Anda di halaman 1dari 16

ELEKTRONIKA

TELEKOMUNIKASI
Saluran Transmisi

Fakultas : FTI
Program studi : TEKNIK ELEKTRO

Tatap Maya

02
Kode Matakuliah : W5319031
Disusun oleh : Dr. Yohanes Galih
Adhiyoga, S.Pd., M.T.
ABSTRAK TUJUAN

Mata kuliah ini berisi pemahaman jenis dan Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat
fungsi berbagai rangkaian sub sistem dalam saluran transmisi pada frekuensi tinggi.
sistem telekomunikasi dan memberikan
kemampuan perancangan rangkaian
elektronika untuk sub sistem telekomunikasi
antara lain : Resonator, Filter pasif, Rangkaian
penyesuai impedansi (IMC), Rangkaian
penguat sinyal kecil, rangkaian osilator dan
mixer. Juga dibahas penggunaan Smith Chart
sebagai alat bantu perancangan dan
implementasi rangkaian dalam bentuk saluran
transmisi/ microstrip.
MODUL 2
SALURAN TRANSMISI

1.1 Pendahuluan
Penyampaian informasi dari sumber informasi (komunikator) ke penerima informasi
(komunikan) hanya dapat terlaksana bila ada semacam sistem alat penghubung (media) di antara
keduanya. Sistem tersebut disebut dengan sistem transmisi. Bila jarak antara komunikator dan
komunikan saling berdekatan, maka sistem transmisi cukup dengan penggetaran udara di
sekitarnya. Tetapi bila jaraknya cukup jauh, maka dibutuhkan sistem transmisi yang lebih
kompleks.

Suatu sistem transmisi terdiri dari lebih dari satu media transmisi, yang secara umum dibedakan
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

• Media fisik, berupa kabel (wired)


• Media non-fisik, merupakan udara (yang lebih dikenal dengan wireless)

1.1.1 Definisi Saluran Transmisi


Saluran transmisi adalah setiap bentuk hubungan secara listrik, baik berupa kawat penghantar,
kabel dan lain-lain yang menghubungkan suatu sumber sinyal ke beban. Jika sepasang kawat
penghantar itu dianggap terlalu panjang, maka dapat mengekivalenkan penghantar tersebut
sebagai sekumpulan induktor dan kapasitor.

1.1.2 Konsep Dasar Saluran Transmisi


Apabila antara sumber sinyal dan beban dihubungkan oleh suatu saluran transmisi, maka :

1) Arus akan mengalir di sepanjang saluran dan akan membangkitkan medan magnet yang
menyelimuti penghantar itu sendiri dan adakalanya medan magnet ini akan saling
berimpit dengan medan magnet lain yang berasal dari kawat penghantar lain yang
berasal dari kawat penghantar lain disekitarnya. Medan magnet yang dibangkitkan oleh
kawat penghantar berarus listrik ini merupakan suatu timbunan energi yang tersimpan
dalam kawat penghatar tersebut. Gejala tersebut menyebabkan saluran bersifat induktif.
2) Akan terjadi beda tegangan antara ke dua kawat penghantar sehingga membangkitkan
medan listrik. Medan ini juga merupakan timbunan energi yang mungkin juga akan
terjadi tumpang tindih dengan medan listrik lain disekitarnya. Gejala tersebut
menyebabkan saluran bersifat kapasitif.
3) Gejala-gejala tersebut di atas akan menyebabkan terjadinya aliran energi gelombang
elektromagnetik dalam saluran transmisi.

1.2 Prinsip Saluran Transmisi


1.2.1 Rangkaian Ekuivalen
Rangkaian ekivalen suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi (lossless) dapat digambarkan dengan
terdisrtibusinya rangkaian induktansi L1, L2, L3, … seri dan kapasitansi C1, C2, C3, … paralel,
seperti ditunjukkan dalam gambar 1 berikut.
Gambar 1. Rangkaian Ekuivalen Saluran Transmisi

Kedua macam komponen itu terdistribusi secara merata sepanjang saluran transmisi. Arus yang
mengalir di sepanjang saluran transmisi akan menimbulkan suatu medan magnet di sepanjang
saluran, yang kemudian karena adanya medan magnet itu, maka akan timbul pula suatu tegangan
induksi sebesar L.di/dt. Induktansi ini juga terdistribusi merata sepanjang saluran, dengan
satuan Henry per meter. Sedangkan kapasitansi yang terdistribusi merata sepanjang saluran itu
dapat dibayangkan sebagai kapasitansi yang timbul karena dua konduktor pada saluran
transmisi letaknya sejajar satu sama lain.

1.2.2 Saluran Transmisi Beban Sesuai (Match)


Suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi (lossless) jika pada ujung beban dipasang beban dengan
impedansi RL yang harganya sama dengan impedansi karakteristik saluran Zo, maka gelombang
dari sumber (generator) yang dikirimkan ke beban tidak akan dipantulkan oleh beban. Dengan
kata lain, semua energi yang dikirimkan oleh sumber ke baban semuanya diserap oleh beban.
Sebagai contoh saluran transmisi dengan beban sesuai (match) dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Saluran Transmisi dengan beban sesuai (match)

1.2.3 Saluran Transmisi dengan Beban Tak Sesuai (Missmatch)


Jika impedansi beban yang dipasang tidak sama dengan impedansi karakteristik saluran.
Jawabannya sudah jelas sebagian energi akan dipantulkan oleh beban. Seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. Contoh berikut, bila diamati maka Zo ≠ RL, dapat dikatakan bahwa saluran
transmisi dalam keadaan tidak sesuai (missmatch)

Gambar 3. Saluran Transmisi dengan beban tak sesuai (missmatch)

1.2.4 Saluran Transmisi dengan Beban Hubung Singkat


Suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi (lossless) jika pada ujung beban dihubung singkat (short
circuit), artinya impedansi RL = 0, maka gelombang dari sumber (generator) yang dikirimkan ke
beban akan dipantulkan semuanya oleh beban. Atau dengan kata lain, semua energi yang
dikirimkan oleh sumber ke beban semuanya tidak ada yang diserap oleh beban.

Gambar 4. Saluran Transmisi dengan beban hubung singkat (short circuit)


1.2.5 Saluran Transmisi Beban Terbuka
Jika pada ujung suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi (lossless) dibuka (open circuit), artinya
impedansi RL = ∞, maka gelombang dari sumber (generator) yang dikirimkan ke beban juga akan
dipantulkan semuanya oleh beban, seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Saluran Transmisi beban terbuka (open circuit)

1.3 Impedansi Input


Suatu saluran transmisi dengan impedansi karakterisitik Zo dihubungkan dengan beban dengan
impedansi ZL seperti pada gambar 6, maka impedansi terukur pada jarak l dari beban mempunyai
harga tertentu. Impedansi ini disebut dengan impedansi input saluran yang disimbulkan dengan
Zin.

Gambar 6. Impedansi Input pada rangkaian

Adapun Impedansi Input dapat dinyatakan sebagai berikut

𝑍𝐿 + 𝑗𝑍𝑜 tan 𝛽𝑙
𝑍𝑖𝑛 = 𝑍𝑜
𝑍𝑜 + 𝑗𝑍𝐿 tan 𝛽𝑙

Dimana, β merupakan konstanta propagasi (β = 2π/λ) dan panjang saluran l dinyatakan dalam
panjang gelombang (λ).
1.4 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Bila saluran transmisi dengan beban tidak sesuai (missmatch), dimana Zo RL, dan gelombang
dibangkitkan dari sumber secara kontinyu, maka dalam saluran transmisi selain ada tegangan
datang V+ juga terjadi tegangan pantul V-. Akibatnya, dalam saluran akan terjadi interferensi
antara V+ dan V- yang membentuk gelombang berdiri (standing wave).

Suatu parameter baru yang menyatakan kwalitas saluran terhadap gelombang berdiri disebut
dengan Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), yang didefenisikan sebagai perbandingan (atau
ratio) antara tegangan rms maksimum dan minimum yang terjadi pada saluran yang tidak match,
sehingga dapatlah dituliskan:

|𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 |
𝑉𝑆𝑊𝑅 =
|𝑉𝑚𝑖𝑛 |

1 + |Γ|
𝑉𝑆𝑊𝑅 =
1 − |Γ|

1.5 Jenis Saluran Transmisi


Prinsip transmisi secara umum sama dengan proses memindahkan tenaga dari satu titik ke titik
yang lain. Dalam prakteknya bentuk tenaga ini berupa data informasi. Terdapat 2 jenis media
transmisi yaitu berupa saluran dengan media terbimbing (wired) dan tak terbimbing (wireless).

1.5.1 Media Terbimbing


1) Kabel koaksial

Kabel Koaksial merupakan jenis kabel yang pada dasarnya menggunakan dua buah konduktor.
Dengan pusat kebel yang berupa inti kawat yang padat dan dilingkupi sekat, kemudian dililit lagi
dengan menggunkan kawat yang berselaput konduktor. Jenis kabel ini umumnya digunakan
untuk sebuah jaringan bandwith yang tinggi. Selain itu kabel coaxial mampu pengalir pada
tembaga (centre core). Kabel ini juga umunya lebih banyak digunakan untuk men-transmisikan
data sinyal frekuensi dengan ketinggian mulai dari 300 kHz keatas. Karena kabel ini mempunyai
kemampuan dalam menyalurkan frekuensi tinggi, maka oleh sebab itulah sistem transmisi ini
menggunakan kabel koaksial yang pada dasarnya memiliki kapasitas kanal yang memang cukup
besar. Kegunaan kabel coaxial adalah untuk melakukan sebuah transmisi data dengan kecepatan
tinggi, selain itu juga biasa digunakan untuk membagi sinyal broadband atau sinyal frekuensi.
Kabel coaxial dapat kita temukan pada barang-barang elektronik misal seperti antena TV,
parabola dan masih banyak lagi.
Gambar 1. Penampang kabel koaksial dengan bagian-bagiannya

Secara umum bagian-bagian kabel koaksial digambarkan seperti pada Gambar 1. Adapun bagian-
bagian inti dari kabel koaksial adalah:

a) Centre Core
Pada bagian kabel Coaxial terdapat kabel tembaga yang berada di tengah, dimana kabel
tersebut berfungsi sebagai media pengantar aliran listrik.
b) Dielectric Insulator
Adalah lapisan plastik, lapisan ini berfungsi sebagai pemisah antara kabel tembaga dan
lapisan metal yang membalutnya.
c) Metallic Shield
Lapisan metal ini berfungsi sebagai pelindung untuk bagian inti dari kabel, dan juga
berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh gelombang elektromagnetik dari luar.
d) Plastic Jacket
Lapisan plastik terluar, pada bagian ini adalah bagian yang melindungi keseluruhan
komponen kabel yang berada di dalam, dan juga bagian yang langsung berhubungan
dengan tangan manusia.

Kabel koaksial memang merupakan kabel data yang paling umum digunakan dalam perangkat
telekomunikasi. Hal ini dikarenakan kabel ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

a) Lebih murah dibanding fiber optik.


b) Dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon.
c) Dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah.
d) Tahan terhadap gangguan external.
e) Memiliki kapasitas data yang cukup besar.
f) Jarak jangkauannya cukup jauh.

2) Twisted Pair

Twisted pair merupakan sebuah kabel yang mempunyai dua konduktornya yang digabung,
dengan tujuan lain akan dapat mengurangi gangguan pada elektromagnetik yang dapat terjadi
diluar. Contoh seperti halnya dengan radiasi elektromagnetik dari kabel pasangan berbelit yang
tidak terlindung (UTP cables), atau (crosstalk) di antara pasangan kabel yang berdekatan.
Selain itu kabel twisted pair merupakan media guided yang paling hemat dan paling banyak
digunakan. Jenis media transmisi ini adalah media transmisi yang umum dipakai terutama dalam
dunia jaringan kompoter. Jenis ini terdiri dari dua kawat yang disusun serta disekat dalam suatu
pola spiral beraturan. Sepasang kawat mempunyai tugas sebagai satu jalur komunikasi tunggal.

Jenis konektor yang digunakan pada kabel twisted Pair adalah konektor RJ (Registered Jack) dan
tergantung dari jenis kategorinya. Untuk kategori 2 sampai 4 menggunakan RJ11 (4-pin).
Sedangkan untuk kategori 5 keatas menggunakan RJ45 (8 pin). Kabel ini dapat mentransmisikan
sinyal baik analog maupun sinyal digital. Pada umunya banyak kabel ini banyak digunakan
sebagai saluran utama pada sebuah local area network (LAN).

Gambar 2. Contoh kabel UTP dan STP

Terdapat dua macam Twisted Pair Cable, yaitu :

a) Kabel STP (Shielded Twisted Pair)


Kabel STP merupakan salah satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer.
Kabel ini berisi dua pasang kabel (empat kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP
lebih tahan terhadap gangguan yang disebebkan posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel
STP attenuasi akan meningkat pada frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk dan
sinyal noise.

b) Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)


Kabel UTP banyak digunakan dalam instalasi jaringan komputer. Kabel ini berisi empat
pasang kabel yang tiap pasangnya dipilin (twisted). Kabel ini tidak dilengkapi dengan
pelindung (unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih
murah dibandingkan jenis media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan efek
interferensi elektris yang berasal dari media di sekelilingnya.

3) Kabel Fiber Optik

Fiber Optik adalah suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus, dan
digunakan sebagai media transmisi karena dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
lokasi ke lokasi lainnya dengan kecepatan tinggi. Ukuran fiber optik ini sangat kecil dan halus
(diameternya hanya 120 mikrometer), bahkan lebih kecil dari helaian rambut manusia.

Berlainan dengan media transmisi lainnya, maka pada serat optik gelombang pembawanya tidak
merupakan gelombang elektromagnet atau listrik, akan tetapi berupa sinar/cahaya laser.
Komponen jaringan tersebut mempunyai kecepatan transmisi yang sangat tinggi dengan
menggunakan pembiasan cahaya. Sumber cahaya yang digunakan dalam proses transmisi
disebut dengan laser (LED). Fiber optik merupakan salah satu komponen yang populer dalam
dunia telekomunikasi. Pasalnya, kabel jaringan tersebut memiliki kecepatan transmisi akses yang
sangat tinggi. Sehingga dengan demikian banyak yang menggunkan sebagai kebel utama saluran
komunikasi.

Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak,
tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah
dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi
serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi
kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16
core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah
masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti
transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.

Gambar 3. Penampang kabel fiber optik dan bagian-bagiannya.

Serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari
core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali
cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi. Secara rinci bagian-bagian
dari fiber optik dijelaskan sebagai berikut.

a) Bagian Inti (Core)


Bagian inti fiber optik terbuat dari bahan kaca dan memiliki diameter yang kecil,
diamaternya tersebut sekitar 2 μm – 50 μm). Untuk diameter serat optik yang lebih besar
biasanya akan mampu membuat performa yang baik dan stabil.
b) Bagian Cladding
Bagian cladding adalah bagian pelindung yang menyelimuti serat optic tersebut. Dan
ukuran cladding tersebut berdiameter 5 μm – 250 μm. Cladding terbuat dari bahan
silikon, dan memiliki komposisi bahan yang berbeda dengan bagian core. Selain
melindungi core, cladding sendiri memiliki fungsi sebagai pemandu gelombang cahaya
yang mampu merefleksikan dari semua cahaya tembus kembali kepada core.
c) Bagian Coating / Buffer
Bagian coating merupakan mantel dari serat optik yang berbeda dengan cladding dan
core. Lapisan coating yang terbuat dari bahan plastik yang memiliki sifat yang elastis.
Coating berfungsi sebagai lapisan pelindung dari semua gangguan fisik yang mungkin
terjadi, misalnya lengkungan pada kabel, kelembaban udara dalam kabel.
d) Bagian Strength Member & Outer Jacket
Strength member dan Outer Jacket adalah lapisan bagian yang sangat penting, karena
bagian ini menjadi pelindung utama dari semua kabel fiber optik. Strength member dan
outer jacket adalah bagian luar kabel fiber optik yang mampu melindungi inti kabel dari
berbagai gangguan, baik maupun yang lainya.

Terdapat dua jenis mode transmisi yakni Single Mode yang memanfaatkan sinar laser sebagai
media transmisinya dan Multi Mode yang menggunakan media LED. Biasanya jenis kabel Fiber
Optik ini lebih sering dipakai pada suatu instalasi jaringan dengan kelas menengah hingga atas.
Berikut adalah jenis-jenis kabel fiber optik yang dibedakan menjadi dua jenis yang didasarkan
pada mode transmisinya.

a) Fiber Optik Single Mode


Kabel fiber optik single mode yaitu kabel jaringan yang memiliki transmisi tunggal,
sehingga hanya bisa menyebarkan cahayanya hanya melalui satu inti dalam suatu waktu.
Jenis fiber optik ini memiliki inti berukuran kecil dengan diameter sekitar 9 mikrometer
yang digunakan untuk mentransmisikan gelombang cahaya dari sinar inframerah dengan
panjang gelombang 1300-1550 nanometer.
b) Fiber Optik Multimode
Kabel fiber optik multimode merupakan kabel yang dapat mentransmisikan banyak
cahayan dalam waktu bersamaan karena memiliki ukuran inti besar yang memiliki
diameter sekitar 625 mikrometer. Kabel jenis optic multimode biasanya sering digunakan
untuk keperluan komersial. Yang pada dasarnya banyak diakses masyarakat. Karena
kebel fiber optik tersebut mampu mengirimkan sinar inframerah yang memiliki panjang
850 – 1300 nanometer.

Dibandingkan dengan media transmisi kabel lain, fiber optik memiliki keunggulan antara lain:

a) Memiliki kecepatan transmisi yang tinggi dengan kapasitas mencapai 1 GB/detik.


b) Dapat mentransmisikan data dengan jarak yang cukup jauh tanpa adanya bantuan
penguat sinyal.
c) Bahannya terbuat dari kaca dan plastik sehingga tahan terhadap karat.
d) Ukuran kabel sangat kecil dan fleksibel.
e) Kabel ini memanfaatkan gelombang cahaya sehingga tidak terganggu oleh adanya
gelombang elektromagnetik seperti gelombang radio.
f) Fiber optik tidak mengandung aliran listrik sehingga mencegah terjadinya kebakaran
akibat konsleting.
g) Memiliki keamanan tinggi karena minim distorsi.

Namun demikian, terdapat kelemahan dari penggunaan kabel fiber optik, antara lain:

a) Biaya instalasi dan perawatan cenderung lebih mahal daripada jenis kabel lainnya
b) Membutuhkan sumber cahaya yang kuat
c) Kabel harus dipasang dengan jalur berbelok untuk memaksimalkan kecepatan dan
kelancaran transmisi cahaya

1.5.2 Media Tak Terbimbing


Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh
James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan
elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan
hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.

Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang
radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke
telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi
hanya dibilang itu cuma merupakan induksi. Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan
1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa
radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan
menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan
partial disebut persamaan gelombang.

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek
bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam
frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini
berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz) sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi
elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.Gelombang
elektromagnetik lainnya, yangmemiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma,
sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat.

Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik
tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Hal ini kemudian
dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi. Meskipun kata 'radio'
digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun
transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon
genggam pada umumnya.

Gambar 4. Spektrum Frekuensi Elektromagnetik

Berdasarkan spektrum frekuensi pada Gambar 4, media transmisi tak terbimbing (wireless)
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Gelombang Radio
merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki rentang frekuensi sekitar 3 kHz
hingga 300 MHz dan rentang panjang gelombang sekitar 0,1 m hingga 100 m. Gelombang
radio banyak digunakan dalam berbagai perangkat komunikasi seperti walkie talkie,
perangkat berbasis wifi dan Bluetooth. Selain itu, gelombang radio digunakan dalam
sistem kendali jarak jauh yang ada dalam mobil atau pesawat mainan.
2) Gelombang mikro
merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki rentang frekuensi sekitar 0,3 GHz
sampai 300 GHz dan rentang panjang gelombang sekitar 1 nm hingga 1 m. gelombang
mikro banyak digunakan dalam sistem radar. Sistem gelombang mikro tidak boleh
terhalang objek apapun karena dapat mempengaruhi proses pengiriman dan penerimaan
informasi, maka diperlukan menara-menara tinggi dalam proses transmisi informasi.
3) Gelombang inframerah
merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki rentang frekuensi sekitar 300 GHz
sampai 30.000 GHz dan rentang panjang gelombang sekitar 8 x 10-7 m sampai 10-3 m.
Teknologi ini digunakan untuk mentransmisikan informasi pada jarak yang dekat secara
langsung. Dalam kehidupan sehari-hari teknologi inframerah digunakan pada sistem
remote control alat elektronik rumah tangga.

1.6 Medan Elektromagnetik


Dalam saluran transmisi, adakalanya medan listrik dan medan magnet akan selalu saling tegak
lurus satu sama lain, dan gabungan anatara kedua medan tersebut dinamakan medan
elektromagnetik.

Tegangan, arus dan medan elektromagnetik saling memiliki pengaruh secara timbal balik satu
sama lain, sehingga bila pada medan elektromagnetik mengalir mengikuti suatu kawat
penghantar, serta bila karena sesuatu hal tegangan berubah, maka medan elektromagnetik akan
mengikuti perubahan itu. Atau sebaliknya, apabila ada sesuatu hal yang menyebabkan medan
elektromagnetik itu berubah, maka tegangan dan arus akan mengikutinya.

1.6.1 Cepat Rambat


Cepat rambat medan elektromagnetik di udara (c) mendekati cepat rambat di ruang hampa, yaitu
299.792.462 meter/detik (sekitar 3 x 108 meter/detik). Bila gelombang tersebut merambat
dalam bahan dielektrik, maka cepat rambatnya akan lebih kecil dari harga di atas. Semakin besar
harga ε suatu bahan dielektrik, maka cepat rambat akan semakin kecil. Hubungan antara
kecepatan dan harga ε dapat dituliskan sebagai:

3 × 108
𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 (𝑐) =
√𝜀

Bila diketahui distribusi induktansi L dan kapasitansi C, maka cepat rambat gelombang dalam
suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi (lossless) dapat dinyatakan dengan persamaan:

1
𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡(𝑐) =
√𝐿𝐶

1.6.2 Frekuensi
Frekuensi menyatakan banyaknya gelombang dalam satu detik, dan dinyatakan dengan ‘hertz’
(disingkat Hz). Dalam perambatan gelombang dalam saluran transmisi, cepat rambat dan panjang
gelombang boleh jadi akan berubah jika memasuki medium (bahan dielektrik) yang berbeda,
tetapi frekuensi gelombang akan selalu tetap tanpa pengaruh medium yang dilewatinya. Jika
periode gelombang dinyatakan dengan T (detik), maka frekuensi gelombang tersebut merupakan
kebalikan dari T, dan dinyatakan:
1
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑓) =
𝑇

1.6.3 Panjang Gelombang


Panjang gelombang (λ) dari suatu gelombang elektromagnetik berbanding lurus dengan harga
cepat rambat. Bila suatu sinyal frekuensi tinggi merambat pada suatu saluran transmisi dengan
bahan dielektrik ε, maka panjang gelombangnya akan tergantung juga pada harga ε dari bahan
dielektrik saluran menurut hubungan:
𝑐
𝜆=
𝑓√𝜀

1.6.4 Impedansi Karakteristik


Impedansi karakteristik saluran tanpa rugi-rugi diberikan dengan persamaan berikut:

𝐿
𝑍𝑜 = √
𝐶

dimana , L = induktansi (Henry)


C = kapasitansi (Farad)

Berdasarkan pengukuran, impedansi karakteristik dinyatakan sebagai impedansi yang diukur di


ujung suatu saluran transmisi dengan menganggap panjang saluran itu tak berhingga. Untuk
kondisi ini, maka pemasangan beban sebesar Zo di ujung lain dari saluran dengan panjang
berhingga tidak akan menimbulkan efek. Pada kondisi ini, impedansi karakteristik saluran
transmisi dapat diperoleh dari perbandingan tegangan maju dan arus maju yang menuju ke
beban pada ujung tak berhingga.

1.7 Mode Gelombang


Untuk memahami yang lebih mendalam tentang bentuk dari transmisi energi, akan lebih mudah
bila melalui pemahaman tentang saluran transmisi. Oleh karena itu, kita harus mengenal
konsepkonsep dasar dari saluran transmisi.

Dari dasar teori medan, telah kita ketahui bersama bahwa akan terdapat hubungan anatara
medan listrik dan medan magnet, dan arah rambatan gelombang elektromagnetik seperti
ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 5. Gelombang Berjalan pada Saluran Transmisi dari kawat terbuka

Dari sudut pandang ini, kita melihat bahwa medan listrik dan medan magnet tampak berjalan
bersama pada kecepatan yang sama dalam medium. Gambar 5 mengilustrasikan medan listrik
dan medan magnet jika dilihat secara melintang dari ujung-ujung kawat. Gelombang seperti itu,
mempunyai ciri tidak ada medan listrik dan medan magnet dalam arah rambatan gelombang.
Mode seperti ini disebut mode TEM (transverse electric and magnetic), yaitu medan listrik dan
medan magnet yang melintang dari arah rambatan. Apabila medan listrik saja yang melintang
dari arah rambatan, maka mode seperti ini disebut mode TE (transverse electric). Dan apabila
medan magnetnya saja yang melintang dari arah rambatan, maka mode ini disebut mode TM
(transverse magnetic). Mode TE dan TM akan dapat terjadi di dalam suatu pipa berongga
pemandu gelombang (waveguide), seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Mode TE dan TM pad pipa berongga pemandu gelombang (waveguide)

1.8 Absorbsi dan Refleksi


Jika suatu sumber (generator) mengirimkan gelombang ke beban melalui suatu saluran
transmisi, maka akan terjadi dua kemungkinan pada saat gelombang tersebut sampai pada beban,
yaitu diserap (absorb) di beban atau dipantulkan (reflect) lagi oleh beban ke sumber.

Besarnya sinyal yang kembali menuju sumber ini tergantung pada bagaimana ketidaksamaan
antara impedansi karakteristik saluran terhadap impedansi beban. Perbandingan level tegangan
yang datang menuju beban dan yang kembali ke sumbernya lazim disebut koefisien refleksi dan
dinyatakan dengan simbol Γ. Harga koefisien refleksi ini dapat bervariasi antara 0 (tanpa
pantulan/perfect matching) sampai 1 (perfect missmatching), yang berarti sinyal yang datang ke
beban seluruhnya dipantulkan kembali ke sumbernya. Hubungan antara koefisien refleksi,
impedansi karakteristik dan impedansi beban dapat ditulis:

𝑍𝐿 − 𝑍𝑂
Γ=
𝑍𝐿 + 𝑍𝑂

dimana, ZL = impedansi beban (Ω)


Zo = impedansi karakteristik (Ω)
DAFTAR PUSTAKA

[1] Bowick, Christopher. RF circuit design. Elsevier, 2011.


[2] Pozar, D. M. Microwave Engineering 2nd ed. Johnson Wiley & Sons. 1998.

Anda mungkin juga menyukai