Apa yang dimaksud dengan pengendalian kemanan perangkat keras, pengendalian keamanan
fisik, pengendalaian keamanan data dan beri contoh
Untuk menjaga proses pengolahan data agar tidak terganggu maka dilakukan pengendalian
keamanan perangkat keras yaitu dengan menghindari kerusakan perangkat keras yang
menyebabkan kemaceten proses. Pengendalian perangkat keras computer (hardware controls)
merupakan pengendalian yang sudah dipasang (built in) dalam computer itu oleh parik
pembuatnya. Pengendalian ini dimaksud untuk mendekteksi kesalahan atau tidak berfungsinya
perangkat keras.
b. Pemeriksaan gaung (echo check). Tujuan dari perekaman ini adalalah menyakinkan dari
alat-alat input/output, misalnya printer, tape drive, dan disk drive, masih tetap berfungsi
dengan memusakan apabila akan dipergunakan. Apabila alat I/O tersebut akan
digunakan, CPU akan mengirimkan signal ke alat tersebut dan alat I/O akan mengirim
sinyal balik ke CPU tetang statusnya, apakah masih berfungsi dengan memusakan atau
tidak. Apabila terdapat gangguan dengan alat I/O, CPU akan memberitahukannya.
Misalnya, suatu program aplikasi akan mencetak hasil di printer maka CPU akan
menghubungi printer dengan mengirimkan suatu signal. Apabila printer tidak siap atau
rusak, CPU dapat mengetahuinya dan akan menampilkan keadaan ini di layar terminal,
misalnya dengan berita “Printer is not ready”.
c. Pemeriksaan baca setelah rekam (read after write check). Tujuan dari pengecekan ini
adalah meyakinkan bahwa data yang telah direkam ke media simpanan luar telah terekam
dengan baik dan benar. Untuk mengetahui hal ini, setelah data direkam, dibaca kembali
untuk dibandingkan dengan data yang direkamkan; jika sama, itu berarti telah terekam
dengan benar.
d. Pemeriksaan baca ulang (dual read check). Tujuan dari pengecekan ini adalah
meyakinkan apakah data yang telah telah dibaca dengan benar. Untuk maksud ini, data
yang sudah dibaca dibaca sekali lagi dan dibandingkan keduanya. Apabila sama, berarti
telah dibaca dengan benar tanpa kesalahan.
e. Pemeriksaan validasi (validity check). Tujuan dari pengecekan ini adalah menyakinkan
bahwa data telah dikodekan dengan benar. Pada sistem computer, angka dan karakter
diwakili dengan suatu kode computer dalam bentuk digit biner (binary digit). Apabila
data akan dikirimkan atau diterima dari alat-alat lainnya, kemungkinan kode yang
dipergunakan oleh alat satu dengan alat lainnya berbeda. Apabila kodenya berbeda, data
yang diterima harus dikodekan kembali sesuai dengan kode yang dipergunakan oleh alat
tersebut. hasil dari pengkodean tersebut harus sah dan harus sesuai dengan alat
penerimanya. Kalau tidak sesuai dengan alat penerimanya, dapat dikatakan bahwa alat
penerima tersebut tidak kompatibel dengan alat pengirimnya. Misalnya, hasil yang
tampak di layar terminal akan tercetak di printer. Hasil tersebut kemudian dikirimkan ke
printer kemudian dicetak. Apabila printer tidak adapat mengkodekan kembali hasil
tersebut dengan benar, itu berarti printer tersebut tidak kompatibel.
Pengendalian fisik dilakukan untuk menjaga keamanan perangkat keras, perangkat lunak dan
manusia dalam perusahaan dari pencurian, sabotase, kegagalan arus listrik yang dapat merusak
basis data, api, tempratur (yang terlalu panas dapat merusak komponen dan terlalu dingin dapat
menyebakan udara lembab sehingga komponen menjadi berkarat), debu (partikel debu dapat
merusak mesia simpanan luar), serta bencana alam (seperti gempa bumi, angina rebut, banjir
dan petir).
1) Pengawasan terhadap pengaksesan fisik, yang merupakan proteksi berupa batasan orang-
orang yang akan masuk ke bagian penting dan pengawasan dilakukan untuk orang yang dapat
mengakses bagian penting tersebut, sehingga kemungkinan tindakan penyalahgunaan dapat
dihindari atau diminimalisir. Pengawasan dapat dilakukan dengan cara:
a. menempatkan satpam,
d. pemakain kartu,
2) Pengaturan lokasi fisik. Penentuan lokasi ruang komputer penting dalam perencanaan
sekuritas. Pengendalian terhadap lokasi fisik yang baik dari ruang komputer dapat berupa hal
berikut:
a. Saluran air,
c. Uninterruptible power system (UPS) digunakan untuk mengatasi apabila arus listrik tiba-
tinba mati. UPS berisi accu yang dapat menggantikan fungsi arus listrik selama beberapa
jam ketika terputus sehingga proses pengolahan data tidak terganggu dan dapet
dilanjutkan atau dihentikan seketika.
4) Stabilizer
5) Air conditioner (AC) berfungsi untuk mengatur tempratur dalam ruangan. komputer
mainframe yang besar biasanya membutuhkan tempretir yang cukup dingin untuk mendingikan
sirkuitnya. Tempratur yang ideal untuk suatu sistem computer berkisaran dari 10-35°C.
6) Pendeteksi kebakaran.
Menjaga intergritas dan keamanan data merupakan pencegahaan terhadap keamanan data yang
tersimpan disimpanan luar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh orang yang tidak berhak.
Berikut ini adalah cara pengendalian keamanan data;
a. Dipergunakan data log. Agenda (log) dapat dipergunakan pada proses pengolahan data
untuk memonitor, mencatat dan mengidentifikasi data. Di samping data log, dapat juga
dipergunakan transaction log, yaitu suatu file yang akan berisi nama-nama pemakai
computer, tanggal, jam tipe, pengolahannya dan lokasinya tetang penggunakan sistem
informasi yang perlu diketahui.
b. Proteksi file. Untuk menjaga file dari penyalahgunaan yang dapat merusak atau
tergantinya data dengan yang tidak benar dapat digunakan beberapa alat atau teknik,
yaitu Cincin proteksi pita magnetis (tape protection ring), Write-protect tab, Label
ekternal dan label internal, dan Read-only storage.
d. Data backup dan recovery. Pengendalian backup dan recovery diperlikan untuk berjaga-
jaga apabila dile atau database mengalami kerusakan dan kehilangan data atau kesalahan
data. Backup adalah salinan dari file atau database ditempat terpisah dan recovery adalah
file atau database yang telah dibetulkan dari kesalahan atau kerusakan atau kehilangan
datanya.
2. Kesalahan logika program, aadalah hasil proses pngolahan data yang salah tetapi
computer tidak dapat menunjukannya sehingga sulit untuk dilacak dan sangat berbahaya.
3. Logika program yang tidak lengkap, merupakan kondisi logika yang terlewat, misalnya
saldo akhir dari kas atau unit akhir dari pesediaan barang dagangan yang terekam
seharusnya tidak boleh berniali negative. Kemungkinan dalam suatu transaksi dapat
menyebabkan niali-nilai yang terekam tersebut menjadi negative yang disebabkan
kondisi untuk menyeleksi logika ini terlewat.
7. Kesalahan data di file acuan. Banyak program yang menggunakan file acuan (reference
file) atau file table (table file) untuk menyimpan data yang relative konstan. Contoh suatu
file acuan, misalnya dapat berupa file yang berisi tarif gaji berdasarkan golongannya.
Apabila data di file acuan mengalami kesalahan, itu berarti proses pemrograman yang
menggunakannya juga akan salah.
8. Kesalahan proses serentak. Kasalahan ini terjadi apabila sebuah file basis data
dipergunakan oleh lebih dari seorang pemakai network. Misalnya, basis data
dihubungkan dengan 2 buah terminal yang berada di bagian penjualan dan bagian
pembelian. Pada saat yang sama, secara serentak kedua bagian tersebut melakukan
transaksi yang menggunakan file induk persediaan barang dagangan yang sama dan sera
serentak dalam waktu yang sama meng-update file induk persediaan yang sama.
1. Control total check, pada tahap pengolahan digunakan untuk mendeteksi apakah
samua data yang diolah telah lengkap dan benar. Control total yang dihitung ielh
computer sewaktu proses pengolahan dapat dicetak pada printer dan hasilnya
kemundian dibandingkan dengan total yang seharusnya. Apabila hasilnya tidak sama
berarti data yang yang diolah tidak lengkap atau mengandung kesalahan nilai.
Pengecekan ini dapat dilakukan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan pembulatan
atau kesalahan akibat hilangnya atau rusaknya data.
3. Reference file check, kesalahan penggunaan data dari file acuan (reference file) dapat
di deteksi dengan cara mencetak isi file acuan yang digunakan setelah dilakukannya
proses pengolahan. Hasil cetakan isi file kemudian dapat diperiksa kebenaranya.
Apabila file acuan cukup besar dan diputuskan untuk tidak menceta isinya, dapat
dilakukan pengecekan yang lain, yaitu control total (misalnya hash total) dari nilai-
nilai di file acuan. Nilai dari control total tersebut dihitung oleh computer dapat
diperiksa sehingga dapat diketahui apabila file acuan mengalami perubahan-
perubahan nila yang tidak benar.
4. Limit and reasonable check, pengecekan ini ditunjukan pada hasil pengolahannya
seperti mengecek saldo akhir kas hasil dari suatu transaksi kas yang tidak boleh
negative (tidak wajar). Pengecekan kewajaran ini dapat diterapkan untuk pengecekan
kesalahan logika program yang tidak benar yang dapat menyebabkan hasil menjadi
tidak wajar.
5. Cross footing check, dilakukan dengan menjumlah masing-masing item data secara
(horizontal) dan secara independen juga dilakukan penjumlahan secara tegak
(vertical). Total penjumlahan kesamping dan total penjumlahan tegak dapat
dicocokan secara menyilang dan harus didapatkan hasil yang sama.
6. Record locking, yaitu pengendalian dengan cara pengunci record yang sedang
digunakan agar tidak dipergunakan oleh pengguna lain sehingga tidak terjadi
konkuresi.
Dalam suatu transmisi data, dapat terjadi gengguan-gangguan yang tidak diharapkan (noise)
yang menyebabkan kesalahan-kesalahan. untuk menditeksi kasalahan-kesalahan transmisi
data dilakukan pengendalian-pengendalian dengan beberapat teknik, seperti teknik pantulan
(echo technic), pengecekan paritas dua koordinat (two-coodinate parity checking), atau
cyclic redundancy checking.
Sumber :
Buku materi Pokok EKMA4434/ Modul 8/hal 8.7 – 8. 28, Sistem Informasi Manajemen,
Universitas Terbuka, 2019.