdasarkan Fungsinya
a. PMS Ground / Tanah
PMS jenis ini memiliki fungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa
tegangan yang timbul setelah SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi)
19

diputuskan atau dari induksi tegangan yang berasal dari penghantar serta
kabel lainya.
b. PMS Peralatan
PMS jenis ini berfungsi untuk mengisolasi peralatan listrik dari
peralatan lain yang bertegangan.
3.5.2 Berdasarkan Lokasi Pemasanganya
a. PMS Line
Pemisah yang dipasang pada sisi penghantar diantara PMT dengan
beban.
b. PMS Bus
Pemisah yang terpasang di antara sumber tenaga listrik dan PMT.
c. PMS Ground / Tanah
Pemisah yang dipasang untuk menghubungkan peralatan dengan tanah.
Dalam pengoperasianya interlock dengan PMS Line.
d. PMS Seksi
Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel dapat terpisah
menjadi 2 seksi.

3.5.3 Berdasarkan Gerakan Lenganya


a. Pemisah Engsel
Pemisah jenis ini memiliki gerakan seperti engsel. Pemisah jenis ini
biasa digunakan pada tegangan menengah (6kV,20kV).
b. Pemisah Putar
Pemisah jenis ini memiliki dua buah kontak diam serta dua buah kontak
gerak yang dapat berputar pada sumbunya ketika PMS bekerja.
c. Pemisah Siku
Pemisah jenis ini dua buah kontak gerak tanpa memiliki kontak diam.
Pergerakan kontak gerak pada sumbunya ini mencapa 90 derajat pada
saat PMS bekerja.
d. Pemisah Luncur
20

Pemisah jenis ini memiliki gerakan kontak keatas serta kebawah atau
kesamping. Jenis ini banyak digunakan pada instalasi tegangan
menengah 20kV.
e. Pemisah Pantograph
Pemisah jenis ini memiliki kontak diam pada rel dan kontak gerak yang
terdapat pada ujung lengan pantograph.

3.6 Pemeliharan Pemisah (PMS) 150 kV


3.6.1. Pengertian pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukkan guna menjaga suatu
keandalan peralatan sehingga memilliki umur yang lebih panjang dan bekerja
dengan baik sesuai teknisnya.

Tabel 3.1 Jadwal Pemeliharaan Mingguan


No Peralatan yang Diperiksa Sasaran Pemeriksaan
I INSULATION / ISOLASI
1. Isolator Periksa konsisi piring isolator apakah normal,
pecah, atau kotor secara visual atau dengan
menggunakan teropong
II ELECTRICAL CURRENT CARRYING
1. Terminal Utama Periksa apakah benda asing (binatang, benang,
laying-layang, balon, sampah) ada atau
tersangkut di terminal utama
III LEMARI MEKANIK
A Lemari
1. Lampu penerangan Periksa kondisi lampu pada lemari apakah
normal, tidak terpasang, redup, tidak berfungsi
atau hilang
2. Heater Periksa kondisi heater apakah normal, tidak
terpasang, rusak atau hilang
3. Terminal wiring Periksa terminal wiring apakah normal atau
lorosi
21

Periksa dengan thermogun kondisi terminal


apakah terjadi pemanasan pada terminal atau
tidak
4. Kabel kontrol Periksa apaah dalam keadaan baik atau
terkelupas
5. Sekering/MCB Periksa apakah kondisi sekring/MCB apakah
normal, tidak terpasang atau putus
B Box Tidak ada bagian yang diperiksa
Sumber: Pusdiklat PT PLN (2009)

Tabel 3.2 Jadwal Pemeliharaan Bulanan


No Peralatan yang Diperiksa Sasaran Pemeriksaan
I AKSESORIS
1. Isolasi engkol Periksa kondisi isolasi engkol apakah normal,
tidak terpasang atau tidak normal
2. Sistem lock mekanik Periksa kondisi system lock mekanik apakah
normal, tidak terpasang atau tidak normal
II LEMARI MEKANIK
A Lemari
1. Pintu lemari Periksa mondisi pintu lemari apakah normal,
korosi, kendor, tidak bias dikunci atau hilang
2. Kondisi dalam lemari Periksa kondisi dalam lemari apakah normal,
kotor atau lembab
3. Door Sealent Periksa door sealent apakah normal keras,
rusak atau hilang
Periksa dengan thermogun kondisi terminal
apakah terjadi pemanasan pada terminal atau
tidak
4. Lubang kabel Periksa apakah lubang kabel normal, tidak
rapat atau glenn kebel tidak ada
B Box
22

1. Tutup Box Lemari Periksa kondisi grounding lemari apkaah


normal, korosi, rantas, kendor, putus atau
hilang
III GROUNDING
1. Grounding pemisah Periksa kondisi grounding lemari apkaah
normal, korosi, rantas, kendor, putus atau
hilang
2. Grounding lemari Periksa kondisi grounding lemari apkaah
mekanik normal, korosi, rantas, kendor, putus atau
hilang
3. Grounding pemisah Periksa kondisi grounding lemari apkaah
tanah normal, korosi, rantas, kendor, putus atau
hilang
IV PEMISAH TANAH
1. Lock-Pin Periksa Lock-Pin pada pemisah tanah apakah
normal, tidak terpasang atau tidak normal
2. Kontak diam Periksa kondisi kontak diam apakah normal
atau tidak normal.
Sumber: Pusdiklat PT PLN (2009)

Tabel 3.3 Jadwal Pemeliharaan Tahunan


No Peralatan yang Diperiksa Sasara Pemeriksaan
I STRUKTUR MEKANIK
1. Struktur besi/ baja Periksa kondisi struktur besi/baja apakah baik,
korosi, kendor, bengkok atau hilang
Struktur beton Periksa kondisi struktur beton apakah baik,
retak atau miring
2. Pondasi Periksa kondisi pondasi apakah baik, retak,
miring, amblas atau tertimbun
Sumber: Pusdiklat PT PLN (2009)
23

3.6.2. Jenis-jenis pemeliharaan GI


Pemeliharaan dibagi menjadi beberapa metode sebagai berikut :
a. Pemeliharaan Preventive (Time base maintenance )
Pemeliharaan yang dilakukkan guna mencegah adanya
kerusakkan peralatan secara tiba-tiba serta guna mempertahankan mutu
keandalan peralatan yang optimal sesuai dengan umur teknisnya.
b. Pemeliharaaan Prediktif (Conditional maintenance)
Pemeliharaan yang dilakukkan dengan memprediksi kondisi dari
suatu peralatan, apakah dan kapan kemungkinan peralatan tersebut
menuju kegagalan.
c. Pemeliharaan Korektif (Corective maintenance)
Pemeliharaan yang dilakukkan dengan rencana pada waktu
tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau tingkat
keandalan yang rendah pada saat menjalankan fungsinya, dengan tujuan
mengembalikkan keandalan pada kondisi semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan instalasi.
d. Pemeliharaan Darurat (Breakdown maintenance)
Pemeliharaan yang dilakukkan pada waktu yang tidak tertentu
akbikat adanya kerusakkan mendadak dan bersifat darurat.

3.6.3 Pemeliharaan Pemisah (PMS)


a. In Service/Visual Inspection
Merupakan pengecekan yang dilakukkan oleh petugas dengan
menggunakan panca indera dengan periode tertentu. Adapun
komponen-komponen dari pemisah yang harus diperhatikkan adalah :
1. Struktur Mekanik
d. Struktur baja/besi atau beton
e. Pondasi
2. Insulation
f. Isolator pemisah
3. Electrical Current Carrying
a) Pisau/kontak PMS
24

b) Terminal utama (klem) PMS


4. Aksesoris Pemisah
a) Isolasi engkol pemisah
b) Sistem lock mekanik pemisah
5. Lemari mekanik
a) Pintu lemari mekanik
b) Lampu penerangan
c) Door sealent
d) Heater (Pemanas)
e) Lubang kabel
f) Terminal wiring
g) Kabel kontrol
h) Sekering//MCB
i) Bau
j) Tutup box mekanik
6. Grounding
a) Grounding Pemisah
b) Grounding lemari/box mekanik
c) Grounding pemisah tanah
7. PMS Tanah
a) Pisau pentanahan
b) Lock pin
c) Kontak diam pisau pentanahan

b. In Service Measurement
Merupakan pengecekan yang dilakukkan oleh petugas dengan
menggunakan alat ukur dengan periode tertentu.
1. Pengukuran Thermovisi

c. Shutdown Measurement
1. Pengukuran tahanan kontak
2. Pengukuran tahanan isolasi
25

3. Pengukuan tahanan pentanahan

d. Shutdown Function Check


1. Pengujian sistem mekanik penggerak
a) Motor penggerak
b) Transmisi penggerak
c) Pemeriksaan fungsi lemari mekanik
d) Pengujian fungsi tombol close dan open (local dan remote)
e) Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC
f) Pengujian fungsi status pemisah
g) Pengujian fungsi interlock
e. Overhaull

3.7 Peralatan dan Material kerja pemeliharaan


Peralatan dan material kerja yang digunakan pada saat pemeliharaan PMS
antara lain :
a. kunci-kunci
b. tang kombinasi
c. obeng minus besar
d. alat ukur pentanahan (Tahanan kaki tiang)
e. pakaian kerja
f. HT bagi koordinator dan pengendali mutu pekerjaan
g. Kunci ring
h. Kunci sok
i. Sakapen
j. Majun
k. Minyak WD4
26

3.8 Pengerjaan Pemeliharaan PMS


3.8.1 Pra Pelaksanaan
Sebelum melakukan pengerjaan penggantian PMS, ada beberapa hal yang
harus dilakukkan dan dipersiapkkan terlebih dahulu . Beberapa hal tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Melakukkan pencatatan nomer-nomer terminal yang terhubung ke PMS
lama serta memastikkan fungsinya satu minggu sebelum pelaksanaan
penggantian PMS seperti yang terdapat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Petugas mencatat nomer terminal pada box kontrol PMS
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

b. Melakukkan labeling pada seluruh kabel eksternal.


c. Membuat cable schedule penggantian PMS beserta gambar pengawatannya.
d. Melakukkan pencetakkan label untuk persiapan core kabel yang akan di
wiring menggunakan alat print label.
e. Petugas HARPRO (Pemeliharaan Proteksi) bertugas menyiapkan material
yang akan digunakan dalam proses pekerjaan seperti skun, isolasi kertas,
isolasi elektrik, pipa pvc serta toolbox.
f. Petugas HARGI (Pemeliharaan Gardu induk) melakukkan pengukuran
serandang PMS, dudukan box motor mekanik serta PMS ground.
27

3.8.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan penggantian PMS dilakukkan selama dua hari mulai pada
tanggal 30 mei hingga 31 mei 2018. Pemeliharaan ini melibatkan seluruh anggota
basecamp probolinggo. Pekerjaan penggantian PMS ini diawasi oleh pengawas K3,
pengawas pekerjaan dan pengawas manuver. Berikut beberapa hal yang dilakukkan
oleh pengawas sebelum memulai pekerjaan :
a. Pengawas menanyakan kepada seluruh pekerja mengenai kondisi kesehatan
pekerja seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Briefing seluruh petugas pemeliharaan


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

b. Pengawas membagi serta menjelaskan tugas dari masing -masing pekerja


c. Pengawas memberitahu serta menjelaskkan daerah aman serta daerah
bahaya. Pada Gambar 3.3 terdapat daerah yang ditandai dengan bendera
merah yang berarti bahwa daerah tersebut berbahaya dan masih dialiri oleh
arus listrik bertegangan tinggi.
28

Gambar 3.3 Tanda bendera merah meandakan daerah bahaya


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

d. Memberikkan penjelasan serta peringatan mengenai potensi bahaya dalam


pekerjaan.
e. Melakukkkan doa bersama untuk kecalnaran serta keselamatan pekerjaan
dipimpin oleh salah satu pengawas seperti yang terlihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Doa bersama sebelum memulai pekerjaan


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

f. Melantunkan yel yel PLN sebagai penyemangat dalam memulai pekerjaan


\
29

3.8.3 Pelepasan PMS Lama


Tahapan awal dalam pekerjaan penggantian PMS ini adalah melepaskan
PMS lama serta seluruh perangkatnya dari serandang PMS. Beberapa hal yang
dilakukkan dalam pelepasan PMS adalah sebagi berikut:
a. Memastikkan BAY Line telah terbebas dri tegangan dengan cara memutus
PMT BAY Lumajang 1
b. Petugas melakukkan pemasangan ground lokal diantara kedua sisi PMS
yang akan dilakukkan pengerjaan seperti pada Gambar 3.5. Pemasangan
groud lokal seperti yang terdapat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.5 Pemasangan ground lokal oleh petugas


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
30

Gambar 3.6 Ground lokal pada kabel konduktor PMS


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

c. Petugas melepaskan konduktor yang terhubung dengan PMS line Lumajang


1 seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Pelepasan konduktor terhadap PMS


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

Melakukkan pembongkaran mekanik dengan cara membebaskan kabel


yang terhubung dengan PMS line Lumajang 1 serta melepas kabel
eksternal / kabel kontrol yang terhubung pada motor PMS Line Lumajang
1. Pelepasan kabel kontrol pada box kontrol PMS seperti yang terdapat
pada Gambar 3.9 .
31

Gambar 3.8 Daerah pengerjaan PMS T/L BAY Lumajang 1


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

Gambar 3.9 Pelepasan kabel kontrol pada box kontrol PMS lama
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

d. Petugas melakukkan pengamanan / mengisolasi kabel yang telah dilepaskan


dari PMS line Lumajang 1 terlihat pada Gambar 3.10 .
32

Gambar 3.10 Isolasi kabel PMS yang telah dilepaskan


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

e. Petugas membongkar mekanik berupa motor penggerak PMS terlihat pada


Gambar 3.11 hingga membongkar finger PMS / isolator support PMS
terlihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.11 Membongkar finger PMS / isolator support PMS


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
33

Gambar 3.12 Pengangkatan finger PMS / isolator support PMS menggunakan crane
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

3.8.4 Pemasangan PMS Baru


Setelah tahapan melepaskan PMS lama selesai, tahapan selanjutnya adalah
melakukkan pemasangan PMS baru.
a. Petugas HARGI melakukkan penyesuaian serandang PMS yang baru.
b. Petugas melakukkan pemasangan finger PMS dan isolator support dibawah
seperti yang terlihatpada Gambar 3.13 . pemasangan dilakukkan dengan
menggunakan alat bantu crane seperti yang terdapat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.13 Pemasangan finger PMS / isolator support PMS


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
34

Gambar 3.14 Pemasangan finger PMS dan isolator support mengguakan crane
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

c. Melakukkan penyesuaian motor PMS yang baru terhadap serandang PMS


yang lama.
d. Melakukkan pemasangan box kontrol dan motor PMS baru. Dari box
kontrol

Gambar 3.15 Box kontrol PMS lama merk Takaoka


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
35

e. Petugas HARPRO melakukan pengawatan/ wiring kabel eksternal yang


disesuaikan dengan cable schedulle pada box kontrol yang baru.Gambar
3.15 menunjukkan casing box control lama merk Takaoka.
f. Melakukkan penarikkan kabel AC 3 fasa dari MK suply AC 3 fasa ke box
kontrol yang baru sebagai suply motor dikarenakan suply motor untuk PMS
yang baru berbeda dengan sebelumnya. PMS yang lama hanya
menggunakan suply 1 fasa untuk motornya. Penarikan kabel dilakukkan
melalui rel kabel yang berada dibawah permukaan tanah seperti pada
Gambar 3.16. Penarikan kabel AC 3 fasa dari MK suply AC 3 fasa ke box
control terdapat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.16 Rel penarikan kabel AC menuju box kontol


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
36

Gambar 3.17 Penarikan kabel AC


Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

3.9 Kendala
Pada saat melakukkan pekerjaan penggantian PMS baru, petugas mendapati
beberapa kendala , diantaranya adalah kemacetan mekanik pada salah satu PMT
ketika dilakukkan pengujian closing coil. Pengujian closing coil adalah pengujian
proses menutup PMT sehingga PMT dalam kondisi terhubung. Kemacetan terjadi
pada PMT fasa T dikarenakan adanya tumpukan sarang burung yang menghambat
perputaran motor pada PMT fasa T sehingga PMT fasa T tidak dapat bekerja.

3.10 Solusi
Setelah mendapati penyebab dari kemacetan PMT fasa T, petugas segera
membersihkan sarang burung serta tumpukan rumput dengan menggunakan vacum
cleaner.Setelah dipastikan bersih, petugas kembali melakukan pengujian closing
coil serta melakukkan hard reset (pengaturan ulang ) pada PMT.

3.11 Anallisis Pekerjaan Pemeliharaan PMS


3.11.1 Analisa penggantian PMS.
Penggantian PMS line BAY Lumajang 1 dari merk TAKAOKA type P15-
90B ke SIEMENS type 3DV8 ini dilakukkan karena adanya uprating sistem pada
37

gardu induk. Uprating merupakan peningkatan kwalitas dan kapasitas daya pada
penghantar di gardu induk guna memenuhi kebutuhan beban. Dalam khasus ini,
peralaan-peralatan yang ada pada switchyard (lapangan yang menjadi tempat
seluruh peralatan gardu induk diletakkan) perlu dilakukkan penggantian demi
menyeimbangkan serta mengoptimalkan kemampuan peralatan tersebut. alasan lain
yang menguatkan adalah karena PMS yang lama sudah beroperasi sejak tahun 1980
atau selama 38 tahun sehingga dianggap sudah obsolate. Obsolate merupakan
istilah yang digunakaan untuk peralatan yang dianggap terlalu lama beroprasi atau
suda tua. Diagram singgle line PMS line BAY Lumajang 1 dapat dilihat pada
Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Diagram single line BAY Lumajang 1 Gardu Induk Probolinggo
Sumber: Mukti (2015)

3.11.2 Analisa kemacetan pada PMT fasa T


Kemacetan pada salah satu PMT fasa T menyebabkan ketidak serempakkan
PMT dalam bekerja. Hal ini terjadi akibat adanya sarang burung yang menumpuk
pada box kontrol terutama pada bagian motor charging PMT fasa T. Sehingga pada
saat bekerja, perputaran motor charging terhambat oleh sarang burung tersebut.
Terhambatnya perputaran motor charging ini membuat pergerakan mekanik spring
charge ikut terhambat sehingga spring tidak dalam keadaan penuh. Karena spring
belum dalam keadaan penuh maka mekanik spring charge tidak mampu
38

menggerakkan limit switch dan kontak NO yang terhubung dengan clossing coil
tidak dapat menutup.
Penjelasan nya seperti yang terdapat pada diagram single line berikut ini :

Gambar 3.19 Single line rangkaian kontrol PMT


Sumber : Thomas (2018)

Pada diagram single line rangkaian kontrol PMT yang terdapat pada
Gambar 3.26, dapat dijelaskan bahwa dalam keadaan normal perputaran motor (M)
berfungsi memicu Closing Spring (CS). Pada saat kondisi CS (Closing Spring) telah
terpenuhi maka mekanik yang terdapat pada spring charging motor circuit (ditandai
dengan baris nomer 1) akan menggerakan limit switch (S1), sehingga kontak NC
6-5 membuka dan memutus arus yang menuju motor sehingga motor berhenti
berputar. Limit switch merupakan saklar pembatas otomatis yang dilengkapi dengan
katup sebagai pengganti tombol. Katup tersebut berfungsi menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik melalui kontak bantu Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC). Limit switch bekeja dengan penekanan katup pada batas yang
telah ditentukkan. Pada keadaan ini gerakan motor berfungsi sebagai pemicu CS
(Closing Spring) yang nantinya akan menekan katup pada limit switch.
Kontak NC 4-3 akan membuka dan memutus arus listrik yang menuju
indikator. Indikator ini berfungsi sebagai indikasi proses spring charge dalam
kondisi "charge" atau "discharge". Sedangkan kontak bantu limit switch NO 2-1
39

akan menutup sehingga arus mengalir menuju closing coil (CC) dan CC menjadi
aktif serta siap dioperasikan. Namun pada keadaan ini, perputaran motor terhambat
oleh sarang burung, sehingga motor tidak mampu menggerakkan limit switch
karena closing spring tidak dalam keadaan penuh. Hal tersebut yang menyebabkan
seluruh kontak bantu pada limit switch (S1) tidak dapat berubah kondisi, terutama
kontak NO 2-1. Akibatnya Closing Coil tidak terlairi arus dan tidak dapat memicu
adanya closing pada PMT fasa T.
Setelah PMT close, mekanik PMT akan menggerakkan auxilary switch (S3)
sehingga semua kontak yang terhubung dengan S3 berubah kondisi. Kontak bantu
NC 2-1 pada auxilary switch terbuka sehingga tegangan yang melangil ke closing
coil (CC) terputus dikarenakan CC tidak terhubung dengan beban (massa -). Kontak
NO 8-7 menutup sehingga arus mengalir dari terminal socket 8 menuju
Antipumping Relay (AR) a-b. Hal ini memicu kontak NC 32-31 dan NO 24-21 pada
AR berubah kondisi. AR berfungsi untuk memutus tegangan yang menuju closing
coil (CC) supaya tidak terjadi pumping (closing berulang ulang). AR berfungsi
sebagai pengaman apabila kontak 1-2 limit switch S3 tidak berfungsi dengan
memutus tegangan yang menuju CC.

Anda mungkin juga menyukai