Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

SALURAN TRANSMISI

KOMUNIKASI FIBER OPTIK

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Elektro W141700033 Imelda Simanjuntak ,S.T.,M.T.

13

Abstrak Kompetensi
Materi ini akan membahas tentang Setelah membaca modul ini diharapkan :
Komunikasi fiber optik. 1. Mahasiswa dapat memahami komunikasi fiber
optik.

.
KOMUNIKASI FIBER OPTIK
13.1 PENDAHULUAN

Perkembangan dan penerapan teknologi dunia yang berkembang dengan cepat, secara
langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi
Indonesia. Beroperasinya satelit telekomunikasi Palapa dan kemudian pemakaian SKSO (Sistem
Komunikasi Serat Optik) di Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia juga mengikuti dan
mempergunakan teknologi ini di bidang telekomunikasinya.
Tak disangkal lagi bahwa serat optik akan mmberikan kemungkinan yang lebih baik bagi
jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu media transmisi yang mampu menyalurkan
informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi
lainnya, maka pada serat optik gelombang pembawanya bukan gelombang listrik ataupun
gelombang elektromagnetik akan tetapi cahaya, baik cahaya tampak maupun cahaya tak tampak.
Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama,tetapi karena banyaknya
kesulitan atau hambatan yang timbul terutama didalam usaha menghilangkan kotoran dalam
pembuatan serat optik. Kotoran dalam serat optik dapat mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan
disperse yang tidak sempurna.
Sebagaimana namanya maka serat optik dibuat dari gelas silika dengan penampang
berbentuk lingkaran atau berbentuk lainnya. Pembuatan serat optic dilakukan dengan cara menarik
bahan gelas kental cair sehingga dapat diperoleh serabut/serat gelas dengan penampang
tertentu.Proses ini dikerjakan dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang penting dalam
pembuatan serat optic adalah menjaga agar perbandingan relatifantara bermacam lapisan tidak
berubah sebagai akibat tarikan.Prosespembungkusan seperti pemberian bahan pelindung atau
prosespembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga ratusan kabel
pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.

13.2 PEMBUATAN SERAT OPTIK

Serat optik dapat dibuat dari silika (SiO2), polimer1 (Plastic Optical Fiber, POF), atau campuran
keduanya. Pada dasarnya serat optik disusun oleh bagian-bagian:
 Bagian dalam silinder yang memiliki indeks bias tinggi yaitu inti (core);
 Bagian tengah silinder yang memiliki indeks bias lebih rendah yaitu selimut (cladding);

1
Polimer merupakan bahan hasil turunan dari minyak bumi. Hasil jadi dari polimer antara lain karet sintetis dan
plastik.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Bagian pelindung terluar (biasanya terbuat dari Polyurethane atau PVC), yaitu pelindung
(jacket).

Untuk serat optik umumnya diameter core berkisar 10 – 600 mikron, ketebalan cladding
berkisar 125 – 630 mikron, dan jaketnya bervariasi antara 250 – 1040 mikron. Sedangkan untuk POF
diameter keseluruhannya berkisar antara 750 – 2000 mickron. Dengan adanya perbedaan diameter
tersebut membuat serat optik POF lebih mudah ditangani daripada serat optik yang berasal dari
silika.

Gambar 13.1 Struktur dasar serat optik

Pembuatan serat optik apakah menggunakan silika, plastik, ataupun kombinasi keduanya
mempertimbangkan berbagai faktor seperti kualitas dan harga. POF memiliki keuntungan pada
harga yang lebih murah dan penggunaannya pada spektrum cahaya tampak. Akan tetapi
kelemahannya adalah besarnya rugi-rugi. Oleh karena itu POF hanya digunakan pada jarak yang
pendek. Pada aplikasinya POF umum digunakan pada bidang medis dan instrumen industri. Dan
menurut penelitian terakhir, serat jenis ini digunakan pada sistem transmisi data pada mobil.
Kemudian jika bahan yang digunakan adalah kaca silika maka bahan tersebut harus memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi supaya rugi-rugi cahaya yang melewati serat tersebut minimal.
Mungkin timbul pertanyaan mengenai bagaimana kaca silika murni diperoleh, sebagaimana
diketahui, bahwasanya kaca terbuat dari pasir? Bagaimana cara membuat indek bias core dan
cladding berbeda, padahal berasal dari bahan yang sama?
Untuk pertanyaan pertama, terdapat reaksi kimia yang dapat menerangkan cara pembuatan
kaca selain dengan jalan meleburkan pasir untuk mendapatkan benih kaca yan terkandung di
dalamnya. Dimulai dengan SiO4 dan O2 dalam keadaan gas, kemudian digunakan panas atau katalis
agar terjadi reaksi:

SiCl4 + O2 SiO2 + 2Cl2

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan untuk pertanyaan kedua, ada prosedur sederhana untuk memperoleh indek bias
core lebih tinggi dari cladding. Seperti kita ketahui bahwa dengan menambahkan sejumlah kecil
substansi ke substansi lain akan menghasilkan perubahan atau peningkatan sifat dari substansi yang
ditambahi. Dalam kasus pembuatbedaan indek bias core dan cladding ini, ditambahkan germanium
tetrachloride dalam wujud gas ke dalam kaca silika murni. Germanium yang memiliki 18 elektron
lebih banyak daripada silika bertindak sebagai dopan. Sebagai hasilnya, indek bias dari inti akan
menjadi lebih tinggi. Dan untuk cladding, dari silika murni ditambahkan boron atau flourine untuk
mengurangi indek biasnya. Peningkatan perbedaan itulah yang menentukan baik tidaknya transmisi
cahaya.
Ada berbagai macam serat optik menurut mode transmisi dan profil indek bias. Hal tersebut
tidak akan dibahas secara detail di sini, namun pada dasarnya dalam merancang serat optik
bergantung kepada kebutuhannya. Parameter-parameter seperti atenuasi, bandwidth, dispersi, dan
kekuatan tarik harus menjadi pertimbangan dalam perancangan tersebut. Juga mengenai
perlindungan terhadap faktor-faktor eksternal seperti kelembaban, panas, dingin, dan air harus
diperhatikan. Itulah mengapa lembaran plastik digunakan. Biasanya kabel serat optik tersebut juga
harus memenuhi kebutuhan seperti fleksibilitas, ketahanan terhadap ikatan dan benturan serta
ringan. Berikut diilustrasikan desain serat optik untuk menggambarkan banyaknya polimer yang
digunakan dalam pembuatan serat optik.
Sebagai contoh, serat optik disusun sebagai suatu sistem multilayer dimana serat pertama
kali dikelilingi oleh tabung penyangga. Tabung penyangga ini biasanya berupa lapisan silikon atau
epoxy resin yang lebih lembut dari jaket luar dan tidak memiliki fungsi optik. Lapisan ini menjaga
serat dari microbend (bengkokan mikro) karena adanya kontak fisik dengan komponen lain dalam
susunan kabel.

Gambar 13.2 Contoh desain


serat optik

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sebagai benda yang mudah putus, serat memerlukan penguat secara mekanik. Banyak
bahan yang biasanya berbentuk benang / filamen digunakan untuk melakukan fungsi tersebut. Salah
satunya adalah fiberglass, dan dalam contoh ini dapat dilihat benang-benang fiberglass mengelilingi
tabung penyangga. Karena serat optik adalah bahan yang kaku maka ditambahkan lapisan
polyurethane sebagai bantalan.
Jika kabel tersebut diinginkan untuk memiliki kekuatan regang yang baik maka dapat
digunakan lapisan KevlarÒ. Biasanya Kevlar® disusun dalam kabel dalam bentuk filamen / benang-
benang halus. Lingkungan pemasangan kabel juga harus dipertimbangkan, misalnya dipasang di
udara, dalam air, atau bawah tanah. Pertimbangan tersebut membuat penambahan lapisan luar /
jaket menjadi sangat diperlukan. Untuk keperluan tersebut biasanya digunakan PVC dan
polyurethane. PVC merupakan bahan yang lebih baik dari polyurethane, jika dibutuhkan ketahanan
terhadap air, api, asam, alkalis, hidrokarbon, dan alkohol. Sebaliknya, polyurethane lebih baik dari
PVC apabila dibutuhkan ketahanan terhadap abrasi, radiasi nuklir, dan temperatur yang rendah.
Proses pembuatan serat optik sendiri melalui tiga langkah dasar yaitu: pembuatan bahan
dasar, penarikan serat dari bahan dasar, dan pengujian.
1. Pembuatan bahan dasar
Pembuatan bahan kaca ini melalui proses yang disebut dengan modified chemical vapor deposition
(MCVD).

Gambar 13.3 Proses MCVD

Dalam MCVD, oksigen ditiupkan dalam senyawa silikon klorida (SiCl 4), germanium klorida
(GeCl4) dan senyawa-senyawa lainnya. Keluaran dari peniupan senyawa-senyawa tersebut kemudian
masuk ke tabung pembentuk. Dalam tabung berputar yang dipanasi tersebut terjadi dua hal:
 Silikon dan germanium bereaksi dengan oksigen, membentuk silikon dioksida (SiO 2) dan
germanium dioksida (GeO2).
 Silikon dioksida dan germanium dioksida melebur membentuk kaca silika.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hasil dari proses ini adalah kaca silika yang berbentuk batangan / tabung panjang sebagai bahan
untuk proses selanjutnya.
2. Penarikan serat dari bahan dasar
Setelah bahan diuji kemudian bahan tersebut dimasukkan ke menara penarikan serat untuk
dibentuk menjadi serat optik.

Gambar 13.4 Penarikan serat dari bahan dasar

Bahan dasar yang diperoleh dari proses sebelumnya dimasukkan ke tungku (furnace) grafit
yang dipanasi hingga 1900 – 2200 derajat Celcius. Karena panas itu bahan (preform) meleleh dan
jatuh karena tarikan gravitasi. Dalam proses tersebut pula terjadi pendinginan sehingga membentuk
benang dan ukuran diameter benang diukur oleh mikrometer laser. Kemudian benang tersbut
dimasukkan ke tungku pelapis pertama (Coating Cup I) untuk dilapisi dengan lapisan penyangga dan
dipanaskan pada UV Curing Oven I. Selanjutnya serat melalui Coating Cup 2 dan UV Curing Oven 2
untuk lapisan selanjutnya. Sedangkan Tracktor digunakan untuk menggulung serat optik yang
dihasilkan dengan kecepatan 10 – 20 m/s.
13.2.1 Pengujian
Setelah proses pembuatan serat selesai, diperlukan pengujian terhadap serat tersebut.
Pengujian yang dilakukan adalah:
 Kekuatan tarik / rentang, setidaknya harus memenuhi 100.000 lb/in 2.
 Profil indek bias, untuk menentukan tingkap (aperture) numeris.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Geometri serat, yaitu mengenai keseragaman diameter core, ukuran cladding, dan diameter
pelapis.
 Atenuasi, yaitu nilai pelemahan sinyal / cahaya dari berbagai panjang gelombang cahaya.
 Kapasitas informasi yang dapat dibawa (Bandwith), jumlah sinyal yang dapat dibawa pada satu
waktu (serat multimode).
 Dispersi kromatik, penyebaran berbagai panjang gelombang saat melalui core, hal ini
berpengarung pada bandwidth.
 Temperatur dan kelembaban operasi.
 Ketergantungan atenuasi terhadap temperatur.
 Kemampuan untuk menyalurkan cahaya dalam air.
Setelah melalui pengujian tersebut, barulah serat optik dapat digunakan sesuai rancangan
penggunaannya, misalnya dalam air, di udara, ataupun dalam tanah.
13.2.2 Bagaimana Serat Optik Bekerja?
Adanya perbedaan indek bias antara core (n 1) dan cladding (n2) merupakan kunci utama
dalam pemanduan sinar yang masuk ke serat optik.

Gambar 13.5 Perambatan sinar dalam serat optik

Seperti gambar di atas, jika ada sinar yang masuk ke core serat optik maka sebenarnya sinar
tersebut akan dipantul-pantulkan oleh lapisan antara core dan cladding sehingga sinar tetap pada
core. Kejadian tersebut akan terjadi jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis. Jika sudut datang
kurang dari sudut kritis2 maka sinar akan dibiaskan ke cladding, kejadian tersebut membuat atenuasi
yang sangat besar pada kuantitas sinar yang dilewatkan. Besarnya sudut kritis dirumuskan:
n2
ΘC =cos−1
n1
Misalkan jika n1=1,446 dan n2=1,430 maka diperoleh sudut kritis 8,53 derajat.

2
Perlu dicatat bahwa sudut kritis pada serat optik mengacu pada sumbu serat optik, hal ini berbeda dengan
fisika umum dimana pengukuran sudut bias / kritis diacukan pada garis normal.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika sinar datang berasal dari udara (tidak langsung ke core) maka indek bias udara harus dilibatkan
dalam perhitungan sudut kritis sinar datang dari luar / udara. Sudut datang luar yang dapat diterima
dirumuskan:

n1
Θext =cos−1
( n0
⋅sin ΘC
)
Karena n0=1 maka melanjutkan contoh di atas diperoleh Q ext=12,4 derajat. Berikut digambarkan
kedatangan sinar dari berbagai sudut:

Gambar 13.6 Tanggapan lapisan core-cladding terhadap sinar dari berbagai sudut

13.2.3 Berapa banyak sinar yang dapat dilewatkan core?


Faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap kemampuan tampung sinar adalah
ukuran serat optik, komposisi serat optik, dan mode perambatan sinar. Jika yang diacu adalah
ukuran, maka semakin besar ukuran core maka semakin besar kemampuan tampung sinar. Namun
dengan besarnya ukuran tersebut juga membawa masalah saturasi pada penerima. Ukuran serat
optik dinyatakan dalam diameter core/diameter cladding, dalam satuan mikron (10 -6). Misalnya,
serat optik 50/125, berarti diameter core 50 mikron dan diameter cladding adalah 125 mikron.
Berikut diilustrasikan ukuran-ukuran serat optik yang umum digunakan:

Gambar 13.7 Penampang lintang ukuran serat optik yang umum, dalam mikron

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika yang diacu adalah bahan, maka yang dipertimbangkan adalah atenuasi dan harga. Serat
optik yang umum dipakai adalah berasal dari kaca silika, plastik, dan Plastic Clad Silica (PCS). Serat
optik dari kaca silika memiliki atenuasi terendah tetapi paling mahal. Serat optik dari plastik memiliki
atenuasi terbesar tetapi paling murah. Kelemahannya adalah ketahanannya terhadap panas dan api.
Serat Optik PCS memiliki atenuasi dan harga diantara kedua macam serat sebelumnya.
Sedangkan menurut mode propagasinya, serat optik dibedakan menjadi dua tipe yaitu single
mode dan multi mode. Untuk multi mode sendiri dibedakan menjadi multi mode step index dan multi
mode graded index. Berikut digambarkan pola propagasi sinar dalam ketiga jenis mode tersebut:

Gambar 13.8 Macam-macam mode propagasi pada serat optik

Keterangan mode propagasi pada serat optic dari gambar diatas:


Multi mode step index
Pada jenis ini cahaya merambat dalam beberapa mode.Ukuran diameter core antara 50-
250µm yang dilapisi cladding yang sangat tipis.Penyambungannya lebih mudah karena diameter core
lebih besar.Jenis ini hanya digunakan untuk jarak pendek.
Multi mode graded index
Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki index bias berbeda, index bias yang
tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai kebatas core dan
cladding.Ukuran diameter core antara 30-60µm.Cahaya merambat karena refaraksi yang terjadi
pada core, sehingga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat.Jenis ini digunakan untuk jarak
menengah.

Singlemode step index

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Cahaya merambat hanya dalam satu mode yaitu sejajar dengan sumbu serat optic.Ukuran
diameter core antara 2-10µm.Cladding lebih besar dari inti(core).Digunakan untuk jarak jauh, dan
mampu menyalurkan data dengan kecepatan bit rate yang tinggi.
13.2.4 Propagasi cahaya dalam banyak mode
Total mode Mn meningkat dengan naiknya apentur numeric (NA)
Jumlah mode dapat didekati dengan
MN = V2/2
Dimana:
V: Frekuensi normalisasi
V=2πa √N12-N22
λ
=2πd x NA
λ
=[2πa] x n1 x (2 x ∆)
λ
a = Radius inti
λ = panjang gelombang operasi
N1 =indeks gas inti
∆ = indeks kias relative
Banyaknya mode kayu mengakibatkan naiknya dispersi.
Contoh 1:
Diketahui serat optik dengan λ =820 nm
n1 = 1,41
n2 = 1,4
diameter inti = 50 nm
∆ = 0,0071
hitung:
NA
Jumlah mode
Jawab
1. NA = (1,412 – 1,42) ½ = 0,1676
V = (2 x π x 25.10-6) x 0,1676
820.10 -9
=32,1
2. Jumlah mode

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MN = V2/2 = 32,1/2 =515
Catatan
MN harus integer dengn pembulatan kebawah
13.2.5 Material serat optik
Serat optic - seluruh gelas
- inti gelas, selubung plastic
- seluruhnya plastik
Serat optic:
Bahan dasar : silica (SiO2), indeks bias =1,458 pada λ =850nm
Modifikasi indeks bias dicapai dengan pemberian dopant: GeO 2, P2O5 dsb.

Keunggulan serat gelas : absorpsi sangat rendah


Kelemahan : fabrikasi sukar

Atenuasi 0,3 db/km berarti perbandingan daya setiap km diberikan oleh:


0,3 = 10 log Po/Pi
Po/Pi ≈ 1,07
Setiap km, daya cahaya hanya berkurang 57%
Inti gelas,selubungplastik.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bahan selubung: - resin silicon,indeks bias=1,405 pada λ = 850nm.
- Teflon FEP,indeks bias = 1,338
Kegunaan: - link jarak agak pendek (~10 2m)
- Cahaya lebih efisien
- Sumber cahaya murah dapat digunakan
Serat Plastik
Untuk jarak pendek: sampai 100m
NA sampai 0,6
Sudut penerima sampai 70º
Diameter inti 110 – 1400 µm

Contoh 2 :
1. Inti polysterene (n1 = 1,60)
Selubung methyl methacrylate (n2=1,47)
NA = 0,60
2. Inti polymethyl methacrylate (n1=1,49) selubung copolymer NA = 0,50

Tabel 13.1 Karekteristik atenuasi dan bandwidth pada berbagai macam serat optik
Index of
Mode  Size Atten. Bandwidth
Material Refraction
microns (microns) dB/km MHz/km
Profile
Multi-mode Glass Step 800 62.5/125 5.0 6
Multi-mode Glass Step 850 62.5/125 4.0 6
Multi-mode Glass Graded 850 62.5/125 3.3 200
Multi-mode Glass Graded 850 50/125 2.7 600
Multi-mode Glass Graded 1300 62.5/125 0.9 800
Multi-mode Glass Graded 1300 50/125 0.7 1500
Multi-mode Glass Graded 850 85/125 2.8 200
Multi-mode Glass Graded 1300 85/125 0.7 400
Multi-mode Glass Graded 1550 85/125 0.4 500
Multi-mode Glass Graded 850 100/140 3.5 300
Multi-mode Glass Graded 1300 100/140 1.5 500
Multi-mode Glass Graded 1550 100/140 0.9 500
Multi-mode Plastic Step 650 485/500 240 5 @ 680
Multi-mode Plastic Step 650 735/750 230 5 @ 680
Multi-mode Plastic Step 650 980/1000 220 5 @ 680
Multi-mode PCS Step 790 200/350 10 20
Single-mode Glass Step 650 3.7/80 or 125 10 600
Single-mode Glass Step 850 5/80 or 125 2.3 1000

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Single-mode Glass Step 1300 9.3/125 0.5 *
Single-mode Glass Step 1550 8.1/125 0.2 *
* Tidak dapat diukur dengan cermat, diperkirakan tak berhingga.

13.2.6 Karakteristik Fiber


1.Rugi-rugi fiber
2.Dispersi
3.Pemilihan panjang gelombang
Rugi-rugi fiber disebabkan oleh
a) Material absorsi oleh material karena ketidak murnian
b) Light scattering karena ketidak sempurnaan material
c) Rugi-rugi belokan karena deformasi struktur dan Wave Guide
Pout
Loss = Pin
Pout
Los| = 10 log Pin (db)

Contoh 3:
Fiber dengan panjang 100m memiliki Pin = 10 µw dan P out = 9 µw . Hitung rugi-rugi dalam
db /km.
Jawab :
Pout
Pin db = 10 log 9/10 = - 0,458 db
db/km = 0,458/ 0,1 = - 4,58 db/km
rugi-rugi = 4,58 db/km

Contoh 4:
1. Ditemukan rugi-rugi absobs absorsi 3% dari daya masukan ke fiber dengan panjang daya masukan
ke fiber dengan panjang 10M . Hitung rugi-rugi dalam db/km

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jawab :

Pout 0,97Pin
Pin (db) = 10 log Pin
= - 0,132 db / 10 m
= - 13,2 db/km
rugi-rugi = 13,2 db/km

Contoh 5:
2. Sistem komunikasi serat optic memiliki panjang 10 km dan rugi-rugi 2,5 db/km. Hitung daya
keluaran jika daya masukan 400 µm

Pout
10 log Pin (db) = - 25
Pout
Pin = anti log -2,5 = 0,00316
P out = 0,00316 x 400 µm
P out = 1,264 µm
13.2.7 Dispersi
Dispersi digunakan untuk menjelaskan 2 fak pelebaran pulsa.Jika lebar pulsa input tp1 , lebar
pulsa tp2 dispersi ∆t dapat didefinisikan sebagai berikut: ∆t = √ (tp2² - tp1² ). Dispersi diukur dalam
unit waktu umumnya orde monoseconds ( 10 -9 s) atau pikoscon (10 -12 s)

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Total dispersi dari fiber tergantung kepada panjang , file yang panjang akan menyebabkan
pelebaran pulsa yang lebih panjang. Jika dalam pabrikasi disebutkan disperse kesatuan panjang
( µs/km )maka dapat dihitung disperse total
∆t = L x ( disperse / km )
dimana:
∆t = disperse fiber
L = panjang fiber
Dispersi terbagi dalam dua kategori :
1.Dispersi Intermodal
 Dispersi yang disebabkan oleh delay perbedaan antar mode
 Waktu perjalanan untuk mode nol
L Ln1
Tdo = c/nl = c ß--- delay propagasi minimum
dimana :
L = panjang fiber
n 1= indeks bias inti
c = kecepatan cahaya
c/n1= Kal cahaya dalam fiber
13.2.8 Waktu perjalanan ujntuk mode kritis
L/Cos θc L×n1
=
Tdc= c/n1 Cosθ c×c ß--- delay propagasi maksimum
dimana sin αc = cos өc = n2 / n1
maka
∆t = tdc – tdo
= [ ( L ≈ n1 )/c ) ≈ [ ( n1 - n2 ) / n2 ]

n1−n2
Untuk ∆ << 1 dimana ∆ = n1
Didapat
∆t = (L x n1 / c) x ∆
dengan menggunakan NA
∆t = [ L x (NA)²] / (2xn1xc)

13.3 SISTEM JARINGAN

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


15 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Serat optik digunakan untuk menggantikan jenis penghantar data yang lain. Oleh karena itu
serat optik dapat digunakan untuk transmisi data, dengan berbagai topologi jaringan seperti star,
ring, dan bus. Struktur dasar penggunaan serat optik dalam komunikasi end-to-end ditunjukkan
gambar berikut:

Gambar 13.9 Model pemakaian serat optik sederhana

Pada pemancar (transmitter) diperlukan pengubah isyarat listrik ke isyarat cahaya,


sedangkan pada penerima (receiver) diperlukan pengubah dari isyarat cahaya ke isyarat listrik. Pada
transmisi jarak jauh, digunakan repeater untuk menguatkan kembali sinyal / sinar yang lemah karena
rugi-rugi transmisi. Dalam repeater itupun terjadi pengubahan ke bentuk isyarat listrik untuk
dikuatkan, karena penguatan cahaya tidak dapat dilakukan.
Karena kemampuan tampung sinyal oleh serat optik sangat besar maka seringkali serat optik
digunakan untuk menggantikan beberapa kabel untuk akses dari satu tempat ke tempat lain dengan
cara multiplexing.

Gambar 13.1 Pemaksimalan bandwidth serat optik dengan multiple access

13.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN ATAS PEMAKAIAN SERAT OPTIK

Keuntungan atas pemakaian serat optik antara lain:

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


16 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwidth) yang lebar, sehingga jumlah informasi yang
dibawa akan lebih banyak.
2. Dapat mentransmisikan sinyal digital dengan kecepatan data yang sangat tinggi dari
beberapa Mbit/s sampai dengan Gbit/s.
3. Kebal terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, seperti gangguan petir, transmisi
RF, dan sentakan elektromagnetik yang disebabkan oleh ledakan benda.
4. Memiliki redaman yang sangat kecil dibandingkan dengan kabel tembaga.
5. Serat optik memiliki ukuran fisik yang relatif kecil dan ringan.
6. Serat optik terbuat dari bahan yang tidak menghantarkan listrik, sehingga resiko hubungan
pendek arus listrik yang mengakibatkan kebakaran tidak terjadi.

Kerugian atas pemakaian serat optik:


1. Serat optik tidak dapat menyalurkan energi listrik, sehingga repeater harus melakukan
pengubahan dari besaran optis ke besaran elektris baru dapat menguatkan sinyal dan
kemudian harus mengubahnya kembali ke besaran optis.
2. Karena umumnya yang dipancarkan adalah sinar infra merah dengan intensitas tertentu jika
mengenai mata dapat merusak mata.
3. Konstruksi serat optik cukup lemah / rapuh.

13.5 KESIMPULAN

1. Pada dasarnya serat optik tersusun atas tiga lapisan yaitu


i. Core (inti)
ii. Cladding (pelindung)
iii. Coat (jaket)
2. Jenis serat optik menurut mode rambatan sinarnya adalah
iv. Single mode
v. Multi mode, terbagi dalam dua macam
1. multi mode step index
2. multi mode graded index
3.Keuntungan terbesar dengan pemakaian serat optik adalah besarnya bandwidth yang tersedia
dan kecilnya atenuasi selama perambatan sinyal.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


17 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Krous,J.D.,(1988). Antenas,McGraw-Hill Book Company.

Tim Dosen Sistem Komunikasi Serat Optik.(2013).Modul Praktikum Sistem Komunikasi

Serat Optik. Bandung : Universitas Telkom.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


18 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai