Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ELEKTRODA PENGETANAHAN DAN PENGUKURAN


TAHANAN JENIS TANAH

OLEH :
Nama : Alwi Bachtiar
NIM : 30601601830
Prodi : Teknik Elektro

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


Jl. KaliGawe KM.4 Semarang, Jawa Tengah

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sistem
Pentanahan dengan judul “ELEKTRODA PENGETANAHAN DAN
PENGUKURAN TAHANAN JENIS TANAH”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Semarang, 30 maret 2019

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 4
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
2.1. PENGETANAHAN GARDU INDUK .................................................. 6
2.2. TAHANAN JENIS TANAH .................................................................. 9
2.3. PENGUKURAN TAHANAN JENIS TANAH .................................. 10
2.4. TAHANAN ELEKTRODA TANAH .................................................. 13
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................ 15
3. 1 KESIMPULAN ..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem pentanahan merupakan sistem hubungan penghantar yang
menggabungkan perangkatperangkat kelistrikan, peralatan dan instalasi dengan
tanah sehingga dapat melindungi bahaya arus yang dapat merusak peralatan-
peralatan instalasi dan membahayakan keselamatan manusia, jadi sistem
pentanahan merupakan bagian penting dalam sistem tenaga listrik. Gardu induk
adalah sebuah sistem dari tenaga listrik yang memiliki fungsi utama untuk
mendistribusikan aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi
lainnya dan kemudian disalurkan ke konsumen. Jika dikaitkan terhadap sistem
keandalan maka pelayanan dari sistem tenaga listrik harus sanggup melindungi
dengan baik peralatan-peralatan instalasi yang dipasang maupun bagi keselamatan
makluk hidup yang ada di area gardu induk tersebut. Pentanahan merupakan salah
satu elektroda yang ditanam di bumi. Tujuannya untuk melindungi tenaga kerja atau
orang yang berada di sekitar gardu induk maupun perlindungan terhadap beberapa
objek yaitu bangunan, peralatan-peralatan yang terpasang. Diharapkan dengan satu
metode pentanahan ini dapat menangkal bahaya-bahaya ketika terjadi gangguan.
dimana arus gangguan yang mengalir ke bagian peralatan dan ke piranti pentanahan
dapat diketanahkan, Dan untuk menentukan perencanaan suatu system
pengetanahan gardu induk harus diperhatikan beberapa factor, antara lain:
1. Besarnya arus kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Luasnya tanah yang dapat digunakan untuk pengetanahan.
3. Tahanan jenis tanah disekitar Gardu Induk tersebut.
4. Bentuk, Ukuran dan jenis konduktor yang dipakai sebegai elektroda
pengetanahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apakah jenis tanah mempengaruhi perencanaan pada system pentanahan?
2. Apa saja metode yang dipakai untuk pengukuran tahanan jenis tanah

4
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah system pentanahan dan juga untuk menyebarluaskan ilmu tentang
pengetanahan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGETANAHAN GARDU INDUK


Pengetanahan gardu-gardu induk mula-mula dilakukan dengan
menanamkan batang-batang konduktor tegak lurus di permukaan tanah (vertikal).
tetapi kemudian orang menggunakan system pentanahan dengan menenamkan
batang-batang konduktor sejajar dengan permukaan tanah (horizontal) dengan
kedalaman beberapa puluh cm dibawah permukaan tanah. Hal ini dilakukan mula-
mula karena pada suatu daeah yang berbatu sehingga tidak dapat menanamkan
elektroda pengetanahan lebih dalam. Setelah diselidiki lebih lanjut ternyata
pengetanahan dengan system penanaman horizontal dengan bentuk kisi-kisi(Grid)
mempunya keuntungan dibandingkan dengan pengetanahan yang memakai batang-
batang vertical. system pengetanahan batang vertical masih banyak digunakan pada
gardu-gardu induk, dan juga merupakan teori dasar dari system pengetanahan.
Tujuan dari berbagai system pengetanahan tersebut adalah untuk
mendapatkan tahanan kontak ke tanah yag cukup kecil. Untuk mengetahui sejauh
mana tahanan kontak ke tanah dapat di perkecil, perlu mengetahui rumus-rumus
tahanan kontak ke tanah dari masing-masing system pengetanahan.
dasar peritungan tahana pengetanahan adalah perhitungan kapasitansi dari
susunan batang-batang elektroda pengetanahan dengan anggapan bahwa distribusi
arus atau muatan uniform sepanjang batang elektroda. Hubungan tahanan dan
kapasitansi dapat dijelaskan dengan suatu analogi. Analogi ini merupakan dasar
perhitungan karena aliran arus masuk ke dalam tanah dari elektroda pengetanahan
mempunyai kesamaan dengan emisi fluks listrik dari konfigurasi yang sama dari
konduktor yang mempunyai muatan terisolir.
Misalkan 2 plat konduktor dengan luas masing-masing A 𝑐𝑚2 dengan
𝑞 −𝑞
rapat muatan plat masing-masing 𝑐𝑚2 dan 𝑐𝑚2 , jarak antara plat adalah d cm,

6
Gambar 1 konduktor plat

jumlah garis fluks yang melalui dielektrik diantara kedua plat adalah 4q. A dan
kuat medannya adalah 4q. Maka tegangan antara kedua plat adalah V= 4qd Volt,
jumlah muatan Q adalah qA coloumb.
dari hubungan :
𝑄
𝐶= 𝑉

diperoleh,
1 4𝑞𝑑
=
𝐶 𝑞.𝐴
1 4𝑑
= (2.1)
𝐶 𝐴

jika diantara kedua plat diletakkan tanah dengan tahana jenis  Ohm-cm maka
tahanan antara plat adalah :
d
𝑅 = 𝐴
1 4𝑑
Dari persamaan 𝐶 = 𝐴
𝑑 1
=
𝐴 4𝐶

Akhirnya didapatkan harga tahanan:



𝑅= (2.2)
4𝐶

dimana :R = tahana ()


C = kapasitansi (dalam statfarad)
 = tahanan jenis tanah (dalam Ohm-cm)

7
Dalam hal ini tahanan elektroda nya sendiri tidak diperhitungkan karena tahanan
jenis konduktor kecil sekali dabandingkan dengan tahana jenis tanah. Kalau
diperhatikan peramaan (2.2), maka persoalaan nya adalah menentukan kapasitansi
dari system pengetanahan untuk menentukana tahanan pengetanahan nya.
Penentuan besar kapasitansi suatu system pengetanahan adalah dengan prinsip
bayangan.
prinsip bayangan secara sederhana depat dijelaskan sebagai berikut.
Misalkan 2 elektroda titik 1 dan 1 bermuatan yang sama besarnya didalam media
yang tak terbatas, dan juga dimisalkan arus I mengalir pada kedua titik tersebut,
Gambar 2.2.

Gambar 2 Prinsip Bayangan

Arus I akan mengalir keluar dari kedua elektroda secara radial. Suati
bidang radial terlatak ditengah-tengah kedua elektroda dan tegal lurus terhadap
garis hubung kedua elektroda. Karena kedua elektroda tersebut simetris terhadap
bidang bayangan, maka tidak ada arus yang mengalir dalam arah tegak lurus bidang
bayangan. Apabila media dan elektroda pada suatu sisi dihilangkan tanpa merubah
distribusi arus dan tegangan maka bidang bayangan PP’ dapar disamakan dengan
permukaan tanah. Apabila bidang bayangan dianggap sebagai permukaan tanah
maka potensial disebabkan oleh elektroda dibawah permukaan tanah adalah :

1 1 1
𝑉 = 4  (𝑆 + 𝑆 ) (2.3)

8
dimana ;
V = potensial pada permukaan tanah
I = arus yang masuk tanah dari elektroda
 = tahana jenis tanah
S = jarak elektroda pada permukaan tanah
S’= jarak bayangan elektroda terhadapa permukaan tanah

2.2. TAHANAN JENIS TANAH


Faktor keseimbangan antara tahana pengetanahan dan kapasitansi
disekelilingnya adalah tahanan jenis tanah yang direpresentasikan dengan  dalam
persamaan (2.2). Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas
tergantung dari beberapa faktor yaitu :
1. jenis tanah : tanah liat, berpasir, berbatu dll.
2. lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis berlainan atau
uniform.
3. kelemebaban tanah.
4. temperature.
Tahanan jenis tanah bervariasi dari 500 sampai 50.000 Ohm per 𝑐𝑚3 . Kadang-
kadang harga ini dinyatakan dalam Ohm-cm. pernyataan Ohm-cm
mempresentasikan tahanan diantara 2 permukaan yang beralawanan dari suatu
volume tanah yang berisi 1 𝑐𝑚3 .
Sering dicoba untuk mengubah komposisi kimia tanah dengan
memberikan garam pada tanah dengan dengan elektroda pengetanahan dengan
maksud mendapatkan tahanan jenis tanah yang rendah. Cara ini hanya baik untuk
sementara sebab proses penggaraman harus dilakukan secara periodic, sedikitnya
enam bulan sekali.
Dengan memberi air atau membasahi tanah juga mengubah tahanan jenis
tanah. Harga tahanan jenis tanah pada kedalaman yang terbatas sangat bergantung
dengan keadaan cuaca. Untuk mendapatkan tahanan jenis tanah rata-rata untuk
keperluan perencanaan maka diperlukan penyelidikan atau pengukuran dalam
jangka waktu tertentu misalnya selama 1 tahun. Biasanya tahanan tanah juga
tergantung dari tingginya permukaan tanah dari permukaan air yang konstan.

9
untuk megurangi variasi tahanan jenis tanah akibat pengaruh musim,
pengetanahan dapat dilakukan dengan menanamkan elektroda pengetanahan
samopai mencapai kedalaman dimana terdapat air tanah yang kosntan. Pada system
pengetanahan yang tidak mungkin atau tidak perlu ditanam lebih dalam sehingga
mencapai air tanah yang konstan, variasin tahanan jenis tanah yang besar. Kerana
kadangkalan penanaman memungkinkan kelembaban dan temperature bervariasi,
harga tahanan jenis tanah haru diambil untuk keadaan yang paling buruk, yaitu
tanah kering dan dingin.
Setelah diperoleh harga tahanan jenis tanah, dan biasanya diambil harga
yang tertinggi, maka berdasarkan harga tahanan jenis tanah tersebut dibuat
perencanaan pengetanahan. Jadi pada suatu perencanaan pengetanahan,
pengukuran tahana jenis tanah pada tempat dimana akan didirikan GI ( Gardu Induk
) harus dilakukan terlebih dahulu.

2.3. PENGUKURAN TAHANAN JENIS TANAH


pengukuran tahana jenis tanah biasanya dilakukan dengan cara :
1. Metode empat eletroda ( four electro method ) atau
2. Metode tiga titik ( three-point method )
pengukuran tahanan jenis tanah dengan metoda empat elektroda menggunakan
empat buah elektroda, sebuah baterai, sebuah amperemeter dan sebuah voltmeter
yang sensitive, sebagaimana terlihat pada gambar 2.3

Gambar 3 pengukurana tahanan jenis tanah dengan metode emoat elektroda

Bila arus I masuk ketanah melalui salah satu elektroda dan kembali ke elektroda
yang lain yang cukup jauh sehingga pengaruh diameter konduktor dapat diabaikan.
Arus yang masuk ketanah yang mengalir secara radial dari elektroda, misalkan arah

10
arud dalam tanah dari elektroda 1 ke elektroda 2 berbentuk permukaan bola dengan
jari-jari r, luas permukaan tersebut adalah 2  𝑟 2 , dan rapat arus radial pada jarak r
𝐼
adalah 𝐽 = 2 𝑟 2 .

Bila  adalah tahanan jenis tanah, maka kuat medan dalam tanah pada arah
radiasi dengan jarak r adalah E(r)=J.
jadi,
𝐼
𝐸(𝑟) = 2  𝑟 2

potensial pada jarak r dari elektroda adalah integral dari gaya listrik dari jarak r ke
titik tak terhingga :
~ 𝐼
𝑉 = ∫𝑟 𝐸(𝑟) 𝑑𝑟 = 2  𝑟

perbandingan antara tegangan dan arus atau tahanan menjadi :



𝑅 = 2𝑟

dari gambar 2.3, terlihat 𝑟13 = 𝑟34 = 𝑟24 = 𝑎


jadi :
𝐼 1 1
𝑣3 = 2  (𝑎 − 2𝑎)

dan
𝐼 1 1
𝑣4 = 2  (2𝑎 − 𝑎)

beda tenganag antara titik 3 dan 4 adalah :


𝐼 1 1 1 1
𝑣34 = 2  (𝑎 − 2𝑎 − 2𝑎 + 𝑎)
𝐼
= −2

dan
𝑣34 
𝑅34 = = 2𝑎
𝐼

jadi
 = 2  𝑎 𝑅34 (2.4)
bila 𝑎 dalam meter dan R dalam Ohm maka tahanan jenis dalam Ohm-meter.
Dengan alat uktu yang dibuat khusus untuk ini yang terdiri dari generator yang
diputar dengan tangan dan Ohm-meter, dapat dibaca langsung tahanan antara
elektroda arus dan elektroda tegangan.

11
motode tiga titik ( three-point method ) dimaksudkan untuk mengukur
tahanan pengetanahan. Misalkan tiga buah batang pengetanahan diaman batang 1
yang tahanan nya hendak diukur dan batang 2 dan 3 sebagai batang pengetanahan
pembantu yang juga belum diketahui tahanannya, Gambar 2.4

Gambar 4 Metode tiga titik

bila tahanan diantara tiap-tiap batang pengetanahan diukur dengan arus konstan,
tipa pengukuran dapat ditulis sebagai berikut.
𝑉1−2
𝑅1−2 = = 𝑅11 + 𝑅22 − 2 𝑅12
𝐼
𝑉1−3
𝑅1−3 = = 𝑅11 + 𝑅33 − 2 𝑅13
𝐼
𝑉2−3
𝑅2−3 = = 𝑅22 + 𝑅33 − 2 𝑅23
𝐼
𝑉1−2 −𝑉1−3 −𝑉2−3
= 2𝑅11 − 2𝑅12 − 2 𝑅13 + 2 𝑅23
𝐼

tetapi,
𝑉1−3 = 𝑉1−2 + 𝑉2−3
jadi:
𝑉1−2
𝑅= = 𝑅11 − 𝑅12 − 𝑅13 + 𝑅23
𝐼

akhirnya,
𝑅11 = 𝑅 + 𝑅12 + 𝑅13 − 𝑅23 (2.5)
Tahanan batang pengetanahan dari elektroda 1 diberikan oleh persamaan (2.5) jika
dapat membuat 0 = 𝑅12 + 𝑅13 − 𝑅23 (2.6)
keadaan ini dapat diperoleh dengan mengatur posisi elektroda 2 sehingga harga
persamaan (2.6)terpenuhi.

12
2.4. TAHANAN ELEKTRODA TANAH
Besar tahanan dari berbagai elektroda tanah telah diturunkan oleh
Dwight dan hasil nya di tunjukan pada tabel berikut.

tabel 2.1 rumus-rumus pendekatan untuk menghitung tahanan tanah

13
14
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
berdasarkan makalah diatas maka dapat disimpulakn menjadi :
1. jenis tanah sangat mempengaruhi adanya grounding system pada
perencanaan hal ini dikarenakan tahanan jenis tanah sangat bervariasi dari
500 sampai 50.000 Ohm per .
2. Tahanan jenis tanah dapat dirubah dengan memeberi air atau membasahai
tanah. ataua juga dapat mengubah komposisi kimia tanah dengan
memberikan garam pada tanah yang dekat dengan elektroda, hal ini
dilakukan agar tahanan jenis tanahnya rendah.
3. untuk melakukan pengukuran tahanan jenis tanah biasanya dilakukan
dengan cara metode empat elektroda atau metode tiga titik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ir. T.S. HUTAURUK, M. E. . (1991). PENGETANAHAN NETRAL SISTEM


TENAGA & PENGETANAHAN PERALATAN (2nd ed.). jakarta: PENERBIT
ERLANGGA.

16

Anda mungkin juga menyukai