Anda di halaman 1dari 16

Minggu 5

BAB V
TITIK BERAT

A. Pengertian Titik Berat dan Centroid


1. Pengertian Titik Berat
Sejak lama telah ditetapkan bahwa sejumlah partikel sebuah benda ditarik
oleh bumi menuju pusatnya. Gaya tarik berbanding lurus dengan massa partikel yang
bekerja secara vertikal ke bawah dinamakan berat benda. Jarak antara partikel dari
sebuah benda dan pusat bumi adalah sama, maka gaya bekerja sepanjang garis
paralel.
Kita telah membahas dalam Bab IV bahwa satu titik mungkin ditentukan
dalam satu benda, melalui resultan dari semua gaya paralel yang bekerja. Titik ini
merupakan berat keseluruhan benda yang bekerja dan dinamakan sebagai titik berat
(secara singkat ditulis c.g). Yang perlu dicatat bahwa setiap benda memiliki satu dan
hanya satu titik berat.
2. Pengertian Centroid
Gambar Geometris bidang seperti segitiga, lingkaran dan lain-lain memiliki
hanya luas dan tidak ada massanya. Pusat dari luas gambar dinamakan centroid

B. Metode Menentukan Titik Berat


Titik berat (Centroid) dapat ditentukan dengan salah satu dari tiga metode berikut ini:
1. Metode Geometris
Titik berat dari suatu gambar sederhana dapat ditentukan secara geometris dari
gambar yakni:
a. Titik berat batang seragam adalah pada titik tengahnya.

Gambar 1.Titik Berat Pada Batang Seragam

1
b. Titik berat dari sebuah segiempat adalah pada titik dimana
diagonalnya saling bertemu. Titik berat juga pada titik tengah panjang
atau lebar dari segiempat seperti tergambar.
c. Titik berat segitiga adalah pada titik dimana tiga median (median
adalah garis yang menghubungkan vertex dan titik tengah dari sisi
yang berlawanan) dari segitiga bertemu seperti gambar 91.

Gambar 2. Titik Berat Pada Trapesium dan Kerucut


d. Titik berat sebuah trapezium dengan sisi sejajar a dan b adalah pada

h  b  2a 
jarak (   ) diukur dari sisi b seperti ditunjukkan pada
3  ba 

gambar 91.
h
e. Titik berat dari sebuah kerucut adalah pada jarak dari dasarnya,
4
diukur dari sumbu vertical seperti ditunjukkan pada gambar 91.
2. Metode Grafis
Titik berat sebuah benda dapat ditentukan dengan metode grafis seperti di
bawah ini:

Gambar 3. Metode Grafis

2
Perhatikanlah profil / bentuk (A,B,C,D,E,F,H) seperti pada gambar 92. Dan
ikut langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bagi profil L menjadi dua segi empat, yakni ABCH dan DEFH,
dimana a = luas segi empat DEFH dan a2 = luas segi empat ABCH.
b. Berikutnya perlakukan secara grafis a1 dan a2 sebagai 2 gaya vertikal
yang bekerja melalui pusat dari segi empat. Lukis vektor x y
menyatakan a dengan suat skala dan vector y z menyatakan a2.
c. Pilihlah titik o yang sesuai dan hubungkan ox, oy, dan oz seperti
tergambar 92 ( c ).
d. Tarik garis vertical melalui titik berat dari kedua segi empat seperti
pada gambar 92 ( a ).
e. Pilihlah titik p1 yang sesuai pada garis vertikal melalui titik berat dari
segi empat ABCH (dinamakan garis aksi a1) , melalui p1 tarik suatu
garis paralel sejajar ox dan oy bertemu garis aksi a 2 dan p2. Melalui p2
tarik garis sejajar oz. garis pertama dan terakhir, bila diperpanjang
bertemu pada p (gambar a). Titik berat dari seksi ini harus terletak
pada sebuah garis vertikal p tarik garis vertical melalui p seperti
ditunjukkan pada gambar 92 (a).
f. Dengan cara yang sama perlakukan secara grafis a 1 dan a2 sebagai dua
gaya horizontal melalui pusat dari segi empat. Susun vector x y
menyatakan a1 dengan skala tertentu dari y1z1 menyatakan a2. Pilihlah
titik o1 yang sesuai dan hubungkan o1x1, o1y1 dan o1z1 seperti gambar
92 (b).
g. Tarik garis kerja horizontal a1 dan a2 melalui titik berat dari kedua segi
empat. Berikutnya pilih titik p1 yang sesuai pada garis aksi a1. Melalui
p11, tarik garis o1x1 dari garis sejajar o1y1. Bertemu / memotong garis
aksi a2 pada p21. Melalui p21 tarik garis sejajar o1z1, garis pertama dan
terakhir, bila diperpanjang akan bertemu pada p1 seperti tergambar (a).
Selanjutnya tarik garis horizontal melalui p2, sehingga bertemu dengan
garis vertikal melalui g.

3
3. Metode Momen
Titik berat dapat juga ditentukan dengan metode momen, perhatikan
sebuah benda dengan massa M yang titik beratnya belum diketahui. Untuk
menentukan titik beratnya bagilah benda menjadi massa-massa kecil yang titik
beratnya mudah diketahui seperti gambar 93.

Gambar 4. Metode Momen


Bila m1, m2, m3,…. dan seterusnya merupakan massa dari partikel dan
(X1Y1), (X2Y2), (X3Y3)…… dan seterusnya merupakan koordinat dari titik
berat sebuah titik O seperti pada gambar 93.
Bila X dan Y merupakan koordinat dari titik berat dari prinsip momen,
M X = M1X1 + M2X2 + M3X3………
MX
X =
M
Dengan cara yang sama,
MY
Y =
M
M = M1 + M2 + M3 +…………..
a. Titik Berat dari Bidang
Titik berat dari gambar bidang (seperti profil T, propel I, profil L
dan seterusnya). Ditentukan dengan cara yang sama dengan benda pejal
(solid bodies). Dalam kasus ini, benda diasumsikan memiliki tebal yang
sama (uniform thickness) atau tidak memiliki massa, titik berat profil akan
serupa dengan luas.
Bila X dan Y merupakan koordinat titik berat dengan respek
terhadap beberapa sumbu acuan, maka:

4
a1 x1  a2 x2  a3 x3  ....
X =
a1  a2  a3  ...
a1 y1  a2 y2  a3 y3  ....
Y =
a1  a2  a3  ...
Dimana a1, a2, a3, dan seterusnya merupakan luas dari keseluruhan
profil. x1, x2, x3…. dan seterusnya merupakan kordinat dari luas a 1, a2, a3,
…. Terhadap sumbu x-x dengan respek pada acuan sumbu yang sama. y1,
y2, y3,….. dan seterusnya merupakan koordinat dari luas a1, a2, a3 terhadap
sumbu y-y dengan respek pada acuan sumbu yang sama.
Titik berat sebuah benda selalu dihitung dengan mengacu pada
beberapa asumsi sumbu yang dinamakan sebagai sumbu acuan (axis of
figures). Sumbu acuan dari profil (plane figures) umumnya dambil sebagai
garis paling rendah dari sumber untuk menghitung Y dan garis ini dari
sumber untuk menghitung X .
Beberapa profil (seksi) yang titik beratnya butuh untuk ditentukan
adalah simetris daya x-x atau sumbu y-y (seperti dalam contoh soal…..).
Dalam kasus ini , prosedur untuk menghitung titik berat dari benda adalah
sayat sederhana, seperti menghitung X dan Y . Ini disebabkan bahwa
titik berat benda akan terletak pada sumbu simetris. Contoh berikut
merupakan

Contoh 5 -1: Tentukan titik berat dari profil Tdengan ukuran 10 cm x 15


cm x 3 cm.

Gambar 5. Contoh Soal 5 - 1

5
Penyelesaian:
Profil / seksi adalah simetris terhadap y-y karenanya titik berat dari
profil akan terletak pada sumbu ini. Bagilah profil menjadi dua segi empat
ABCH dan DEFG seperti ditunjukkan pada gambar.
Apabila Y merupakan jarak antara titik berat dan dasar FE,
sebagai sumbu acuan.
1. Luas ABCH
a1 = 10 x 3 = 30 cm2
3
y1 = ( 15 - ) = 13,5 cm
2
2. Luas DEFH
a2 = 12 x 3 = 36 cm2
12
y2 = = 6 cm
2
ay  ay 30 x13,5  36 x 6 405  216
Y =    9,4cm
aa 30  36 66
Contoh 5 - 2: Tentukanlah pusat titik berat dan profil L seperti tergambar.

Gambar 6. Gambar Untuk Contoh Soal 5-2


Penyelesaian:
Bagilah profil L menjadi dua segiempat, yakni ABCG dan DEFG seperti pada
gambar 95.
Apabila Y merupakan jarak antara titik berat dab AB sumbu acuan
1. Luas ABCG
A1 = 10 x 2 = 20 cm2

6
2
Y1 =  1cm
2
2. Luas DEFG
A2 = (16 -2 ) x 2 = 28 cm2
14
Y2 = 2 +  9cm
2
A1Y1  A2Y2 20 x1  28 x9 272
Y    5,67cm
A1  A2 20  28 48

Dengan cara yang sama ambil X merupakan jarak antara titik


berat dan AF sebagai sumbu acuan.
1. Luas ABCG
A1 = 20 cm2
10
Y1 =  5cm
2
2. Luas DEFG
A2 = 20 cm2
10
Y2 =  5cm
2
A1 X 1  A2 X 2 20 x5  28 x1 128
X     2,67cm
A1  A2 20  28 48
Jadi titik berat dari profil L adalah jarak 5,67 cm dari AB dan 2,67
cm dari AF.
Contoh 5 - 3.
Tentukanlah secara analisa titik berat dari bidang seperti pada gambar di bawah
ini:

Gambar 7. Contoh Soal 5 – 3

7
Penyelesaian:
Apabila Y merupakan jarak titik berat dari bidang dan alasnya.
Daerah 1
A1 = 10 x 5 cm2
5
Y1 =  2,5cm
2
Daerah 2
 2 
A2 = xr  x 2,52  9,82cm 2
2 2
5
Y2 =  2,5cm
2
Daerah 3
5 x5
A3 =  12,5cm 2
2
5
Y3 = 5   6,67cm
3

A1Y1  A2Y2  A3Y3 50 x 2,5  9,82 x 2,5  12,5 x6,67 232,9


Y    3,22cm
A1  A2  A3 50  9,82  12,5 72,32

Dengan cara yang sama apabila X merupakan jarak antara titik berat dari
bidang dan ujung kiri lingkaran.
Daerah 1
A1 = 50 cm2
10
X1 = 2,5 +  7,5cm
2
Daerah 2
A2 = 9,82 cm2
4r 4 x 2,5
X2 = 2,5 -  2,5   1,44cm
3 3
Daerah 3
A3 = 12,5 cm2
X3 = 2,5 + 5 + 2,5 = 10 cm
Gunakanlah rumus

8
A1 X 1  A2 X 2  A3 X 3
X =
A1  A2  A3
50 x7,5  9,82 x1,44  12,5 x10 514,14
X =   7,11cm
50  9,82  12,5 72,32

Jarak titik berat dari bidang adalah terletak pada jarak 3,22 cm dari
alas dan 7,11 dari ujung kiri lingkaran.
b. Titik Berat Benda Padat (Volume)
Titik berat dari benda padat (solid bodies) seperti, silinder, kerucut, dan
seterusnya ditentukan dengan cara yang sama seperti gambar bidang
(luas), pada benda padat dihitung volumenya.
Bila X dan Y merupakan koordinat titik berat dengan respek terhadap
beberap sumbu acuan, maka
V1 X 1  V2 X 2  V3 X 3  .......
X 
V1  V2  V3

V1Y1  V2Y2  V3Y3  .......


Y 
V1  V2  V3

Dimana V1, V2, V3, dan seterusnya merupakan volume bagian dari
keseluruhan volume benda, sedangkan Y1, Y2, Y3 merupakan jarak dari
dasar perhitungan (misalnya alas benda).
Contoh 5 - 4:
Sebuah benda pejal (solid) seragam dibentuk dari gabungan kerucut
dengan tinggi H dari dasarnya sebuah silinder setinggi h, Hitunglah jarak titik
berat benda, jika H = 12 cm, h = 3 cm.
Penyelesaian:

Gambar 8. Untuk Contoh Soal 5 - 4

9
Benda simetris terhadap sumbu vertical, maka titik beratnya akan terletak
pada sumbu ini.
R merupakan radius dari dasar silinder dan Y merupakan jarak antara titik
berat penampang dari dasar bidang (yakni alas silinder)

1. Silinder
Volume V1 = π r2 x h
= 3 π r2 cm2
3
Y1 =  1,5cm
2
2. Kerucut
Volume V2 = 1/3π r2 x h
= 1/3 π r2 x 12 = 4 π r2
12
Y2 = 3 +  6cm
4
V1Y1  V2Y2 3r 2 x1,5  4r 2 x 6
Y  =
V1  V2 3r 2  4r 2
Y = 4,07 cm
Contoh 5 – 5:
Sebuah silinder dengan diameter 12 cm digabungkan dengan sebuah
Hemisphere (setengah lingkaran) dengan diameter yang sama. Tentukanlah tinggi
silinder tertinggi sehingga titik berat dari penampang gabungan. Massa jenis dari
Hemisphere (setengah lingkaran) adalah dua kali dari material silinder.
Penyelesaian:

Gambar 9. Untuk Contoh Soal 5 -5

10
Benda adalah simetris terhadap sumbu vertical, maka titik berat dari penampang
akan terletak pada sumbu ini.
Sumbu vertical memisahkan bidang gabungan menjadi dua penampang pada titik
O, karenanya titik berat penampang adalah jarak 6 cm dari P, yakni dasar
Hemisphere (setengah lingkaran).
Bila h = tinggi silinder
1. Silinder

Berat, W1 = P x (d ) 2 h
4

=Px (12) 2 h
4
= 36 π ρ h g m
h
Y1 = 6 + cm
2
2. Hemisphere
2 2 2
W2 = ρ x r  2 x  (6) 2
3 3
= 288 π ρ g cm
3 3 15
Y2 = 6 - xr  6  x 6  cm
8 8 4
Gunakan Rumus:
W1Y1  W2Y2
Y 
W1  W2
h 15
36h(6  )  288
6= 2 4
36h  288

216h  18h 2  1080


6=
36h  288
216 h + 1728 = 216 h + 18 h2 + 1080
18 h2 = 1728 – 1080
18 h2 = 648
648
h=  36  6cm
18

c. Titik Berat Dari Penampang Berlobang

11
Titik berat dari sebuah penampang (section) berlobang ditentukan
dengan menghitung penampang utama dan beratnya dikurangi dengan
penampang berlubang.
Titik berat dari sebuah penampang berlobang dapat dihitung dengan
rumus:
A1 X 1  A2 X 2
X 
A1  A2

A1Y1  A2Y2
Y 
A1  A2
Contoh 5 - 6
Tentukanlah titik berat dari sebuah penampang setengah lingkaran seperti
pada gambar di bawah ini yang memiliki radius dalam 16 cm dan radius luar 20
cm.
Penyelesaian:

Gambar 10. Untuk Contoh Soal 5-6


Penampang silinder sepanjang sumbu Y-Y, karenanya titik berat penampang
akan terletak pada sumbu ini. Apabila Y menyatakan jarak antara titik berat
penampang dan AB sebagai sumbu acuan.
1. Setengah Lingkaran
 2 
r  x 20   200cm 2
2
A1 =
2 2
4r 4 x 20 80
Y1 =   cm
3 3 3
2. Setengah Lingkaran Dalam
 2 
r  x16  128cm 2
2
A1 =
2 2

12
4r 4 x16 64
Y2 =   cm
3 3 3
Gunakan Rumus:
A1Y1  A2Y2
Y 
A1  A2

 80   64 
 200x   128x 
=
Y  3   310 
 11,2cm
200  128
Contoh : 5 - 7
Sebuah kerucut pejal memiliki sebuah lubang dengan diameter 50 cm
seperti pada gambar. Tentukanlah titik berat benda.

Gambar 11. Untuk Contoh Soal 5 - 7


Benda Simetris terhadap sumbu Y-Y, karenanya titik berat akan terletak pada
sumbu ini:
1. Kerucut OCD
Volume (V1)
V1 = 1/3 π r2 h
= 1/3 π (1)2 4
4 3
= m
3
4
Y1 =  1m
4

13
Gambar 12. Untuk Contoh Soal 5 - 7
2. Kerucut OAB
V2 = 1/3 π r2 h
= 1/3 π (0,5)2 2

= m3
6
2 5
Y2 = 2+  m
4 2
3. Lubang

V3 =  0,5 2 x 2   m3
4 8
2
Y3 =  1m
2
Gunakan Persamaan
V1Y1  V2Y2  V3Y3
Y 
V1  V2  V3

4  5  
  x1   x    x1
3  6 2  8 
Y  Y = 0,76 m
4  
 
3 6 8
d. Titik Berat Secara Integral
Titik berat dapat ditentukan secara matematis (integral) dengan
menggunakan prinsip momen. Perhatikanlah benda pada gambar, resultan
gaya gravitasi yang beraksi pada elemen adalah berat benda tersebut dan

diberikan oleh penjumlahan W =  dw , misalnya momen terhadap


sumbu Y maka rumus terhadap sumbu ini akibat berat elemen adalah X

14
dw dan parallel momennya untuk seluruh benda adalah  xdw jumlah
momen ini harus sama dengan W X , yaitu momen dari jumlah. Oleh

karena itu X W =  xdw . Dengan pernyataan yang serupa untuk dua


komponen lainnya, maka koordinat pusat G sebagai berikut:

X   xdw , Y   ydw , Z   zdw ....


W W W
Dengan subsitusi W = m g dan dw = g dm, maka koordinat pusat
garvitasi menjadi:

X 
 xdw , Y 
 ydw , Z 
 zdw ....
m m m
Massa jenis (density) ρ dari suatu benda adalah massa persatuan
volume. Jadi massa sebuah differensial elemen dari volume dv menjadi
dm = ρ d v. Dengan ρ tidak konstan pada sebuah benda, maka koordinat
pusat gravitasi menjadi:

X 
 xdv , Y 
 ydv , Z 
 zdv ....
 dv  dv  dv
Contoh 5 - 8
Tentukanlah titik berat sebuah segitiga yang tingginya h seperti tergambar
Penyelesaian:
Sumbu X diambil berimpit dengan alas segitiga. Dipilih
sebuah lajur differsial dari luas dA = x dy. Berdasarkan
kesebangunan segitiga, x / (h-y) = b / h.
Gunakan persamaan:
b h  y 
yda  hy h
dy
X   0
A bh
2
bh h  y bh 2
Y.   hyb 
2 0
h 6

h
Y 
3

15
Soal Latihan
Tentukanlah titik berat dari benda setengah bola dengan jari–jari r
terhadap alasnya

Gambar 13. Benda Setengah Bola

16

Anda mungkin juga menyukai