Anda di halaman 1dari 13

BAB VII KESETIMBANGAN

Sasaran Belajar
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat :
a. Memahami konsep, syarat-syarat, serta macam-macam kesetimbangan.
b. Mampu menjelaskan konsep, syarat-syarat, dan jenis-jenis kesetimbangan.
c. Mampu menjelaskan pengertian momen gaya, titik berat, torsi, momen punter,
dan benda-benda yang berotasi
d. Mengetahui memahami penerapan momen dan torsi di bidang keteknikan
e. Dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

7.1 Momen Gaya


Momen gaya adalah suatu besaran yang menyebabkan putaran suatu benda,
sedangkan besar momen merupakan hasil kali antara gaya yang bekerja dengan
lengan gaya tersebut.
=F.l
berdasarkan arah putarannya momen gaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. momen gaya positif (arah putaran searah jarum jam)

Gambar 6.1 Momen gaya


l
F positif

b. momen gaya negatif (arah putaran berlawanan jarum jam)

Gambar 6.2 Momen gaya


l
F negatif

Salah satu syarat kesetimbangan benda adalah bahwa momen gaya yang bekerja
pada benda itu sendiri adalah nol

88
Bab VII Kesetimbangan 89

Contoh soal
1. Dari gambar dibawah ini bila F1 = 10 N dan F2 = 20 N, tentukan F3 agar
konstruksi ini setimbang, hitung pula besar FA.

F1 F2 F3

2m 2m 2m

Jawab FA
A  0
F  0
 F1.4  F2 .2  F3 .2  0
F1  F2  F3  FA  0
 10.4  20.2  F3 .2  0
10  20  40  FA  0
80
F3   40 N FA  70 N
2

2. Dari gambar dibawah bila F1 = 10 N dan F2 = 20 N, tentukan FA dan FB bila


sistem setimbang.

P1 P2

2m 2m 4m

FA FB

Jawab
F  0 F  0
P1.2  P2 .4  FB .8  0
Z  P2 .4  P1.6  FA .8  0
Z2 3
100 140
FB    12,5 N FA   17,5 N
Z4 8 4
Z1 Z0
7.2 Titik Berat dan Kesetimbangan Benda
W3
W2

W1
W4
W
Bab VII Kesetimbangan 90

Gambar 6.3 Vektor-vektor gaya


berat

Titik berat suatu benda merupakan titik tangkap dari vektor-vektor gaya berat
suatu benda. Dari gambar 6.3 diatas W1, W2, W3, …, Wn , adalah berat-berat dari
molekul-molekul suatu benda. Resultan dari gaya berat molekul-molekul tersebut
adalah berat benda (W). Sedang titik tangkap dari berat benda tersebut dinamakan
titik berat benda (Z0).
Kesetimbangan adalah jika suatu benda dalam keadaan setimbang maka jumlah
gaya yang titik tangkapnya sama adalah nol. Jadi syarat-syarat untuk
kesetimbangan benda adalah :

Fx = 0 jumlah gaya-gaya dalam arah sumbu X adalah 0


Fy = 0 jumlah gaya-gaya dalam arah sumbu Y adalah 0
T = 0 jumlah torsi (momen gaya) terhadap titik yang kita tinjau adalah 0

Usahakan sedapat mungkin hitung T = 0 terhadap titik dimana bekerja gaya


yang besarnya tidak diketahui atau yang tidak ditanyakan.
Macam-macam kesetimbangan benda adalah :
a. Kesetimbangan stabil
b. Kesetimbangan labil
c. Kestimbangan indifferent (netral)

Stabil Labil Netral


Bab VII Kesetimbangan 91

Pada benda-benda dalam kehidupan sehari-hari, contoh Kesetimbangan stabil adalah


meja, ursi, bangunan, dll, kesetimbangan labil contohnya kerucut yang dasarnya
setengah bola, gasing, kursi ayun, dll, dan kestimbangan indifferent (netral) adalah
seperti : kelereng, bola, boling, roda mobil, dll.

Contoh soal :
1. Sebuah batang homogen panjangnya 9 m dan beratnya 6 N ditahan oleh
penyangga yang jaraknya 3 m dari ujung kiri, jika beban dengan berat 10 N
digantungkan pada ujung kiri. Tentukan besar gaya tarik kebawah pada ujung
kanan.
Jawab

3m 6m

4,5 m
W=N
10 m R F

Karena batang homogen tidak dapat terletak ditengah-tengah batang


Fx = 0 (sudah nol karena tidak ada gaya dalam arah sumbu X)
Fy = 0
R – 10 N – W – F = 0
R – 10 N – 8 N – F = 0
R – 18 N – F = 0 ……………………… (1)
T = 0 jumlah torsi terhadap titik A adalah nol
Bab VII Kesetimbangan 92

T = – (10N) (3 m) + R(0) + (8 N) (1,5) + F (6 m) = 0


F . 6 = 18 N
F=3N
Sehingga kita dapat menentukan nilai R dari persamaan (1)
R – 18 N – 3 N = 0
R = 21 N

2. Tentukan pusat titik berat benda berikut

4 F E

3 Z1
H G
2 Z2

1 A B
C D

1 2 3 4 5 6 7

Titik berat bidang ABCDEFGH adalah sebagai berikut :


Luas Bidang I : L1 = 4 . 1 = 4
Luas bidang II : L2 = 4 . 2 = 8
Luas bidang L = L1 + L2 = 4 + 8 = 12
Titik berat bidang I (Z1) atau (x1;y1) adalah (2 ; 1,5)
Titik berat bidang II (Z2) atau (x2;y2) adalah (5 ; 2)
x1.L1  x 2 .L 2 y1.L1  y 2 .L 2
x y
L L
2 .4  5 .8 1,5 . 4  2 . 8
x 4 y  1,83
12 12

Sehingga titik berat Z adalah (4 ; 1,83)

7.3 Aplikasi Momen dan Torsi


Bab VII Kesetimbangan 93

Pembangkit tenaga mekanik menggunakan transmisi yaitu puli yang diputarkan oleh
sabuk, selanjutnya puli tersebut memutarkan poros untuk memutar sistem lain.
Sebuah puli berputar dengan pertolongan sabuk maka pada sabuk terdapat tegangan
sabuk dan terjadi momen yang saling berlawanan. Torsi dapat diperoleh dari selisih
kedua momen tersebut.

T2

T1

T = R . T1 – R . T2 = R (T1 – T2)
T1
Perbandingan antara T1 dan T2 dapat ditentukan dengan rumus :  e
T2
Dimana e = 2,7183
 = koefisien gesek antara puli dan sabuk
 = sudut kontak sabuk pada puli (rad)

T
jika pada puli terdapat sudut alur maka rumusannya menjadi : 1  e sin 
T2

dimana  = sudut alur puli (rad)

contoh soal.
Puli rata diameter 20 cm berputar 1200 rpm, sudut kontak sabuk 171,5o dengan
tegangan sabuk 1200 N. faktor gesekan 0,4. Tentukan besarnya torsi.

jawab
R = 10 cm = 0,1 m
T1 = 1200
 = 0,4
 = 171,5o = 2,993 rad
Bab VII Kesetimbangan 94

T1
 e  e0, 4 . 2,993  3,31
T2
1200
 3,31
T2

T2 = 362,5
T = R . (T1 – T2) = 0,1 . (1200 – 362,5) = 83,75 Nm.

7.4 Momen Puntir


Suatu bahan yang dijepit dan mendapat gaya F yang memuntir maka akan
timbul momen puntir Mp. Besarnya Mp = F . R , jika R adalah jari-jari batang.

Mp = F . R

Contoh soal.
Gaya F = 1200 ukuran balok AB bulat dengan d = 42 mm. Tentukan momen puntir
bahan balok AB.
Jawab

A B

F
F = 1200 N
R = ½ d = 21 mm = 21 . 10-3 m
Mp = F . R = 1200 . 21 . 10-3 = 25,2 Nm
Bab VII Kesetimbangan 95

7.5 Rotasi Benda Tegar


Torsi (momen gaya) yang disebabkan oleh adanya gaya disekitar poros momen
enersia (I) suatu benda adalah ke-enggan-an benda itu untuk diputar. Suatu benda
mempunyai massa m terletak pada jarak r maka momen enersia benda terhadap
poros adalah :
I = m . r2 atau I = m . k2
Dimana : r = radius girasi
k = jarak antara poros putaran ke titik
m = massa total
Hubungan torsi () dan percepatan sudut yaitu :
=I.
dengan  adalah percepatan sudut (rad/det2)
Energi kinetik rotasi (Ekr) benda dengan momen enersia terhadap suatu poros
adalah I yang berputar melalui poros dengan kecepatan sudut  (dalam rad/det)
Ekr = ½ . I . 2 Joule
Energi kinetik benda = jumlah energi kinetik rotasi + energi kinertik translasi
Ektotal = ½ . I . 2 + ½ . m . v2
Usaha (W) yang dilakukan torsi  yang tetap dalam memutar benda sebanyak
W =  .  Joule ( dalam radial)
Daya (P) yang dilakukan benda adalah P=.
Momentum sudut = I . 
Impuls sudut =  . t
Impuls sudut menyebabkan preubahan momentum sudut :
 . t = I . t – I . o
Jika suatu gaya F bergerak dengan percepatan mengelilingi titik A maka besar
F = m . a jika m adalah massa benda. Karena gerak F melingkar sehingga
harga a =  . R sehingga F = m .  . R momen puntir yang terjadi adalah :
Mp = F . R = m .  . R . R = m .  . R2
Mp =  . m . R2
m.R2 merupakan harga momen/momen kelembaman, jarak massa benda terhadap
titik konsentrasi perputaran benda tersebut disebut jari-jari girosi.
Bab VII Kesetimbangan 96

Benda yang berputar akan mempunyai energi kinetik. Untuk benda yang
bergerak linier mempunyai EK = ½ m . v2 sedang untuk gerak melingkar harga v =
W . R sehingga EK = ½ m . W2 . R2 dan momen enersia I = m . R2 sehingga :
EK = ½ I . W2
Suatu roda atau bola yang menggelinding mempunyai energi kinetik linier dan
putaran, maka energi kinetiknya menjadi :
EK = ½ m.v + ½ I.W2

½ I.W2

½ m.v2

Sedang I lempengan = ½ m.R2 dan W = v/R Oleh karena itu


EK = ½ m.v2 + ½ . ½ m.R2 . v2/R2
EK = ¾ m.v2
Pengaruh massa dan radius pada kecepatan sebuah lempeng dan ring yang
mempunyai massa yang sama dan menggelinding pada bidang miring dengan sudut
, harga kecepatan dapat ditentukan sebagai berikut :

wR

wc

vR

vc

Pada peristiwa ini harga EK = EP (energi potensial)


Untuk lempengan :
m.g.h = ½ m.vc2 + ½ Ec2
Bab VII Kesetimbangan 97

Ic = ½ .m.R2 dan I = m.R2 sedang w2 = v2/R2


Sehingga m.g.h = ¾ m.vc2 atau vc2 = 4/3 g.h

Maka : v 4
3
.g.h

Sedang untuk ring cincin :


m.g.h = ½ m.v.R2 + ½ I.W.R2
= ½ m/vc2 + ½ m.Rc2.v.R2/Rc2
= m.v.R2
sehingga g.h = v.R2
g.h
maka R 
v

contoh.
1. Roda penerus mesin sepeda motor diameternya 16 cm. Percepatan sudutnya 4
rad/det2. Jika massanya 4 kg, tentukan momen kelembaman dan momen
puntirnya.
Jawab.
k = ½ R = ½ 0,08 = 0,0566 meter
I = m . k2 = 4 (0,0566)2 = 0,0128 kg.m2
 = I. = 0,0128 . 4 = 0,0512 Nm

2. roda penerus mesin pelubang masa 2 ton diameter luar 1 meter dan bagian
dalam diameternya 60 cm. Hitung momen enersia roda tersebut.
Jawab
R 12  R 22 (0,5) 2  (0,3) 2
k2  
2 2
[(0,5)  (0,3) 2 ]
2
I  m.k 2  200.  349 kgm 2
2

3. roda penerus massa 200 kg, jari-jari girasi 0,25 m dipasang pada poros
mendatar diameter 100 mm dengan menggunakan bantalan (lager). Gaya yang
menggerakkan poros 80 N. Tentukan percepatan sudut roda penerus tersebut :
Jawab.
I = m . k2 = 200 . 0,252 = 12,5 Kg.m2
Bab VII Kesetimbangan 98

 = F . R = 80 . 0,05 = 4
 =  / I = 4 / 12,5 = 0,32 rad/det2

Ringkasan
a. Momen gaya adalah suatu besaran yang menyebabkan putaran suatu benda,
sedangkan besar momen merupakan hasil kali antara gaya yang bekerja dengan
lengan gaya tersebut.
b. Titik berat suatu benda merupakan titik tangkap dari vektor-vektor gaya berat
suatu benda.
c. Syarat-syarat untuk kesetimbangan benda adalah :
Fx = 0 jumlah gaya-gaya dalam arah sumbu X adalah 0
Fy = 0 jumlah gaya-gaya dalam arah sumbu Y adalah 0
T = 0 jumlah torsi (momen gaya) terhadap titik yang kita tinjau adalah 0
d. Macam-macam kesetimbangan benda adalah, kesetimbangan stabil (contohnya
meja, ursi, bangunan, dll), kesetimbangan labil (contohnya kerucut yang dasarnya
setengah bola, gasing, kursi ayun, dll), dan kestimbangan indifferent (netral) (seperti
: kelereng, bola, boling, roda mobil, dll).
e. Suatu bahan yang dijepit dan mendapat gaya F yang memuntir maka akan
timbul momen puntir Mp. Besarnya Mp = F . R , jika R adalah jari-jari batang.
f. Benda yang berputar akan mempunyai energi kinetik. Untuk benda yang
bergerak linier mempunyai EK = ½ m . v2 sedang untuk gerak melingkar harga v =
W . R sehingga EK = ½ m . W2 . R2 dan momen enersia I = m . R2 maka : EK = ½ I
. W2

soal-soal
1. Batang AB panjangnya 5 m, massanya 4 kg terletak pada lantai mendatar di A
dan B bersandar pada tembok vertical sehingga ujung A berada 3 m di depan
tembok. Ternyata ujung A akan bergeser. Hitung koefisien gesek di A.
B N

NA
W T
fA
A
Bab VII Kesetimbangan 99

2. Berapa besar gaya yang bekerja pada tumpuan A dan B

F = 400
N
2 2
m m

A B

3. Tentukan letak titik berat benda di bawah ini bila benda tersebut pipih

2 cm 3 cm
2 cm

2 cm

2 cm
1 cm 6 cm

0,2 m 1m
4. Pada gambar pompa air tangan berikut ini, hitunglah besar gaya hisap F1

F2 = 20 N
F1 m
Bab VII Kesetimbangan 100

5. Tuliskan macam-macam kesetimbangan dan berilah contoh benda yang


termasuk macam kesetimbangan tersebut

6. Gaya F = 10 N berada ditepi roda R = 25 cm. Tentukan percepatan sudut jika


momen enersianya = 0,5 kg.m2.

7. Roda penerus bermassa 6 kg dengan jari-jari girasi 40 cm berputar pada 300


rpm. Tentukan momen enersia dan energi kinetiknya..

8. Berapa torsi yang harus diberikan agar percepatan sudutnya 4 rad/det2 dan
momen enersinya 0,2 kg.m2

9. Motor listrik yang berputar pada 900 put/menit menghasilkan daya 2 kW .


Berapa torsi yang dihasilkannya

10. puli pada spidel mesin bubut berdiameter 38 cm berputar 1200 put/menit yang
digerakkan oleh motor listrik. Jika tegangan sabuk yang menarik 600 N dan lainnya
130 N. Tentukan daya yang dipindahkan sabuk pada puli.

Anda mungkin juga menyukai