Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL PERKULIAHAN

SALURAN
TRANSMISI
Pendahuluan

Abstrak Kompetensi

Modul ini menjelaskan Setelah membaca modul ini, mahasiswa


mengenai fenomena dasar dan diharapkan mampu untuk:
beberapa jenis dari saluran  Mendefinisikan mengenai fenomena
transmisi.. dasar saluran transmisi.
 Mendefinisikan mengenai jenis-jenis
saluran transmisi.
 Menganalisa fenomena dasar dan jenis-
jenis dari saluran transmisi.
.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Muslim, ST, MT
Teknik Teknik Elektro
01
Pendahuluan
Fenomena penting dalam saluran transmisi karena ukuran saluran transmisi sebanding atau
lebih besar dari panjang gelombang, sehingga terjadi keterlambatan (delay) dan peredaman
(attenuation) sinyal. Kondisi ini menyebabkan saluran transmisi dipandang sebagai
komponen terdistribusi.

Impedansi gelombang (impedansi karakteristik), konstanta perambatan (konstanta


propagasi), konstanta peredaman dan konstanta phasa.

1.1 Fenomena Dasar

Saluran transmisi adalah penghantar, baik berupa konduktor ataupun isolator (dielektrika),
yang digunakan untuk menghubungkan suatu pembangkit sinyal, disebut juga sumber,
dengan sebuah penerima/pemakai, atau disebut juga beban.

Sinyal elektrik merambat “hanya” dengan kecepatan cahaya, maka sinyal elektrik juga
memerlukan suatu waktu tempuh tertentu untuk merambat dari suatu tempat, misalnya dari
sumber ke tempat lain seperti beban.

Jika sinyal elektrik berubah secara cepat dengan waktu (frek. tinggi), waktu tempuh di atas
menjadi signifikan. Waktu tempuh (delay) yang terjadi harus diperhatikan, sinyal yang
keluar dari suatu saluran transmisi tidaklah sama dengan apa yang dimasukkan pada bagian
inputnya.

Berikut adalah contoh perbandingan antara panjang saluran transmisi yang dipergunakan
dengan panjang gelombang yang dikirimkan melalui saluran tersebut :

 Logik CMOS dengan waktu naik sinyal (ramp rise time) sekitar t = 2 ns

Dengan selama 2 ns sinyal ini menempuh jarak sejauh 60 cm, maka tak ada masalah dengan
waktu tempuh (time delay) di chip (dengan dimensi < 1 cm). Tapi pada mother board, waktu
tempuh ini tak lagi bisa diabaikan, tetapi biasanya tidak membawa problem. Pada bus, yang
panjangnya sampai 1 m, kabel bus harus diperhatikan sebagai komponen terdistribusi.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Pada sistem pengkabelan di pesawat TV

Untuk sinyal UHF dengan frekuensi 500 MHz atau panjang gelombang 60 cm, kabel
penghubung antena (distributor ) ke masing-masing TV yang berjarak beberapa meter
dianggap sebagai saluran transmisi. Kabel yang digunakan biasanya kabel koaxial.

 Transmisi Energi

Transmisi energi listrik 50 Hz (panjang gelombang 6000 km) dari bendungan jatiluhur ke
kota-kota di sekitarnya mempergunakan penghantar multi konduktor (tiga phasa) untuk
mengurangi gangguan (dari pemakai, atau dari gardu atau petir).

Gambar 1.1 : Berbagai macam saluran Transmisi

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Saluran transmisi yg dipergunakan biasanya mengangung kerugian, sehingga sinyal yang
masuk akan mengalami peredaman dalam perambatannya, amplitudo sinyal yg melalui
saluran transmisi yang mengandung kerugian itu akan mengecil (lossy transmission line)

Empat tipe yang pertama, kabel paralel ganda, kabel koaxial, pengantar pipih, dan
penghantar multi konduktor, memiliki jumlah konduktor yang lebih dari satu. Penghantar ini
mampu untuk melewatkan sinyal yang berfrekuensi nol (sinyal arus searah). Jika frekuensi
sinyal yang melaluinya masih cukup kecil, atau dengan kata lain panjang gelombangnya
masih cukup besar dibanding dengan dimensi penampangnya, sinyal merambat di saluran
transmisi ini dengan modus dasar (fundamental mode).

Pada pemandu gelombang berongga (waveguide), besaran yang digunakan adalah medan
listrik dan medan magnet. Waveguide tidak bisa menghantarkan sinyal berfrekuensi nol (arus
searah) atau sinyal berfrekuensi rendah. Hanya sinyal yang memiliki frekuensi yang lebih
besar dari frekuensi batas (cut-off frequency) dari waveguide tersebut yang merambat di
dalamnya.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pada aplikasi serat optik juga menggunakan teori medan listrik dan medan magnet. Analisa
struktur serat optik mensyaratkan pemahaman akan persamaan-persamaan Maxwell dan
manipulasinya. Kabel serat optik digunakan terutama karena faktor peredaman yang kecil
dan kemampuannya mengirimkan data dengan kecepatan tinggi (higher data rate)

Pengamatan terhadap saluran transmisi yang berpenampang kecil dimana jika di dalam
sebuah kabel mengalir arus listrik, maka di sekeliling kabel tersebut terbentuk medan
magnet.

Arus listrik ini menghasilkan energi magnet yang tersimpan di sekitar kabel tersebut, yang
konsentrasi enernya mengecil dengan jarak. Induktansi, L diperkenalkan sebagai kuantitas
yang menggambarkan seberapa besar energi magnet bisa disimpan di struktur tersebut, jika
arus I dialairkan melaluinya. Pada sistem kabel paralel ganda yang dialiri arus berlawanan
arah maka medan magnet akan terkonsentrasi di wilayah di antara kedua kabel paralel itu,
di bagian luarnya medan magnet kecil. Sehingga sebuah sistem dengan penghantar ganda
bisa dipandang sebagai struktur yang bisa mengkonsentrasikan medan magnet di sekitarnya.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Induktor , L merupakan model atau besaran yang biasa dipergunakan untuk menggambarkan
pengkonsentrasian energi magnet, seperti terlihat pada gambar 1.2a.

Sumber tegangan yang tadi dipergunakan untuk membangkitkan arus listrik di sisi lain
menghasilkan beda potensial di kedua konduktor tersebut. Elektromagnetika mengajarkan
setiap beda potensial akan menghasilkan medan listrik, yang berawal di elektroda
berpotensial lebih tinggi (+) ke elektroda yang berpotensial lebih rendah (-).

Gambar 1.2b menunjukkan medan listrik yg terkonsentrasi di sekitar kabel paralel ganda
tersebut. Pengkonsentrasian energi listrik dimodelkan dengan kapasitor C.

Gambar 1.2 (a) : Kabel paralel ganda dengan konsentrasi medan magnet; (b) Kabel paralel
ganda yang memiliki potensial berbeda (tegangan), membangkitkan medan listrik pada
kedua elektrodanya.

Karena sebuah kabel yang sendiri bisa menyimpan medan magnet dan sepasang kabel
dengan arah arus berlawanan mengkonsentrasikan medan magnet di sekitar struktur tersebut
(menguatkan penyimpanan energi magnet), maka induktor yang dipakai bersifat serial
sepanjang kabel itu (series element). Sedangkan medan listrik terbentuk karena kedua kabel
itu, yang mana medan listriknya menyebrang dari kabel yang satu ke pasangannya, maka
kapasitor pemodel medan listrik dibuat menyilang (parallel element), seperti pada gambar
1.3

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 1.3 : Kabel pendek tak mengandung kerugian (lossless) dan modelnya dengan
induktor dan kapasitor.

1.2 Penurunan Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Kabel yang cukup pendek bisa dimodelkan dengan bantuan induktor yang serial dan kapasitor yang
menyilang, seperti Gambar 1.3 yang merupakan model saluran trasmisi yang tidak mengandung
kerugian (lossless transmission line). Tetapi secara umum setiap saluran transmisi mengandung
kerugian (lossy transmission line), yang efek utamanya akan terlihat pada pengecilan amplitudo
sinyal yang ditransmisikan.

Mengapa kerugian pada saluran transmisi bisa muncul ?

 Karena dipergunakannnya konduktor yang tidak ideal sebagai materi penyusun


kabel, sehingga di sepanjang lintasan jalur mengalirnya arus terbentuk resistansi RS,
yang akan mengubah sebagian energi listrik yang lewat menjadi panas.

 Terjadinya sumber kerugian lainnya, yaitu akibat “kebocoran” isolasi antar


penghantar. Kedua penghantar harus terpisah secara sempurna (terisolasi secara
galvanis). Tetapi ada kasus-kasus yang menunjukkan adanya kobocoran itu yang
diakibat kan dielektrika berfungsi tidak sempurna, sehingga terjadi pula aliran arus
listrik dari penghantar satu ke yang lainnya secara menyilang. Kerugian ini
dimodelkan dengan konduktivitas GS yang menyilang paralel dengan kapasitor CS.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 1.4 : Model saluran transmisi dengan kerugian (lossy transmission line)

 Karena dimensi potongan saluran transmisi ini cukup kecil dibandingkan dengan panjang
gelombang (z << ), maka hukum-hukum yang dikenal pada rangkaian listrik berfrekunsi
rendah bisa dipergunakan, yaitu hukum Ohm, hukum tegangan induksi, hukum muatan
induksi dan hukum Kirrchoff.

Dengan menggunakan Kirrchoff’s Voltage Law (KVL) yang diaplikasikan sepanjang smpul
terdefinisi di Gambar 1.4, didapatkan :

𝜕𝑖
−𝑣(𝑧) + 𝑅𝑆 ∙ 𝑖 + 𝐿𝑆 ∙ + 𝑣(𝑧 + ∆𝑧) = 0
𝜕𝑡
𝜕𝑖
𝑣(𝑧 + ∆𝑧) − 𝑣(𝑧) = − (𝑅𝑆 ∙ 𝑖 + 𝐿𝑆 ∙ )
𝜕𝑡
𝑣(𝑧 + ∆𝑧) − 𝑣(𝑧) 𝜕𝑖 1
= − (𝑅𝑆 ∙ 𝑖 + 𝐿𝑆 ∙ ) (1.1)
∆𝑧 𝜕𝑡 ∆𝑧

Dengan menggunakan Kirrchoff’s Current Law yang diaplikasikan pada titik A di Gambar 1.4 akan
menghasilkan

𝜕𝑣(𝑧 + ∆𝑧)
𝑖(𝑧) − 𝐺𝑆 ∙ 𝑣(𝑧 + ∆𝑧) − 𝐶𝑆 ∙ − 𝑖(𝑧 + ∆𝑧) = 0
𝜕𝑡
𝜕𝑣(𝑧 + ∆𝑧)
𝑖(𝑧 + ∆𝑧) − 𝑖(𝑧) = −𝐺𝑆 ∙ 𝑣(𝑧 + ∆𝑧) − 𝐶𝑆 ∙
𝜕𝑡

𝑖(𝑧 + ∆𝑧) − 𝑖(𝑧) 𝜕𝑣(𝑧 + ∆𝑧) 1


= − (𝐺𝑆 ∙ 𝑣(𝑧 + ∆𝑧) + 𝐶𝑆 ∙ ) (1.2)
∆𝑧 𝜕𝑡 ∆𝑧

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dalam melakukan pengamatan terhadap saluran transmisi yang memiliki panjang tidak tentu
(berupa variabel), tidaklah menguntungkan jika kita menggunakan besaran LS, RS, CS, dan GS. Yang
penting adalah dipergunakannya besaran tersebut dalam satuan panjang, seperti yang didefinisikan
sebagai berikut ini, untuk inductor digunakan induktivitas per-satuan panjang

𝐿𝑆
𝐿′ = (1.3)
∆𝑧
untuk kapasitor dan kapasitor per-satuan panjang

𝐶𝑆
𝐶′ = (1.4)
∆𝑧
dan kerugian per-satuan panjang masing-masing

𝑅𝑆
𝑅′ = (1.5)
∆𝑧
𝐺𝑆
𝐺′ = (1.6)
∆𝑧
Persamaan (1.1) dan (1.2) menjadi

𝑣(𝑧 + ∆𝑧) − 𝑣(𝑧) 𝜕𝑖


= − (𝑅 ′ ∙ 𝑖 + 𝐿′ ∙ ) (1.7)
∆𝑧 𝜕𝑡

𝑖(𝑧 + ∆𝑧) − 𝑖(𝑧) 𝜕𝑣(𝑧 + ∆𝑧)


= − (𝐺 ′ ∙ 𝑣(𝑧 + ∆𝑧) + 𝐶 ′ ∙ ) (1.8)
∆𝑧 𝜕𝑡

Dengan besaran z  0, karena yang kita amati memang saluran transmisi yang sangat pendek,
dengan nilai batas menuju nol, maka dari keduanya didapatkan

𝜕𝑣 𝜕𝑖
= − (𝑅 ′ ∙ 𝑖 + 𝐿′ ∙ ) (1.9)
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝜕𝑖 𝜕𝑣
= − (𝐺 ′ ∙ 𝑣 + 𝐶 ′ ∙ ) (1.10)
𝜕𝑡 𝜕𝑡

Kedua persamaan ini (1.9) dan (1.10) adalah persamaan-persamaan diferensial dari saluran
transmisi.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

[1] Alaydrus, Mudrik. (2009). Saluran Trasmisi Telekomunikasi. Graha ilmu.


[2] Prakashan, Satya. (1977). Transmission Lines and Networks. Tech India Publication.
[3] Johnson, W.C. (1963). Transmission Lines and Networks, McGraw.
[4] Muhammad, F., Khan, K. Saeed, N. (2012). Design and Simulation of High Gain,
Low Loss X-band Pyramidal Horn Antenna for Broadband Application. City
University Research Journal, Volume 02 No. 02 July 2012 Article 16.
[5] A. Aghajanyan, A. Hakhoumian, N. Poghosyan, T. Poghosyan, and T. Zakaryan.
(2015). On the Method of Monitoring and Optimal Control of RF-Plasma. Armenian
Journal of Physics, 2015, vol. 8, issue 1, pp. 44-50.
[6] Rashmi Khare, Prof. Rajesh Nema. (2012). Reflection Coefficient Analysis Of
Chebyshev Impedance Matching Network Using Different Algorithms. International
Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology Vol. 1, Issue
2, December 2012.
[7] Caglar M. F. (2011). Neural 3-D Smith Chart. Electronics And Electrical
Engineering 2011. No. 8(114) ISSN 1392 – 1215.
[8] Malisuwan, S. & Sivaraks, J. (2013). Design of Microstrip Antenna for WPAN
Applications by Applying Modified Smith-Chart Representation. International
Journal of Modeling and Optimization, Vol. 3, No. 5, October 2013.
[9] Elrashidi, A., Elleithy, K., & Bajwa, H. (2011). Effect Of Temperature on The
Performance of A Cylindrical Micro-strip Printed Antenna For TM01 Mode Using
Different Substrates. International Journal of Computer Networks &
Communications (IJCNC) Vol.3, No.5, Sep 2011.
[10] Kumar P.G, Chandrasekhar P., & Raju SBSR,. (2015). Study on Slotted Waveguide
Pyramidal Horn Antenna with Enhanced Directivity. IPASJ International Journal of
Computer Science (IIJCS) Volume 3, Issue 3, March 2015.
[11] Kamo, B., Cakaj, S., Koliçi, V., Mulla, E. (2012). Simulation and Measurements of
VSWR for Microwave Communication Systems. Int. J. Communications, Network
and System Sciences, 2012, 5, 767-773.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
[12] Neelgar B.I., & Raju, G.S.N. (2011). Impedance Characteristics of Yagi–Uda
Antenna. International Journal of Electronics and Communication Engineering.
ISSN 0974-2166 Volume 4, Number 1 (2011), pp.115-130.
[13] Sharma, P., Arora, R.K., Pardeshi, S., & Singh, M. (2013). Fiber Optic
Communications: An Overview. International Journal of Emerging Technology and
Advanced Engineering. ISSN 2250-2459, ISO 9001:2008 Certified Journal, Volume
3, Issue 5, May 2013.
[14] Joshi, N. V. (2015). A Fresh View for Maxwell’s Equations and Electromagnetic
Wave Propagation. Journal of Modern Physics, 2015, 6, 921-926.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai