Anda di halaman 1dari 20

Studi Aliran Daya Sistem Transmisi

PERCOBAAN I
STUDI ALIRAN DAYA SISTEM TRANSMISI

1.1 UNJUK KERJA DAN OPERASI SISTEM TENAGA.


A. Tujuan Percobaan.
1. Mendapatkan besar parameter jaringan transmisi berdasarkan jenis saluran dan
konfigurasi saluran transmisi,
2. Mengetahui variasi pembebanan terhadap rugi-rugi saluran dan profil tegangan,
3. Mengetahui prilaku sistem ditinjau dari pergeseran sudut fase tegangan untuk
bus-bus, besar dan arah aliran daya dari sistem akibat perubahan beban dan
perubahan daya pembangkit.

B. Dasar Teori
B.1 Sistem Transmisi
Sistem transmisi yaitu sistem penyaluran yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga
listrik dengan tegangan operasi tegangan tinggi (TT), tegangan ekstra tinggi,
atau tegangan ultra tinggi. Saluran transmisi terhubung antara gardu induk (Bay
GI pembangkit atau GI beban) ke GI yang lain (Bay GI pembangkit atau GI
beban). (Andi,dkk. 2015 : 10)
Sistem transmisi tenaga listrik merupakan bagian penting dalam penyaluran
tenaga listrik dari pembangkit sampai ke saluran distribusi. Oleh sebab itu
keandalan sebuah sistem transmisi sangat perlu ditingkatkan. Salah satu
permasalahan pada sistem transmisi adalah stabilitas tegangan. Masalah
stabilitas tegangan ini akan berdampak pada kualitas daya pada sistem tenaga
listrik. (Syiska, dkk. 2016 : 80)

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi

Gambar 1.1 Komponen Utama Sistem Tenaga Listrik


B.2 Jenis Jenis Saluran Transmisi (Berdasarkan Jarak)
a. saluran transmisi jarak pendek (< 80 km)
b. saluran transmisi jarak menengah (80 s.d. 250 km)
c. saluran transmisi jarak panjang (> 250 km)
Sebenarnya klasifikasi di atas sangat relatif. Klasifikasi saluran transmisi harus
diasarkan atas besar kecilnya kapasitansi ke tanah. Jadi jika kapasitansi kecil, dengan
demikian arus bocor ke tanah kecil terhadap arus beban, maka dalam hal ini
kapasitansi ke tanah dapat diabaikan, dan dinamakan saluran transmisi jarak pendek.
Tetapi jika kapasitansi sudah mulai besar sehingga tidak dapat diabaikan, tetapi
belum begitu besar sekali sehingga masih dapat dianggap sebagai kapasitansi terpusat
(lumped capacitance) dinamakan saluran transmisi jarak menengah. Jika kapasitansi
ini besar sekalisehingga tidak mungkin lagi dianggap sebagai kapasitansi terpusat,
dan harus dianggap terbagi rata sepanjang saluran, maka dalam hal ini dinamakan
saluran transmsi jarak panjang.
Seperti disebutkan di atas bahwa klasifikasi saluran transmisi berdasarkan jarak
sangatlah relatif. Semakin tinggi tegangan operasi saluran transmisi maka
kemungkinan timbulnya korona sangat besar. Korona ini akan memperbesar
kapasitansi saluran, dengan demikian memperbesar arus bocor. Jadi ada kalanya

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
walaupun panjang saluran transmisi hanya 50 km tetapi jika tegangan kerjanya sangat
tinggi (Tegangan Ekstra Tinggi, EHV, apalagi Tegangan Ultra Tinggi, UHV) maka
kapasitansi saluran relatif besar sehingga tidak mungkin lagi diabaikan walaupun
panjang salurannya hanya 50 km. (Ramadoni, 2021 : 46-47)
B.3 Parameter perhitungan saluran transmisi
Adapun parameter-perameter pada saluran transmisi diantaranya adalah :
1. Induktansi
Ada 2 persamaan dasar yang dipakai untuk menjelaskan dan merumuskan induktansi
yaitu :
 Persamaan yang pertama menghubungan tegangan imbas dengan kecepatan
perubahan fluks yang meliputi suatu rangkaian. Tegangan imbas dapat
dinyatakan dengan persamaan :

 Persamaan kedua dapat dinyatakan dimana jika arus pada rangkaian berubah-
ubah maka medan magnet yang ditimbulkan juga akan berubah ubah dan
apabila medan magnet yang ditimbulkan memiliki permeilitas yang konstan
maka banyaknya fluks gandeng berbanding lurus dengan arus sehingga
tegangan imbasnya sebanding dengan kecepatan perubahan arus. Hal ini dapat
dinyatan dengan persaman berikut :

e=L

2. Kapasitansi
Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat beda potensial antara penghantar
(konduktor), kapasitansi menyebabkan penghantar tersebut bermuatan seperti
yang terjadi pada plat kapaistor bila terjadi beda potensial diantaranya.
Kapasitansi antara penghantar adalah muatan per unit beda potensial. Kapasitansi
antara penghantar sejajar adalah suatu konstanta yang tergantung pada ukuran
dan jarak pemisah dan penghantar. Untuk saluran daya yang panjangnya kurang

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
dari 80 km (50 mil), pengaruh kapasitansinya kecil dan biasanya dapat diabaikan.
Untuk saluran-saluran yang lebih panjang dengan tegangan yang lebih tinggi,
kapasistansinya menjadi bertambah kering.
3. Resistansi
Resistansi penghantar saluran transmisi adalah penyebab terpenting dari rugi
daya (power loss) pada saluran transmisi. Jika tidak ada keterangan lain maka
resistansi yang dimaksud adalah resisitansi efektif. Resistansi efektif dari suatu
penghantar adalah (Recca, 2016 : 11 – 13)

R=

B.4 Kawat Penghantar Dan Kawat Tanah


1. Kawat Penghantar
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi
adalah tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%), tembaga dengan
konduktivitas 97,5 %( Cu 97,5%), dan aluminium dengan konduktivitas 61% (Al
61%). Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis dengan lembang
sebagai berikut:
 AAC = All Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari aluminium.
 AAAC = All Aluminium Alloy Conducor, yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.
 ACSR = Aluminium Conductor Steel Reinforced, yaitu kawat penghantar
aluminium berinti kawat baja.
 ACAR = Aluminium Conductor Alloy Reinforced, yaitu kawat penghantar
aluminium yang diperkuat dengan campuran logam.

Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan


dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
lebih tinggi. Akan tetapi kelemahannya ialah untuk besar hambatan yang sama,
tembaga lebih berat dari aluminium dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat
penghantar aluminium telah menggantikan kawat tembaga. Untuk memperbesar
kuat tarik kawat aluminium digunakan cmpuran aluminium (aluminium alloy).
Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antar menara
sangat jauh, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi. Untuk itu digunakan
kawat penghantar ACSR.
2. Kawat Tanah
Kawat tanah atau ground wires disebut juga kawat pelindung (shield wires).
Kawat tanah berfungsi untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fase
terhadap sambaran petir. Dengan demikian kawat tanah dipasang di atas kawat
fase. Bahan untuk kawat tanah umumnya dipakai baja (steel wires) yang lebih
murah, tetapi sering juga digunakan kawat ACSR. (Ramadoni,2021 : 19-20)
B.4 Jenis Jenis Bus Pada Sistem Tenaga Listrik
1. Bus Referensi (swing atau slack bus)
Bus ini berfungsi untuk mensuplai kekurangan daya aktif (P) dan daya reaktif
(Q) dalam sistem. Parameter atau besaran yang di tentukan adalah tegangan
(V) dan sudut fasa (δ). Setiap sistem tenaga listrik hanya terdapat 1 bus
referensi, yaitu bus yang didalamnya terdapat pembangkit atau generator yang
memiliki kapasitas terbesar di antara pembangkit yang lain didalam sistem.
2. Bus Generator (voltage control bus)
Bus ini merupakan bus yang tegangannya dapat dikontrol melalui pengaturan
daya reaktif agar tegangannnya tetap. Parameter atau besaran yang diketahui
adalah daya aktif (P) dan tegangan (V). Bus ini dinamakan PV bus
3. Bus Beban (load bus)
Bus Beban (Load bus) Bus ini adalah bus yang terhubung dengan beban
sistem. Parameter atau besaran yang ditentukan adalah daya aktif (P) dan daya
reaktif (Q), maka bus ini di sebut juga PQ bus.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
C. Alat dan Bahan.
Perangkat keras berupa seperangkat komputer dengan spesifikasi minimum
Pentium IV, memori 1 Ghz, HDD 250 MB. Perangakat lunak berupa paket program
Power World Simulator, program MATLAB dan program Microsoft Excel untuk
membantu dalam proses analisa dan pembuatan grafik untuk data hasil percobaan.

D. Prosedur Percobaan.
1. Buatlah rangkian sistem seperti Gambar 1.1. dengan data saluran pada Tabel 1.1.,
2. Langkah-langkah untuk membuat rangkaian Gambar 1.1. adalah sebagai berikut:

a. Buatlah bus dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


b. Isilah data-data bus pada ”display information” dan ”bus information” dari
information dialog seperti no. bus, nama bus, orientasi bus (kanan, kiri, atas
atau bawah), tegangan nominal, tegangan perunit, sudut tegangan sesuai data
dan system slack bus,

c. Buatlah generator dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


d. Isilah data-data generator pada ”display information” dan ”MW and Voltage
Control” dari information dialog seperti no. bus, nama bus, orientasi bus
(kanan, kiri, atas atau bawah) dan MW/Mvar output sesuai data,

e. Buatlah bus beban dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


f. Isilah data-data bus beban pada ”load information” dari information dialog
seperti no. bus, nama bus, orientasi bus (kanan, kiri, atas atau bawah), MW
value dan Mvar value sesuai data,

g. Buatlah saluran transmisi dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


h. Isilah data-data saluran transmisi pada ”parameter” dari line information
dialog dengan mengklik kanan mouse, seperti series resistance (R) dan series
reactance (X) sesuai data.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi

Gambar 1.1. Contoh Sistem Transmisi.


Tabel 1.1. Data Saluran Sistem Transmsisi.
Bus to Bus R (pu) X (pu)
1-2 0,05 0,08
1-3 0,02 0,05
2-3 0,06 0,09

E. Hasil Pengamatan.
Ubahlah nilai beban dari contoh Gambar 1.1 amati hasil perubahan pada tabel
berikut.
Tabel 1.2. Daya aktif dari pembangkit diubah-ubah.
Slack Bus Bus Beban
P V
V
(W) MW MVar deg MW MVar (PU deg
(PU)
)
50
70
90

Tabel 1.3. Daya aktif dari beban diubah-ubah.


Slack Bus Bus pembangkit
P V V
(W) MW MVar (PU deg MW MVar (PU deg
) )
50 1.081 42.511 1 0 50 -10.597 1 1.265
50 1.13
60 11.181 41.078 1 0 -8.977 1
1
Laboratorium Sistem Tenaga
Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
50 0.99
70 21.324 39.732 1 0 -7.315 1
6

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
Tabel 1.4. Daya reaktif dari beban diubah-ubah.
Slack Bus Bus pembangkit
Q V V
(Mvar) MW MVar (PU Deg MW MVar (PU Deg
) )
50 1.259 55.738 1 0 50 -3.253 1 1.228
60 1.484 62.398 1 0 50 6.468 1 1.208
70 1.695 69.108 1 0 50 4.222 1 1.188

F. Analisa Hasil Pengamatan.


 Berdasarkan Tabel 1.2. buatlah grafik dan analisanya untuk perubahan daya
aktif pembangkit:
o terhadap MW bus slack dan bus beban,
o terhadap Mvar bus slack dan bus beban,
o terhadap PU bus slack dan bus beban,
o terhadap deg bus slack dan bus beban.
 Berdasarkan Tabel 1.3. buatlah grafik dan analisanya untuk perubahan daya
aktif beban:
o terhadap MW bus slack dan bus pembangkit,
o terhadap Mvar bus slack dan bus pembangkit,
o terhadap PU bus slack dan bus pembangkit,
o terhadap deg bus slack dan bus pembangkit.
 Berdasarkan Tabel 1.4. buatlah grafik dan analisanya untuk perubahan daya
reaktif beban:
o terhadap MW bus slack dan bus pembangkit,
o terhadap Mvar bus slack dan bus pembangkit,
o terhadap PU bus slack dan bus pembangkit,
o terhadap deg bus slack dan bus pembangkit.

G. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan untuk hasil analisa dalam pengamatan tersebut.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
H. Tugas Tambahan
Buatlah sebuah sistem transmisi dengan parameter dan jumlah bus tertentu,
tugas dapat diperoleh dari asisten percobaan dengan syarat, setiap praktikan tidak
boleh mempunyai tugas yang sama, perbedaan dapat berupa :
 Jumlah bus yang digunakan.
 Jumlah pembangkit yang di gunakan.
 Jenis kabel atau saluran yang digunakan.
 Konfigurasi jaringan.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
1.2 UNJUK KERJA METODA ALIRAN DAYA.
A. Tujuan Percobaan.
1. Mengetahui perbandingan unjuk kerja metoda-metoda aliran daya seperti Gauss
Siedel, Newton Raphson, Fast Decouple,
2. Mendapatkan perbandingan unjuk kerja dari tiap metode ditinjau dari iterasi dan
waktu konvergensi untuk berbagai variasi pembebanan, konfigurasi jaringan dan
variasi pembangkitan,
3. Mendapatkan perbandingan unjuk kerja dari tiap metoda ditinjau dari iterasi dan
waktu konvergensi untuk sistem dengan jumlah bus yang semakin besar /banyak.

B. Teori Dasar.
B.1 Pengertian Aliran Daya
Aliran daya adalah suatu perhitungan atau operasi hitung arus, daya aktif,
tegangan, dan daya reaktif dalam penyaluran sistem tenaga listrik di mana
dilakukan saat keadaan normal atau berjalan. Dilakukannya analisis mengenai
aliran daya diharapkan mampu menyelesaikan dan mengatasi permasalahan yang
ada pada sistem jaringan tenaga listrik. Permasalahan tersebut memiliki beberapa
faktor dan penyebab terjadinya yang tentu mempunyai cara penanganan yang
berbeda.
Analisis aliran daya digunakan dan diperlukan untuk melihat keadaan
pengoperasian sistem tenaga listrik sudah dalam keadaan baik dan optimal atau
belum, melalui operasi hitung aliran daya pada system tenaga listrik. Tujuan
utama penelitian dan simulasi ini adalah untuk menganalisa aliran daya agar
dapat menentukan sudut tegangan, magnitudo tegangan, aliran daya reaktif dan
aktif pada saluran, serta rugi daya yang berada pada system transmisi. Hasil
penelitian dan simulasi aliran daya dapat dijadikan referensi untuk merencanakan
dan mengoperasikan sistem, penjadwalan yang hemat biaya pembangkitan, dan
dapat dijadikan sebagai referensi untuk menganalisis stabilitas transien serta studi
kontingensi.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
Perumusan masalah aliran daya dapat diperoleh dari perumusan matrik
Admitansi bus (Ybus), tegangan setiap bus dan arus yang mengalir pada saluran.
Persamaan-persamaan yang berhubungan dengan hal ini dapat ditunjukkan
sebagai berikut:
Admitansi bus dapat ditulis:

Dalam penyelesaian/studi aliran daya juga sangat dibutuhkan identitas


setiap bus yang ada dalam sistem, apakah bus tersebut sebagai sumber daya,
beban atau sebagai referensi bagi bus-bus lainnya yang akan menentukan besaran
variabel apa yang harus ditetapkan pada bus tersebut. Sehingga dalam studi
aliran daya dikenal ada tiga bus yaitu:
1. Bus Refrensi
bus yang dapat mempertahankan magnitude dan sudut tegangan, sehingga
berapapun kebutuhan daya pada sistem baik daya aktif dan reaktif bus ini
harus bisa memenuhinya disamping itu bus slack ini juga harus bisa
menanggulangi rugi-rugi daya pada saluran. Bus referensi umumnya disebut
bus bus yang dapat mempertahankan magnitude dan sudut tegangan, sehingga
berapapun kebutuhan daya pada sistem baik daya aktif dan reaktif bus ini
harus bisa memenuhinya disamping itu bus slack ini juga harus bisa
menanggulangi rugi-rugi daya pada saluran. Bus referensi umumnya disebut
bus V dan

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
2. Bus Kontrol
bus yang dapat memberikan daya aktif dengan besaran tertentu dan
mempertahankan magnitude tegangan sebesar set point yang diberikan dengan
konsekuensi bus ini harus dapat membangkitkan daya reaktif tertentu.
3. bus yang yang menyerap daya aktif dan reaktif. Umumnya bus beban disebut
bus PQ. Berdasarkan pembagian bus tersebut penyelesaian masalah studi
aliran daya membutuhkan penyelesaian pesamaan aliran daya dengan jumlah
tergantung pada jumlah bus dan jenis busnya pada sistem.
B.2 Metode-metode Aliran Daya
B.2.1 Metode Newton Rhapson
Dasar dari Metode Newton Raphson dalam penyelesaian aliran daya
adalah Deret Taylor untuk suatu fungsi dengan dua variabel lebih. Metode
Newton Raphson menyelesaikan masalah aliran daya dengan menggunakan
suatu persamaan nonlinier untuk menghitung besarnya tegangan dan sudut
fasa tegangan tiap bus. Memecahkan persamaan non-linier yang
menggunakan pendekatan 1 titik awal yang mempertimbangkan slope atau
gradiennya. Titik pendekatan dinyatakan sebagai berikut

Algoritma dalam melakukan simulasi Metode Newton-Raphson


1. Mendefinisikan f(x) dan f’(x) pada kasus
2. Menentukan toleransi e dan iterasi maksimal (N)
3. Menentukan tebakan awal x0
4. Menghitung f(x0) dan f’(x0) pada kasus
5. Untuk iterasi і = 1 s/d N atau |f (x)| ≥ e hitung x menggunakan
persamaan diatas
6. Akar persamaan merupakan nilai xi terakhir yang diperoleh.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
Metoda Newton-Rapshon untuk penyelesaian aliran daya
membutuhkan pembentukan matrik jacobian yang ukurannya sama dengan
jumlah state variabel. Metoda ini lebih baik dari metoda Gauss-Siedel,
seperti contoh sebelumnya, karena updete state variabe dilakukan per bus
tetapi dilakukan secara serentak sehingga jumlah iterasi penyelesainnya
sedikt, tetapi membutuhkan waktu yang lama dalam setiap iterasinya,
karena setiap iterasi membentuk matrik jacobian baru yang besarnya
sebanding dengan jumlah bus dari sistem. Penyelesaian persamaan linear
Ax = b untuk matrik jacobian juga menjadi hal yang penting karena secara
umum matrik jacobian adalah matrik jarang karena daamm sistem tidak
semua bus saling terhubung, sehingga membutuhkan metoda penyelesaian
Ax = b untuk matrik jarang. Metoda ini sangat kokoh dalam penyelesaian
aliran daya baik untuk bus kecil atau besar, umumnya jumlah iterasi untuk
penyelesaian aliran daya tersebut tidak lebih banyak dari 10 iterasi secara
umum.
B.2.2 Metode Gaus Siedel
Metoda Gauss-Siedel dikenal sebagai metoda update variabel state
secara berulang. Untuk memahami metoda ini, diberikan persamaan non
linear sebagai berikut:
F(x) = 0
Persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
X = g(x)
X(k) estimasi awal dari variabel x, sejumlah iterasi dilakukan, yaitu
X(x+1) = g(x(k))
Solusi dapat diperoleh jika perbedaan antara nilai mutlak dari state ke k dan
k+1 lebih kecil dari toleransi yang diberikan (umumnya mendekati nol,
1e9).
Metoda GS untuk penyelesaian aliran daya, penyelesaian aliran daya
menggunakan metoda GS memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
perulangan/update state variabel dilakukan setiap bus, sehingga untuk
sistem dengan jumlah bus yang besar membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam penyelesaiannya, Beberapa penelitian sudah dilakukan dengan
hasil dalam setiap iterasi diberikan faktor percepatan untuk mempercepat
mendapatkan solusi untuk kriteria selisih daya yang dihitung dan
ditetapkan sudah lebih kecil dari nlai toleransi yang ditetapkan. Sampai
saat ini metoda GaussSiedel sangat jarang diigunakan untuk penyelesaian
sistem yang memiliki jumlah bus yang banyak. Langkah-langkah
penyelesaian aliran daya dengan metoda GS dapat dituliskan sebagai
berikut:
1. Buat Ybus
2. Menghitung tegangan pada bus secara berurutan berdasarkan beban di
setiap bus
3. Daya aktif & reaktif beban negatif karena keluar dari bus
4. Bila bus adalah kontrol tegangan, hitung daya reaktif berdasarkan
tegangan bus yang diberikan
5. Lakukan perhitungan tegangan pada bus kontrol tegangan
6. Lakukan koreksi pada tegangan bus kontrol tegangan, iterasi terus
diulangi sampai perubahan tegangan setiap bus < toleransi
7. Hitung daya aktif dan reaktif bus slack.

B.2.3 Metode Decouple


Metoda Decouple merupakan metoda untuk mengurangi waktu per-iterasi
pada metoda Newton-Rapshon. Pertimbangan adanya keterikatan yang
lemah (decoupling) antara aliran daya aktif dan magnitude tegangan dan
aliran daya reaktif dan sudut tegangan, sehingga hubungan yang masih
digunakan dalam jacobian adalah hubungan langsung antara perubahan
daya aktif dengan sudut tegangan dan perubahan daya reaktif dengan
magnitude tegangan, sehingga dalam setiap iterasi nilai jacobian metoda

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
Decouple tidak pernah diperbaharui, sehingga jumlah iterasinya untuk
medapatkan solusi yang sama dengan metoda Newton-Rapshon akan lebih
banyak, dengan waktu yang relatif hampir sama. Metoda Newton-Rapshon
waktu per-iterasi lama sedangkan jumlah iterasi lebih kecil, sedangkan
metoda decouple waktu periterasi lebih pendek karena jacobiannya tidak
diperbaharui, sehingga jumlah iterasinya akan lebih banyak.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
C. Alat dan Bahan.
Perangkat keras berupa seperangkat komputer dengan spesifikasi minimum
Pentium IV, memori 1 Ghz, HDD 250 MB. Perangakat lunak berupa program
MATPOWER untuk analisa aliran daya dengan berbagai metoda, program MATLAB
dan program Microsoft Excel untuk membantu dalam proses analisa dan pembuatan
grafik untuk data hasil percobaan.

D. Prosedur Percobaan.
Langkah-langkah studi aliran daya menggunakan program MATPOWER
adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan program MATPOWER yang sudah siap di jalankan pada MATLAB,
2. Buka file ”case 14.m”,
3. File ”case14.m” adalah file dari sistem tenaga listrik yang tediri dari 14 bus, 5
pembangkit, dengan bus 1 sebagai bus slack,
4. Tentukan metoda aliran daya yang akan digunakan dengan mengganti option
yang ada pada file ”mpoption.m”,
5. Untuk memilih metoda aliran daya yang digunakan melalui option pada file
”mpoption.m”, adalah dengan mengetikkan ”help mpoption” pada command
window MATLAB,
6. Sebagai contoh untuk studi aliran daya diselesaikan dengan menggunakan metoda
Newton Raphson:
7. >> mp=mpoption('pf.alg','NR');
runpf('case14',mp,'hasilcase14.m');
8. Hasil aliran daya dapat dilihat pada layar monitor dan tersimpan pada file
“hasil_case14.m”.

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
E. Hasil Pengamatan.
Tabel 1.5. File ”case14.m” untuk Beban Pada Bus 8 Diubah-ubah.
Beban Konvergensi (detik) Jumlah Iterasi
bus 8 NR FDXB GS NR FDXB GS
20%
50%
70%
100%
Tabel 1.6. File ”case14.m” untuk Jumlah Saluran dikurangi.
Jumlah Konvergensi (detik) Jumlah Iterasi
saluran NR FDXB GS NR FDXB GS
2
4
5
Tabel 1.7. Perbandingan Untuk Sistem Transmisi Yang Berbeda.
Konvergensi (detik) Jumlah Iterasi
Jumlah
FDXB
case NR FDXB GS NR GS
P Q
Case 9 0.57 0.63 0.09 4 6 6 210
Case 14 0.01 0.01 0.04 3 8 8 237
Case 30 0.01 0.01 0.15 3 8 7 670
Case 39 0.01 0.01 0.03 1 4 3 66
Case 57 0.01 0.01 0.22 3 7 7 518
Case 118 0.01 0.01 3.39 3 8 7 1000

F. Analisa Hasil Pengamatan.


 Berdasarkan Tabel 1.5. buatlah grafik dan analisanya untuk perubahan
pembebanan:
o terhadap waktu konvergensi masing-masing metoda,
o terhadap jumlah iterasi masing-masing metoda.
 Berdasarkan Tabel 1.6. buatlah grafik dan analisanya untuk perubahan jumlah
saluran:
o terhadap waktu konvergensi masing-masing metoda,
o terhadap jumlah iterasi masing-masing metoda.
 Berdasarkan Tabel 1.7. buatlah grafik dan analisanya untuk perbedaan jumlah
bus dari sistem:
o terhadap waktu konvergensi masing-masing metoda,

Laboratorium Sistem Tenaga


Studi Aliran Daya Sistem Transmisi
o terhadap jumlah iterasi masing-masing metoda.

G. Kesimpulan.
Buatlah kesimpulan untuk hasil analisa hasil pengamatan.

H. Tugas Tambahan.
Buat perhitungan aliran daya dari sistem Gambar 1.2. secara manual dengan
menggunakan metode Newthon Rapshon, metoda Gauss Siedel dan metoda fast
Decouple.

Gambar 1.2 Tugas Tambahan.

Laboratorium Sistem Tenaga

Anda mungkin juga menyukai