A
P
=
B
P P’ P’ P
Gambar 3.2
3.2. Momen
Selain dapat menyebabkan suatu benda bergerak translasi, gaya juga dapat
menyebabkan benda tersebut bergerak rotasi terhadap sembarang sumbu yang
tegak lurus dan tidak memotong garis kerja gaya tersebut. Kecenderungan
tersebut dinamakan momen dari gaya terhadap suatu sumbu.
Gambar 3.3 memperlihatkan sebuah gaya yang bekerja pada suatu benda. Gaya
tersebut cenderung membuat benda tersebut berputar terhadap suatu sumbu,
misalnya sumbu y.
M = P.d
P
d
Gambar 3.3
Momen tersebut merupakan vektor yang tegak lurus terhadap benda. Arah
vektor momen didefinisikan dengan kaidah tangan kanan. Jika tangan kanan
menggenggam dengan keempat jarinya diarahkan sesuai dengan arah momen,
maka arah vektor momen adalah sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh ibu
jari. Penjumlahan momen mengikuti dalil penjumlahan vektor.
3.3.Teorema Varignon
Salah satu dari prinsip mekanika yang bermanfaat adalah Teorema Varignon,
yang menyatakan bahwa momen gaya terhadap suatu titik adalah sama dengan
jumlah momen dari komponen-komponen gaya terhadap titik tersebut. Untuk
membuktikannya, tinjau gaya R pada gambar 3.4. Gaya P dan Q adalah
komponen gaya dari R. Momen gaya R terhadap titik O adalah :
MO = R . r
P R
q
Q
r p
O
Gambar 3.4
Contoh Soal 3.1 2m
A
Hitunglah besar momen terhadap titik O akibat 40o
bekerjanya gaya 600 N dengan empat cara
600 N
4m
Penyelesaian : O
Gambar C3.1
3.4. Momen suatu Kopel
Dua buah gaya sejajar yang sama besar dan berlawanan arah disebut kopel.
Tinjau aksi dua buah gaya, F dan –F, yang sama besar dan berlawanan arah pada
gambar 2.7. Momen kedua gaya tersebut terhadap sembarang titik, misalnya
titik O dapat dituliskan sebagai:
Mo = F. (a + d) – F. a
= F. d (3.3)
-F
a
F
d
Gambar 3.5
Besar kopel terhadap sembarang titik adalah sama, tidak tergantung pada letak
titik tersebut, dan besarnya adalah merupakan perkalian antara besar gaya
tersebut dengan jarak kedua gaya.
Telah disebutkan bahwa pengaruh suatu gaya terhadap benda selain cenderung
menggerakkan benda dalam arah translasi, juga cenderung memutar benda
tersebut terhadap suatu sumbu yang tidak berpotongan dengan garis kerja gaya.
Pengaruh ganda ini sering dipermudah dengan menggambarkan sebuah gaya
yang sama dan sejajar, dan sebuah kopel untuk mengimbangi perubahan momen
akibat gaya tersebut. Gabungan gaya dan kopel ini dikenal sebagai sistem gaya-
kopel.
F F
B B B
= -F =
d
F F
A A M = Fd
O
Penyelesaian :
Pertama-tama kita hitung momen di titik O
akibat gaya 100 N
Mo = 100. (0,2) = 20 Nm
Lalu kita pindahkan gaya 100 N ke titik O, dan
100 N
tambahkan momen sebesar 20 Nm untuk
O
mengimbangi perubahan momen.
Gambar C3.2
12 in
Penyelesaian :
Pertama-tama kita hitung jarak yang tegak
lurus dengan garis gaya. 50 lb
O
d = M/F = 600/50 = 12 in
lalu kita pindahkan gaya 50 lb sejauh 12 in di Gambar C3.3
sebelah kanan titik O pada lengan kunci pas.
3.5. Resultan sistem gaya Sebidang
Resultan sistem gaya adalah kombinasi gaya paling sederhana yang dapat
menggantikan gaya awal tanpa mengubah efek luar pada benda tegar yang
dikenakan gaya tersebut.
Tinjau tiga buah gaya pada gambar 3.7a. Secara grafis, garis kerja gaya resultan R
dapat diperoleh dengan mempertahankan garis kerja yang tepat dari gaya-gaya
tersebut dan menjumlahkannya menurut hukum jajaran jenjang (gambar 3.7b).
Besar dan arah gaya resultan R diperoleh dengan membentuk poligon gaya
seperti tampak pada gambar 3.7c.
F1
F1
F2
F2
F1
F2
R
R1
R1
F3 F3
F3
(a) (b)
F2
F3y F2y F3
F1
Ry F1y R
F1x F2x F3x x
Rx
(c)
Gambar 3.7
Secara aljabar kita dapat menentukan gaya resultan sebagai berikut: Pertama,
Pilih titik acuan dan pindahkan semua gaya ke titik tersebut. Proses ini dilukiskan
pada gambar 3.8a dan 3.8b, di mana momen M1, M2, dan M3 adalah kopel yang
dihasilkan dari pemindahan gaya-gaya F1, F2, dan F3 dari garis kerja aslinya ke
garis kerja yang melalui titik A. Kemudian semua gaya dan kopel dijumlahkan
membentuk sistem gaya-kopel tunggal R dan M (gambar 3.8c). Pada gambar 3.8d
letak garis kerja R ditentukan sedemikian agar momen yang dihasilkan oleh gaya
R terhadap titik A sama dengan MA.
M 1 = F 1. d 1 M 2 = F 2. d 2 M 3 = F 3. d 3
R = F = F1 + F2 + F3
MA = M = M1 + M2 + M3 (3.5)
R. d = MA
F1
F2
F1
d1 M
M3 1 F2
d3 A
A
d2 F3
M2
F3
(a) (b)
R
d
A
M M
A d
R
(c) (d)
Gambar 3.8
Contoh soal 3.4
Rubahlah sistem pembebanan berikut dengan sistem gaya kopel di titik O
(Gambar C3.4a)
Gambar C3.4
Solusi :
Pertama-tama, gaya 3 kN dan 5 kN kita uraikan menjadi komponen x dan y
(gambar C3.4b), setelah itu kita hitung besar momen akibat gaya pada titik O.
No. 1 No. 2
= 40 N
= 30 N
No. 3
Solusi soal no 3.
MA= 470 N.m
√
No. 4
Sebuah benda tegar berada dalam keadaan seimbang jika resultan gaya dan
resultan momen yang beraksi pada benda tegar tersebut sama dengan nol.
Hal yang paling utama dalam pembahasan keseimbangan benda tegar adalah
membuat diagram benda bebas (DBB), yaitu diagram yang mengambarkan
kondisi benda tegar dengan gaya-gaya pembebanan dan gaya reaksi tumpuan
yang beraksi pada benda tegar tersebut. Oleh sebab itu maka perlu mengenal
macam-macam tumpuan dan gaya reaksinya.
1 1
3 1
4 2
5
3
Dukungan tetap
(a)
(b)
Gambar C3.7
3.7. Keseimbangan Tiga Gaya
Tinjau sebuah benda dengan tiga buah gaya yang beraksi padanya. Benda
tersebut berada dalam keadaan seimbang jika resultan ketiga gaya sama dengan
nol dan ketiga garis aksi gaya berpotongan pada satu titik.
1. Sebuah crane ditumpu oleh sebuah pin di C dan kabel AB, Jika x = 5 m, dan
beban 500 kg, tentukan tegangan pada kabel AB dan reaksi tumpuan C.