KEGIATAN KHUSUS
15
16
Struktur baja/besi atau struktur beton adalah rangkaian besi atau beton yang
dibentuk serta dirancang untuk keperluan pemasangan peralatan PMS. Struktur besi
atau beton berfungsi sebagai penyangga/dudukan dari PMS.
Pondasi adalah bagian sistem rekayasa teknik yang berfungsi untuk menompang
beban luar yang bekerja serta bebannya sendiri yang didistribuskkan pada lapisan
tanah serta batuan untuk distabilisasi.
diputuskan atau dari induksi tegangan yang berasal dari penghantar serta
kabel lainya.
b. PMS Peralatan
PMS jenis ini berfungsi untuk mengisolasi peralatan listrik dari
peralatan lain yang bertegangan.
3.5.2 Berdasarkan Lokasi Pemasanganya
a. PMS Line
Pemisah yang dipasang pada sisi penghantar diantara PMT dengan
beban.
b. PMS Bus
Pemisah yang terpasang di antara sumber tenaga listrik dan PMT.
c. PMS Ground / Tanah
Pemisah yang dipasang untuk menghubungkan peralatan dengan tanah.
Dalam pengoperasianya interlock dengan PMS Line.
d. PMS Seksi
Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel dapat terpisah
menjadi 2 seksi.
Pemisah jenis ini memiliki gerakan kontak keatas serta kebawah atau
kesamping. Jenis ini banyak digunakan pada instalasi tegangan
menengah 20kV.
e. Pemisah Pantograph
Pemisah jenis ini memiliki kontak diam pada rel dan kontak gerak yang
terdapat pada ujung lengan pantograph.
b. In Service Measurement
Merupakan pengecekan yang dilakukkan oleh petugas dengan
menggunakan alat ukur dengan periode tertentu.
1. Pengukuran Thermovisi
c. Shutdown Measurement
1. Pengukuran tahanan kontak
2. Pengukuran tahanan isolasi
25
Gambar 3.1 Petugas mencatat nomer terminal pada box kontrol PMS
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
3.8.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan penggantian PMS dilakukkan selama dua hari mulai pada
tanggal 30 mei hingga 31 mei 2018. Pemeliharaan ini melibatkan seluruh anggota
basecamp probolinggo. Pekerjaan penggantian PMS ini diawasi oleh pengawas K3,
pengawas pekerjaan dan pengawas manuver. Berikut beberapa hal yang dilakukkan
oleh pengawas sebelum memulai pekerjaan :
a. Pengawas menanyakan kepada seluruh pekerja mengenai kondisi kesehatan
pekerja seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.9 Pelepasan kabel kontrol pada box kontrol PMS lama
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
Gambar 3.12 Pengangkatan finger PMS / isolator support PMS menggunakan crane
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
Gambar 3.14 Pemasangan finger PMS dan isolator support mengguakan crane
Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
3.9 Kendala
Pada saat melakukkan pekerjaan penggantian PMS baru, petugas mendapati
beberapa kendala , diantaranya adalah kemacetan mekanik pada salah satu PMT
ketika dilakukkan pengujian closing coil. Pengujian closing coil adalah pengujian
proses menutup PMT sehingga PMT dalam kondisi terhubung. Kemacetan terjadi
pada PMT fasa T dikarenakan adanya tumpukan sarang burung yang menghambat
perputaran motor pada PMT fasa T sehingga PMT fasa T tidak dapat bekerja.
3.10 Solusi
Setelah mendapati penyebab dari kemacetan PMT fasa T, petugas segera
membersihkan sarang burung serta tumpukan rumput dengan menggunakan vacum
cleaner.Setelah dipastikan bersih, petugas kembali melakukan pengujian closing
coil serta melakukkan hard reset (pengaturan ulang ) pada PMT.
gardu induk. Uprating merupakan peningkatan kwalitas dan kapasitas daya pada
penghantar di gardu induk guna memenuhi kebutuhan beban. Dalam khasus ini,
peralaan-peralatan yang ada pada switchyard (lapangan yang menjadi tempat
seluruh peralatan gardu induk diletakkan) perlu dilakukkan penggantian demi
menyeimbangkan serta mengoptimalkan kemampuan peralatan tersebut. alasan lain
yang menguatkan adalah karena PMS yang lama sudah beroperasi sejak tahun 1980
atau selama 38 tahun sehingga dianggap sudah obsolate. Obsolate merupakan
istilah yang digunakaan untuk peralatan yang dianggap terlalu lama beroprasi atau
suda tua. Diagram singgle line PMS line BAY Lumajang 1 dapat dilihat pada
Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Diagram single line BAY Lumajang 1 Gardu Induk Probolinggo
Sumber: Mukti (2015)
menggerakkan limit switch dan kontak NO yang terhubung dengan clossing coil
tidak dapat menutup.
Penjelasan nya seperti yang terdapat pada diagram single line berikut ini :
Pada diagram single line rangkaian kontrol PMT yang terdapat pada
Gambar 3.26, dapat dijelaskan bahwa dalam keadaan normal perputaran motor (M)
berfungsi memicu Closing Spring (CS). Pada saat kondisi CS (Closing Spring) telah
terpenuhi maka mekanik yang terdapat pada spring charging motor circuit (ditandai
dengan baris nomer 1) akan menggerakan limit switch (S1), sehingga kontak NC
6-5 membuka dan memutus arus yang menuju motor sehingga motor berhenti
berputar. Limit switch merupakan saklar pembatas otomatis yang dilengkapi dengan
katup sebagai pengganti tombol. Katup tersebut berfungsi menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik melalui kontak bantu Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC). Limit switch bekeja dengan penekanan katup pada batas yang
telah ditentukkan. Pada keadaan ini gerakan motor berfungsi sebagai pemicu CS
(Closing Spring) yang nantinya akan menekan katup pada limit switch.
Kontak NC 4-3 akan membuka dan memutus arus listrik yang menuju
indikator. Indikator ini berfungsi sebagai indikasi proses spring charge dalam
kondisi "charge" atau "discharge". Sedangkan kontak bantu limit switch NO 2-1
39
akan menutup sehingga arus mengalir menuju closing coil (CC) dan CC menjadi
aktif serta siap dioperasikan. Namun pada keadaan ini, perputaran motor terhambat
oleh sarang burung, sehingga motor tidak mampu menggerakkan limit switch
karena closing spring tidak dalam keadaan penuh. Hal tersebut yang menyebabkan
seluruh kontak bantu pada limit switch (S1) tidak dapat berubah kondisi, terutama
kontak NO 2-1. Akibatnya Closing Coil tidak terlairi arus dan tidak dapat memicu
adanya closing pada PMT fasa T.
Setelah PMT close, mekanik PMT akan menggerakkan auxilary switch (S3)
sehingga semua kontak yang terhubung dengan S3 berubah kondisi. Kontak bantu
NC 2-1 pada auxilary switch terbuka sehingga tegangan yang melangil ke closing
coil (CC) terputus dikarenakan CC tidak terhubung dengan beban (massa -). Kontak
NO 8-7 menutup sehingga arus mengalir dari terminal socket 8 menuju
Antipumping Relay (AR) a-b. Hal ini memicu kontak NC 32-31 dan NO 24-21 pada
AR berubah kondisi. AR berfungsi untuk memutus tegangan yang menuju closing
coil (CC) supaya tidak terjadi pumping (closing berulang ulang). AR berfungsi
sebagai pengaman apabila kontak 1-2 limit switch S3 tidak berfungsi dengan
memutus tegangan yang menuju CC.