Saluran
Transmisi
Eksitasi Sinusoidal dan
Saluran Transmisi Udara
03
Teknik Teknik Elektro W141700033 Freddy Artadima Silaban, S.Kom,. MT
Abstrak Kompetensi
Ig didefinisikan sebagai panjang Setelah mahasiswa mempelajari modul
gelombang saluran transmisi, yang bisa 3 ini dihimbau untuk memahami dan
didapatkan dengan mengukur jarak mengatahui eksitasi sinusoidal dan
periodisitas gelombang di sepanjang saluran transmisi udara.
saluran transmisi, atau jika konstanta
phasa β dari saluran transmisi
diketahui.
Pembahasan
1. Solusi Persamaan Diferensial Untuk Sinyal Harmonis
Pada penggunaan sinyal harmonis diandaikan terdapat sinyal dengan frekuensi
putar w yang merambat di saluran transmisi. Arus dan tegangan yang merupakan fungsi
waktu,
yang mana i0 dan v0 amplitudo fungsi arus dan tegangan, dengan ji dan jv phasanya
Dengan hubungan Euler.
Re adalah opeator yang mengambil nilai riil (real part) dari argument di dalamnya Dengan
mendefinisikan besaran phasor I dan V.
Di dalam I dan V tidak terdapat lagi informasi tentang waktu, tetapi sebagai konsekuensinya
besaran tersebut secara umum bernilai kompleks (memiliki nilai riil dan imajiner).
Contoh :
1. Sebuah fungsi tegangan diberikan
V (t) = 3,5 cos (ωt-2z)
Hitunglah bentuk phasor dari tegangan di atas.
Jawab :
Dengan V0= 3,5 dan φv= −2 , maka
Dengan memasukkan arus dan tegangan dengan penulisan bentuk phasor di atas ke
sistim persamaan diferensial didapatkan:
menjadi (tanda diferensial parsial berubah menjadi tanda diferensial biasa, karena
pada persamaan yang baru ini hanya terdapat sebuah variabel, yaitu z).
2. Perambatan Gelombang
Perambatan gelombang pada saluran transmisi dan juga menjelaskan parameter-
parameter yang sebelumnya diperkenalkan.
Konstanta perambatan secara umum adalah sebuah besaran bernilai kompleks. Besaran ini
bisa dituliskan dengan bagian riil dan bagian imajinernya.
α adalah konstanta peredaman dan β adalah konstanta phasa. Keduanya ditentukan oleh
sifat karakteristik dari tipe dan ukuran dari saluran transmisi yang dipergunakan, dan bukan
merupakan fungsi dari sinyal yang ditransmisikan.
Untuk mendapatkan fungsi waktu dari tegangan, bentuk phasor tegangan di atas harus
diubah, dengan.
Va, Ia, dan Z0 secara umum adalah besaran kompleks, dengan menggunakan penulisan
secara disingkat,
V1 dan V2 juga besaran kompleks. Sedangkan dan adalah besaran riil. Sehingga
Pada persamaan di atas didapatkan tegangan yang merupakan fungsi dari waktu dan posisi,
artinya bisa menghitung nilai tegangan listrik pada setiap momen waktu dan pada setiap
posisi di sepanjang kawat. Persamaan ini menggambarkan kondisi dari tegangan di
setiap posisi pada setiap waktu, atau disebut juga persamaan perambatan gelombang.
Tegangan bagian pertama, dengan factor e-az akan mengalami pengecilan pada
amplitudonya dengan bertambahnya besar z (karena α selalu bernilai positif, seperti yang
akan dilihat nanti). Sedangkan tegangan bagian kedua dengan factor e+az ,
amplitudonya akan mengecil dengan mengecilnya posisi pengamatan z.
Gambar 1. Bentuk sinyal yang merambat pada suatu saluran transmisi yang mengandung
kerugian, pada suatu momen waktu tertentu.
Selain dari itu terlihat pada gambar, bahwa pada suatu momen waktu tertentu,
tegangan berosilasi dengan posisi sesuai dengan fungsi kosinus yang berargumenkan z.
Karena di argumen di atas perubahan phasa menjadi lebih cepat jika β besar dan lambat
jika β kecil, maka konstanta β dinamakan juga sebagai konstanta phasa.
Ig didefinisikan sebagai panjang gelombang saluran transmisi, yang bisa didapatkan dengan
mengukur jarak periodisitas gelombang di sepanjang saluran transmisi, atau jika
konstanta phasa β dari saluran transmisi diketahui. b adalah besaran yang tergantung
dari besaran karakteristik saluran transmisi.
Sekarang amati fungsi tegangan itu kembali sebagai fungsi dari posisi, tetapi untuk dua
waktu yang berbeda, yaitu untuk waktu t1 = t dan t2 = t + Δt
Gambar 2. Fungsi gelombang pada suatu momen waktu dan beberapa saat
sesudahnya, yang menunjukkan adanya perambatan gelombang
Dari gambar 2 terlihat puncak dari masing-masing tegangan bergeser sejauh _z ke
arah kanan (positif z). Demikian juga posisi nol bergeser sejauh itu. Pergeseran ini bisa
ditentukan dengan
Argumen pada t1:
dan
Karena yang diamati adalah besaran tegangan yang sama, misal pergerakan puncak,
maka kedua argumen ini harus sama, sehingga.
Perbandingan perubahan posisi dengan perubahan waktu adalah definisi dari kecepatan,
dan di sini karena yang diamati adalah pergerakan dari argumen atau phasa dari
suatu fungsi tegangan, maka didefinisikan sebagai kecepatan phasa
Jadi faktor peredaman untuk perambatan e-ax gelombang ke arah kanan, atau positif z
sedangkan untuk perambatan e+az ke kiri, atau negatif z. Sehingga selalu terjadi peredaman,
dan bukanlah pembesaran amplitudo.
Tetapi dari persamaan arus sepanjang saluran transmisi secara deduktif bisa dibuktikan
juga, arus sepanjang saluran juga akan mempunyai karakteristik yang sama dengan
tegangan, sehingga keduanya bisa dituliskan dengan.
Jadi baik tegangan maupun arus secara keseluruhan tersusun dari tegangan atau
arus yang merambat ke arah positif z dan tegangan atau arus yang merambat ke arah
negatif z.
Dengan menggunakan kasus pada syarat batas di awal kawat, ini berlaku untuk syarat
batas lainnya, perbandingan tegangan merambat ke positif z dengan arus yang
merambat ke arah yang sama adalah
Jadi perbandingan tegangan dengan arus pada sebuah saluran transmisi adalah
impedansi gelombang pada salurang transmisi tersebut.
Sebuah gelombang, yang merambat pada/di dalam sebuah saluran transmisi, bisa
dikatakan melihat impedansi gelombang ke dalam saluran transmisi itu.
A. Kawat Penghantar
Kawat penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting dalam
menyalurkan tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada saluran
transmisi udara biasanya kawat penghantar yang digunakan adalah kawat penghantar
telanjang (bare wire) Bahan-bahan untuk membuat kawat penghantar adalah tembaga,
aluminium atau campuran logam-logam diatas dengan logam jenis lain. Dalam memilih
kawat penghantar yang akan digunakan untuk saluran transmisi harus dipertimbangkan
beberapa faktor antara lain :
B. Isolator Gantung
Isolator adalah komponen yang mengisolasikan kawat penghantar dengan menara
transmisi, agar tidak terjadi hubungan dengan tanah.
Isolator harus mampu menahan gaya-gaya dari luar, maupun gaya mekanis karena
berat dari kawat penghantar. Menurut penggunaanya isolator saluran distribusi /
transmisi dibagi menjadi :
c) Jepitan
Untuk kawat penghantar dipakai pengapit gantungan dan pengapit tarikan. Pengapit-
pengapit dipilih dengan memperhatikan macam dan ukuran kawat penghantar,
kuat tarik maksimumnya, serta dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kerusakan dan kelelahan karena getaran dan sudut andongan
dari kawat penghantar.
C. Menara Transmisi
Menara transmisi adalah komponen yang digunakan untuk menggantungkan kawat
penghantar dan isolator agar tidak mengenai benda-benda dibawah (manusia,
bangunan, dan sebagainya).
Menara transmisi yang paling banyak digunakan adalah menara baja (steel tower)
yaitu bangunan yang tinggi terbuat dari baja yang bagian-bagian kakinya mempunyai
pondasi sendiri-sendiri. Menara baja untuk saluran transmisi dibagi menurut bentuk
dan sifat konstruksinya menjadi menara persegi, menara persegi panjang, menara
jenis korset, menara Gantry, menara rotasi, menara MC, dan menara bertali.
Menara transmisi dibagi menurut tujuan penggunaanya menjadi: menara standart dan
menara khusus, macam-macam menara standart antara lain :
Menara singgung (tangent tower) digunakan apabila sudut mendatar kurang
dari 30
Menara sudut (angel tower)
small angel tower, digunakan apabila sudut mendatar 30 s/d 150
Light angel tower, digunakan apabila sudut mendatar 150 s/d 300
Medium angel tower, digunakan apabila sudut mendatar 300 s/d 600 .
Heavy angel tower, sudut mendatar lebih besar 600
Menara ujung (dead end tower)
Digunakan untuk merentangkan kawat penghantar di ujung saluran.
Menara penegang (tension tower) Dipergunakan untuk memperkuat tegangan
kawat penghantar.
Menara khusus adalah menara yang akan digunakan apabila menara standart tidak
dapat digunakan (mungkin melintasi jalan kereta api, dsb)
Cara pemasangan damper tergantung dari lebar gawang dari menara transmisi, untuk lebar
gawang antara 0 s/d 350 m, memakai dua buah damper tiap kawat penghantar dan untuk
lebar gawang diatas 350 m, memakai empat buah damper tiap kawat penghantar.
Jarak peredam dari titik topang adalah :
a. Damper pertama berjarak 1220 mm dari titik topang.
b. Damper kedua berjarak 2440 mm dari titik topan