Anda di halaman 1dari 8

A.

DINAMIKA ROTASI TEGAR


ROTASI BENDA

1. Momen gaya (Torsi)


Torsi/Momen Gaya (τ) adalah hasil perkalian antara gaya ( F )
dengan lengan gaya ( l ).

ρρρ
l
τ=Fx λ
τ = F λ sin θ F sin θ
Poros θ

Dimana:τ= momen gaya (N.m) F


= gaya (N)
F
l = lengan gaya (m)

θ = sudut antara gaya terhadap lengan


Catatan: Jika momen gaya searah jarum jam
bertanda (+) positif, dan jika berlawanan
jarum jam (-) negatif.

Contoh : 1. Sebuah batang di beri dua gaya seperti


gambar. Tentukan resultan momen
gayanya?
=8 N
F2 2 cm
30o

6 cm

F1 =10 N
Penyelesaian
Langkah pertama uraikan dahulu gaya yang belum tegak
lurus dengan lengan gaya.
Berlawanan jarum jam
τ2
30o Στ = τ1- τ2 30o.l2
F2y = F2 sin 30 2 cm = F1.l1 –F2 sin
o
F2
Poros = 10. 0,6 – 8 .1/2. 0,4 = 6 – 1,6
6 cm

Searah jarum jam


F1 =10 N = 4, 4 Nm τ1

2. Momen Inersia
Momen Inersia (I) adalah hasil perkalian antara
massa partikel (m) dengan kuadrat jarak terhadap
sumbu putarnya (r2).
2
=∑
Imr

Dimana: I = momen inersia r


2
(kg.m ) m= massa partikel (kg) m
r = jarak partikel (m)

Momen Inersia pada benda tegar dimana sumbu


putarnya berpindah sejauh l, maka :
2

I = I0 + Mλ l = jarak perpindahan sumbu


Dimana: I = momen inersia akhir putar (m)
(kg.m2) I0 = momen inersia awal
(kg.m2) o
I l
M = massa benda tegar (kg)
Momen Inersia pada benda-benda simetri yang banyak
ditemukan :
Batang Silinder Bola

L R R

Batang diputar pada Silinder Pejal Bola Pejal


tengahnya
1 1 2
2 2 2
ML MR MR
I= I= I=
12 2 5

L R R
M
AT
Batang diputar pada
ujungnya
ER Bola Berongga
Silinder Berongga
1
2
ML
I 2
2 2
I= MR
3
RI I=
I=MR 3
N
G
Contoh : 1. Massa bola m1 adalah 100 gram dan
massa bola m2 adalah 200 gram. Kedua bola
dihubungkan dengan kawat yang mempunyai
panjang 60 cm dan
K
massanya diabaikan. Sumbu AB
terletak di tengah-tengah kawat.

Momen AS
inersia sistem kedua bola terhadap poros
adalah…
Pembahasan: I = m1 r1 = 30 cm r2 = 30 cm
2
AN
r1 + m2 r22

I = (0,1 kg)(0,3 m)2+ (0,2 kg) kg m2+ 0,018 kg m2


(0,3 m)2 I = (0,1 kg)(0,09 m2) I = 0,027 kg m2
+ (0,2 kg)(0,09 m2) I = 0,009 M1= 100 gr M2= 200 gr poros

3. Torsi Berdasarkan Hukum II Newton dan Aplikasinya


Berdasarkan Hukum II Newton untuk gerak rotasi
didapatkan hubungan momen gaya dan momen
inersia adalah:
Στ = I α
Dimana: τ= momen gaya (N.m)
I = momen inersia (kg.m2)
α = percepatan sudut (rad.s-2)

Berikut adalah beberapa penerapan torsi di dalam


kehidupan sehari-hari:
Contoh 1: Bola Basket (bola berongga)
⮚ Bola basket bermassa M menggelinding pada

bidang datar, Berapa percepatan bola? ∑ = α

N τI
α f Fy 0 fR = a
a 2 MRR
23
R Nw0
∑=

w N w M.g = = 2 μ=3
Mg
−= Ma

a Contoh 2: Katrol (silinder pejal) dengan


satu beban =μ2 g
3

⮚ Balok terikat pada tali berada pada katrol,


berapakah percepatan balok dan gaya tegang tali?

∑=
α Fmay ∑=α 1
R τI a
wTma−= 2 MR
M
T a 12 a=− ma=− Ma == 21
T Tmgm TRT
Mamg R

m a m 1 g 2
=

w m + 2 M

Contoh 3: Katrol (silinder pejal) dengan dua beban


⮚ Dua balok terikat dengan tali melewati katrol
seperti gambar di bawah, Berapakah
percepatan yang dialami balok?

m1 m2 −= =− I. 11
T1 222 22 T m .a
w2 T w m .a
T1 ∑τ=α
=−
M,R 222 ∑=
∑=
T m .g m .a
T2 F m .a
22
=− =
T2 222
w T m .a 11
T m (g a) F m .a

1 −=
(T T )R a
MR2

21
2
R
1

mgmama
− − = 221 Ma
2
a = m mm 2
1 g
+ + 12 M
2
4. Energi Kinetik dan Hukum Kekekalan Energi
❖ Energi Kinetik
Ada dua energi kinetik yang dialami benda:
1. Energi kinetik Translasi
Sebuah benda yang mengalami gerak translasi
memiliki energi kinetik translasi (Ek tran) sbb:
1
2
E

Dimana: Ek tran = energi kinetik translasi (Joule)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan linier (m.s-1)

2. Energi Kinetik Rotasi


Sebuah benda yang mengalami gerak rotasi memiliki
energi kinetik rotasi (Ek rot) sbb:
I E=ω
k rot 21 2

Dimana: Ek rot = energi kinetik rotasi (Joule)


I = momen inersia (kg.m2)
ω = kecepatan sudut (rad.s-1)
Contoh: 1.
Katrol cakram pejal bermassa 20 kg dan
berjari-jari 0,2 meter. Jika katrol
bergerak rotasi pada porosnya dengan
kecepatan sudut konstan 4 rad/sekon,
berapa energi kinetik rotasi katrol
Penyelesaian:
Rumus momen inersia cakram pejal jika berotasi pada
poros seperti
pada gambar : I = 1/2 m r2
Keterangan : I = momen inersia (kg m2), m
= massa (kg), r = jari-jari
(meter)
Momen inersia cakram pejal :=> I = 1/2
(20)(0,2)2= (10)(0,04) = 0,4 kg m2 Energi
kinetik rotasi katrol : => EK = 1/2 I ω2= 1/2
(0,4)(4)2= (0,2)(16) = 3,2 Joule

Contoh: 2.
Sebuah bola pejal yang memiliki momen
inersia 2/5MR2 menggelinding dalam suatu
bidang datar dengan kelajuan pusat
massanya 5 m/s. Jika Massa bola pejal 2 kg,
tentukanlah energi kinetik tranlasi, energi
kinetik rotasi, dan energi kinetik total bola
pejal!
Penyelesaian:
Besaran yang diketahui: m=2 kg, v = 5 m/s
Energi kinetik translasi sistem. :

Energi kinetik rotasi sistem adalah. :

Energi kinetik total sistem.

❖ Hukum Kekekalan Energi


Sebuah benda yang menggelinding memiliki
energi kinetik rotasi (Ek rot) dan energi kinetik
translasi (Ek trans).
gi didapatkan: v1
EE
=
MM
12
EEEEEE
++=++
P k trans k rot P k trans k rot
111222

mgh 1 2 1 2 1 2 I 2 v2 h1
1 2
21
++ω=++ω
mv I mgh 2 mv h2
112 222

Contoh: 3. Sebuah bola pejal (2/5MR2)


menggelinding dari suatu ketinggian h dalam
bidang miring kasar tertentu. Tentukanlah
kecepatan bola pejal pada dasar bidang miring,
dan tentukan pula percepatan sistem jika
kemiringan
bidang miring adalah θ..

Penyelesaian:
Untuk mengetahui kecepatan dan percepatan
sistem, lihatlah gambar di bawah ini.

Kita terapkan hukum kekekalan energi


mekanik di awal dan dasar bidang miring,
untuk meghitung laju bola di dasar bidang
miring.
Gunakan hukum kekekalan energi mekanik
untuk menghitung kelajuan di dasar bidang
miring.

Percepatan sistem dapat dihitung dengan


persamaan GLBB dengan panjang lintasan h
sinθ.

5. Momentum Sudut dan Hukum Kekekalan Momentum


Sudut
❖ Momentum Sudut
Sebuah benda yang mengalami gerak
rotasi memiliki momentum sudut (L) sbb:
L=Iω
Dimana: L = momentum sudut (kg.rad.s-1)
I = momen inersia (kg.m2)
ω = kecepatan sudut (rad.s-1)
❖ Hukum Kekekalan Momentum Sudut
Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan
bahwa jika resultan momen gaya pada sebuah
benda tegar yang bergerak rotasi bernilai nol,maka
momentum sudut benda tegar yang bergerak rotasi
selalu konstan.
Persamaan Hukum Kekekalan Momentum Sudut adalah:
LL
=
12
II
ω=ω
1122
Contoh: 3. Sebuah piringan berbentuk silinder pejal
homogen mula-mula berputar pada porosnya
dengan kelajuan sudut 5 rad/s. Bidang piringan
sejajar bidang horizontal. Massa dan jari-jari
piringan 2 kg dan 0,2 meter. Bila di atas
piringan diletakkan cincin yang mempunyai
massa 0,1 kg dan jari-jari 0,2 meter, di mana
pusat cincin tepat di atas pusat piring, maka
piringan dan cincin akan bersama-sama
berputar dengan kecepatan sudut…
Pembahasan :
Diketahui :
Massa silinder pejal (m1) = 2 kilogram
Jari-jari silinder pejal (r1) = 0,2 meter
Kelajuan sudut silinder pejal (ω1) = 5 rad/s
Massa cincin (m2) = 0,1 kilogram
Jari-jari cincin (r2) = 0,2 meter

Ditanya : Kelajuan sudut silinder dan cincin

Jawab :
Momen inersia silinder pejal : I = 1⁄2 m1 r12=
1⁄2 (2)(0,2)2= (1)(0,04) = 0,04 kg m2 Momen
inersia cincin : I = m r2= (0,1)(0,2)2= (0,1)
(0,04) = 0,004 kg m2 Momen inersia silinder
pejal dan cincin (I) = 0,04 + 0,004 = 0,044 kg
m2 Momentum sudut awal (L1) = Momentum
sudut akhir (L2)

I1 ω1 = I2 ω2
(0,04)(5) = (0,044)(ω2)
(0,2) = (0,044)(ω2)
ω2 = 0,2 : 0,044
ω2 = 4,5 rad/s

Anda mungkin juga menyukai