BAB III
MOMEN DAN APLIKASINYA
Pada bab sebelumnya telah dibahas efek gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
benda melalui garis kerjanya atau pada titik perpotongannya. Tetapi pada bab ini akan
dibahas efek gaya-gaya ini pada sejumlah titik lain, jauh dari titik perpotongan garis
kerjanya.
A. Pengertian Momen.
Pengaruh sebuah gaya pada sebuah benda dapat menyebabkan kecenderungan
untuk menggerakkan benda (tarik, tekan) dan memutar benda (rotasi). Kecenderungan
untuk memutar benda tersebut merupakan efek gaya terhadap benda yang ditinjau dari
titik tertentu (titik perputaran) yang letaknya pada benda di luar garis kerja gaya tersebut.
Efek putaran ini disebut momen, yang besarnya ditentukan oleh besar gaya dan lengan
momen.
B. Jenis Momen
Momen sebuah gaya dapat diklasifikasikan atas (a) arah putaran disebabkan oleh
gaya, dan (b) pengaruh yang dihasilkan oleh putaran benda. Arah dan putaran momen
adalah momen searah jarum jam atau momen berlawanan arah jarum jam. Momen searah
jarum jam menyebabkan putaran benda sama arahnya dengan gerakan jarum jam (lihat.
Gambar 23 a). Sedangkan momen berlawanan arah jarum jam cenderung untuk memutar
benda berlawanan arah dengan gerakan jarum jam (lihat gambar 23,b).
C. Teorema Varignon
Suatu teorema yang sangat penting dalam statika ditemukan oleh matematikawan
Perancis yang bernana Varignon (1654 – 1722). Teorema ini menyatakan “momen
sebuah gaya terhadap setiap sumbu sama dengan jumlahan momen komponen gaya itu
terhadap sumbu yang bersangkutan (Ferdinand P. Beer, 1983 : 58). Untuk
membuktikannya, tinjau sebuah gaya F beraksi pada titik A dan komponen F 1 dan F2 dari
gaya itu dengan arah yang bebas (gambar 25a). Momen F terhadap sumbu yang melalui
titik sembarangan ialah Fd, dengan d menyatakan jarak tegak lurus dari B ke garis aksi F.
Demikian juga momen F1 dan F2 sekitar sumbu yang melalui B ialah F1 d1 dan F2 d2
berturutan, dengan d1 dan d2, menyatakan jarak tegak lurus dari B ke garis aksi F 1 dan F2.
Akan dibuktikan bahwa:
Fd = F1 d1 + F2 d2 ………………………. (1)
Pada A akan diterapkan dua sumbu tegak lurus seperti ditunjukkan pada gambar
25 b, sumbu X nya tegak lurus pada AB, sedangkan sunbu Y searah dengan AB.
D. Momen Kopel
Dua buah gaya yang sama besar dan berlawanan arah tetap sejajar dinamakan
kopel. Suatu kopel tak mampu menghasilkan gerak translasi, tetapi menghasilkan rotasi
pada benda dimana kopel bekerja. Contoh sederhana sebuah kopel adalah gaya yang
digunakan untuk mengencangkan lilitan sebuah jam agar jam hidup, dan gaya yang
digunakan untuk penguncian dan pembukaan sebuah kunci. Gaya-gaya pada kopel tidak
dapat menghasilkan gaya susunan, karena resultan gaya susunannya sama dengan nol,
tetapi tidak saling meniadakan, ini disebabkan karena titik tangkapnya berlainan (lihat
gambar 27 a). Sedangkan jarak tegak lurus (a) antara garis kerja dari dua buah gaya sama
besar dan berlawanan arah dinamakan lengan kopel.
Momen sebuah kopel adalah hasil kali gaya (yakni salah satu gaya dari dua gaya
sama besarnya dan berlawanan arah) dengan lengan kopel (R.S.Khurmi, 1980: 55).
Secara matematis dapat ditulis:
Momen sebuah kopel = F1 x a = F2 x a
Dinana F1 dan F2, adalah gaya, dan a adalah lengan kopel.
Momen kopel dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, bergantung pada arah
mana kopel cenderung merotasi benda dan dimana kopel-kopel bekerja, yaitu kopel
searah jarum jam (gambar 27 a) dan kopel berlawanan arah jarum jam (gambar 27 b).
Sebuah kopel yang searah jarum jam dinamakan kopel positif, sedangkan kopel yang
berlawanan arah jarum jam dinamakan kopel negative.
F1 ,11 F .1
(3). 2 2
13 14
Seterusnya, pola penyelesaian soal pada lever ditunjukkan seperti flow
chart (diagram alir) di bawah ini:
RA = AH 2 AV 2
RA = 1125 2 2248,56 2
RA = 2514,3 N
Contoh soal 3 – 5 :
Sebuah lever katup keamanan mempunyai berat 40 N. Jarak antara fulcrun
(engsel) dan ujung dari tangkai katup 7,5 cm. Panjang lever 62,5 cm dan letak
titik berat adalah 20 cm dari tangkai katup, berapakah berat (W) yang harus
diletakkan pada ujung lever sehingga uap akan mengalir keluar dengan tekanan
106 N/m2. Berat katup dan tangkainya 10 N dan diameter dari katup 7,5 cm.
Penyelesaian:
Perhatikanlah gambar 33 yang menunjukkan sebuah lever dari katup keamanan.
Berat lever WL yang bekerja pada titik beratnya,G = 40 N
Jarak tangkai katup V dari fulcrum F = 7,5 cm
Panjang lever FA atau L = 62,5 cm
Jarak titik berat lever G dari tangkai V = 20 cm
Tekanan uap = 106 N/m2
Berat katup dan tangkai, WV = 10 N
Diameter katup, d = 7,5 cm
Berat yang harus diletakkan pada ujung lever = W
Luas katup, a = 0,785 x d2
a = 0,785 x (7,5)2
a = 44,16 cm2
Gaya uap P yang bekerja tegak lurus ke atas.
P = luas katup x tekanan uap
P = 44,16 x 10-4 m2 x 106 N/m2
P = 4416 N
Gambar 38. Sebuah Katup Keamanan
Ambil momen dari semua gaya terhadap tumpuan F dan persamaan
jumlah momen searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam diperoleh :
P x FV = WV x FV + WL x FG + W x FA
4416 x 7,5 = 10 x 7,5 + 40 x (FV + VG) + W x 62,5
33120 = 75 + 40 (7,5 + 20) + 62,5 W
33120 = 75 + 1100 + 62,5 W
62,5 W = 31945
31945
W= 62,5
W = 511,12 N
2. Menghitung Reaksi Titik Tumpuan
Arah reaksi titik tumpuan tersebut tergantung dari posisi beban dukung
serta jenis titik tumpuan yang digunakan. Adapun jenis-jenis tunpuan yang
dipakai sebagai berikut ini.
Gambar 39. Jenis dan Arah Reaksi Tumpuan
Untuk menghitung besarnya reaksi tumpuan ada dua cara, yakni cara
analitis dan cara grafis. Untuk menghitung besarnya reaksi tumpuan secara
analitis, maka harus menggunakan syarat-syarat kesetimbangan. Sebuah benda
atau konstruksi dikatakan setimbang :
a. Jumlah aljabar dari komponen gaya-gaya dalam arah horizontal
(datar) harus sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis ∑ FH =
0.
b. Jumlah aljabar dari komponen gaya-gaya dalam arah tegak lurus
(vertikal) harus sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis ∑ F V
= 0.
c. Jumlah aljabar dari momen gaya terhadap sebuah titik di bidang
datar harus sama dengan nol. Secara matematis dapat di tulis ∑ M = 0.
Selanjutnya untuk menghitung besarnya reaksi titik tumpuan secara grafis
dapat dilakukan dengan metode membuat diagram ruang (space diagran),
menggunakan notasi Bow, dan membuat atau melukis diagram vektor.
Contoh Soal 3-6
Sebuah batang AB panjang 4 m ditumpu pada titik A dengan tunpuan rol
dan pada titik B dengan tunpuan engsel. Batang menerima beban sebesar 5 kN
dan 10 kN pada jarak 1 m dan 3 m dari tumpuan sebelah kiri (tumpuan A), serta
ada sebuah kopel yang besarnya 7 kNm bekerja dalam arah berlawanan jarum jam
pada titik tengah batang. Hitunglah reaksi titik tumpuan dan momen setiap titik.
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Panjang batang = 6m, dan apabila RA = reaksi pada titik tumpuan A dan
RB = reaksi pada titik tumpuan B. Oleh karena batang ditumpu pada titik B
dengan tumpuan rol, maka reaksi RB akan vertikal. Selanjutnya, karena batang
diberi tumpuan engsel pada titik A dan juga menerima beban miring, maka reaksi
RA akan miring atau membentuk sudut terhadap vertikal.
(a). Metode Analitis.
Oleh karena pada titik D beban miring, maka beban ini diuraikan atas komponen
vertikal dan horizontal. Beban pada titik D secara vertikal = 40 . sin 45° = 28,28
kN. Beban pada titik D secara horizontal = 40 . Cos 45° = 28,28 kN. Sedangkan
antara titik C dan D, beban terbagi rata, jadi beban totalnya = 2 m x 15 kN/m = 30
kN, dan terletak sejauh 3 meter dari tumpuan A.
Ambil momen terhadap A.
RB x 6 = 50 x 2 + 30 x 3 + 28,28 x 4
6 RB = 303,12
303,12
RB = 50,52 kN
6
Komponen vertical dari reaksi RA,
RAV = 50 + 30 28,28 – 50,52 = 57,76 kN
Komponen horizontal dari reaksi RA,
RAH = 40 cos 45° = 28,28 kN
Reaksi pada titik A,
RA = RAV 2 RAH 2
RA = 57,76 2 28,28 2
RA = 64,31 kN
θ = sudut yang dibuat RA dengan vertical
28,28
tg θ = 57,76 0,4896
θ = 26° 5’
X = jarak antara A dan garis kerja resultan
Persamaan momen searah jarum jam dan momen berlawanan arah jarum
jam dari komponen gaya-gaya vertikal dan resultan terhadap titik A.
108,28 X = 50 x 2 + 30 x 3 + 28,28 x 4
108,28 X = 303,12
303,12
X = 108,28 = 2,799 m atau 2,8 m
(a) (b)
Gambar 42. Metode Grafis Penyelesaian Contoh Soal 3-5
4. Selanjutnya perpanjang garis beban PQ, QS, ST, dan reaksi R A dan RB.
Melalui garis reaksi RA tarik garis p1p2 sejajar Op memotong garis kerja beban
50 kN.
5. Dengan cara yang sama, tarik p2p3, p3p4, p4B sejajar Oq, Os, dan Ot.
Hubungkan p1 dengan B dan melalui O, tarik garis sejajar garis ini.
Seterusnya melalui t, tarik suatu garis vertikal (karena reaksi R B adalah
vertikal) berpotongan dengan garis melalui O pada u. Hubungkan u dengan p.
6. Berikutnya panjang up dan ut pada diagram vektor, menghasilkan besaran
dan arah reaksi RAdan RB seperti ditunjukkan pada gambar 37 a dan b. Dengan
pengukuran didapatkan:
RA = 64 kN
RB = 51 kN
θ = 26°
7. Untuk mendapatkan posisi resultan gaya. hubungkan garis p1p2
dengan garis p4B dan bertemu pada R. Melalui R tarik- garis sejajar
dengan pt dan perpanjang garis ini sehingga memotong garis AB seperti
ditunjukkan pada gambar 37 a. Dengan melakukan pengukuran
diperoleh Jarak antara A dan garis kerja resultan, yakni x = 2,8 meter.
Contoh Soal 3-8
Pada gambar 38 diperlihatkan sebuah truss atap yang diberi tumpuan
engsel pada satu ujungnya dan ujung yang lain diberi tumpuan rol. Truss
menerima beban angina seperti ditunjukkan pada gambar. Tentukanlah reaksi
kedua tumpuan secara analitis dan grafis.
Penyelesaian :
RA = reaksi pada A dan RB = reaksi pada B. Oleh karena rangka diam pada
tumpuan rol di B, maka reaksi di titik ini adalah vertikal. Soal ini dapat
diselesaikan secara analitis maupun grafis. Kedua metode ini akan dibahas satu
per satu.
(a). Metode Analitis.
Ambil momen terhadap A dan persamaannya adalah:
RB x 10 = 20 x 2,9 + 10 x 5,8 (jarak AC = 2,9 m dan jarak AD =
5,8 m)
10 RB =116
116
RB = = 11,6 kN.
10
Total beban angin = 10 + 2O + 10 = 40 kN
Komponen horizontal dari beban angin total
= 40 Cos 60° = 40 x 0,5 = 20 kN
Komponen vertikal dari beban angin total
= 40 sin 60° = 40 x 0,866 = 34,64. kN
Reaksi vertikal pada tumpuan B = 11,6 kN
Reaksi vertikal pada tumpuan A = 34,64+ - 11,6 = 23,04 kN.
RB = 1333,4 N
RA = ( 1000 + 2000 + 1000) – 1333,4 = 2666,6 N
(b) Asumsikan bahwa gaya dorong horizontal adalah dibagi sama dengan dua
reaksi.
Komponen horizontal dari beban total
∑ H = 1000 cos 60° + 2000 cos 60° + 1000 cos 60°
= 1000 x 0,5 + 2000 x 0,5 + 1000 x 0,5
= 2000 N
Gaya dorong horizontal pada setiap tumpuan
2000
RAH = RBH = 1000 N
2
Ambil momen terhadap A,
2000 x 2 1000 x 4
RBV x 8 =
sin 600 sin 600
8000
RBV =
8 x sin 600
RBV = 1154,73 N
Reaksi pada tumpuan A,
RA = 1000 2 2309,27 2 = 2516,49 N
2309,27
tg θ = 2,3009
1000
θ = 66° 30’
Reaksi pada B,
RB = 10002 + 1154,732 = 1527,5 N
1154,73
tg θ = 1,1547
1000
θ = 49° 6’
F. Soal – soal latihan
1. Sebuah batang panjangnya 16 meter dan massanya 200 kg, ditumpu pada
kedua ujungnya. Seorang manusia mempunyai berat 750 N berdiri diatasnya.
Dimana posisinya jika gaya pada satu titik tumpuan 2 kali dari titik tumpuan
lainnya.
2. Suatu kopel yang dibentuk oleh dua gaya 975 N diterapkap pada susunan
kerek seperti ditunjukkan pada gambar 41. Tentukan kopel ekuivalen yang
dibentuk oleh :
(a). gaya vertikal yang beraksi di B dan di D.
(b). gaya yang beraksi di B dan di D.
(c). gaya terkecil yang dapat diterapkan pada susunan itu.
(key: 271 N ; 390 N ; 250 N)
Gambar 46. Kopel Gaya pada susunan Kerek Gambar 47. Sebuah Keping baja
3. Suatu mesin bor berganda dipakai untuk melubangi sekaligus enam lubang
pada keping baja yang tergambar. Masing-masing bor meninbulkan kopel
searah jarum jam yang besarnya 5000 N-mm pada keping itu. Tentukanlah
kopel ekuivalen yang dibentuk oleh gaya terkesil yang beraksi (a) di A dan C,
(b) di A dan D, (c) pada keping.
(key: 98,43 N; 78,74 N; 59,06 N)
4. Sebuah kombinasi lever ditunjukkan dalam gambar 43. AF1 = 45 cm, F1C =
6,25 cm, link CD = 15, DF2 = 24, 375 cm, F2E = 7,5 cm, sudut CDF2 = 90°.
Posisi AC adalah horizontal, CD dan F2E adalah vertical, DF2 dan ES adalah
horizontal. Berapakah usaha P yang diperlukan untuk mengatasi berat beban
di titik E sebesar 280 N.
(key: 11,95 N)
Gambar 51. Suatu Peti Roda Gigi Gambar 52. Rangka dengan Ujung-ujungnya
Ditumpu Secara Sederhana
8. Tentukan reaksi pada A dan B dari truss yang menerima beban seperti pada
gambar 47.
9. Gambar 48 a menunjukkan sebuah truss, satu ujungnya diberi tumpuan engsel
dan ujung yang lain diberi tumpuan rol. Truss menerima beban seperti
ditunjukkan pada gambar. Tentukan reaksi pada A dan B.
(Key: 25,2 kN; 19,2 kN)
10. Tentukanlah reaksi pada A dan B dari truss menerima beban seperti yang
ditunjukkan pada gambar 48 b.
(Key: 41,6 kN; 31,5 kN)