SALURAN TRANSMISI
(BAB I)
OLEH:
10582161315
V TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNIK
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin sesuai dengan apa
yang dibutuhkan. Terlepas deari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada banyak kekurangan yang ada pada makalah ini.Sehingga kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini dapat diperbaiki
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
D. Perambatan Gelombang.......................................................................16
A. Kesimpulan............................................................................................23
B. Saran.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada bab ini membahas, motivasi dan fenomena dasar yang terjadi di
saluran transmisi. Fenomena penting ini terjadi terutama karena ukuran saluran
transmisi sebanding atau lebih besar dari panjang gelombang, sehingga terjadi
dua buah persamaan diferensial. Di bab ini solusi akan diberikan di wilayah
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
transmisi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fenomena dasar
sinyal, disebut juga sumber dengan sebuah penerima/pemakai, atau disebut juga
beban. Karena sinyal elektrik merambat hanya dengan kecepatan cahaya, maka
sinyal elektrik juga memerlukan suatu waktu tempuh tertentu untuk merambat
dari suatu tempat, misalnya dari sumber, ke tempat yang lain, misalnya beban.
Jika sinyal elektrik ini berubah secara cepat dengan waktu (berfrekuensi
tinggi), waktu tempuh diatas menjadi signifikan. Waktu tempuh (delay) yang
terjadi harus diperhatikan, sinyal yang keluar dari saluran transmisi tidaklah sama
dengan apa yang yang dimasukkan pada bagian inputnya. Selain itu saluran
amplitude sinyal yangelalui saluran transmisi yang mengandung kerugian itu akan
elektronika bisa dijabarkan dengan bantuan mode atau rangkaian pengganti yang
bersifat terkonsentrasi pada suatu elemen single tertentu (lumped elements). Hal
ini boleh dilakukan dan juga sebaiknya diakukan , kiak panjang gelombang dari
sinyal yang diamati jauh lebih besar dari geometri sistem (rangkaian) yang
3
diamati. Contoh dari beberapa model yang dikena pada frekuensi rendah adalah
Konsekuensi dari kondisi ini adalah pada bidang penampang (bidang transversal)
perhitungan bisa dilakukan seperti pada kasus frekuensi rendah, sedangkan pada
terdistribusi.
jenis saluran transmisi ini harus dipandang sebagai struktur tiga dimensi, dan cara
Persamaan Maxwell adalah teori umum yang bisa menjawab semua permasalahan
Model struktur terdistribusi dan model frekuensi rendah (R, L dan C) adalah kasus
khusus dari teori Maxwell, yang keberlakuan kedua model itu hanya terbatas pada
4
Taabel 1.1 (jenis saluran transmisi, bentuk dasar, penggunaan serta
frekuensi kerja
5
6
Tabel diatas menunjukkan beberapa tipe saluran transmisi yang akan
dibahas. Empat tipe yang pertama, kabel parallel ganda kabel coaxial, pengantar
pipih, dan penghantar multi konduktor, memiliki jumlah konduktor yang lebih
dari satu. Penghantar ini mampu untuk melewatkan sinyal yang berfrekuensi nol
Jika frekuensi sinyal yang melaluinya masih cukup kecil, atau dengan kata
(fundamental mode). Tetapi jika frekuensi sinyal cukup besar, sehingga panjang
gelombang sinyal sebanding dengan atau bahkan lebih kecil dari dimensi saluran
transmisi, disamping modus dasar, modus yang lebih tinggi (higher modus) akan
aplikasi serat optic. Konsep arus dan tegangan tidak bisa dipergunakan. Kita
hanya bisa enggunakan konsep yang lebih umum berlaku, yaitu medan listrik dan
medan magnet. Kabel serat optic digunakan terutama karena faktor peredaman
yang kecil dan kemampuanya mengirimkan data dengan kecepat tinggi (higher
data rate).
7
Gambar 1.1 (kabel yang dialiri arus listrik l memiliki medan magnet.
tersebut terbentuk medan magnet. Jika arus yang mengalir di kabel itu merupakan
arus yang berubah dengan waktu, maka secara berbanding lurus, medan magnet
yang terbentuk akan berubah dengan fungsi waktu yang sama dengannya. Arus
listrik ini menghasilkan energy magnet yang tersimpan disekitar kabel tersebut
secara akurat dan lengkap, kita harus mencari solusinya, yang seperti disinggung
diatas, dari persamaan Maxwell dan dengan kondisi batas yang dimiliki saluran
inductor dan kapasitor, yang baik secara kualitatif dan juga kuantitatif
8
Gambar 1.2 (kabel pendek tak mengandung kerugian (lossless) dan
seperti ditunjukkan pada gambar 1.2. Seperti pada gambar diatas model yang
sebelah kanan, yaitu inductor serial yang diikuti dengan kapasitor menyilang.
Model-model lain seperti kapasitor menyilang diikuti dengan inductor serial bisa
Pada bagian sebelum dibahas pada gambar 1.2, kabel yang cukup pendek
bisa dimodelkan dengan bantuan inductor yang serial dan kapasitor yang
menyilang. Penggunaan model ini diperbolehkan jika kabel tersebut cukup pendek
(s << λ). Gambar 1.2 adalah model untuk saluran transmisi yang tidak
saluran transmisi mengandung kerugian, yang efek utamanya akan terlihat pada
9
Mengapa kerugian bisa muncul? Karena dipergunakannya konduktor yang
tidak ideal sebagai materi penyusun kabel, sehingga di sepanjang lintasan jalur
listrik yang lewat ke panas. Dengan pemikiran ini, dipasangkanlah sebuah resistor
serial dengan inductor sebagai model kerugian akibat konduktor yang tidak ideal
(Gambar 2.1). Selain itu mungkin pula terjadi sumber kerugian lainnya, yaitu
Sebagai tambahan di gambar diatas juga terlihat arus dan tegangan diawal
dan di akhir potongan saluran transmisi tersebut jadi sepotong saluran transmisi
yang awalnya terletak pada posisi z dan ujungnya pada posisi z + Δz (panjang s
10
Secara umum arus dan tegangan ini merupakan fungsi waktu dan posisi,
saluran transmisi ini cukup kecil dibandingkan dengan panjang gelombang (Δz <<
λ), maka hukum-hukum yang dikenal pada rangkaian listrik berfrekuensi rendah
bisa dipergunakan, yaitu hukum Ohm, hukum tegangan induksi, hukum muatan
v = R ∙i (1.1)
∂i
v = L∙ (1.2)
∂t
∂v
i = C∙ (1.3)
∂t
∂i
−v ( z ) + Rs ∙+ Ls ∙ +v ( z+ ∆ z )=0
∂t
∂i
(
v ( z +∆ z )−v ( z )=− R s ∙ i+ L s ∙
∂t )
v ( z+ ∆ z )−v ( z ) ∂i 1
∆z (
=− R s ∙ i+ Ls ∙
∂t ∆ z ) (1.6)
11
Gambar 2.2 (Pendefinisian titik dan simpul untuk pengguna hukum
kirrchoff
menghasilkan:
(1.7)
(1.8)
12
Dengan besaran ∆ z →0, karena yang kita amati memang saluran transmisi
yang sangat pendek, dengan nilai batas menuju nol, maka dari keduanya
didapatkan:
(1.9)
perubahan tegangan sepanjang saluran transmisi dengan arus dan perubahan arus
dengan waktu. Persamaan kedua dihasilkan dari aliran arus yang berhubungan
waktu.
Solusi secara umum dari sistem persamaan diferensial di atas akan dibahas
nanti. Sekarang hanya akan dibahas solusi untuk kasus keadaan terayun, atau
13
Mengapa kita peru melakukan pendekatan dengan funsi sinus? Karena,
dengan, mereduksi pengamatan sinyal pada fungsi sinus bisa membatasi ruang
harmonis ini. Walaupun dengan alternative ini akan muncul beberapa pekerjaan
tambahan, dan beberapa bentuk sinyal tidak mungkin atau sangat sulit
(1.10)
Yang mana i ° dan v° amplitudo fungsi arus dan tegangan, dengan φ, dan φ v
(1.11)
14
Re adalah operator yang mengambil nilai riil (real part) dari argument
(1.12)
dengan representasi secara phasor atau wilayah frekuensi. Karena memang kita
sedang membahas fungsi yang sama. Pada penggunaan bentuk sinus/kosinus dan
bilangan kompleks ada hal penting yang harus selalu diingat. Pada representasi
sinus/kosinus tidak boleh muncul satuan imajiner j dan pada representasi phasor
(1.13)
diferensial yang umum dikenal di matematika, biasanya solusi dari persamaan itu
diberikan dalam bentuk tabel atau daftar panjang bersamaan dengan persamaan-
persamaan lainya.
15
Solusi umum dari persamaa diferensial (1.13) adalah:
masih harus dicari nilainya. Nilai V1 danV2 ditentukan dengan bantuan syarat
batas (boundary conditions) yang bisa diberikan pada awal dan atau akhrir dari
kawat saluran transmisi tersebut (Gambar 3.1). Nilai besaran arus dan tegangan ini
Gambar 3.1 (tegangan dan arus sebagai kondisi batas di awal dan di akhir
kawat).
Jika diketahui arus dan tegangan pada awal sluran transmisi, yaitu:
(1.14)
16
Maka dari persamaan diatas didapatkan V1 dan V2 sebagai berikut:
(1.15)
persamaan arus yang merupakan fungsi posisi, sehingga jika ditanya atau
diinginkan nilai tegangan dan arus di suatu posisi tertentu kita bisa
tersebut. Sekarang bagaimanakah kita bisa juga mengetahui nilai suatu tegangan
D. Perambatan Gelombang
yang merambat sepanjang saluran transmisi (fungsi posisi dan waktu), sekarang
diperkenalkan.
kompleks, besaran yang memiliki nilai riil dan imajiner. Hal ini dikarenakan
konstanta perambatan dihasilkan dari akar dari hasil kali dua bilangan kompleks,
Oleh karna itu besaran ini bisa juga dituliskan sebagai berikut:
(1.16)
17
∝ adalah konstanta peredaman dan β adalah konstanta phasa. Keduanya
ditentukan oleh sifat karakteristik dari tipe dan ukuran dari saluran transmisi yang
Penamaan masing-masing kuantitas ini akan menjadi jelas setelah kita melihat
Gambar 4.1 (bentuk sinyal-sinyal yang merambat pada suatu saluran transmisi
dengan bertambahnya besar z (karena ∝ selalu bernilai positif, seperti yang akan
kita lihat nanti). Sedangkan tegangan bagian kedua dengan faktor e +σz, apitudonya
18
v1 ( t=t 0 , z )=V 1 ∙ e−σz ∙ cos (ωt 0−βz +ψ 1 ) hanya fungsi posisi dengan membesarnya
faktor e−σz yang disebutkan diatas. Jika nilai ∝ membesar, amplitude tegangan
dari kecepatan, dan di sini karena yang diamati adalah pergerakan dari argument
atau phasa dari suatu fungsi tegangan, maka didefinisikan sebagi kecepatan phasa.
(1.17)
Jadi argument ωt− βz+ψ 1 harus tetap konstan jika kita mengamati titik-
titik pada nilai cosines yang sama, sehingga dengan berjalannya waktu (t
membesar) nilai z harus membesar (titik-titik pengamatan bergerak kea rah positif
z). Tegangan bagian pertama melukiskan perambatan gelombang kea rah positif z.
19
Jadi faktor peredaman e−οz utuk perambatan gelombang kea rah kanan,
atau positif z sedangkan e +οz untuk perambatan ke kiri, atau negative z. sehingga
gelombang kea rah kanan (positif z), dan argument yang kedua ω ∙ t+ β ∙ z +ψ 2 atau
negative z.
Jadi baik tegangan maupun arus secara keseluruhan tersusun dari tegangan
atau arus yang merambat kea rah positif z dan tegangan atau arus yang merambat
kea rah negative z. pasangan tegangan dan arus ini merupakan suatu kesatuan
positif z berniai Z0. Nilai ini berlaku di sepanjang saluran transmisi tersebut. Dari
teori rangkaian listrik kita mengenal perbandingan tegangan dan arus pada sustu
komponen didefinisikan sebagai impedansi dari komponen itu. Oleh sebab itu
dihitung jika konstanta primeyaitu R’,G’,L’ dan C’, dikenal. Oleh sebab itu,
20
dengan untukeisahkan komponen riil dan
(1.18)
Dengan cara penulisan lain, yaitu dengan pendifinisian sudut kerugian ϑdan δ
21
Berikut ini bisa dilakukan perhitungan-perhitungan pendekatan untuk
Impedansi Gelombang
L'
Z° =
√ C'
R'
Z° =
√ jωC '
Konstanta Peredaman
0, memiliki α =0
22
Untuk kasus ini, konstanta peredaman bukan merupakan fungsi dari
frekuensi.
R' G'
konstanta peredaman menjadi ∝=R ' C ' =G ' L'
berlaku =
L' C' L'√ C' √
4) Pada frekuensi yang rendah, ω L' ≪ R' danG ' =0 berlaku
ωC ' R '
∝≈
√ 2
Konstanta Phasa
ωC ' R '
2) Pada frekuensi yang rendah β=ω
√ 2
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika sinyal elektrik ini berubah secara cepat dengan waktu (berfrekuensi
tinggi), waktu tempuh diatas menjadi signifikan. Waktu tempuh (delay) yang
terjadi harus diperhatikan, sinyal yang keluar dari saluran transmisi tidaklah sama
dengan apa yang yang dimasukkan pada bagian inputnya. Selain itu saluran
transmisi yang dipergunakan biasanya mengandungkerugian, sehingga sinyal
yang masuk akan mengalami peredaman (attenuation) daa perambatannya,
amplitude sinyal yangelalui saluran transmisi yang mengandung kerugian itu akan
mengecil (lossytransission line).
Secara umum arus dan tegangan ini merupakan fungsi waktu dan posisi,
yang merupakan syarat terbentuknya gelombang. Karena dimensi potongan
saluran transmisi ini cukup kecil dibandingkan dengan panjang gelombang (Δz <<
λ), maka hukum-hukum yang dikenal pada rangkaian listrik berfrekuensi rendah
bisa dipergunakan, yaitu hukum Ohm, hukum tegangan induksi, hukum muatan
induksi dan hukum kirrchoff.
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25