Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

ELEKTRONIK
A
TELEKOMUNI
KASI

Rangkaian Resonansi RLC

Abstrak Sub-CPMK

Rangkaian RLC memiliki Sub-CPMK 2.1


banyak penggunaannya Mampu menjelaskan dan Rangkaian
sebagai rangkaian untuk Resonansi
Fakultas osilator. Penerima radioStudi
Program dan Tatap Muka Disusun Oleh
televisi menggunakan
Fakultas Teknik
rangkaian tersebut

rentang
untuk
Teknik Elektro
menyetel untuk memilih
frekuensi yang
02 Galang Persada Nurani Hakim,

sempit dari gelombang radio


(tuning).
Bagian Isi
Pengenalan
Rangkaian RLC adalah Rangkaian listrik yang terdiri dari resistor (R), induktor (L),
dan kapasitor (C) [1], dihubungkan secara seri atau paralel. Rangkaian RLC memiliki
banyak penggunaannya sebagai rangkaian untuk osilator [2]. Penerima radio dan
pesawat televisi menggunakan rangkaian tersebut untuk menyetel untuk memilih rentang
frekuensi yang sempit dari gelombang radio sekitar (tuning). Rangkaian RLC juga dapat
digunakan sebagai antenna [3]–[5], filter band-pass [6], filter band-stop [7], filter low-pass,
atau filter high-pass [8]. Contoh aplikasi tuning adalah aplikasi band-pass filter.

Gambar 1 Rangkaian RLC

Hal yang paling penting dari rangkaian ini adalah kemampuannya untuk
beresonansi pada frekuensi tertentu. frekuensi resonansi ( f0) diukur dalam satuan hertz.
Namun biasanya untuk kemudahan perhitungan matematis frekuensi sudut (ω0, angular
frequency) yang banyak digunakan. frekuensi sudut diukur dalam radian per detik
sehingga antara frekuensi resonansi dengan frekuensi sudut memiliki hubungan
matematis :

……………………………..Persamaan 1

Resonansi terjadi di dalam rangkaian RLC karena energi disimpan di dalam dua
komponen LC (karena R sebagai hambatan murni maka tidak ada energy tersimpan).
Pada kapasitor ketika setalah terisi oleh arus listrik maka akan timbul medan listrik, Pada
induktor ketika arus mengalir maka akan timbul medan magnet. Kedua bentuk energi

2021 Elektronika Telekomunikasi


2 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tersebut dapat ditransfer dari satu komponen ke komponen yang lainnya di dalam
rangkaian tersebut sehingga kemudian hasilnya adalah rangkaian tersebut akan
berosilasi. Komponen R pada rangkaian RLC (Resistansi) berfungsi untuk meredam
osilasi, sehingga osilasi akan hilang secara perlahan seiring waktu jika tidak ada sumber
daya listrik lagi.

Gambar 2 Osilasi pada Rangkaian LC

Frekuensi resonansi didefinisikan sebagai frekuensi di mana impedansi rangkaian


adalah minimum. Bisa di definisikan Frekuensi resonansi adalah frekuensi di mana
impedansi adalah murni nyata (yaitu berubah dari imajiner menjadi murni resistif). Hal ini
terjadi karena impedansi induktor dan impedansi kapasitor pada resonansi sama akan
tetapi berlawanan sehingga saling membatalkan. VL = VC, dan XL = XC, sehingga nilai
impedansi menjadi Z = R Dapat di tulis secara matematis

……………………………..Persamaan 2

menjadi,

……………………………..Persamaan 3

……………………………..Persamaan 4

2021 Elektronika Telekomunikasi


3 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Rangkaian LC secara paralel memiliki impedansi maksimum sehingga rangkaian
ini sering disebut sebagai anti resonansi. Namun frekuensi yang keluar dari rangkaian ini
tetap disebut frekuensi resonansi.

Damping (Pengurangan/Perlembapan/Peredaman)
Damping adalah penurunan amplitudo osilasi sebagai akibat dari energi yang
dikuras dari sistem akibat dari gaya gesek atau gaya penghambat lainnya. Damping pada
rangkaian disebabkan oleh adanya hambatan di Rangkaian. Hambatan yang kemudian
akan menentukan apakah rangkaian ini akan beresonansi secara alami atau tidak.
Frekuensi resonansi untuk rangkaian RLC sama dengan rangkaian di mana tidak ada
damping. Rangkaian yang sangat diredam (damping) akan gagal beresonansi ketika tidak
sumber daya lagi. Sebuah rangkaian dengan nilai hambatan yang menyebabkannya tepat
berada di tepi osilasi disebut titik kritis diredam (damping). Kedua dan 2 buah bentuk
lainnya adalah underdamped (osilasi terjadi) dan overdamped (osilasi tidak terjadi). Rasio
damping biasanya ditulis ζ (zeta), yang dapat bervariasi dari undamped (ζ = 0),
underdamped (ζ < 1), critically damped (ζ = 1) sampai overdamped (ζ > 1). Pelemahan
damping (simbol α) diukur dalam nepers per detik, namun factor damping tanpa unit
(simbol ζ, zeta) biasa digunakan dalam matematis, sehingga dapat ditulis hubungannya
menjadi :

……………………………..Persamaan 5

Bandwidth
Efek resonansi dapat digunakan untuk menyaring (filter), Impedansi dapat
digunakan untuk melewatkan atau memblokir sinyal yang dekat dengan frekuensi
resonansi. Sehingga band-pass atau band-stop filter dapat. Parameter utama dalam
desain filter adalah bandwidth. Bandwidth diukur di antara frekuensi cutoff, tapi bandwidth
sering didefinisikan sebagai frekuensi di mana daya yang melewati rangkaian memiliki
setengah daya dari daya utama pada frekuensi resonansi, baik di atas maupun di bawah
frekuensi resonansi.

2021 Elektronika Telekomunikasi


4 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 3 definisi Bandwidth

Sehingga secara matematis definisi bandwidth adalah :

……………………………..Persamaan 6
dimana Δω adalah bandwidth yang didapatkan, sedangkan ω1 frekuensi dengan ½ daya
di bawah dan ω2 frekuensi dengan ½ daya di atas. Bandwidth terkait atentuasi dapat di
tulis

……………………………..Persamaan 7

Bandwidth fraksional juga sering dinyatakan sebagai persentase. Damping pada


rangkaian filter disesuaikan untuk menghasilkan bandwidth yang diperlukan. Filter pita
sempit, membutuhkan damping rendah. Filter pita lebar membutuhkan damping tinggi.

……………………………..Persamaan 8

Faktor Q
Pada Faktor Q adalah ukuran yang digunakan untuk mengkarakterisasi resonator.
Faktor Q didefinisikan sebagai energi puncak dengan satuan radian yang dapat disimpan
di dalam rangkaian yang dibagi dengan energi rata-rata yang dikeluarkan oleh rangkaian
tersebut. Rangkaian dengan nilai Q rendah memiliki karakteristik damped dan memiliki
kerugian yang besar (lossy) atau antara daya yang disimpan dengan daya yang
dikeluarkan, lebih besar daya yang dikeluarkan. Sedangkan rangkaian dengan nilai factor
Q tinggi memiliki karakteristik underdamped. Factor Q terkait dengan bandwidth, dimana
rangkaian dengan factor Q rendah adalah rangkaian dengan karakteristik bandwidth

2021 Elektronika Telekomunikasi


5 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
lebar, dan rangkaian dengan factor Q adalah rangkaian dengan karakteristik bandwidth
sempit. Sehingga factor Q adalah kebalikan dari bandwidth fraksional.

……………………………..Persamaan 9

…………………………..Persamaan 10

Impedansi
Impedansi pada rangkaian listrik terjadi ketika sebuah tegangan yang di
aplikasikan kepada sebuah komponen pada rangkaian listrik akan menghasilkan
tahanan/hambatan pada arus yang mengalir. Impedansi biasanya terjadi di dalam
rangkaian yang dihubungkan dengan sumber arus AC. Impedansi tersebut pada inductor
dihasilkan oleh efek tegangan induksi yang diakibatkan oleh medan magnet (induktansi),
Pada kapasitor impedansi terjadi karena penyimpanan muatan elektrostatik yang
disebabkan oleh beda tegangan antar 2 pelat konduktor. Impedansi yang disebabkan oleh
dua efek ini secara kolektif disebut sebagai reaktansi dan membentuk bagian imajiner dari
impedansi kompleks sedangkan resistensi membentuk bagian nyata [9]. Impedansi
adalah sebuah parameter yang selalu ada pada perangkat-perangkat elektronik seperti
motor DC/AC [10], speaker, peralatan telekomunikasi, dan lain-lain.

Reaktansi Resistor
Jika sebuah resistor dialiri arus bolak-balik ternyata arus dan tegangannya tetap
sefase (ϕ = 0 ). Nilai hambatannya tetap dan sering disebut reaktansi resistif. Sifat ini
sama saja saat resistor dialiri arus searah (arus DC).sehingga dapat dituliskan :

XR = R……………………………..Persamaan 11
Reaktansi Induktor
Sebuah induktor dialiri arus bolak-balik tenyata memiliki sifat yang berbeda
dengan resistor. Arus bolakbalik yang melewati induktor akan ketinggalan fase π (90 O)
terhadap tegangannya. Atau sering dikatakan tegangannya mendahului arus 90O (ϕ= +
90O). Jika induktor dihubungkan arus searah memiliki hambatan yang hampir nol, ternyata
saat dialiri arus AC akan timbul hambatan yang dinamakan reaktansi induktif. Besarnya
memenuhi persamaan berikut.

XL = ω L……………………………..Persamaan 12

2021 Elektronika Telekomunikasi


6 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dimana :
XL = reaktasi induktif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
L = induktasi induktor (H)

Reaktansi Capacitor
kapasitor yang dialiri arus bolak-balik tenyata juga memiliki sifat yang berbeda
dengan resistor dan induktor. Arus bolak-balik yang melewati induktor akan mendahului
fase π (90O) terhadap tegangannya. Atau sering dikatakan tegangannya ketinggalan arus
90O (ϕ = - 90O). Jika kapasitor dihubungkan arus searah memiliki hambatan tak hingga,
ternyata saat dialiri arus AC akan timbul hambatan yang dinamakan reaktansi kapasitif.
Besarnya memenuhi persamaan berikut.

……………………………..Persamaan 13

Dimana :
XC = reaktasi kapasitif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
C = kapasitas kapasitor (F)

Jika pada sebuah rangkaian di aliri arus bolak-balik maka arus dan tegangan tiap-
tiap komponennya dapat dituliskan sebagai berikut :

I = Im sin ωt ……………………………..Persamaan 14
VR = VRm sin ωt ……………………………..Persamaan 15
VL = VLm sin(ωt + 90o ) ……………………………..Persamaan 16
VC = VCm sin(ωt - 90o ) ……………………………..Persamaan 17

Untuk menentukan hubungan tiap-tiap besaran ini dapat digunakan analisa vektor
dengan fase sebagai arahnya. Analisa ini dinamakan phasor (Phase Vector, Indonesia: FASOR =
Fase Vektor). Dengan analisa fasor ini dapat digambarkan hubungan arus dan tegangan pada
masing-masing komp1onen.

2021 Elektronika Telekomunikasi


7 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1
Gambar 4 (a) Fasor tegangan dan arus (b) Fasor hambatan dan arus.

Dari diagram fasor itu dapat berlaku hubungan matematis seperti berikut :

V2 = VR 2 + (VL - VC)2……………………………..Persamaan 18
Analisa sudutnya menjadi

……………………………..Persamaan 19

oleh karena itu impedansi total untuk rangkaian RLC seri menjadi

……………………………..Persamaan 20

Untuk impedansi total untuk rangkaian RLC paralel menjadi

……………………………..Persamaan 21

2021 Elektronika Telekomunikasi


8 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pertanyaan
1. Sebuah rangkaian RLC dirangkai seri. Resistor 80 Ω, induktor 1,1 H dan kapasitor 0,2 mF.
Pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik bolak balik dengan frekuensi 100 rad/s. Jika
diketahui Vbc = 200 volt,

maka tentukan:
a. impedansi rangkaian,
b. arus efektif yang mengalir pada rangkaian,
c. beda fasa antara tegangan V dengan arus yang melewati rangkaian,
d. daya yang diserap rangkaian

Jawab :
R = 80 Ω

2021 Elektronika Telekomunikasi


9 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ω = 100 rad/s
L = 1,1 H
C = 0,2 mF = 2. 10-4 F
Reaktansi induktif : XL = ωL = 100 . 1,1 = 110 Ω

Reaktansi kapasitif : XC = = = 50 Ω

a. impedansi rangkaian = = 100

b. arus efektif yang mengalir pada rangkaian = 2A

c. beda fasa antara tegangan V dengan arus yang melewati rangkaian,

= = ,

d. daya yang diserap rangkaian, P = Vef . I . cos = 200.2.cos ( ) = 320 watt

2. Hitung nilai Impedansi total dalam bilangan kompleks pada bentuk polar dan arus
total pada rangkaian di bawah ini

Jawab :
Untuk menghitung impedansi total pada rangkaian tersebut, kita perlu mencari
reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif:

XL = 2 f L = (2)(3,14)(60)(650 x 10-3 ) = 244,92 Ω

XC = = = 1769,28 Ω

2021 Elektronika Telekomunikasi


10 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Setelah mendapatkan reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif, kemudian dicari
impedansi masing-masing komponen:
ZR = (250 + j0) Ω = 250 Ω
ZL = (0 + j244,92) Ω
ZC = (0 - j1769,28) Ω
Kemudian, kita dapat mencari impedansi total dengan cara menjumlahkan semua
impedansi di atas:
Ztotal = ((250) + (0 + j244,92) + (0 – j1769,28)) Ω
Ztotal = ((250 + 0 + 0) + j(244,92 – 1769,28)) Ω
Ztotal = (250 – j1524,36) Ω

Apabila ditransformasi ke bentuk polar, impedansi totalnya menjadi:

= = 1544,72

θ = 360 - = 360 - = 360 – 1.4 = 358,59°

Ztotal = 1544,72 Ω < 358,590o

Jika diketahui impedansi totalnya, kita juga dapat mencari arus total pada
rangkaian tersebut:

Itotal = = 0.078 A < −358,59°

Daftar Pustaka

[1] J. Smith, Modern Communication Circuits, 2nd Editio. Mcgraw Hill, 1998.
[2] Hayt, William H., Kemmerly, Jack E., and Durbin, Steven M., Engineering Circuit
Analysis, 8th Editio. Mcgraw Hill, 1998.
[3] B. Zhang, J. Zhang, C. Liu, Z. P. Wu, and D. He, “Equivalent resonant circuit
modeling of a graphene-based bowtie antenna,” Electronics (Switzerland), vol. 7,

2021 Elektronika Telekomunikasi


11 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
no. 11, 2018, doi: 10.3390/electronics7110285.
[4] P. Thanki and F. Raval, “I-shaped frequency and pattern reconfigurable antenna for
WiMAX and WLAN applications,” Progress in Electromagnetics Research Letters,
vol. 97, pp. 149–156, 2021, doi: 10.2528/PIERL21021903.
[5] A. D. Yaghjian, “Overcoming the Chu lower bound on antenna Q with highly
dispersive lossy material,” IET Microwaves, Antennas and Propagation, vol. 12, no.
4, pp. 459–466, 2018, doi: 10.1049/iet-map.2017.0648.
[6] P. Prommee, P. Thongdit, and K. Angkeaw, “Log-domain high-order low-pass and
band-pass filters,” AEU - International Journal of Electronics and Communications,
vol. 79, pp. 234–242, 2017, doi: 10.1016/j.aeue.2017.06.014.
[7] X. Li, L. Yang, C. Hu, X. Luo, and M. Hong, “Tunable bandwidth of band-stop filter
by metamaterial cell coupling in optical frequency,” Optics Express, vol. 19, no. 6,
p. 5283, 2011, doi: 10.1364/oe.19.005283.
[8] N. Wongprommoon, P. Pienpichayapong, and P. Prommee, “Tunable Elliptic High-
pass Filter based on Differentiator Approach,” in 2020 59th Annual Conference of
the Society of Instrument and Control Engineers of Japan, SICE 2020, 2020, pp.
382–385, doi: 10.23919/sice48898.2020.9240232.
[9] T. H. Hughes, “Why RLC Realizations of Certain Impedances Need Many More
Energy Storage Elements Than Expected,” IEEE Transactions on Automatic
Control, vol. 62, no. 9, pp. 4333–4346, 2017, doi: 10.1109/TAC.2017.2667585.
[10] F. Asadi, “Comparison Of Different DC Motor Modeling Techniques,” Journal of
Electronic Research and Application, vol. 2, no. 2, 2018, doi:
10.26689/jera.v2i2.333.

2021 Elektronika Telekomunikasi


12 Galang Persada Nurani Hakim, S.T., M.T.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai