Anda di halaman 1dari 6

Nama =MUHAMAD TOPAN NATA PRAWIRA NEGARA

NIM = 041663608
MATKUL = SISTEM INFOMASI MANAJEMEN

1.Pengendalian keamanan perangkat keras komputer (hardware controls)


Pengendalian yang telah dipasang oleh pabrik pembuatnya dalam komputer itu (built
in). Pengendalian ini untuk mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya perangkat
keras (hardware malfunction).
Contoh pengendalian perangkat keras dapat berupa:
a) Pemeriksaan paritas (parity check)
RAM dapat melakukan pengecekan dari data yang disimpan. Data hilang atau
rusak dapat diketahui dari sebuah bit tambahan yang disebut dengan parity bit/
check bit. Misalnya, 1 bytememory di RAM terdiri atas delapan bit. Sebagai
parity bit, digunakan sebuah bit tambahan sehingga menjadi sembilan bit.
b) Echo Check
Tujuan pengecekan ini yaitu meyakinkan bahwa alat-alat input/output, misalnya
printer, tape drive dan disk drive, masih berfungsi.
c) Read After Write Check
Untuk mengetahui hal ini, setelah data direkamkan, dibaca kembali untuk
dibandingkan dengan data yang direkamkan. Jika sama, berarti telah terekam
dengan benar. Tujuan dari pengecekan ini yaitu meyakinkan bahwa data yang
telah direkamkan ke media simpanan luar telah terekam dengan baik dan benar.
d) Dual Read Check
Tujuan dari pengecekan ini untuk meyakinkan apakah data yang telah dibaca telah
dibaca dengan benar.
e) Validity Check
Tujuan dari pengecekan ini adalah meyakinkan bahwa data telah dikodekan
dengan benar. Misalnya, hasil yang tampak di layar terminal akan dicetak di
printer. Hasil tersebut kemudian dikirimkan ke printer untuk dicetak. Apabila
printer tidak dapat mengodekan kembali hasil tersebut dengan benar, itu berarti
printer tersebut tidak kompatibel.

1. Pengendalian keamanan fisik


Perlu dilakukan untuk menjaga keamanan terhadap perangkat keras, perangkat lunak
dan manusia dalam perusahaan. Hal yang menyebabkan tidak amannya fisik sistem di
antaranya pencurian, sabotase, kegagalan arus listrik yang dapat merusakkan basis
data, api, temperatur, debu, serta bencana alam.
Contoh pengendalian keamanan fisik yaitu sebagai berikut:
1) Pengawasan terhadap pengaksesan fisik
Proteksi berupa pembatasan terhadap orang yang akan masuk ke bagian yang
penting. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara seperti penempatan satpam,
pengisian agenda kunjungan, penggunaan tanda pengenal, pemakaian kartu,
penggunaan closed-circuit television, penggunaan pengracik kertas, dan
tersedianya pintu arah yang membuka ke luar.
2) Pengaturan lokasi fisik
Pengendalian terhadap lokasi fisik yang baik dari ruang komputer dapat berupa
lokasi yang tidak terganggu oleh lingkungan, gedung yang terpisah, dan tersedia
fasilitas cadangan.
3) Penerapan alat-alat pengaman
Alat-alat pengaman untuk mengendalikan hal-hal yang dapat terjadi dan dapat
menyebabkan sesuatu yang fatal tersebut seperti:
a. saluran air,
b. alat pemadam kebakaran,
c. uninterruptible power systems (UPS) digunakan untuk mengatasi apabila
arus listrik tiba-tiba terputus. Dengan demikian, proses pengolahan data tidak
terganggu dan dapat dilanjutkan atau dihentikan seketika.
4) Stabilizer
5) Air conditioner (AC) berfungsi untuk mengatur temperatur dalam ruangan.
6) Pendeteksi kebakaran.

2. Pengendalian keamanan data


Menjaga integritas dan keamanan data adalah pencegahan terhadap keamanan data
yang tersimpan di simpanan luar agar tidak hilang, rusak dan diakses oleh orang yang
tidak berhak.
Contoh cara pengendalian telah banyak diterapkan untuk maksud ini sebagai berikut:
1) Dipergunakan Data Log
Agenda (log) digunakan pada proses pengolahan data untuk memonitor,
mencatat, dan mengidentifikasikan data. Di samping data log, dapat juga
dipergunakan transaction log, yaitu suatu file yang akan berisi nama-nama
pemakai komputer, tanggal, jam, tipe pengolahannya dan lokasinya tentang
penggunaan sistem informasi yang perlu diketahui.
2) Proteksi File
Alat atau teknik telah tersedia untuk menjaga file dari penggunaan yang tidak
benar yang dapat menyebabkan rusak atau tergantinya data dengan nilai yang
tidak benar sebagai berikut.
a. Cincin proteksi pita magnetis (tape protection ring) digunakan pada pita
magnetis yang dapat memproteksi pita magnetis dari over-written. Apabila
cincin dilepas, pita magnetis tidak dapat direkami dengan data sehingga data
yang sudah ada tidak tertindih (no ring-no write).
b. Write-protect tab
Suatu tab yang dapat digeser naik atau turun di disket untuk membuat disket
hanya dapat dibaca.
c. Label eksternal dan label internal
Label eksternal adalah label yang ditampilkan di luar bungkus simpanan luar
untuk menunjukkan isi darinya supaya tidak salah ditumpangi isinya. Label
internal menunjukkan informasi yang direkam di simpanan luar berupa
informasi tentang nama dan nomor simpanan luarnya.
d. Read-only storage
Alat simpanan luar ketika data yang tersimpan di dalamnya hanya dapat
dibaca. Data yang telah tersimpan di dalamnya tidak dapat diubah oleh
instruksi-instruksi program yang dibuat oleh pemakai.
3) Pembatasan Pengaksesan (Access Restriction)
Tujuan sekuritas yang penting adalah mencegah personel yang tidak berwenang
untuk dapat mengakses data. Pengaksesan data oleh yang tidak berhak biasanya
mempunyai maksud penyelewengan harta kekayaan milik perusahaan. Misalnya,
penjaga gudang yang dapat mengakses data record persediaan barang dan
mengubahnya akan sangat mudah mengambil barang yang datanya diubah
tersebut. Pengaksesan harus dibatasi untuk mereka yang tidak berhak, yaitu dapat
dengan cara isolasi fisik, otorisasi dan identifikasi, serta pembatasan pemakaian.
4) Data Backup dan Recovery
Pengendalian diperlukan untuk berjaga-jaga jika file/database mengalami
kerusakan atau kehilangan data atau kesalahan data.

Sumber:
BMP UT Sistem Informasi Manajemen EKMA4434/ Modul 8 Kegiatan Belajar 1 Edisi 3
Hal. 8.7- 8.11 (Penulis: Prof. Dr. Jogiyanto H.M.,M.B.A.,Akt.)

1. Pengendalian pengolahan
Pengendalian pengolahan (processing controls) adalah mencegah kesalahan yang
terjadi selama proses pengolahan data yang dilakukan setelah data dimasukkan
dalam komputer. Kesalahan pengolahan bisa terjadi karena program aplikasi yang
digunakan untuk mengolah data mengandung kesalahan. Contoh kesalahan yang
umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam program sebagai berikut.
1) Overflow
Apabila terjadi overflow, hasil dari proses pengolahan data menjadi tidak tepat
lagi. Proses pengolahan mengandung perhitungan- perhitungan yang hasilnya
terlalu besar atau terlalu kecil sehingga tidak muat untuk disimpan di memori
komputer.
2) Kesalahan Logika Program
kesalahan ini sering terjadi, jika program tidak diuji dengan teliti. Kesalahan ini
berbahaya dan sulit untuk dilacak.
3) Logika Program yang Tidak Lengkap
Walaupun mungkin dalam program tidak ada kesalahan dari logika dan semua
kondisi logika telah benar, kemungkinan ada beberapa kondisi logika yang
terlewat. Misalnya, saldo akhir dari kas atau unit akhir dari persediaan barang
dagangan yang terekam seharusnya tidak boleh bernilai negatif. Dalam suatu
transaksi dapat menyebabkan nilai yang terekam tersebut menjadi negatif yang
disebabkan kondisi untuk menyeleksi logika ini terlewat. Jika kondisi semacam
ini terlewat, hasil dari pengolahan data menjadi tidak benar lagi.
4) Penanganan Pembulatan yang Salah
Penanganan pembulatan yang salah dapat dilakukan secara sengaja oleh
programmer ataupun mungkin tidak disengaja.
5) Kesalahan Akibat Kehilangan atau Kerusakan Record
Pada metode pengolahan dikumpulkan (batch processing method), file transaksi
berisi data kumpulan dari data transaksi selama periode tertentu. Walaupun
kelengkapan dan kebenaran dari isi file transaksi ini telah divalidasi di tahap
input, pada waktu proses update dapat juga terjadi beberapa record yang hilang
atau mengalami kerusakan data sehingga data yang diproses menjadi tidak
benar.
6) Kesalahan Urutan Proses
Record di file induk akan di-update oleh data transaksi. Sebelum dilakukan
proses peng-update-an ini, jika terjadi penambahan data baru/ penghapusan data
atau perubahan terhadap file induk, proses ini harus dilakukan terlebih dahulu.
Jika tidak, hal itu dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan-kesalahan.
Misalnya, ada langganan baru yang melakukan transaksi kredit dengan
perusahaan sehingga data langganan baru ini direkamkan terlebih dahulu ke file
induk sebelum dilakukan proses update. Apabila tidak, pada waktu meng-update
file induk, data langganan tersebut tidak akan ditemukan di file induk.
7) Kesalahan Data di File Acuan
Banyak program yang menggunakan file acuan (reference file) atau file tabel
(table file) untuk menyimpan data yang relatif konstan. Contoh suatu file acuan,
misalnya dapat berupa file yang berisi tarif gaji berdasarkan golongannya.
Apabila data di file acuan mengalami kesalahan, itu berarti proses program yang
menggunakannya juga akan salah.
8) Kesalahan Proses Serentak
Kesalahan proses serentak (concurrency) terjadi apabila sebuah file basis data
dipergunakan oleh lebih dari seorang pemakai dalam network. Misalnya, basis
data dihubungkan dengan dua buah terminal yang berada di bagian penjualan
dan di bagian pembelian. Pada saat yang sama, secara serentak kedua bagian
tersebut melakukan transaksi yang menggunakan file induk persediaan barang
dagangan yang sama dan secara serentak dalam waktu yang sama meng-update
file induk persediaan yang sama. Pengecekan-pengecekan kesalahan pengolahan
harus dapat dideteksi. Pengontrolan untuk mengecek kesalahan-kesalahan
pengolahan dapat berupa Control Total Check, Matching Check, Reference File
Check, Limit and Reasonable Check, Cross Footing Check, Record Locking

Sumber:
BMP UT Sistem Informasi Manajemen EKMA4434/ Modul 8 Kegiatan Belajar 2 Edisi 3
Hal. 8.24- 8.27 (Penulis: Prof. Dr. Jogiyanto H.M.,M.B.A.,Akt.)

Anda mungkin juga menyukai