PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa suatu perubahan
bagi dunia konstruksi, khususnya di Indonesia. Kita telah mengenal adanya konstruksi
kayu, konstruksibeton, konstruksi baja dan beberapa waktu belakangan ini, Muncul
konstruksi baja ringan.Dalam perencanaan suatu bangunan, harus dipikirkan secara baik
konstruksi yang akan digunakan karena masing-masing konstruksi mempunyai
karakteristik yang berbeda. Saat ini penggunaan konstruksi kayu khususnya sebagai
struktur rangka kuda-kuda dan rangka atap sudah mulai digantikan dengan konstruksibaja
ringan.
Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis,
namun memiliki fungsi setara baja konvensional. Baja ringan termasuk jenis baja yang
dibentuk setelah dingin (cold form steel). Kehadiran baja ringan merupakan sebuah
inovasi baru yang memberikan solusi untuk pembuatan rangka kuda-kuda dan rangka
atap pada bangunan. Rangka baja ringan terdiri dari lempengan-lempengan panjang
(profil) yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam
struktur rangka kuda-kuda dan rangka atap.
Pemakaian konstruksi baja ringan sebagai struktur rangka kuda-kuda dan rangka
atap masih relatif baru dibandingkan dengan konstruksi kayu. Oleh karena itu, masih
perlu pembahasan lebih lanjut mengenai pemakaian konstruksi baja ringan tersebut baik
dari segi perhitungan kekuatan struktur, segi biaya, waktu pemasangan konstruksi serta
kelebihan dan kekurangannya.
1. 2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan baja ringan ?
2. Bagaimana syarat mutu baja ringan ?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan baja ringan ?
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan baja ringan .
2. Untuk mengetahui syarat mutu baja ringan.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan baja ringan.
1. 4 Manfaat
A. Dapat memberikan informasi mengenai baja ringan, syarat mutu, serta kelebihan dan
kekurangannya.
B. Dapat menjadi sumber referensi untuk pembangunan rangka atap terutama rangka
kuda kuda.
1.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Profil baja ringan (cold form steel) adalah jenis profil baja yang memiliki dimensi
ketebalan relatif tipis dengan rasio dimensi lebar setiap elemen profil terhadap tebalnya
sangat besar. Karena dimensi ketebalan profil relatif tipis, maka pembentukan profil dapat
dilaksanakan menggunakan proses pembentukan dingin (cold forming processes). Di
dalam proses ini, profil dibentuk dari pelat atau lembaran baja menjadi bentuk yang
diinginkan melalui mesin rol atau mesin tekuk pelat (rolling press atau bending brake
machines) pada suhu ruangan. Ketebalan pelat baja yang umumnya digunakan sebagai
bahan dasar pembentukan profil biasanya berkisar antara 0.3 mm hingga 6 mm (WW-Yu).
Profil baja ringan sangat berbeda dibanding profil baja konvensional yang
dibentuk melalui proses pengerjaan panas (hot formed steel sections). Jenis profil pertama
dipengaruhi oleh tegangan sisa tekan yang diakibatkan oleh strain hardening dalam
proses pengerjaan dingin sedangkan pada jenis profil kedua, tegangan sisa yang timbul
diakibatkan oleh proses pendinginan. Karena rasio dimensi lebar terhadap tebal dinding
profil di setiap bagian elemennya sangat besar, maka akibat beban tekan sering kali profil
pertama-tama mengalami local buckling sebelum mencapai kekuatan maksimumnya
dalam mendukung beban kerja. Bentuk mekanisme kerusakan profil sangat bervariasi
tergantung dari jenis pembebanan yang dapat didukung profil sampai mencapai kekuatan
maksimumnya.
Baja ringan (cold formed steel) sebagai elemen struktur telah mulai diminati
dewasa ini. Hasil riset yang cukup intensif terhadap perilaku baja ringan yang telah
dituangkan di dalam design code di berbagai negara seperti Australia Standard (AS/NZS),
American Iron and Steel Institute (AISI), British Standard (BS code) dan Eurocode telah
meningkatkan kredibilitas baja ringan sebagai elemen struktur yang sama dengan baja
biasa (hot-rolled steel) dan beton bertulang.
Bentuk profil baja ringan terdiri dari empat jeni profil yaitu
A. Profil C pada ujungnya dengan atau tanpa lipatan, untuk rangka atap, dinding,
dan lantai.
B. Profil U, untuk rangka dinding
C. Profil Z, untuk rangka atap
D. Profil topi (hat) harus dengan lipatan, untuk rangka atap
2
Gb. 1 – Macam-macam skematis bentuk profil
Keterangan :
(a.1) Profil C dengan lipatan
(a.2) Profil C tanpa lipatan
(b) Profil U
(c) Profil Z
(d) Profil Topi (hat )
2. 3 Bahan Baku Baja Ringan
Bahan baku profil baja ringan yang digunakan dalam standar ini adalah
sebagai berikut:
a. Baja lembaran lapis seng (Bj.LS)
b. Baja lembaran lapis aluminium-seng (Bj. LAS)
c. Baja lembaran lapis aluminium-seng-magnesium (Zinc-Aluminium-Magnesium
Alloy)
Profil rangka baja ringan harus lurus dengan bentuk penampang yang seragam
sepanjang batang, serta ujung –ujungnya harus bersudut tegak lurus terhadap sumbu
profil. Permukaan profil tidak boleh mangandung cacat-cacat akibat proses atau
pembentukan lekukan yang dapat merusak lapisan sehingga akan mengurangi fungsi
dalam penggunaan atau pemakaiannya
3
Keterangan :
1. Sifat mekanis Bj. LS D570 mengacu pada SNI 07-2053-2006
2. Tanda (-) artinya regangan tidak dipersyaratkan
3. Searah pencanaian sama dengan searah rolling
Berat lapisan minimum profil rangka baja ringan adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku Bj.LS, berat lapisan seng minimum sesuai Z18 pada SNI 07-2053-2006
(untuk tebal nominal 0,4 mm s/d 0,5 mm) dan sesuai Z22 pada SNI 07-2053-2006
(untuk tebal nominal 0,6 mm s/d 1,1 mm)
b. Bahan baku Bj. LAS, berat lapisan paduan seng-aluminium minimum sesuai AS 100
pada SNI 4096:2007
c. Bahan baku paduan zinc-aluminium-magnesium (Bj. LASM ), berat lapisan paduan
minimum sesuai K12 (120 g/m2) pada JIS G3323:2012.
4
2.4.4 Bentuk dan ukuran penampang profil
A. Bentuk, ukuran penampang profil rangka baja ringan bentuk C
Bentuk, ukuran penampang profil rangka baja ringan bentuk topi (hat)
seperti ditunjukkan pada Lampiran D Gambar D.1 SNI 8399:2017. Ukuran
penampang, tebal dan berat minimum profil rangka baja ringan bentuk topi
(hat) adalah seperti pada Lampiran D Tabel D.1 SNI 8399:2017.
B = (t × L × γ + w × L )× 10-6
Keterangan :
B :Berat (kg/m’)
5
2.4.5 Toleransi
Toleransi ukuran penampang melintang dan panjang dari profil rangka baja
ringan ditunjukkan pada Tabel 4 dan Tabel 5.
catatan : Keterangan notasi sisi profil lihat Lampiran A Gambar A.1 untuk tipe profil
C Lampiran B Gambar B.1 untuk tipe profil U, Lampiran C.1 untuk tipe profil Z, dan
Lampiran D Gambar D.1 untuk tipe profil topi.
Tabel 4 – Toleransi panjang dan ukuran penampang dari profil rangka baja
ringan bentuk C, Z, dan U
Tipe Nilai toleransi (mm)
Sisi profil Keterangan
profil Profil C Profil Z Profil U
A (Tinggi ) +1,00 +1,00 +1,00
- 1,00 - 1,00 - 1,00
B (Lebar sayap +1,00 +1,00 +1,00
besar ) - 1,00 - 1,00 - 1,00
C (Lebar sayap +1,00 +1,00 +1,00
kecil ) - 1,00 - 1,00 - 1,00
D (Bibir) +3,00 +1,50 - Lips
-1,00 -1,00 -
C, U, Z E (Bibir) +1,50 +1,50 - Lips
-1,00 -1,00 -
Sudut ± 1° ± 1° ± 1°
penampang
Panjang profil +10,00 +10,00 +10,00 Toleransi hanya
-5,00 -5,00 -5,00 berlaku untuk
panjang yang
ditetapkan
pabrikan
6
Tabel 5– Toleransi panjang dan ukuran penampang dari profil rangka baja
ringan bentuk topi (hat)
Tipe
Sisi profil Nilai toleransi (mm) Keterangan
profil
A (Tinggi ) +1,00
- 1,00
B (Lebar sayap atas ) +1,00
- 1,00
C (Lebar sayap bawah ) +1,00
- 1,00
D (Lebar sayap bawah) +0.50
Top hat -0,50
(Topi ) E (Bibir topi) +0.50 Lips
-0,50
F (Bibir topi) +0.50 Lips
-0,50
Sudut Penampang ± 1°
Panjang profil +10,00 Toleransi hanya berlaku
-5,00 untuk panjang yang
ditetapkan pabrikan
B. Toleransi tebal
Toleransi tebal profil baja ringan ditetapkan berdasarkan tebal nominal yang
tercantum pada bahan baku sesuai SNI 07-2053-2006 (Bj. LS) SNI 4096:2007 (Bj.
LAS ) dan JIS G 3323:2012. Besaran nilai toleransi Bj. LS, Bj. LAS dan lapis paduan
zinc-aluminium-magnesium dapat dilihat pada Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8.
No Toleransi (mm)
Tebal nominal (mm)
. L ≤ 630 630 < L ≤ 1000 1000 <L ≤ 1250
1. 0,40 ± 0,040 ± 0,040 ± 0,040
2. 0,42 ±0,040 ±0,040 ±0,040
3. 0,45 ±0,040 ±0,040 ±0,040
4. 0,50 ±0,050 ±0,050 ±0,050
5. 0,55 ±0,050 ±0,050 ±0,050
6. 0,60 ±0,050 ±0,050 ±0,050
7. 0,65 ±0,050 ±0,050 ±0,050
8. 0,70 ±0,060 ±0,060 ±0,060
9. 0,75 ±0,060 ±0,060 ±0,060
10. 0,80 ±0,060 ±0,060 ±0,060
11. 0,85 ±0,060 ±0,060 ±0,060
12. 0,90 ±0,070 ±0,070 ±0,080
13. 0,95 ±0,070 ±0,070 ±0,080
14. 1,00 ±0,070 ±0,070 ±0,080
15. 1,10 ±0,070 ±0,070 ±0,080
Keterangan :
L adalah lebar logam dasar induk
Profil rangka baja ringan tidak boleh terjadi lengkung atas (bow)seperti
pada Gambar 2 (profil C, U, Z) dan Gambar 3 (profil Top Hat) melebihi batas
toleransi seperti dalam Tabel 9 dan Tabel 10.
2. Puntiran (twist)
8
Profil rangka baja ringan tidak boleh terjadi Puntiran (twist) seperti pada
Gambar 2 (profil C, U, Z) dan Gambar 3 (profil Top Hat) melebihi batas toleransi
seperti dalam Tabel 9 dan Tabel 10.
Profil rangka baja ringan tidak boleh terjadi Lengkung samping (camber)
seperti pada Gambar 2 (profil C, U, Z) dan Gambar 3 (profil Top Hat) melebihi
batas toleransi seperti dalam Tabel 9 dan Tabel 10.
(c)
Gb. 2- Deskripsi bow (a), twist (b) dan camber (c) pada profil rangka
baja ringan bentuk C,U,Z
9
X-X) 1.000 mm panjang per 1.000 mm 1.000 mm panjang
panjang
Maks 6 mm untuk Maks 6 mm Maks 6 mm untuk
panjang ≥ 6.000 untuk panjang panjang ≥ 6.000
≥ 6.000
Camber (δ) Untuk panjang Untuk panjang Untuk panjang
3.000 mm atau 3.000 mm atau 3.000 mm atau
lebih, harus rata lebih, harus lebih, harus rata
saat diletakkan rata saat saat diletakkan
diletakkan
(c)
Gb. 3- Deskripsi bow (a), twist (b) dan camber (c) pada profil rangka baja
ringan bentuk topi (hat)
2. 6 Cara uji
A. Uji sifat tampak
Pengujian sifat tampak dilakukan secara visual tanpa menggunakan alat bantu.
Benda uji diletakkan pada bidang datar dengan posisi sesuai dengan gambar 2 dan
gambar 3 kemudian diukur penyimpangan twist (notasi h).
11
F. Uji bow
2 (dua ) benda uji diletakkan pada bidang datar dengan datar dengan posisi sesuai
dengan gambar 2 dan gambar 3 kemudian diukur penyimpangan bow (notasi bw).
G. Uji camber
Benda uji diletakkan pada bidang datar dengan posisi sesuai dengan gambar 2 dan
gambar 3 kemudian diukur penyimpangan camber (notasi δ)
Setiap batang produk profil rangka baja ringan yang telah lulus uji harus diberi
tanda yang tidak mudah hilang dengan mencantumkan minimal:
1. Merek
2. Jenis dan ukuran nominal profil
3. Tebal nominal (BMT) dan panjang
4. Spesifikasi bahan (kelas baja dan jenis lapisan )
5. Penamaan semua jenis profil dicantumkan spesifikasi tinggi (A)
(contoh : Penamaan profil top hat TH30 A31, artinya tipe profil TH30 dengan
tinggi nominal profil (A)=31 mm)
12
6. Baja ringan di rancang sangat stabil untuk penyusuaian terhadap segala jenis atap
B. Kelemahan
1. Ketebalan material yang terbatas menyebabkan material tidak dapat digunakan
untuk struktur yang memikul momen dan gaya tekan yang sangat besar
dikarenakan kemungkinan bahaya tekuk yang tinggi.
2. Tidak semua jenis sambungan dapat digunakan untuk material yang sangat tipis.
3. Peraturan yang belum terlalu populer untuk beberapa negara penggunaan material
cold formed steel masih merupakan hal yang baru.
4. Standar ukuran profil dari tiap produsen tidak selalu sama.
5. Jenis profil tunggal yang terbatas sehingga untuk mendapatkan kekuatan yang
diharapkan banyak dilakukan profil gabungan.
6. Harga lebih mahal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
13
Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis,
namun memiliki fungsi setara baja konvensional. Baja ringan termasuk jenis baja
yang dibentuk setelah dingin (cold form steel). Kehadiran baja ringan merupakan
sebuah inovasi baru yang memberikan solusi untuk pembuatan rangka kuda-kuda dan
rangka atap pada bangunan. Rangka baja ringan terdiri dari lempengan-lempengan
panjang (profil) yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing
dalam struktur rangka kuda-kuda dan rangka atap.
3.2. Saran
14