Week 7
LO3: Mahasiswa mampu menerapkan teknik pengumpulan dan analisis data sederhana
dalam berbagai masalah teknik sistem industri
Fungsi Slope
Fungsi Slope (kemiringan) y= f(x) didefinisikan sebagai laju perubahan variabel
dependen, y, dibagi dengan laju perubahan variabel independen, x. Jika perubahan positif
dalam x menghasilkan perubahan positif dalam y, kemiringan positif. Sebaliknya,
perubahan positif dalam x yang menghasilkan perubahan negatif dalam y menunjukkan
kemiringan negatif. Jika y = f(x) merupakan garis lurus, perbedaan antara dua titik x1 dan
x2 mewakili perubahan dalam x, dan perbedaan antara dua titik y1 dan y2 mewakili
perubahan dalam y. Jadi, laju perubahan y sehubungan dengan x berupa (y1- y2)/( x1- x2) ,
kemiringan berupa garis lurus. Kemiringan ini konstan untuk semua titik pada garis lurus;
y/ = konstan.
Sedangkan pada fungsi nonlinear, laju perubahan y sehubungan dengan perubahan
dalam x tidak konstan tetapi perubahan dengan perubahan dalam x. Kemiringan harus
dievaluasi pada setiap titik pada kurva. Ini dapat dilakukan dengan mengasumsikan titik
arbitrer pada fungsi p, untuk mana nilai x dan y adalah xo dan f(x0) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Laju perubahan y sehubungan dengan x pada titik p sama
dengan kemiringan garis singgung fungsi pada titik tersebut. Diamati bahwa laju
perubahan y sehubungan dengan x berbeda dari pada p pada titik-titik lain pada kurva.
(1)
Perlu diperhatikan bahwa x akan semakin kecil nilainya, saat segmen garis melampui
titik p dan q dan mendekati garis tangen ke titik p. Sehingga kemiringan dari fungsi fx
pada xo pada persamaan 1 diperoleh saat x bernilai sangat-sangat kecil.
Sebagai contoh, jika dketahui suatu fungsi y= f(x) = 8x-x2 jika kita masukkan ke persamaan
di atas maka diperoleh :
Pada x:0, turunan dy/dx = 8-2x, sebagai kemiringan pada setiap titik di fungsi f(x).
Sebagai contoh pada x’ = 4; dy/dx = 0. Artinya kemiringan dari fungsi bernilai 0 saat x=4.
Karena:
Partial Differentiation
Diferensiasi parsial adalah proses menemukan tingkat perubahan setiap kali
variabel dependen adalah fungsi lebih dari satu variabel independen. Dalam proses
diferensiasi parsial, semua variabel kecuali variabel dependen, y, dan variabel independen
yang dipilih diperlakukan sebagai konstanta dan dibedakan seperti itu. Simbolisme y/x1
y/x1 = 8 x1 + 6x2 – 0
y/x1 = 0 + 6x1 – 3
Model matematika umum untuk mengevaluasi investasi dari superstruktur jembatan dan
tiang jembatan, keputusan evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
E = f(X,Y)
Dengan:
E = Pengukuraan evaluasi (total biaya investasi awal/ first cost)
X = design variabel jarak antar tiang jembatan
JIka diketahui bahwa fungsi evaluasi desain dapat diaplikasikan untuk menguji konfigurasi
alteranatif dengan variabel dependennya sebagai berikut :
L = panjang jembatan (satuan kaki)
W = berat superstruktur (pound per kaki)
S = jarakn antar tiang jembatan (kaki)
Cs = biaya pengangkatan superstruktur (dollar per pound)
Cp = biaya pemasangan dari tiang jembatan (dollar per pier)
Jika dketahui bahwa berat dari superstruktur linear terhadap jarak span antar tiang, W =
AS + B dengan parameter A dan B ditentukan. Maka Biaya Superstruktur (SC) adalah :
SC = (AS +B) (L) (Cs)
Total biaya untuk tiang jembatan (PC) :
PC = (L/S + 1) (Cp)
Maka total biaya dari jembatan dapat ditulis sebagai:
Dalam desain dan operasi yang sama, keterbatasan fisik dan ekonomi sering ada yang
bertindak untuk membatasi optimasi sistem secara global. Batasan ini timbul karena
berbagai alasan dan umumnya tidak dapat dihilangkan oleh pembuat keputusan. Oleh
karena itu, mungkin tidak ada pilihan selain menemukan solusi terbaik atau optimal yang
tunduk pada kendala. Pada bagian ini, contoh aplikasi yang telah disajikan akan ditinjau
kembali untuk mengilustrasikan dua situasi kendala fisik: desain jembatan yang dibatasi-
span dan operasi sistem persediaan yang dibatasi ruang.
Jika diasumsikan tingkat pengisian kembali lebih besar dari dari tingkat
permintaan, dan permintaan yang tidak terpenuhi tidak terselesaikan. Dari Gambar 4
jumlah periode per siklus dapat dihitung dengan formula:
N = Q/D
Adapun hubungan antara eviden adalah (lihat Gambar 4):
(n1+n2)(R-D) = (n3+n4)D
n1 + n2 = Q/ R
dan
n3+n4 = ( I’ + DT- L) / D
Sehingga diperoleh:
Total jumlah unit per periode untuk inventory di tangan (Stock on hand) selama siklus
pesan I adalah:
Total biaya per periode diperoleh dari total biaya pembelian item per periode, biaya pesan
perperiode, biaya simpan per periode, dan biaya kekurangan per periode yang dijabarkan
sebagai:
IC = CiD
PC = CpD / Q
Maka dapat ditentukan nilai Q dan L. Biaya minimum pemesanan dan tingkat pemesanan
paling minimun diperoleh dengan cara:
Tujuan dari sistem ini adalah untuk menentukan tingkat pengisian kembali, jumlah yang
harus dipesan, dan sumber pemesanan (supplier), sehingga biaya yang ditimbulkan
minimal.
Pembahasan dan analisis antrean menjadi penting karena merupakan bagian yang penting
dalam pelayanan dan operasi suatu organisasi. Hal ini berhubungan dengan besarnya biaya
waktu tunggu dan kerugian yang ditimbulkan oleh hilangnya penjualan karena antrean.
Sistem waiting line muncul karena terdapat populasi individu atau unit yang membutuhkan
layanan dari waktu ke waktu. Biasanya, populasi kedatangan berupa sekelompok barang,
yang masuk ke dalam sistem dan bergabung dalam antrian. Untuk contoh, jika populasi
terdiri dari semua pesawat udara, maka jadwal penerbangan dan kejadian acak akan
menentukan jumlah pesawat yang akan bergabung dengan pendaratan pola bandara
tertentu selama interval waktu tertentu. Jika populasi terdiri dari pelanggan telepon, maka
Layanan dapat disediakan oleh manusia saja sebagai operator, dan oleh manusia dibantu
dengan alat dan peralatan, atau dengan peralatan saja. Misalnya, mengumpulkan biaya
pada dasarnya adalah tugas kasir, yang belum tentu membutuhkan alat atau peralatan.
Memperbaiki kendaraan, di lain pihak, membutuhkan seorang mekanik yang dibantu oleh
alat dan peralatan. Menerima panggilan telepon yang dihubungi oleh pelanggan jarang
membutuhkan intervensi manusia dan biasanya mondar-mandir oleh peralatan otomatis.
Ini contoh menunjukkan bahwa fasilitas layanan dapat sangat bervariasi berkenaan dengan
orang-mesin campuran digunakan untuk menyediakan layanan yang diperlukan.
E = f(X,Y)
dengan:
E = ukuran evaluasi
X = variabel kebijakan untuk tingkat kapasitas pelayanan yang tersedia
Y = parameter sistem dari tingkat kedatangan, tingkat pelayanan, biaya waktu tunggu, dan
biaya sistem pelayanan
E = ukuran evaluasi
X = variabel kebijakan untuk tingkat kapasitas pelayanan yang tersedia
Ukuran kinerja dan parameter model antrean ditentukan dengan notasi sebagai berikut:
1. λ = rata-rata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan persatuan waktu)
2. 1/λ = rata-rata waktu antar kedatangan
3. μ = rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu
bila pelayan sibuk).
4. 1/μ = rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan
Contoh kasus:
Terdapat antrian, dengan waktu antar kedatangan berdistribusi Poisson dengan rata-rata
1/10 unit per periode, dan lama pelayanan berdistribusi ekponensial dengan rata-rata ¼
periode. Hitung probabilitas terjadinya antrian dengan rumus:
Sehingga diperoleh :
Pengaturan antrian
Pengaturan antrian yang umumnya dilakukan adalah :
1. Antrean tunggal
2. Antrean lebih dari 1
Model antrian ini diterapkan pada populasi yang ukurannya relatif kecil terhadap tingkat
kedatangan. Pada model ini, jumlah unit yang meninggalkan populasi berdampak
signifikan terhadap karakteristik populasi dan probabilitas kedatangan.
Optimalisasi dalam desain dan operasi adalah judul dan fokus bab ini. Tema ini
sengaja dipilih untuk mengedepankan konsep peran ganda untuk subjek optimisasi yang
lazim. Bagian ini membahas dasar-dasar teori optimisasi klasik, yang berasal dari kalkulus
diferensial. Optimasi klasik tanpa kendala yang melibatkan alternatif tunggal dan ganda
kemudian disajikan dan diilustrasikan dengan menggunakan beberapa aplikasi hipotetis
dalam desain dan operasi. Contoh dari optimisasi klasik terkendala juga dibahas pada bab
ini.
Semua topik yang dibahas, dimaksudkan untuk memungkinkan implementasi
dilakukan yaitu, mengintegrasikan pemodelan arus uang dan pemodelan optimasi
ekonomi. Kasus-kasus khusus ditawarkan untuk menunjukkan bagaimana dan mengapa
integrasi ini penting dalam rekayasa sistem dan analisis. Dan, yang lain ditawarkan untuk
menyoroti metode yang tepat untuk membandingkan alternatif-alternatif yang ada.
Sedangkan, pada bagian system antrian menjelaskan mekanisme kedatangan, garis tunggu,
dan mekanisme layanan, perhatian dialihkan ke dasar teoritis untuk evaluasi sistem antrian.
Model antrean saluran tunggal adalah yang paling mudah dijelaskan dan diberikan contoh
pada topik ini. Asumsi yang digunakan adalah waktu kedatangan berdistribusi Poisson
dan layanan berdistribusi eksponensial, menghasilkan metrik untuk jumlah rata-rata unit
dalam sistem, panjang rata-rata antrian, dan distribusi waktu tunggu. Untuk sistem antrian
banyak saluran, modelnya disajikan untuk menghitungn panjang rata-rata antrian, jumlah
rata-rata unit dalam sistem, waktu tunggu rata-rata, waktu tunggu rata-rata, dan
probabilitas bahwa unit yang tiba harus menunggu.
Blanchard, Benjamin S., & Fabrycky, Wolter J. (2011). Systems Engineering and Analysis
(Fifth ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education Inc.