Anda di halaman 1dari 18

Tutorial Online

BIOL4119 Fisika Umum I

Pertemuan ke-5
Momen Gaya dan Benda Tegar
Tutor: Yurizal Rahman
Momen Gaya
Pada benda yang sebenarnya (bukan benda
titik) ada jarak antara titik tangkap gaya
dengan titik pengamatan. Hasil perkalian
vektor antara jarak tersebut dengan gaya
dikenal sebagai momen gaya ().

Gambar 1
τ  rF

Kalau kita tulis besarnya saja, r sin



P 

r
    r sin   F   rF sin  Q

F P = titik tangkap gaya


Q = titik pengamatan
Gambar 2
dengan  adalah sudut antara r dan F. Momen gaya adalah besaran
vektor. Momen gaya berharga positif jika arah perkalian r dan F searah
perputaran jarum jam dan berharga negatif untuk arah sebaliknya. Pada
Gambar 1, momen gaya berharga negatif. Komponen jarak r sin  dikenal
sebagai lengan gaya.
Syarat kesetimbangan untuk benda nyata adalah :

F  0 (1)
  0 (2)
Pusat Gravitasi
Gaya gravitasi bumi bekerja pada setiap titik pada benda
dan menghasilkan resultante gaya yang dikenal sebagai
gaya berat benda. Titik tangkap gaya berat benda dikenal
sebagai pusat gravitasi.
Untuk benda-benda yang bentuknya teratur dan simetris,
pusat gravitasinya terletak di pusat simetrinya. Tabel di
bawah ini menunjukkan contoh pusat gravitasi dari
beberapa macam benda homogen (kerapatan massanya
merata).

Bentuk Benda Pusat Gravitasi


Bola Pusat bola
Silinder Pertengahan sumbu silinder

Balok Titik potong diagonal ruang

Gambar 3
Contoh 1 :
Sebuah balok yang panjangnya 3 m dan
massanya 5 kg diletakkan di atas
penumpu seperti pada Gambar 2. Pada Np
salah satu ujung papan diberi beban P
sebesar 10 kg dan gaya beban bekerja
pada ujung penumpu. Ujung yang lain w1
ditahan oleh gaya F ke bawah agar w2
benda setimbang. Tentukan besarnya
F
gaya F dan gaya normal oleh penumpu.
Penyelesaian :
Kita ambil titik P sebagai titik 2m 2,5 m
pengamatan. Jumlah gaya-gaya yang
bekerja di P , Gambar 4

F  0  w1  w2  F  N p  0
m1 g  m2 g  F  N p  0
59,8  10 9,8   F  N p  0
F  N p  147 (*)
Jumlah momen gaya terhadap titik P,

  0   0,5  w1   2  w2  3 F  0
 0, 5 m1 g   2  m2 g  3F  0
 0,55 9,8    2 10 9,8   3F  0
F  57,17 newton (**)

Substitusikan (**) ke (*) menghasilkan,

F  N p  147
N p  57,17  147  N  204,17 newton

Catatan :
Jika terhadap suatu titik jumlah momen gaya tidak sama dengan nol, maka akan
terjadi kopel (putaran) terhadap titik tersebut.
Contoh 2 :
Sebuah lengan dengan posisi seperti pada
gambar pada telapak tangannya terdapat
beban seberat w = 15 N. Gaya Fm adalah
gaya reaksi dari otot-otot lengan. Tentukan
besarnya gaya Fm .
Penyelesaian :
Momen gaya terhadap titik O,

w. 33
w.  33  Fm 3,8   0  Fm 
3,8


15 33
N  130,3 N
3,8
Benda Tegar
 Benda tegar disebut juga benda kaku, yaitu
benda yang tidak mudah berubah bentuk, y
artinya jarak setiap dua titik pada benda
tersebut selalu tetap.
Pusat massa benda tegar adalah suatu titik M
di mana seolah-olah seluruh massa benda
tegar terkonsentrasi di titik tersebut. Untuk P
benda tegar yang elemen massanya diskret, mi
rp
jarak pusat massanya terhadap titik acuan ri
tertentu (rp) dapat dinyatakan dengan,

rp 
 mi ri

1
m r
O x

 mi M
i i
P = pusat massa

dengan mi adalah elemen massa ke-i dan ri Gambar 5


adalah jarak mi ke titik acuan, dan M
adalah massa total.
 Jika benda tegar dianggap benda yang kontinu, maka elemen massanya dinyatakan
dengan dm, dan jarak pusat massanya dinyatakan dengan,

 r dm 1
rp    r dm
 dm M
Pusat massa dari benda homogen yang bentuknya simetris terletak di pusat
simetrinya.

 Benda tegar yang bergerak rotasi (berputar


terhadap sumbu yang melalui benda tegar) M
akan mempunyai kelembaman rotasi yang
dikenal sebagai momen inersia ( I ). Jika benda r
P
tegar berotasi terhadap sumbu yang melalui dm
pusat massanya (sumbu utama), maka momen
inersianya didefinisikan sebagai,

Gambar 6
I p   r dm
2
Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan momen inersia dari beberapa macam
benda tegar homogen yang bentuknya simetris.
Batang 1
2 l Segi Empat

m
m a
b

I p  121 ml 2
I p  121 m  a 2  b 2 

Piringan Silinder pejal


R

m R
m
2
I p  mR
1
2
I p  12 mR 2
Gambar 7
Bola Pejal Bola Kosong

m R m R

I p  52 mR 2 I p  23 mR 2
Gambar 8

Jika sumbu putar tidak melalui pusat massa, melainkan melalui titik yang
berjarak d dari pusat massa, maka momen inersianya dinyatakan dengan,

I  I p  md 2 d m

Pada gerak rotasi Hukum Newton II dinyatakan


dengan,
  I
dengan  adalah percepatan angular. Gambar 9
energi kinetik rotasi dinyatakan dengan,

Ek ,rot  12 I  2
dengan  adalah kecepatan angular.
Jika benda bergerak translasi sekaligus rotasi, misalnya menggelinding, maka
energi kinetik totalnya dinyatakan dengan,

Ek  Ek ,rot  Ek ,trans  12 I  2  12 mv 2

di mana v adalah kecepatan translasi dari


R v
pusat massa.
m

Gambar 10
Contoh 3 :
Sebuah benda berbentuk bujur sangkar dengan sisi
0,25 m dan massanya 0,5 kg berotasi dengan d
m
kecepatan angular konstan 12 rad/s terhadap a a
sumbu yang melalui salah satu titik sudutnya
seperti pada gambar. Tentukan besarnya momen
Gambar 11
inersia dan energi kinetik rotasi benda.
Penyelesaian :
Momen inersia terhadap sumbu utama,

I p  121 m  a 2  a 2   16 ma 2   0,5 0, 25   0, 005 kg.m 2


1 2
6

Jarak pusat massa dengan sumbu putar,

d  12 a 2  1
2  0, 25  2  0,18
Momen inersia terhadap sumbu putar,

I  I p  md 2  0, 005   0,5  0,18   0, 021 kg.m 2


2

Energi kinetik rotasinya,

 0, 02112  joule  1, 51 joule


2
Ek ,rot  12 I  2  1
2
 Benda yang bergerak rotasi mempunyai L
momentum angular (L) yang besarnya 
dinyatakan dengan,
m
L  I R
Momentum angular adalah besaran vektor Gambar 12
yang arahnya sejajar dengan kecepatan
angular.
 Jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda yang berotasi, maka
berlaku hukum kekekalan momentum angular, yang menyatakan bahwa
momentum angular selalu konstan.
Secara matematis dituliskan dengan,

I11  I 22

dengan indeks 1 dan 2 masing-masing menyatakan keadaan awal dan akhir


rotasi.
Contoh 4 :
Seorang penari balet es mempunyai bentangan yang panjangnya l jika
kedua tangannya lurus ke samping, dan panjangnya l/2 jika kedua
tangannya bertolak pinggang. Pada saat kedua tangannya lurus ke samping
dan bertolak pinggang, dapat dianggap sebagai batang. Penari balet tersebut
mula-mula berputar dengan kondisi tangan terentang lurus ke samping,
kemudian seketika mengubah posisi tangannya menjadi bertolak pinggang.
Tentukanlah perbandingan kecepatan angularnya dalam kedua keadaan
tersebut.
Penyelesaian :
Misalkan massa penari adalah m dan kecepatan angularnya pada keadaan
tangannya terentang lurus kesamping adalah 1 dan pada keadaan bertolak
pinggang adalah 2 . Menurut hukum kekekalan momentum angular,
I11  I 22
2
 l 
 12 ml 1   12 m  2   2
1 2 1

 
 1  l 2  2
 12 m    l
1  2  4 1
  2 
2  12 ml  l 4
1 2
Sampai jumpa di
pertemuan ke–6 ,
minggu depan!

Anda mungkin juga menyukai