Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PARAMETER JARINGAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

 Elizar Hamdan Lubis (5192431003)


 Frandika Simatupang (5193131024)
 Robi Aditya Gultom (5192431007)

Kelas : Pendidikan Teknik Elektro B 2019


Mata Kuliah : Sistem Transmisi Tenaga Listrik A
Dosen Pengampu : Drs. Jongga Manullang, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini.
Adapun yang menjadi judul tugas kami adalah membuat makalah yang berjudul ”
Parameter Jaringan ”. Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas
dari dosen pembimbing saya Bapak “ Drs. Jongga Manulang, M.Pd ” dalam mata kuliah “
Sistem Transmisi Tenaga Listrik ”.
Jika dalam penulisan Makalah ini kami terdapat berbagai kesalahan dan
kekurangan, maka kepada para pembaca, kami meminta maaf dan berterima kasih atas
pengkoreksiannya. Hal tersebut agar menjadi suatu evaluasi pembuatan tugas ini.
Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat yang telah diberikan
kepada kami dalam penulisan makalah ini hingga akhir. Terimakasih kepada dosen kami
yang mau membimbing kami dalam penulisan tugas ini. Terimakasih kepada orang tua
kami yang senantiasa mendoakan kami. Terimakasih juga kepada rekan- rekan yang turut
serta dalam penyelesaian tugas ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi para pembaca.
Demikian kata-kata yang dapat saya sampaikan, terimakasih.

Medan, 22 September 2021

KELOMPOK 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................

Daftar Isi............................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................

I. Latar Belakang .......................................................................

II. Rumusan Masalah ................................................................

BAB II. PEMBAHASAN .................................................................

A. Kapasitansi ...........................................................................

B. Rangkaian Ekivalen Jaringan Transmisi ..............................

BAB III. PENUTUP .........................................................................

Kesimpulan .......................................................................................

Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar BelakangapKapasitansi saluran transmisi merupakan pembagian dari admitansi shu


Saluran Transmisi Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga hingga saluran distribusi listrik sehingga dapat disalurkan ke konsumer
pengguna listik. transmisi mempunyai arti mengirim. Energi listrik dari output trafo step
up .sudah dinaikkan berkali lipat. mengirim listrik dengan jarak ratusan kilo meter antar
kota , antar provinsi menggunakan instalasi kabel baja dan menara listrik
Kapasitansi saluran transmisi merupakan pembagian dari admitansi shunt, dimana
admitansi shunt saluran transmisi terdiri dari konduktansi dan reaktansi kapasitif.
Konduktansi biasanya diabaikan karena sumbanganya terhadap admitansi shunt terlalu
kecil. Alasan lain untuk mengabaikan konduktansi ialah karena tidak ada cara yang baik
untuk memperhitungknnya karena konduktansi ini cukup berubah ubah. Kebocoran pada
isolator yang merup akan sumber utama konduktansi, berubah dengan cukup besar
menurut keadaan atmosfirndan dengan sifat sifat penghantar kotoran yang terkumpul pada
isolator itu. Korona yang menyebabkan kebocoran antara sluran saluran juga cukup
banyak berubah dengan keadaan atmosfir.
Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat selisih potensial antara penghantar,
kapasitansi menyebabkan penghantar penghantar itu bermuatan seperti yang terjadi
dengan plat plat kapasitor bila ada selisih potensial diantaranya.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana Kapasitansi Pada Jaringan Transmisi ?
 Bagaimana Rangkaian Ekivalen Jaringan Transmisi ?
BAB II
PEMBAHASAN
itansi shunt saluran transmisi terdiri dari konduktansi dan re
A. Kapasitansi Sebuah Jaringan Transmisi

Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat selisih potensial antara penghantar,


kapasitansi menyebabkan penghantar penghantar itu bermuatan seperti yang terjadi dengan
plat plat kapasitor bila ada selisih potensial diantaranya. Kapasitansi antar penghantar
penghantar adalah muatan per unit selisih potensial. Kapasitansi antara penghantar sejajar
adalah suatu konstanta yang tergantung pada ukuran dan jarak pemisah antara penghantar.
Untuk saluran daya yang panjangnya kurang dari 80 km ( 50 mile), pengaruh kapasitansi ini
kecil dan biasanya dapat diabaikan.
Suatu tegangan bolak balik yang terpasang pada saluran transmisi akan menyebabkan
muatan pada penghantar penghantarnya disetiap titik bertambah atau berkurang sesui dengan
kenaikan dan penurunan nilai saat tegangan antara penghantar penghantar pada titik tersebut.
Aliran muatan adalah arus, dan arus yang disebabkan oleh pengisian dan pengosongan bolak
balik ( alternate charging dan discharging ) suatu saluran karena tegangan bolak balik disebut
arus pengisian saluran. Arus pengisian mengalir dalam saluran transmisi meskipun saluran itu
dalam keadaan terbuka. Hal ini mempengaruhi jatuh tegangan sepanjang saluran , efesiansi,
factor daya saluran dan kestabilan sistem dimana saluran tersebut merupakan salah satu
bagiannya.

Dua buah konduktor yang dipisahkan oleh suatu medium adalah sebuah kapasitor.
Dalam hal ini jaringan transmisi udaralah merupakan dua buah plate kapasitor yang
dipisahkan oleh udara dengan yang lain. Kapasitansi ini didistribusikan sepanjang jaringan
dan dipandang sebagai bentuk kondensator yang diserikan yang tersambung antar konduktor.

Bilamana suatu perbedaan tegangan dihubungkan pada jaringan, dengan demikian


pada jaringan transmisi akan ada arus leading yang mengalir walaupun jaringan transmisi
belum dibebani, arus ini sering disebut Charging Current (IC). Besarnya charging current
tergantung pada besarnya tegangan transmisi, kapasitansi jaringan dan frekuensi a.c supplay,
seperti ditunjukkan oleh persamaan:

𝑰𝒄 = 𝟐𝝅𝒇𝒄𝒗 (22)

Jika kapasitansi jaringan transmisi udara tinggi, arus pengisian (Current Charging)
yang mengalir pada jaringan itu besar, yang mana arus pengisian kini akan mengkompensasi
komponen reaktif dari arus beban karena itu jumlah arus yang mengalir pada jaringan dapat
diperkecil. Pengecilan jumlah arus yang mengalir pada jaringan dapat menyebabkan:
Memperkecil kerugian-kerugian pada jaringan dan demikian pula dapat menambah effesiensi
transmisi. Memperkecil rugi tegangan atau memperbaiki regulasi tegangan.Keuntungan yang
lain dari sebuah jaringan transmisi yang mempunyai kapasitansi yang tinggi adalah
menambah kapasitas beban dan memperbaiki faktor daya. Sebuah jaringan transmisi udara 1
phase dengan 2 buah konduktor yang paralel masing-masing mempunyai jari-jari r meter dan
ditempatkan di udara dengan jarak d meter (dianggap d lebih panjang dibandingkan r). Jika
konduktor A mempunyai sebuah muatan + Q farad per meter maka konduktor B akan
mempunyai sebuah muatan –Q farad per meter.

4.3 Kapasitansi Saluran.


Kapasitansi saluran terjadi akibat selisih potensial antara penghantar-penghantar,
kapasitansi antara penghantar-penghantar adalah muatan per unit selisih potensial.
Kapasitansi antara kawat penghantar sejajar adalah suatu konstanta yang tergantung pada
ukuran kawat penghantar dan jarak pemisah antara kawat penghantar
4.3.1. Kapasitansi Saluran Kawat Penghantar Padat.
1). Saluran satu fasa.
Saluran satu fasa terdiri dari dua kawat penghantar yang mempunyai jari-jari kawat
penghantar yang sama, yaitu (r1) dan (r2). Kapasitansi akan terjadi antara kawat penghantar
dengan kawat penghantar atau antara kawat penghantar dengan bumi.

Pada kawat penghantar (1), besarnya kapasitansi adalah :


𝟐𝝅𝜺
C1 = F/km
𝑳𝒏 𝒅𝟏𝟐⁄𝒓𝟏
Pada kawat penghantar (2), besarnya kapasitansi adalah :
𝟐𝝅𝜺
C2 = F/km
𝑳𝒏 𝒅𝟏𝟐⁄𝒓𝟐

2). Saluran tiga fasa. Pada gambar. 4.2. saluran tiga fasa dengan jarak antara saluran adalah
d12 , d23. d31 dan dari ketiga kawat penghantar tersebut mempunyai jari-jari sama (r1 = r2 =
r3 ). Besarnya Kapasitansi tiap fasanya adalah :
𝟐𝝅𝜺
C= 𝒅𝟏𝟐 𝒅𝟐𝟑 𝒅𝟑𝟏⁄ F/km
𝑳𝒏 𝒓
Apabila ditinjau dari persamaan kapasitansi saluran satu fasa dan kapasitansi
saluran tiga fasa, secara umum persamaan kapasitansi sebagai berikut :
𝟐𝝅𝜺
C= F/km
𝑳𝒏 𝑮𝑴𝑫⁄𝒓

4.3.2. Kapasitansi Kawat Penghantar Berlilit.


Pada saluran transmisi tiga fasa dengan kawat penghantar berlilit, dengan
jarak tengah antara kawat penghantar d12 , d23. d31 terlihat pada Gambar 4.2.,
maka besarnya kapasitansi tiap fasanya sebagai berikut :
𝟐𝝅𝜺
C= F/km
𝑳𝒏 𝑮𝑴𝑫⁄𝒓

4.3.3. Kapasitansi Kawat Penghantar Berkas.


Pada saluran transmisi tiga fasa dengan kawat berkas, dengan jarak antar
kawat berkas d12 , d23. d31 , bsarnya kapasitansi kawat penghantar berlilit tiap
fasanya dapat dihitung sebagai berikut.:
𝟐𝝅𝜺
C= 𝑮𝑴𝑫 F/km
𝑳𝒏 ⁄𝒓𝒃

Apabila saluran transmisi mempunyai jumlah kawat penghantar pembentuk berkas


(m), maka jari-jari ekivalen kawat penghantar berkas dapat dihitung sebagai berikut :

𝒎
rb = √𝐫. 𝐝𝟏𝟐. 𝐝𝟏𝟑. 𝐝𝟏𝟒 … … … 𝐝𝟏𝐦

3, 4, kawat penghantar pembentuk berkas.


1). Kawat berkas 2 kawat penghantar. Tiap fasanya terdiri dari 2 kawat penghantar
pembentuk berkas. Jari-jari ekivalen kawat berkas : ( m = 2 )
𝟐
rb = √𝐫. 𝐝𝟏𝟐 = √𝒓. 𝒅

2). Kawat berkas 3 kawat penghantar. Tiap fasa terdiri dari 3 kawat penghantar
pembentuk berkas. Jari-jari ekivalen kawat berkas : ( m = 3 )

A = 𝝅. 𝒓𝟐

3). Kawat berkas 4 kawat penghantar. Tiap fasa terdiri dari 4 kawat penghantar pembentuk
berkas. Jari-jari ekivalen kawat berkas : ( m = 4 )

𝟒 𝟒
rb = √𝐫. 𝐝𝟏𝟐. 𝐝𝟏𝟑. 𝐝𝟏𝟒 … … … 𝐝𝟏𝐦 = rb = √𝒓. 𝒅√𝟐. 𝒅. 𝒅

𝟒
rb = 1,09 √𝒓. 𝒅𝟑

B. Rangkaian Ekivalen Jaringan Transmisi

1. Persamaan Saluran Transmisi


Karena impedansi dan admitansi terdistribusi sepanjang saluran maka dalam
penyaluran daya akan terjadi perbedaan tegangan dan arus antara setiap posisi yang
berbeda. Kita lihat saluran transmisi dua konduktor lebih dulu, seperti pada Gb.11.1.

Apabila ditinjau dari persamaan kapasitansi saluran satu fasa dan kapasitansi
saluran tiga fasa, secara umum persamaan kapasitansi sebagai berikut :

x
I s x Ix Ir
ZxI x

Vs Vs x Vx Vr
YxV x

x
Gb.11.1 Model satu fasa saluran transmisi.
aktansi kapasitif. Konduktansi biasanya diabaikan karena sumbanganya terhadap admitansi
a) Rangkaian Ekivalen Saluran Transmisi Jarak Pendek
Saluran transmisi pendek memiliki jarak kurang dari 80 Km, pada saluran ini
pengaruh dari kapasitansi dan konduksitansi bocor dapat diabaikan,oleh karena itu
saluran tersebut bisa dianggap rangkaian impedansi yang terdiri dari tahanan dan
induktansi, sesuai dengan Gambarshunt terlalu kecil. Alasan lain untuk mengabaikan

konduktGambar 3. Rangkaian Ekivalen dari Saluran Transmisi Jarak Pendek

Impedansi Z dan admitansi Y dapat dinyatakan dengan:


Z = zl = (r + jx) = R + Jx
Y = yl = (g + jb) = G + Jb............................................................(1)
Dengan
r = tahanan pada kawat (Ω/km) baik untuk memperhitungknnya karena
g = konduktansi pada kawat
x = reaktansi pada kawat/ 2πfl (Ω/km)
b = substansi pada kawat / 2πfl (mho/km)

b) Rangkaian Ekivalen Pada Saluran Transmisi Jarak Menengah


Saluran transmisi jarak pendek sama dengan rangkaian ekivalen, maka saluran
transmisi jarak menengah sama dengan rangkaian T atau rangkaian π. Arus mengalir
yang ada di ujung pengirim merupakan Is, maka persamaan pada masing–masing
rangkaian adalah: (1) Rangkaian Tko

nbb

Gambar 4. Rangkaian Ekivalen dari Saluran Transmisi Jarak Menengah Rangkaian T

Dengan persamaan:
𝒁𝒀
Is = Ir 1 + +Er Y .............................................................(2)
𝒁

Dengan
Is = arus pada ujung penerima (A)
Ir = arus pada ujung penerima (A)
Er = konstanta dielektrik/permitivitas listrik relatif
Z = impedansi veri total saluran
Y/2 = Admitansi paralel pada ujung saluran
Gambar 5. Rangkaian Ekivalen Dari Saluran Transmisi Jarak Menengah
Rangkaian

Dengan persamaan:
𝑍𝑌 𝑍𝑌
Is = Ir ( 1 + ) +Er Y ( 1 + )
2 4
Dengan Is = arus pada ujung pengirim (A)
Ir = arus pada ujung penerima (A)

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah


untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini banyak digunakan
untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di Indonesia. Ciri
utamajaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan
isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya
harus diperhatikan faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti
jarak aman minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut
antar Fase atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan
manusia. Termasuk dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah juga bila
penghantar yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S (Half
Insulated Single Core). Penggunaan penghantar ini tidak menjamin keamanan terhadap
tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi resiko gangguan
temporer khususnya akibat sentuhan tanaman. c) Saluran Transmisi Jarak Panjang
Konstansa distribusi pada saluran transmisi jarak jauh meiliki persamaan sebagai
berikut :
Es = Ir Cos αl + Ir Z0 Sin αl
𝑬𝒔
Is = Ir Cos αl + 𝒁𝟎Sin αl .............................................................(5)
𝒀
Dengan Z0 = Impedansi Krakteristik √𝒁

a = konstansta rambatan √𝑍𝑌


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kapasitansi saluran transmisi merupakan pembagian dari admitansi shunt, dimana
admitansi shunt saluran transmisi terdiri dari konduktansi dan reaktansi kapasitif.
Konduktansi biasanya diabaikan karena sumbanganya terhadap admitansi shunt terlalu
kecil.
2. Rangkaian ekivalen jaringan transmisi
 Rangkaian ekivalen Jaringan transmisi jarak pendek
 Rangkaian ekivalen jaringan transmisi jarak menengah
 Rangkaian ekivalen jaringan transmisi jarak panjang
DAFTAR PUSTAKA

HERY PURNOMO, MT.2016. ANALISIS SISTEM DAYA, Bagian: Saluran Transmisi Daya
Elektrik "Malang:UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Arnawan Hasibuan, ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE
MMENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4. Staf Pengajar Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussalach Lhokseumawe.

ktansi ini cukup berubah ubah. Kebocoran pada isolator yang merupakan sumber utama
konduktansi, berubah dengan cukup besar menurut keadaan atmosfirndan dengan sifat sifat
penghantar kotoran yang terkumpul pada isolator itu. Korona yang menyebabkan kebocoran
antara sluran saluryak berubah dengan keadaan atmosfir.
Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat selisih potensial antara penghantar,
kapasitansi menyebabkan penghantar penghantar itu bermuatan seperti yang terjadi
dengan plat plat kapasitor bila ada selisih potensial diantaranyaaKapasitansi saluran
transmisi merupakan pembagian dari admitansi shunt, dimana admitansi shunt saluran
transmisi terdiri dari konduktansi dan reaktansi kapasitif. Konduktansi biasanya diabaikan
karena sumbanganya terhadap admitansi shunt terlalu kecil. Alasan lain untuk
mengabaikan konduktansi

Daftar Pu
baik untuk memperhitungknnya karena konduktansi ini cukup berubah ubah. Kebocoran pada
isolator yang merupakan sumber utama konduktansi, berubah dengan cukup besar menurut
keadaan atmosfirndan dengan sifat sifat penghantar kotoran yang terkumpul pada isolator
itu. Korona yang menyebabkan kebocoran aJJtara sluran saluran juga cukup banyak
berubah dengan keadaan atmosfir.
Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat selisih potensial antara penghantar,
kapasitansi menyebabkan penghantar penghantar itu bermuatan seperti yang terjadi
dengan plat plat kapasitor bila ada selisih poten
B

Anda mungkin juga menyukai