BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
1. 2. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II ........................................................................................................................................2
PEMBUATAN............................................................................................................................9
3. 1. Perancangan ..............................................................................................................9
i
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Suatu informasi dari suatu sumber informasi dapat diterima oleh penerima
informasi dapat terwujud bila ada suatu sistem atau penghubung diantara keduanya.
Sistem transmisi itu dapat terdiri atas satu atau lebih media transmisi. Media transmisi
yang digunakan dapat berupa media fisik maupun non-fisik (nirkabel). Media transmisi
fisik merupakan suatu media yang dapat dilihat atau dipegang dan dapat diukur besaran
fisiknya. Jenis media fisik yang sering digunakan yaitu kawat terbuka, dan kabel (kabel
koaksial,serat optik). Sedangkan media transmisi non-fisik merupakan suatu media yang
tidak dapat dilihat fisiknya yaitu berupa udara atau ruang bebas (free space). Sistem
transmisi dengan media non-fisik merupakan sistem transmisi yang menggunakan
gelombang radio sebagai penyalur informasinya.
Gelombang radio terdiri dari garis-garis gaya medan listrik dan garis-garis gaya
medan magnet yang merambat diruang bebas dengan kecepatan cahaya yakni c = 3x10 8
m/s. Meskipun gelombang yang merambat pada saluran transmisi berupa medan listrik
dan medan magnet yang terdapat dikedua penghantarnya, tetapi saluran transmisi tersebut
dapat dimodelkan sebagai suatu rangkaian listrik atau rangkaian ekivalen yang memiliki
tegangan dan arus sehingga dapat dianalisis bagaimana gelombang yang merambat pada
saluran transmisi tersebut
1. 2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membuat perancangan sebuah
saluran transmisi mikrostrip yang dapat bekerja pada rentang frekuensi 5 - 15 GHz.
1
BAB II
TEORI DASAR
2. 1. Saluran Transmisi
Saluran transmisi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam sistem
transmisi baik sistem kabel maupun nirkabel. Pada sistem transmisi nirkabel, saluran
transmisi digunakan untuk menghubungkan pemancar dengan antena pemancar dan
penerima dengan antena penerima. Walaupun gelombang yang merambat pada saluran
transmisi berupa medan listrik dan medan magnet yang terdapat di antara kedua
penghantarnya, tetapi dapat dimodelkan sebagai suatu rangkaian listrik yang memiliki
tegangan dan arus sehingga dapat dianalisis, dimana yang membedakan analisis pada
saluran transmisi dengan rangkaian listrika adalah ukuran dan karakteristik listrik saluran
transmisi.
Saluran transmisi two-wire hanya cocok dipakai pada daerah frekuensi terendah
dari spektrum frekuensi radio sebab pada frekuensi yang lebih tinggi saluran transmisi
jenis ini memiliki redaman yang sangat besar. Untuk memperbaiki keterbatasan saluran
two-wire ini maka pada frekuensi yang lebih tinggi, penggunaan sepasang penghantar
sejajar digantikan oleh sepasang penghantar yang disusun dalam satu sumbu yang sama,
disebut "coaxial'. Dengan saluran ini redaman yang dialami medan elektromagnetik dapat
dikurangi.
2
Pada daerah frekuensi yang lebih tinggi lagi (gelombang mikro), saluran coaxial
tidak cocok dipakai karena gelombang elektromagnetik merambat dalasm bentuk radiasi
menembus bahan dielektrik saluran sehingga redamannya semakin besar. Untuk itu,
digunakan suatu saluran berupa penghantar berongga yang disebut bumbung gelombang.
Sedangkan untuk menghubungkan jarak yang dekat, pada frekuensi ini biasanya
digunakan saluran transmisi yang disebut stripline dan microstrip.
Tiga hal inilah yang menjadi alasan bahwa saluran transmisi berbeda dari
rangkaian-rangkaian listrik pada umumnya, sehingga karakteristik salurasn transmisi
dapat dibedakan atas Lumped Constant dan Distributed Constant.
Lumped Constant Saluran transmisi juga memiliki besaran atau konstanta seperti
induktansi, kapasitansi dan resistansi sebagaimana seperti pada rangkaian listrik pada
umumnya, akan tetapi pada rangkaian listrik konstanta-konstanta yang ada dalam
rangkaian bertumpuk di dalam piranti rangkaian itu sendiri, maka besaran atau konstanta
yang demikian disebut dengan lumped constant.
4
2. 4. Impedansi Karakteristik
Saluran Besaran-besaran terdistribusi seperti induktansi, kapasitansi, resistansi
dan konduktansi merupakan parameter primer suatu saluran transmisi yang terdapat
dalam semua jenis saluran, terlepas apakah pada saat itu saluran tersebut dihubungkan
atau tidak dengan sumber sinyal. Tetapi ada juga parameter yang penting dari saluran
transmisi yang disebut “impedansi karakteristik”. Gelombang yangn merambat pada
saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga, tidak akan mempengaruhi apa yang ada
di ujung saluran. Perbandingan antara tegangan dan arus di ujung masukan saluran
sesungguhnya dapat dianggap sama dengan perbandingan antara tegangan dan arus
setelah mencapai ujung lainnya. Dapat diartikan bahwa arus dan tegangan di antara kedua
kawat penghantar saluran itu memandang saluran transmisi sebagai suatu impedansi.
Impedansi inilah yang disebut “impedansi karakteristik (Zo)”.
Jadi dapat dikatakan bahwa impedansi karakteristik adalah impedansi yang diukur
di ujung saluran transmisi yang panjangnya tak berhingga. Bila daya dirambatkan pada
saluran transmisi dengan panjang tak berhingga, maka daya itu akan diserap seluruhnya
di sepanjang saluran. Tegangan dan arus akan menurun di sepanjang saluran sebagai
akibat bocornya arus pada kapasitansi antar penghantar dan hilangnya tegangan pada
induktansi saluran.
Pada gambar diatas, diperlihatkan bahwa impedansi yang dipandang pada titik 1’-
2’ (jarak titik 1’-2’ ke 1-2 berhingga) ke arah kanan adalah sebesar Zo juga, tetapi dengan
tingkat tegangan dan arus yang lebih kecil dibandingkan dengan tegangan pada titik 1-2.
Sehingga bila impedansi pada titik 1’-2’ digantikan dengan impedansi beban sebesar Zo,
5
maka impedansi di titik 1-2 akan sebesar Zo juga. Impedansi karakteristik saluran tanpa
rugi-rugi (loseless-line) dapat dituliskan sebagai:
Microstrip/Strip Line ( )
√
Dimana:
a. Rugi-Rugi Tembaga
Rugi-rugi ini antara lain berupa disipasi daya (I2 R) yang berupa panas yang
bersifat resistif dan rugi-rugi akibat efek kulit (skin effect). Makin tinggi frekuensi,
makin besar resistansi yang timbul akibat skin effect ini, sehingga ini mengakibatkan
rugi-rugi saluran makin besar. Jadi selain disebabkan oleh resistansi penghantarnya
sendiri, rugi-rugi tembaga ini juga disebabkan oleh skin effect, yang menyebabkan
resistansi penghantar pada frekuensi tinggi juga meningkat.
6
b. Rugi-Rugi Dielektrik
Rugi-rugi ini timbul diakibatkan oleh pemanasan yang terjadi pada kawat
penghantar sewaktu dilalui arus bolak balik. Daya yang dikirimkan sumber sinyal
sebagian berubah menjadi panas yang terjadi pada bahan dielektrik. Ketika dilalui
arus bolak-balik, maka struktur atom dari bahan dielektrik akan mengalami
perubahan dan perubahan ini membutuhkan energi. Energi inilah yang
mengakibatkan timbulnya rugi-rugi daya. Semakin sulit struktur atom suatu bahan
dielektrik berubah, maka semakin besar energi yang dibutuhkannya, yang berarti
semakin besar rugi daya yang disebabkannya.
Rugi-rugi ini terjadi akibat adanya medan-medan yang ada disekitar kawat
penghantar. Rugi-rugi induksi terjadi ketika medan elektromagnetik di sekeliling
penghantar terkena langsung dengan suatu penghantar tersebut, akibatnya daya hilang
pada penghantar tersebut. Rugi-rugi radiasi merupakan rugi-rugi yang disebabkan
hilangnya sebagian garis-garis gaya magnet karena memancar keluar dari saluran
transmisi. Rugi-rugi pada saluran ini mengakibatkan redaman yang dinyatakan dalam
satuan decibel per satuan ataupun meper per satuan panjang.
2. 6. Teknik Pencatuan
Ada beberapa konfigurasi pencatuan yang dapat digunakan pada mikrostrip.
Namun ada empat buah teknik pencatuan yang biasa digunakan, yaitu mikrostrip line,
coaxial probe, aperture coupling dan proximity coupling. Teknik pencatuan microstrip
line (saluran mikrostrip) merupakan metode yang paling mudah digunakan karena
menyatu dengan patch dengan ukuran lebar yang lebih kecil dibandingkan dengan patch.
Pencatuan microstrip line mudah untuk difabrikasi, mudah untuk dilakukan matching
dengan mengubah letak inset, dan memiliki bentuk yang sederhana, karena patch
dianggap sebagai perpanjangan dari microstrip line. Teknik pencatuan ini juga
menghemat bahan karena hanya menggunakan satu substrat saja yaitu substrat yang sama
dengan substrat yang dipakai untuk meletakkan patch.
7
2. 7. Kelebihan dan Kerugian Saluran Transmisi Mikrostrip
Kelebihan saluran transmisi mikrostrip, antara lain:
8
BAB III
PEMBUATAN
3. 1. Perancangan
Microstrip adalah jenis saluran transmisi yang terdiri dari konduktor yang dibuat
pada substrat dielektrik dengan bidang yang dibumikan. Itu mudah miniatur dan
terintegrasi dengan perangkat microwave menjadikannya pilihan populer saluran
transmisi. Skema dasar ditunjukkan pada Gambar. 1.
Gambar 1 Saluran Transmisi Microstrip yang menampilkan mode propagasi quasi-TEM. Garis hijau mewakili bidang E
dan garis ungu bidang H
9
a. Model
Yang ditunjukkan di sini adalah saluran transmisi microstrip dua port yang
dibangun menggunakan konduktor tembaga pada substrat Alumina di CST Studio
Suite. Model ini disimulasikan dalam Time Domain Solver dalam rentang frekuensi 5
- 15 GHz.
10