Anda di halaman 1dari 17

1

MODUL PERKULIAHAN

SALURAN
TRANSMISI
TRANSFORMASI IMPEDANSI

Abstrak CPMK-1, 2

Modul ini menjelaskan Modul ini Setelah membaca modul ini, mahasiswa
menjelaskan mengenai diharapkan mampu untuk:
Transformasi Impedansi.
 Mendefinisikan Impedansi Masukan
secara umum, Transformator /4 dan
Transformator /2, Impedansi
masukan pada rangkaian "Short" dan
"Open".
 Menyelesaikan perhitungan
Transformasi Impedansi.
 Menganalisa hasil perhitungan
Transformasi Impedansi.
 CPL -1, CPL-2

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Muslim, S.T., M.T.


Teknik Teknik Elektro
05
Transformasi Impedansi

Transformasi impedansi adalah hal penting yang diakibatkan oleh saluran transmisi.
Impedansi beban yang memiliki nilai tertentu, akan berubah nilainya di sisi depan/sumber.
Khususnya saluran yang memiliki /4 dan /2 akan dibahas lebih mendasar. Bagaimana
saluran transmisi mentransformasikan beban hubungan singkat dan terbuka, dibahas pada
bagian berikutnya. Bab ini ditutup dengan konsep dasar diagram Smith dan contoh
penggunaannya.

3.1 Impedansi Masukan (Input Impedance)

Pada bagian modul ke 4 telah kita dapatkan, bahwa saluran transmisi bersifat mengubah
(mentransformasikan) faktor refleksi yang ada pada beban (ujung saluran) ke nilai refleksi
pada posisi pengamatan. Perubahan faktor refleksi dari suatu posisi saluran transmisi ke
posisi lainnya mengindikasikan adanya transformasi impedansi beban yang terlihat pada
posisi yang baru itu. Jadi secara umum apa yang dipasangkan pada akhir saluran
transmisi, bisa terlihat berbeda di awal saluran transmisi.
Dengan menggunakan solusi persamaan diferensial untuk syarat batas pada akhir
saluran transmisi, persamaan (1.27) dan (1.28) dan menspesialisasikan untuk nilai
tegangan dan arus di awal saluran transmisi V(z = 0) = Va dan I(z = 0) = Ia, kita dapatkan

Va 
1
Ve  Z o  I e   e L  1 Ve  Z o  I e   e  L
2 2
1
  1

Va  Ve  e  L  e  L  Z o  I e  e  L  e  L
2 2

dan dengan hubungan dari matematika, bahwa:

e x  ex e x  ex
sinh x  dan cosh x 
2 2

Va  Ve  cosh  L  Z o  I e  sinh   L dan (3.1)

I a  I e  cosh  L   sinh   L
Ve
(3.2)
Zo

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dengan kedua persamaan di atas kita bisa menggambarkan sebuah
saluran transmisi seperti sebuah rangkaian dua-gerbang (two-port), sehingga bisa
dianalisa
ketergantungan dari sisi input terhadap sisi outputnya

Ia Ie

Va Z, γ, L Ve

Gambar 3.1 Saluran transmisi sebagai komponen dengan dua gerbang


Jika saluran transmisi pada Gambar 3.1 tidak mengandung kerugian, maka
persamaan (3.1) dan (3.2) menjadi
Va  Ve  cos  L  jZ o  I e  sin   L dan

I a  I e  cos  L  j  sin   L
Ve
Zo
Dengan memasangkan sebuah beban dengan besar ZL, yang dengannya berlaku hukum
Ohm, Ve = Ie • ZL. Kita bisa mengamati, apa yang kita dapatkan pada awal saluran
transmisi itu.
Apa yang kita lihat di sana ke dalam saluran transmisi ?

Gambar 3.2 Impedansi masukan padaa suatu saluran transmisi


Pada banyak sekali aplikasi, terutama impedansi masukan (input impedance)
Zin menjadi besaran yang cukup penting. Yang ingin kita ketahui adalah seberapa jauh
impedansi masukan ini bervariasi terhadap impedansi beban ZL, dan terhadap
parameter dari salauran transmisi Zo,  dan L. Atau apa yang kita harus variasikan pada

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
saluran transmisi sehingga bisa didapatkan suatu impedansi masukan tertentu.

Definisi:
Impedansi masukan didefinisikan sebagai perbandingan tegangan dan arus pada
awal dari saluran transmisi.

Va Ve  cosh  L   Z o  I e  sinh   L 
Z in  
I e  cosh  L   e  sinh   L 
Ia V
Zo
V  cosh  L   Z o  I e  sinh   L 
 Zo e
Z o  I e  cosh  L   Ve  sinh   L 
Dengan beban ZL pada akhir saluran transmisi, berlaku Ve  I e  Z L .

Z L  cosh  L  Z o  sinh   L
Z in  Z o
Z o  cosh  L  Z L  sinh   L
Impedansi masukan untuk saluran transmisi yang mengandung kerugian

Z L  Z o  tanh   L
Z in  Z o (3.3)
Z o  Z L  tanh   L

tanh   L di persamaan (3.3) memiliki argumen yang kompleks, hal ini akan menyulitkan
perhitungannya. Dengan     j dan

sinh   L   sinh   L  cos  L   j cosh  L sin   L 


cosh  L   cosh  L  cos  L   j sinh   L sin   L 

Sehingga tanh   L bisa disederhanakan menjadi

tanh   L  j tan   L
tanh   L  (3.4)
1  j tanh   L tan   L

Untuk saluran transmisi yang tidak mengandung kerugian,  = 0, atau dengan  =


j, tanh   L  tanh  j  L  j tan   L , impedansi masukan menjadi

Z L  jZ o  tan   L
Z in  Z o (3.5)
Z o  jZ L  tan   L

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dalam mengkuantifikasikan rumusan di atas sebelumnya kita amati
dahulu dua kasus istimewa yang berhubungan dengan saluran transmisi yang
mengandung kerugian.
Kasus pertama adalah jika kabel yang digunakan sangat panjang, atau

jika kerugiannya sangat besar, sehingga berlaku


  L  1 atau menjadi
tanh   L  1 (karena cosh  L  e L dan sinh   L  e L )
Persamaan (3.4) untuk kasus saluran transmisi dengan kerugian besar menjadi

1  j tan   L
tanh   L  1
1  j tan   L
Sehingga impedansi masukan menjadi
Z in  Z

secara aproksimatif bernilai seperti impedansi gelombang. Tak penting berapa nilai ZL
yang dipasangkan di akhir saluran transmisi.
Kasus kedua, jika pada ujung akhir saluran transmisi dipasangkan sebuah
beban yang bernilai hampir sama seperti impedansi gelombangnya

Z L  Z o  1    dengan   1

maka

Z o  1     Z o  tanh   L 1     tanh   L
Z in  Z o   Zo 
Z o  Z o  1     tanh   L 1  1     tanh   L 

1
1  tanh   L    1  tanh   L 
Z in  Z o   Zo 
1  tanh   L     tanh   L    tanh   L
1
1  tanh   L 
1
dengan deret Taylor  1  x untuk x  1
1 x

      tanh   L  
Z in  Z o  1    1  
 1  tanh   L    1  tanh   L  
   tanh   L    2  tanh   L  
Z in  Z o  1   
 1  tanh   L  1  tanh   L  1  tanh   L  
2 

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
dengan mengabaikan term yang paling belakang, maka didapatkan

 1  tanh   L  
Z in  Z o  1    
 1  tanh   L  

dengan eksponensial

Z in  Z o  1    e 2 L  e  j 2  L  (3.7)

Jadi deviasi impedansi masukan dari impedansi gelombang berbanding lurus dengan
deviasi impedansi beban terhadap impedansi gelombang, dan juga seberapa kuat redaman
pada faktor e 2 L .

Contoh 3.1: Dari modul 4

Berapa impedansi masukan, jika dilihat dari input saluran transmisi ?


Solusi:
Z L  Z 0  tanh   L 
Z in  Z 0 
Z 0  Z L  tanh   L 

Z in  50 
20  j 40  50  tanh 0,25  j0,65 2
50  20  j 40  tanh 0,25  j 0,65  2

tanh 0,25  j 0,65  2  tanh 0,5  j1,3 , dengan persamaan (3.4) menjadi

tanh 0,5  j tan 1,3 0,462  j3,602


tanh 0,5  j1,3  
1  j tanh 0,5 tan 1,3 1  j 0,462  3,602
3,6321,443
  1,8710,413  0,714  j 0,751
1,9411,030

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
2  j 4  5  1,714  j 0,751 10,57  j 0,245
Z in  50   50 
5  2  j 4  1,714  j 0,751 11,432  j5,354
Dikalikan dengan konjugat dari penyebut 11,432  j5,354 menghasilkan

Z in  38,3176  j16,8619 .
Dengan menghitung faktor refleksi pada input saluran,

Z in  Z 38,3176  j16,8619  50
r   0,0925  j 0,2086
Z in  Z 38,3176  j16,8619  50

Seperti yang didapatkan pada bab 2 sebelumnya.

3.2 Transformasi Impedansi


Pada bagian sebelum ini kita pelajari, bahwa impedansi masukan Zin
merupakan fungsi pecahan dari secara linier dari impedansi beban ZL. Dari teori
fungsi kompleks kita ketahui, bahwa lingkaran akan ditransformasikan menjadi
lingkaran dan secara limit, garis ditransformasikan menjadi lingkaran. Yang merupakan
basis dari pembahasan dengan menggunakan sebuah diagram lingkaran (smith’s chart).
Terutama transformasi pada saluran transmisi yang tak mengandung kerugian
memainkan peranan yang cukup penting dalam prakteknya. Ada dua kasus khusus
mengenai transformasi ini, yaitu untuk panjang saluran transmisi /4 dan /2.
Saluran transmisi yang mempunyai panjang /4 atau disebut juga transformator
/4, memainkan peranan yang penting dalam transformasi impedansi. Dengan
menggunakan persamaan jadi untuk   L  2     4   2 . Maka untuk

tan  2   , impedansi masukan di persamaan (3.5) menjadi

Z L  jZ o  tan   L jZ tan   L
Z in  Z o   Z0  0
Z o  jZ L  tan   L jZ L tan   L

2
Zo
Z in  (3.8)
ZL

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jadi jika di ujung saluran transmisi dengan impedansi gelombang Zo dan panjang /4
dipasangkan sebuah impedansi riil ZL = RL bisa ditranformasikan menjadi sebuah
impedansi riil lainnya Z in  Rin . Ketiga impedansi tersebut dihubungkan satu dengan

lainnya melalui persamaan

Z o  RL  Rin (3.9)

Tetapi karena konstanta phasa β merupakan besaran yang berubah dengan


frekuensi, maka transformator /4 hanya bisa melakukan hal ini secara eksak untuk satu
frekuensi. Untuk mendapatkan wilayah kerja yang lebih lebar spectrum frekuensinya
digunakan beberapa buah transformator /4 yang dipasangkan secara berbaris.
Transformator /4 juga mempunya wilayah aplikasi pada optic. Sebuah lensa
dilapisi dengan bahan lain yang mempunya ketebalan /4 untuk
mengurangi/menghilangkan refleksi.
Transformator /2 memiliki panjang saluran transmisi L = /2, atau   L   , yang

akan menghasilkan tan   0. Sehingga didapatkan impedansi masukan sama dengan


impedansi beban.

Z in  Z L (3.10)

Jadi dengan panjang saluran transmisi /2, kita dapatkan impedansi masukan
sebesar impedansi beban dengan tak terpengaruh oleh karakteristik saluran transmisi.
Contoh aplikasi dari transformator /2 pada teknik radar. Pada antena radar
dipasangkan lapisan dielektrika untuk melindunginya dari pengaruh cuaca. Lapisan
dielektrika ini dinamakan radome (radar dome) yang keberadaannya tak boleh
mengganggu karakteristik pancar dari antenna tersebut. Supaya hal demikian bisa dicapai
dipergunakanlah lapisan dengan tebal /2, sehingga radome tersebut seperti transparan.
Seperti halnya transformator /4, kondisi tersebut hanya berlaku untuk satu
frekuensi yang sempit saja.

Contoh 3.2:
Sebuah beban ZL = 40 Ω akan dihubungkan dengan sebuah saluran transmisi dengan
impedansi gelombang Zo = 75 Ω. Dengan bantuan transformator /4 tak mengandung
kerugian diinginkan tak terjadi refleksi pada frekuensi 400 MHz. Amati performasi

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
transformator ini pada frekuensi 350 MHz dan 450 MHz.

Solusi:
Jika beban di atas langsung dihubungkan dengan saluran transmisi Zo = 75 Ω, akan
didapatkan faktor refleksi
r =(40-75)/(40+75) = -0.3043, yang konstant terhadap frekuensi.
Dengan bantuan transformator λ/4 pada frekuensi 400 MHz (jadi panjang gelombang

75 cm) beban akan ditranformasikan menjadi 75 Ω atau potongan saluran transmisi dengan

panjang L = 18,75 cm dan dengan impedansi gelombang transformator sebesar

Z o,Tr  RL  Rin  Z o,Tr  40  75  54,77 Ω

Pada frekuensi yang lain, panjang saluran transmisi di atas 18,73 cm, tidak lagi
ekuivalen dengan seperempat lambda.

Pada frekuensi 350 MHz:

Z L  jZ T  tan   L 
Z in  Z T 
Z T  jZ L  tan   L 

 54,77

40  j54,77 tan 2 350  10 6  0,1875 / 3  10 8



54,77  j 40 tan 2 350  10 6  0,1875 / 3  10 8 
 72,5772  j8,8728  

Menghasilkan faktor refleksi

r  0,0128  j 0,0609 r  0,062 

Pada frekuensi 450 MHz:


Dengan cara yang sama didapatkan

Z in  72,5772  j8,8728  dan faktor refleksinya

r  0,0128  j 0,0609  r  0,062 

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar berikut menunjukkan performasi transformator tersebut untuk interval
frekuensi 200 MHz sampai 600 MHz.

3.3 Impedansi Hubungan Singkat dan Impedansi Rangkaian Terbuka


Impedansi hubungan singkat (short) ZS adalah impedansi masukan yang didapatkan
jika pada akhir saluran transmisi dihubungkan singkat ZL = 0.

Z S  Z o  tanh   L (3.11)

Dan impedansi rangkaian terbuka (open) ZOp adalah impedansi masukan jika akhir
saluran transmisi terbuka, ZL → ∞,

Z Op  Z o  coth  L  (3.12)

Untuk saluran transmisi yang tak mengandung kerugian, impedansi di atas menjadi

Z S  jZ o  tan  L (3.13)

dan
Z Op   jZ o  cot  L  (3.14)

Dari persamaan (3.13) dan (3.14) terlihat, pada saluran transmisi yang tak
mengandung kerugian, impedansi masukan hubungan singkat dan impedansi masukan
rangkaian terbuka bersifat induk ataupun kapasitif, tergantung dari nilai argumen   L .

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Nilai ini didapat dari hasil kali konstanta phasa (berbanding terbalik dengan panjang
gelombang saluran) dan panjang saluran transmisi.
Impedansi masukan hubungan singkat tergantung dari panjang saluran transmisi,
nilainya ditampilkan di tabel 3.1 dan Gambar 3.3
Panjang saluran transmisi Zs Keterangan

L=0 ZS = 0 Hubungan singkat


0L ImZ S   0 Induktif
4


L ZS   Terbuka
4

 
L ImZ S   0 Kapasitif
4 2


L ZS = 0 Hubungan singkat
2

 3
L ImZ S   0 Induktif
2 4

  

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.3. Impedansi masukan beban hubungan singkat, sebagai
fungsi dari panjang saluran transmisi.

Begitu juga dengan impedansi rangkaian terbuka juga tergantung dari


panjangnya dan frekuensi kerja saluran transmisi tersebut (Gambar 3.4 dan Tabel 3.2)
Panajang saluran
ZOp Keterangan
transmisi

L=0 Z Op   Terbuka


0L ImZ Op   0 Kapasitif
4


L Z Op  0 Hubungan singkat
4

 
L ImZ Op   0 Induktif
4 2


L Z Op   Terbuka
2

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


12 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
 3
L ImZ Op   0 Kapasitif
2 4

  

Gambar 3.4 Impedansi masukan beban hubungan terbuka, sebagai fungsi


dari panjang saluran transmisi.
Dengan ketergantungan impedansi terhadap frekuensi, terlihat pada impedansi
hubungan singkat pada   L   2 , atau L   4 , di sisi depan saluran transmisi
akan didapatkan impedansi masukan yang besarnya tak terhingga (rangkaian
terbuka). Sedangkan untuk panjang saluran transmisi antara 0 dan  4 terlihat
impedansi yang induktif. Untuk mendapatkan impedansi yang kapasitif, diperlukan
panjang saluran transmisi antara  4 dan  2 . Tepat untuk panjang  2 , di awal
saluran transmisi didapatkan hubungan singkat.

Contoh 3.3 :
Sebuah kapasitor dengan nilai kapasitansi 1,5 nF pada frekuensi 1 GHz. Karena tidak

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


13 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
bisa didapatkan di pasar, digunakanlah kabel koax berisi udara Z 0  50  yang sisi

bebannya di-short.
a) Berapa panjang kabel ini?
b) Berapa nilai kapasitansinya jika kabel ini digunakan pada frekuensi 2 GHz?

 
Jawab : Z C   j 2  10 9  1,5  10 9   j 0,1061 

Sebuah kapasitor dengan nilai kapasitansi 1,5 nF pada frekuensi 1 GHz akan

menghasilkan nilai impedansi sebesar g  3 10 10  0,3 m.


8 9

Nilai yang sama harus didapatkan kabel koax yang memiliki beban hubungan
singkat dengan panjang L, impedansi gelombang 50, yang pada frekuensi 1 GHz
dianggap memiliki panjang gelombang sebesar m.

Dengan persamaan (3.13)

Z S  jZ 0  tan  L   j0,1061   j50  tan2L 0,3

Menjadi : tan 2L 0,3  0,0021

Dari matematika diketahui, tangen akan negatif di kuadran 2 atau 4. Kita akan ambil
yang kuadran 2, karena memberikan panjang kawat yang lebih pendek.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


14 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sudut didapatkan dengan

    tan 1 0,0021  3,1395

Sehingga

2L 0,3  3,1395

L = 14,99 cm

Jika kabel dengan dimensi ini digunakan untuk frekuensi 2 GHz, maka impedansi
yang dihasilkan bernilai: Z S  j50  tan6,279   j0,21  , sehingga

C  1 2  2  0,21 nF = 0,38 nF

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


15 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Alaydrus, Mudrik. (2009). Saluran Trasmisi Telekomunikasi: Graha ilmu.

Prakashan, Satya. (1977). Transmission Lines and Networks: Tech India Publication.

Johnson, W.C. (1963). Transmission Lines and Networks: McGraw.

Muhammad, F., Khan, K. Saeed, N. (2012). Design and Simulation of High Gain,
Low Loss X-band Pyramidal Horn Antenna for Broadband Application. City
University Research Journal, Volume 02 No. 02 July 2012 Article 16.

A. Aghajanyan, A. Hakhoumian, N. Poghosyan, T. Poghosyan, and T. Zakaryan.


(2015). On the Method of Monitoring and Optimal Control of RF-Plasma. Armenian
Journal of Physics, 2015, vol. 8, issue 1, pp. 44-50.

Rashmi Khare, Prof. Rajesh Nema. (2012). Reflection Coefficient Analysis Of


Chebyshev Impedance Matching Network Using Different Algorithms. International
Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology Vol. 1,
Issue 2, December 2012.

Caglar M. F. (2011). Neural 3-D Smith Chart. Electronics And Electrical Engineering 2011.
No. 8(114) ISSN 1392 – 1215.

Malisuwan, S. & Sivaraks, J. (2013). Design of Microstrip Antenna for WPAN Applications
by Applying Modified Smith-Chart Representation. International Journal of Modeling
and Optimization, Vol. 3, No. 5, October 2013.

Elrashidi, A., Elleithy, K., & Bajwa, H. (2011). Effect Of Temperature on The Performance
of A Cylindrical Micro-strip Printed Antenna For TM01 Mode Using Different
Substrates. International Journal of Computer Networks & Communications (IJCNC)
Vol.3, No.5, Sep 2011.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


16 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kumar P.G, Chandrasekhar P., & Raju SBSR,. (2015). Study on Slotted Waveguide
Pyramidal Horn Antenna with Enhanced Directivity. IPASJ International Journal of
Computer Science (IIJCS) Volume 3, Issue 3, March 2015.

Kamo, B., Cakaj, S., Koliçi, V., Mulla, E. (2012). Simulation and Measurements of VSWR
for Microwave Communication Systems. Int. J. Communications, Network and
System Sciences, 2012, 5, 767-773.

Neelgar B.I., & Raju, G.S.N. (2011). Impedance Characteristics of Yagi–Uda Antenna.
International Journal of Electronics and Communication Engineering. ISSN 0974-
2166 Volume 4, Number 1 (2011), pp.115-130.

Sharma, P., Arora, R.K., Pardeshi, S., & Singh, M. (2013). Fiber Optic Communications:
An Overview. International Journal of Emerging Technology and Advanced
Engineering. ISSN 2250-2459, ISO 9001:2008 Certified Journal, Volume 3, Issue 5,
May 2013.

Joshi, N. V. (2015). A Fresh View for Maxwell’s Equations and Electromagnetic Wave
Propagation. Journal of Modern Physics, 2015, 6, 921-926.

2021 Saluran Transmisi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


17 Muslim S.T., M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai