Anda di halaman 1dari 4

Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan

BENDA TEGAR Jawab:


Στ = -(F1.l1) +(F2.l2) – (F3.l3)
Benda tegar adalah benda yang tidak
mengalami perubahan bentuk dan volume = -(5. 0,4.cos53) +(10. 0,7.sin53) –(5. 0,8.cos53)
selama bergerak. = -(5. 0,4.3/5) +(10. 0,7.4/5) –(5. 0,8.3/5)
= -1,2 + 5,6 -2,4
Benda tegar dapat mengalami dua macam
Στ = 2,0 Nm (berputar berlawanan jarum jam)
gerakan, yaitu translasi dan rotasi.
Momen inersia didefinisikan sebagai hasil kali
Gerak translasi adalah gerak yang disebabkan
massa partikel dengan kuadrat jarak yang tegak
gaya (hukum Newton II).
lurus dari titik poros rotasi.
Gerak rotasi adalah gerak yang disebabkan momen
gaya/torsi, dan menimbulkan percepatan sudut. I = k.m.r2
MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA I = momen inersia (kg m2)
Momen gaya/torsi suatu titik didefinisikan k = koefisien momen inersia
m = massa partikel (kg)
sebagai hasil kali antara gaya yang tegak lurus
r = jarak partikel ke poros (m)
terhadap jarak titik poros ke gaya.
τ = torsi (Nm) Momen inersia pada suatu poros yang memiliki
F = gaya (N) lebih dari satu massa:
τ = F.r
r = jarak gaya ke poros (m)
ΣI = Σ miri2
Lengan momen (l) adalah sebutan untuk jarak
titik poros rotasi sampai ke gaya yang saling Momen inersia dipengaruhi oleh massa benda,
tegak lurus. berat benda, bentuk benda, dan letak sumbu
Nilai torsi: putar.
a. Torsi positif, jika arahnya berlawanan jarum jam. Jika suatu benda memiliki poros rotasi tidak di
b. Torsi negatif, jika arahnya searah jarum jam. ujung benda tersebut, maka benda tersebut
Contoh: dianggap terdiri dari dua benda dengan nilai
Tentukan torsi di titik A, B, C, dan D pada batang momen inersianya masing-masing.
homogen AD berikut! Hubungan torsi dan momen inersia dapat
A B 2m C 3m D diturunkan dengan hukum Newton II:

1m F2 = 50 N τ = I.α α = percepatan sudut (rad/s2)

F1 = 20 N F3 = 30 N Berbagai nilai koefisien momen inersia pada


Jawab: berbagai bentuk benda dan porosnya:
τA = -(F2. AC) -(F3. AD) Benda Gambar Rumus
= -(50. 3) –(30. 6) = -330 Nm
τB = (F1. AB) -(F2. BC) –(F3. BD)
= (20. 1) –(50. 2) –(30. 5) = -220 Nm
I = 1/12 M.L2
τC = (F1. AC) – (F3. CD)
= (20. 3) –(30. 3) = -30 Nm
τD = (F1. AD) + (F2. CD)
= (20. 6) + (50. 3) = 270 Nm
Tentukan torsi batang homogen berikut yang
memiliki panjang 8 cm! Batang/ I = 1/2 M.R2
silinder pejal
F2 = 10 N
F3 = 5 N
3 cm

4 cm
F1 = 5 N I = 1/2 M.L2

53°
Jawab:
Ep = Ektranslasi + Ekrotasi
Silinder tebal
I = 1/2 M(R2 + r2) m.g.s sinθ = 1/2.m.v2 + 1/2 I.ω2 2
berongga v
2. 10. 3,5 3/5 = 1/ .2.v2 + 1/ .2/ .2.r2.
2 2 5
r2
2 2 2
210 = v + /5.v
7
Silinder tipis /5.v2 = 210
I = M.R2
berongga v2 = 150 v = 12,25 m/s
Benda yang berotasi memiliki percepatan linear
dan percepatan sudut yang dapat dihitung:
1) Bidang datar kasar
m
Plat segitiga
I = 1/12 M.A2
sama sisi F
f r

F a
a= α=
m.k + m r

Plat 2) Katrol
I = 1/2 M(a2 + b2)
segiempat
Mk
r

T1 T2
Bola pejal I = 2/5 M.R2
m2
m1

W 2 - W1 a
a= α=
Bola tipis m1 + m2 + (k. Mk) r
I = 2/3 M.R2
berongga
3) Bidang miring

m
HUKUM KEKEKALAN ENERGI GERAK ROTASI
Hukum kekekalan energi berlaku pada gerak
rotasi.
θ
Energi kinetik rotasi dapat diturunkan dari
energi kinetik translasi. a
ΣF
a= α=
m.k + m r
Ek = 1/2 I. ω2
Contoh:
Total energi kinetik benda menggelinding
Silinder pejal berjari-jari 10 cm menggelinding di
adalah penjumlahan energi kinetik translasi dan
atas bidang miring kasar berkemiringan 30 o
rotasinya.
dengan gaya sebesar 10 N pada pusat silinder.
Diketahui nilai μk adalah 0,2.
Ek = 1/2 m.v2+ 1/2 I. ω2
Tentukan: a) percepatan sudut silinder dan b)
Contoh: energi kinetik silinder pada t = 4 s!
Bola pejal 2 kg dengan jari-jari 10 cm yang Jawab:
awalnya ditahan menggelinding pada bidang a) ΣF = Wsinθ – f
miring 3,5 m licin dengan kemiringan 37o. Berapa 10 = 0,5.10.m. – 0,2.10.m
kecepatan bola ketika bola sampai dibawah? 3m = 10 m = 10/3 kg
10 N Jenis-jenis kesetimbangan:
a= 10⁄ .1⁄ +10⁄
3 2 3
Sesaat setelah gaya Titik
a = 10/5 a = 2 m/s Jenis
luar dihilangkan berat
α = 2/0,1 α = 20 rad/s
bergerak, lalu
b) ωt = ωo + α.t Stabil/ bergerak
kembali ke posisi
mantap naik
ωt = 0 + 20.2 awal
ωt = 40 rad/s tidak kembali ke bergerak
Labil
1 2
Ek = /2 m.(ω.r) + /2 I. ω1 2 posisi awal turun
Ek = 1/2 8.(40.10-1)2+ 1/2.1/2. 8.(10-1)2 402 Netral/
tidak berpengaruh tetap
Ek = 6400 x 10-2 + 3200 x 10 -2 indiferen
Ek = 96 J Contoh:
Momentum sudut adalah momentum yang
F = 10 N
terjadi pada gerak rotasi.
L = momentum sudut (Nm) A1m 30° C D
L = I. ω I = momen inersia (kg m )
2

ω = kecepatan sudut (rad/s)


B

L = m.r.v v = kecepatan benda (m/s)


W = 30 N
Hukum kekekalan momentum sudut Sebuah batang AD homogen 4 m diletakkan di
menjelaskan bahwa jika tidak ada resultan torsi atas penyangga A dan D dalam keadaan
luar yang bekerja pada sistem (Στ = 0), setimbang sesuai diagram diatas. Tentukan gaya
momentum sudut sistem adalah kekal. ke atas yang dilakukan masing-masing
penyangga, jika C merupakan titik berat benda!
I. ω = I’. ω’
Jawab:
Penerapan hukum kekekalan momentum sudut: ΣτD = 0
a. Lompat indah 0 = -(FA. AD) +(F.BD sin30) -(W. CD)
Saat pelompat indah akan melakukan putaran 0 = -(FA. 4) +(10. 3. 0,5) -(30. 2)
di udara, ia menekuk tubuhnya. Hal ini me-
0 = -4.FA + 15 – 60
ngurangi momen inersia sehingga kecepatan
4FA = -45
sudut semakin besar.
FA = -11,25 N
b. Penari balet
ΣτA = 0
Ketika penari balet menarik tangannya ke
dekat badannya, ia akan berputar lebih cepat, 0 = (FD. AD) –(W. AC) -(F.AB sin30)
karena momen inersia berkurang, kecepatan 0 = (FD. 4) -(30. 2) -(10. 1. 0,5)
sudut makin besar. 0 = 4.FD – 60 -5
Ketika penari balet mengembangkan kedua 4FD = 65
tangannya, ia akan berputar lebih lambat, FD = 16,25 N
karena momen inersia penari bertambah, Pada sistem kesetimbangan tali, berlaku
kecepatan sudut makin kecil. persamaan sinus.
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
α β
Kesetimbangan partikel statis adalah keadaan
T1 T2
suatu partikel ketika memiliki resultan gaya yang
bekerja sebesar nol. α β

ΣF = 0 ΣFx = 0 ; ΣFy = 0

Kesetimbangan benda tegar adalah keadaan


suatu partikel ketika tidak bergerak secara
W
translasi maupun rotasi, karena resultan gaya dan
momen gaya sebesar nol.
T1 T1 W
ΣF = 0 Στ = 0 ΣFx = 0 ; ΣFy = 0 = =
sinα sinβ sin90
TITIK BERAT Dua dimensi
Titik berat (G) adalah pusat massa suatu benda Benda Titik berat (y0) Luas
1 1
yang resultan gaya gravitasi terkonsentrasi di titik Segitiga /3 t /2 a. t
1
itu. Segiempat /2 L p×l
1
Ciri titik berat adalah jika dijadikan titik tumpu, Jajar genjang /2 t a×t
maka benda akan berada dalam keadaan Lingkaran R π r2
setimbang. Setengah 4R 1
/2 π r 2
Pada benda beraturan homogen, titik berat lingkaran 3π
benda terdapat pada bidang/garis simetrinya. Tiga dimensi
Titik berat dapat saja berada di luar benda. Benda Titik berat (y0) Luas
Beberapa titik berat pada benda-benda umum Prisma pejal
(homogen):
1
/2 t Aalas × t
beraturan
1
Satu dimensi/garis Silinder pejal /2 t π r2 t
Benda Titik berat (y0) Limas pejal 1
/4 t /3. Aalas × t
1
beraturan
Batang/garis L
/2
1 1
tali busur Kerucut pejal /4 t /3. π r2 t
Busur lingkaran R× Bola pejal R 4
/3. π r3
busur
Busur setengah 2R Setengah bola 3 2
lingkaran
/8 R /3. π r3
π pejal

Koordinat titik berat pada benda satu dimensi Contoh:


(garis): Tentukan titik berat bidang berikut!

Σ L.x Σ L.y 6
x0 = y0 =
ΣL ΣL
A
4 B
Contoh:
Tentukan titik berat sistem garis berikut pada G
bidang kartesius! 2
C

6 1
-2 0 2

3 Jawab:
4
AA = 2. 2 = 4 xA = -1 yA = 5
3 2 AB = 2. 6 = 12 xB = 1 yB = 3
G AC = 2. 2 = 4 xC = -1 yC = 1
Σ A.x (4 × (-1))+(12 × 1)+(4 × (-1)) 4
xo = = = = 0,2
ΣA 4 + 12 + 4 20
2 6 8
Σ A.y (4 × 5)+(12 × 3)+(4 × 1) 60
yo = = = =3
Jawab: ΣA 4 + 12 + 4 20

Tentukan sumbu simetri dari tiap garis, didapat: Koordinat = (0,2 , 3)

L1 = 3 x1 = 2 y1 = 4,5 Koordinat titik berat pada benda tiga dimensi:


L2 = 8 x2 = 4 y2 = 3
Σ V.x Σ V.y Σ V.z
L3 = 4 x3 = 6 y3 = 2 x0 = y0 = z0 =
ΣA ΣA ΣA
Σ L.x (3 × 2)+(8 × 4)+(4 × 6) 62
xo = = = ≈ 4,1 Titik berat dapat ditentukan menggunakan torsi
ΣL 3 + 8+ 4 15
Σ L.y (3 × 4,5)+(8 × 3)+(4 × 2) 35,5 pada suatu titik tertentu:
yo = = = ≈ 2,3
ΣL 3 + 8+ 4 15
Σ w ix i Σ wi yi
Koordinat = (4,1 , 2,3) x0 = y0 =
Koordinat titik berat pada benda dua dimensi: Σw Σw

Penerapan titik berat antara lain adalah atlet


Σ A.x Σ A.y
x0 = y0 = yang meloncati palang, permainan yudo dan
ΣA ΣA akrobat.

Anda mungkin juga menyukai