Anda di halaman 1dari 17

Modul ke:

Teknik Tenaga Listrik

08 Fakultas
Teknik
Sistem Tenaga Listrik

Marisna Anjani Kusuma Dewi, ST., MT.

Program Studi
Teknik Elektro
www.mercubuana.ac.id
Pengertian Relay

Relay adalah alat-alat pengaman yang diperlukan


untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik
terhadap gangguan.

Fungsi dari relay adalah:


• Melindungi peralatan terhadap gangguan yang
terjadi dalam sistem, jangan sampai
mengalami kerusakan
• Melokalisir akibat gangguan, jangan sampai
meluas dalam sistem
Syarat-Syarat Relay
• Fungsi pertama yang harus terpenuhi syaratnya adalah alat
pengaman harus bekerja cepat agar pengaruh gangguan
merupakan hubung singkat dapat segera dihilangkan sehingga
pemanasan yang berlebihan yang timbul sebagai akibat arus
hubung singkat dapat segera dihentikan.

• Fungsi kedua yang harus terpenuhi syaratnya adalah alat


pengaman dalam sistem harus dapat dikoordinir satu sama
lain, sehingga hanya alat-alat pengaman yang terdekat dengan
tempat gangguan saja yang bekerja. Secara teknis dikatakan
bahwa alat-alat pengaman harus bersifat selektif.
Komponen-Komponen Relay
Konstruksi Relay Elektro Mekanik
Prinsip Kerja Relay Elektro Mekanik
 Relay elektro mekanik terdiri dari rangkaian listrik yang menggerakkan suatu
mekanisme yang pada akhirnya harus men-trip-kan PMT dengan jalan
menutup kontak pemberi arus trip coil (kumparan) trip dari PMT.

 Apabila arus beban melebihi nilai tertentu, maka kontak C menutup dan arus
akan mengalir melalui elektro magnit A yang selanjutnya akan memutar
keping imbas. Berputarnya keping imbas akan membawa pal D yang akhirnya
akan menutup kontak E dan menyebabkan trip coil TC bekerja menjatuhkan
PMT.

 Penyetelan jarak pal D dengan kontak E tentunya memberikan pengaruh


besarnya waktu sejak relay tersebut mulai bekerja. Sedangkan, besarnya arus
yang menyebabkan relay bekerja ditentukan oleh penyetelan pegas yang
menahan penutupan kontak C.
 Kumpulan IT adalah untuk instantenous trip, artinya relay akan bekerja
tanpa time delay untuk nilai arus di atas harga tertentu yang bisa
menyebabkan kumparan IT bekerja dan langsung mengerjakan trip coil TC
yang menjatuhkan PMT. Karena pada relay ini kebesaran yang bekerja
adalah arus yang sebanding dengan arus beban maka relay ini adalah relay
arus lebih.

 Apabila disusun rangkaian listrik sedemikian rupa sehingga arus yang


mengerjakan relay adalah sebanding dengan tegangan maka didapat relay
tegangan lebih. Pada dasarnya, semua relay elektromagnetik prinsip
kerjanya adalah seperti di atas selanjutnya tergantung kepada rangkaian
listrik yang disusun, relay akan bekerja atas dasar arus lebih, tegangan
lebih, daya balik, selisih arus (differential) atau impedansi.
Komponen-Komponen Relay
Konstruksi Relay Solid State (Static Relay)
Konstruksi Relay Solid State (Static Relay)
Prinsip Kerja Relay Solid State
 Relay solid state mempunyai konstruksi yang lebih ringkas dan juga praktis
tidak memerlukan banyak pemeliharaan jika dibandingkan dengan relay
elektro mekanis.

 Penggunaan micro prosessor sebagai inti relay solid state yang canggih,
misalnya pada relay impedansi dapat menghasilkan unjuk kerja yang lebih
baik dibandingkan unjuk kerja relay impedansi elektro mekanis.
Berdasarkan alasan ini, maka relay solid state makin banyak dipakai untuk
pengamanan sistem tenaga listrik.

 Relay solid state atau relay static terdiri dari rangkaian elektronik yang
statis. Pada dasarnya relay ini terdiri dari transistor yang penyalaannya
diatur oleh tegangan grid dari transistor yang bersangkutan. Sedangkan,
tegangan grid ini dikontrol oleh suatu rangkaian yang menerima input dari
kebesaran yang dilindungi (protected valve).
 Berdasarkan gambar 2, relay arus bolak-balik yang diamati, disearahkan
menjadi tegangan searah yang sebanding dan kemudian dibandingkan
terhadap tegangan searah yang tetap besarnya yang berfungsi sebagai
tegangan referensi.

 Apabila tegangan yang dibandingkan ini melampaui tegangan referensi,


maka sebuah timer mulai berjeda dan setelah waktu yang diinginkan
tercapai, maka Level Detector 2 mulai bekerja untuk selanjutnya
mengerjakan output switch yang akan meng-energize rangkaian trip cod
dari PMT.

 Sedangkan, gambar 3, menunjukkan rangkaian dari Level Detector.


Transistor TRI adalah dari type NPN, dan transistor TR2 adalah type NPN.
 Mula-mula kedua transistor ini dalam keadaan biased off sampai tegangan
input V ini melampaui batas bias dari transistor TRI sehingga transistor TRI
bekerja. Tegangan bias TRI diatur oleh rangkaian potensiometer R1 dan R2.

 Setelah transistor TRI bekerja, maka arus I base dari transistor TR2 akan
bertambah besar karena I base dari TR2 merupakan komponenI collector
dari transistor TRI. Dengan bertambahnya arus I base dari transistor TRI
maka I base dari TR2 juga bertambah dan I base dari TR2 mengalir melalui
kumparan relay yang selanjutnya akan mengerjakan kontak-kontak dari
rangkaian trip PMT.

 Diode DI adalah zener diode yang bertugas menstabilkan tegangan,


sedangkan diode D2 bertugas memblokir voltage ripples. Diode D3
bertugas men-discharge tegangan berlebihan yang mungkin terjadi pada
kumparan relay, jadi transistor D3 tugas sebagai protector.
 Rangkaian tipe ini mempunyai keuntungan karena tidak mengambil arus
dalam keadaan tidak beroperasi dan drop out level-nya boleh dikatakan
sama dengan pick up level-nya. Penyetelan arus relay ini dapat dilakukan
dengan mengubah kedudukan tap dari transformator arus yang memberi
input kepada relay ini.

 Selain itu, timing dapat dilaksanakan dengan menghubungkan rangkaian RC


yang bertugas menimbulkan time relay seperti pada gambar 3. Selanjutnya,
instantenous tripping dapat dilakukan dengan mem-by-pass time delay
element.
Komponen Relay Berdasarkan Letaknya

 Relay Generator

 Relay Transformator, terbagi atas:


- Relay Gangguan di luar Transformator GI
- Relay Gangguan di dalam Transformator GI

 Relay SUTT
Perhitungan Relay Secara Sederhana Dalam Sistem Tenaga

 Keandalan relay dihitung dengan jumlah relay bekerja/ mengamankan


daerahnya terhadap jumlah gangguan yang terjadi. Keandalan relay cukup
baik bila mempunyai harga 90% sampai dengan 99%.

 Dimana keandalan suatu relay terbagi menjadi dua:


1. Relay harus dapat diandalkan setiap saat
2. Tidak boleh bekerja yang bukan seharusnya bekerja
Contoh soal,
1. Dalam satu tahun terjadi gangguan sebanyak 25 kali dan relay dapat
bekerja secara sempurna sebanyak 23 kali, maka berapakah keandalan
relay-nya?

Jawaban
Keandalan relay = × 100% = 92%
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, maka keandalan relay pada sistem
di soal masih dikategorikan baik.
Soal

Dalam suatu sistem tenaga listrik, relay yang bekerja secara sempurna
sebanyak 20 kali, sedangkan gangguan yang terjadi sebanyak 30 kali dalam
setahun. Berapakah keandalan relay dari suatu sistem tenaga listrik tersebut?
Terima Kasih
Marisna Anjani Kusuma Dewi, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai