PENDAHULUAN
Mulai
1. Analisa Saringan
Agregat Halus dan
1. Pengujian Penetrasi Bahan
Kasar
Bitumen
2. Pemeriksaan Berat Jenis
2. Pemeriksaan Titik Nyala
Pengujian Dengan dan Penyerapan
3. Pemeriksaan Daktilitas
Marshall Test Agregat Kasar
4. Pemeriksaan Berat Jenis
3. Pemeriksaan Berat Jenis
Bitumen
dan Penyerapan Agregat
Halus
Pengolahan Data
1.3 Aspal
A. Definisi Aspal
Aspal menurut pengertian ASTM D-8-31 adalah bahan berwarna
hitam/coklat tua, bersifat perekat, terutama terdiri dari bituman, di dapat dari alam
atau dari proses pembuatan minyak bumi.Sedangkan menurut The Asphalt
Institue aspal adalah suatu campuran hidrokarbon alami atau dari suatu proses
B. Klasifikasi Aspal
Menurut RSNI S-01-2003 Spesifikasi aspal keras berdasarkan penetrasi
dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1 Spesifikasi Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi
Persyaratan
Jenis Pengujian Satuan Metode
Pen 40 Pen 60 Pen 80
Penetrasi , 25oC, 100 0,01
SNI 06-2456-1991 40-59 60-79 80-99
gr, 6 detik mm
o
Titik Lembek C SNI 06-2434-1991 51-53 51-53 (46-54)
o
Titik Nyala C SNI 06-2433-1991 Min. 200 Min. 200 Min 225
Daktilitas, 25oC Cm SNI 06-2432-1991 Min. 100 Min. 100 Min 100
Kelarutan dalam
%berat SNI 06-2456-1991 Min 99 Min 99 Min 99
Trichlor Ethylen
Penurunan Berat
%berat SNI 06-2441-1991 Maks 0,8 Maks 0,8 Maks 1,0
(dengan TFOT)
Persyaratan
Jenis Pengujian Satuan Metode
Pen 40 Pen 60 Pen 80
Daktilitas setelah
Cm SNI 06-2432-1991 - Min 50 Min 75
penurunan berat
Uji bintik
1. Standar Noptha
- AASHTOT. 102 Negatif
2. Naptha Xylene
3. Hechtane Xylene
o
Titik Nyala C SNI 06-2433-1991 218
Uji bintik
4. Standar Noptha
- AASHTOT-102 Negatif
5. Naptha Xylene
6. Hechtane Xylene
1.4 Agregat
Selain aspal material lain yang memiliki peran yang sangat penting adalah
agregat. Pada campuran beraspal, agregat memberikan kontribusi 90-95%
terhadap berat campuran sehingga sifat-sifat agregat merupakan salah satu faktor
penentu dari kinerja campuran tersebut untuk tujuan ini, sifat agregat yang harus
diperiksa antara lain :
1. Ukuran Butir
Laporan Praktikum Jalan Raya 6
Ukuran agregat dalam suatu campuran beraspal terdistribusi dari yang
berukuran besar sampai yang kecil. Semakin besar ukuran maksimum agregat
yang dipakai semakin banayak variasi ukurannya dalam campuran tersebut.
2. Gradasi
Gradasi agregat ditentukan oleh analisis saringan, dimana contoh agregat
harus memenuhi satu set saringan. Gradasi agregat dapat dibedakan atas beberapa
jenis, di antaranya :
a) Gradasi seragam (uniform graded) atau gradasi terbuka (open graded)
adalah gradasi agregat dengan ukuran hampir sama. Gradasi seragam
disebut juga gradasi terbuka atau open graded karena hanya
mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak
rongga/ruang kosong antar agregat. Campuran beraspal yag dibuat
dengan gradasi ini bersifat porous atau memiliki permeabilitas yang
tinggi, stabilitas rendah, dan memiliki berat isi yang kecil.
b) Gradasi rapat (dense graded) adalah gradasi agregat di mana terdapat
butiran dari agregat kasar sampai halus sehingga sering juga disebut
gradasi menerus, atau gradasi baik (well graded). Campuran dengan
gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedap air, dan
memiliki berat isi yang besar.
c) Gradasi senjang (gap graded) adalah gradasi agregat di mana ukuran
agregat yang ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada
atau jumlahnya sedikit sekali. Campuran agregat dengan gradasi ini
memiliki kualitas peralihan dari kedua gradasi yang disebutkan diatas.
A. Jenis agregat
B. Marshall Test
Marshall adalah merupakan alat penguji campuran beraspal yang
umumnya dilakukan untuk mengetahui kekuatan campuran beraspal yang
digunakan dalam perkerasan lentur jalan raya.
Rancangan campuran berdasarkan metode marshal di temukan oleh Bruce
marshall, prinsip dari metode ini adalah pemeriksaan stabilitas dan kelekatan
(flow)serta analisis ke padatan dan pori dan campuranpadat yang berbentuk
Alat marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring
(cincin penguji) berkapasitas 22.2 kns (5000 lbs) dan flow meter. Proving ring di
gunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flow meter untuk mengukur
kelebihan plastis atau flow.
Prinsip dasar teori marshal adalah pemeriksaan stabilitas dan kelekatan
(flow), sert analisis kepadatan dan pori campuran padat yang terbentuk dan
rancangan campuranberdasarkan metoda marshalyang ditemukan oleh Burce
Marshal.Stabilitas adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima
beban sampai terjadi kelelehan, sedangkan plastisitas (flow) adalah keadaan
perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban runtuh
yang dinyatakan dalam mm atau 0,01.
Hubungan antara stabilitas dan flow adalah berbanding lurus, semakin
besar stabilitas maka semakin besar juga flownya begitu juga sebaliknya.
Pengujian Marshall untuk mendapatkan stabilitas dan flow mengikuti prosedur
SNI 06-2489-1991 atau AASHTO T-245,90. Metode Marshall dikembangkan
untuk rancangan campuran aspal beton. Menurut AASHTO menetapkan 3 buah
benda uji untuk setiap kadar aspal yang digunakan. Agregat didalam pada
temperatur 105˚C-110 ˚C. Secara garis besar pengujian Marshall meliputi :
1. Persiapan benda uji
2. Penentuan berat jenis bulk benda uji
3. Perhitungan sifat volumetric benda uji.